Anda di halaman 1dari 51

Intrumentation Systems

1
KONSEP DASAR SISTEM INSTRUMENTASI

2
Elemen Sistem Instrumentasi

Sensor: e.g. thermocouple, strain gauge / usually linear/ primary or complete (thermometer)

VCE: convenience, e.g. R>>V (strain gauge/bridge)


SPE: improve quality, e.g. op.amp for thermocouples (mV)
❑Transmission: for convenience or accessibility
❑Signal can be displayed or fedback to automatic control system
3
Transducer

1. Temperatur
Platinum Resistance, Thermistor, Thermocouple, Solid-State

2. Pressure
Diaphragm, Bourdon Tube, Bellow, Strain Gauge, Piezo
3. Flow
Flow Nozzle, Electromagnetic, Turbin-Type, Ultrasonic
4. Diplacement
Variable resistance, Variable inductance (LVDT), Variable
capasitance
SENSOR THERMIS
THERMOCOUPLES
• Terdiri dari dua konduktor yang berbeda jenis, yang disambungkan
pada kedua ujungnya
• Ujung-ujung dari thermocouple disebut junctions
• Bila terjadi perbedaan temperatur dikedua junctions maka akan ada
arus listrik yang mengalir atau tegangan emf, e (nilai tipikal e 0.001-
0.004mV/K )
• Besar tegangan emf e sebanding dengan beda temperatur dikedua
juntions
Thermocouples
Bahan Thermocouple :
Bismuth, Constantan, Alumel (Nikel),
Platimum, Alumunium, Rhodium, Copper
Gold, Iron, Chromel, SIlicon
Thermal emf,s some type of
Thermocouples
RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR (RTD)

DETECTOR INI TERBUAT DARI BAHAN LOGAM ATAU


PADUAN LOGAM
• RESISTANSI DARI RTD BERUBAH TERHADAP
PERUBAHAN TEMPERATURE
• KOEFISIEN PERUBAHAN RESISTANSI POSITIP (PTC)
• NILAI RESISTANSI RTD UMUMNYA 100 OHM (PT 100) ,
TETAPI ADA JUGA RTD DENGAN RESISTANSI 50OHM
DAN 1000 OHM
• COCOK DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR
TEMPERATUR DALAM PIPA
RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR (RTD)

RELASI ANTARA PERUBAHAN RESISTANSI RTD TERHADAP TEMPERATUR :

RT = Ro (1 + A1T + A2T2 + . . . )

DI MANA Ro ADALAH RESISTANSI PADA 0OK


RT ADALAH RESISTANSI PADA T OK
A1 DAN A2 KONSTANTA YANG NILAI NYA
BERGANTUNG PADA JENIS BAHAN RTD
RTD Jenis & Karakteristik
 Thermistors
◦ use materials with a high thermal coefficient of resistance
◦ sensitive but highly non-linear
THERMISTOR (NTC)
• TERBUAT DARI BAHAN SEMIKONDUKTOR
• MEMPUNYAI KOEFISIEN TEMPERATUR NEGATIF
• PERUBAHAN RESISTANSI TERHADAP TEMPERATUR TIDAK LINIER

RT = RO EXP (B(1/T – 1/TO)

DI MANA RT RESISTANSI PADA T0K, RO RESISTANSI PADA 0OK DAN B KONSTANTA

12
THERMISTOR (NTC)
PERBANDINGAN ANTARA RTD DAN NTC

• RTD KURANG SENSITIF DIBANDINGKAN DENGAN NTC


• PERUBAHAN RESISTANSI RTD JAUH LEBIH KECIL DARI
NTC
• NTC COCOK DIGUNAKAN UNTUK PENGUKURAN
TEMPERATUR YANG RELATIF RENDAH
14
Perbandingan Karakteristik Thermocouple, RTD dan Thermistor

15
PENGUKURAN TEKANAN
METODA PENGUKURAN TEKANAN DILAKUKAN SECARA TIDAK LANGSUNG
YAITU MELALUI SIMPANGAN ATAU DEFLEKSI DARI ELEMEN MEKANIK
TERDAPAT DUA SENSOR YANG MEMBENTUK TRANSDUSER INI, YAITU ELEMEN
MEKANIK UNTUK MENDAPATKAN PERUBAHAN SIMPANGAN ATAU DEFLEKSI

ELEMEN MEKANIK YANG UMUM DIGUNAKAN ADALAH :


• BELLOWS
• DIAPHRAGMA
• TABUNG BOURDON
• PISTON
Hubungan antara tekanan Absolut, gauge
Force and Pressure Transducers
Spring type devais, bourdon tube
Pressure Gauge, Strain Gauge, Piezoelektrik

Spring type Pressure Sensor


Force Sensors
• Strain gauge
• stretching in one direction increases the resistance of the device,
while stretching in the other direction has little effect
• can be bonded to a surface to measure strain
• used within load cells and pressure sensors

Direction of sensitivity
Pressure Transducer

Pressure-to-
displacement
transducers

a. capsule
b. bellows
c. simple Bourdon
d spiral
e. helix

20
Pressure Transducer

LVDT sensing
pressure transducers

a. Bourdon tube
b. capsule
Piezoelektrik
PENGUKURAN FLOW
BESARAN UKUR DAPAT BERUPA : KECEPATAN ATAU LAJU
ALIRAN, LAJU VOLUMETRIK DAN LAJU ALIRAN MASSA
LAJU ALIRAN VOLUME DAPAT DIHITUNG DARI LAJU
ALIRAN, LUAS PENAMPANG DAN JENIS ALIRAN

METODA UMUM DALAM PENGUKURAN LAJU ALIRAN FLUIDA


ATAU FLOW ADALAH DENGAN MEMASANG RESITRIKSI ATAU
PENGHALANG DALAM PIPA DAN MENGUKUR PERBEDAAN
TEKANAN YANG TERJADI
Q = KP

CARA LAIN DALAM MENGUKUR LAJU ALIRAN FLUIDA ADALAH


DENGAN MEMASANG PELAMPUNG KE DALAM PIPA
(ROTAMETER) ATAU MEMASUKAN TURBIN KECIL
Flow Transducer
Electromagnetic
Spin-type transducer
Flow Transducer

Differential
pressure
flow sensors

a. orifice plate
b. ventury
c. pitot tube
Flow Transducer

Ultrasonic
flow
transducer
PENGUKURAN LEVEL
ADA TIGA METODA YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM
PENGUKURAN LEVEL, YAITU :
• MEKANIKAL
• ELEKTRIKAL
• ULTRASONIK

• MEKANIKAL
MENGGUNAKAN PELAMPUNG, SEBAGAI SENSOR PERTAMA, YANG
DIHUBUNGKAN DENGAN LVDT ATAU POTENSIOMETER, SEBAGAI
SENSOR KE DUA, UNTUK MENDAPATKAN KELUARAN BERUPA
TEGANGAN ELEKTRIK
• ELEKTRIKAL
MENGGUNAKAN SENSOR KAPASITIF
• ULTRASONIK
MEMANFAATKAN WAKTU PANTUL GELOMBANG ULTRASONIK
Level Transducer

Level
transducer

a. float switch
b. photoelectric

28
29
Level Transducer

Ultrasonic Level sensor


Elemen Sensing
 Macam output sinyal sistem pengukuran, yaitu sinyal elektrik (mA
atau V) dan sinyal pneumatic, bentuk sinyal hidraulik.
 Pemilihan sinyal pengukuran sangat ditentukan oleh jenis controller
yang akan dipakai. Kalau controller yang dipakai dari jenis elektronik,
tentu akan dipilih sinyal elektrik. Kalau dipilih controller pneumatik,
tentu sinyal yang dipilih juga sinyal pneumatik. Untuk
menterjemahkan sinyal sistem pengukuran dari sensing element
menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh controller, dibutuhkan
sebuah unit yang disebut transmitter
KONSEP TRANSMITTER

Input Message Message Transmitted Received Message


Output Message
(Analog/ Digital) signal Signal Signal Signal

Communication
System
Input Communication Output
Transmitter Receiver
Tranducer Channel Tranducer

Tambahan Noise,
Carrier wave Interferensi dan gangguan
Proses : lainnya
Multiplexing Proses :
Modulation Demultiplexing
Demodulation
 Pengertian Transmitter
• Memproses dan memodifikasi input signal agar dapat ditransmisikan secara
efisien melalui communication channel
• Operasi pemrosesan sinyal meliputi multiplexing, penguatan (amplification),
penyaringan (filtering) dan modulasi
• Modulasi merupakan proses yang terpenting, yaitu menyesuaikan karakteristik
sinyal dengan communication channel melalui penggunaan gelombang pembawa
(carrier wave)
• Tekanan transduser adalah alat yang mengkonversi kekuatan mekanik tekanan
menjadi energi listrik. Energi listrik ini menjadi sebuah sinyal keluaran yang
linear dan sebanding dengan tekanan yang diberikan. Transduser tekanan sangat
mirip dengan sensor tekanan dan transmiter. Bahkan, transduser dan transmiter
hampir sama. Perbedaan antara mereka adalah jenis masing-masing mengirimkan
sinyal listrik. Sebuah transduser mengirim sinyal dalam volt (V) atau millivolt per
volt (mV / V), dan sebuah pemancar mengirimkan sinyal di milliamps (mA).
Standarisasi
 Sebagai standardisasi, sinyal yang keluar dari transmitter, baik elektrik
atau pneumatik, dibuat hanya bekerja pada standar skala tertentu.
 Untuk sinyal pneumatik skala kerjanya 3-15 psig atau 0,2-1 kg/cm2;
dan
 Untuk sinyal elektrik, skala kerjanya ada dalam dua bentuk, yaitu
sinyal arus atau sinyal tegangan.
 Skala kerja sinyal arus selalu 4-20 mA atau sinyal 10-50 mA, dan
 Skala kerja sinyal tegangan agak sedikit bervariasi ada yang 1-5 VDC,
ada yang 0-10 VDC, atau skala-skala lain yang tergantung pada kerja
unit instrumentasi.
 Pada umumnya, sinyal yang keluar dari transmitter elektronik hampir
selalu dalam bentuk sinyal 4-20 mA.

34
SKALA PENGUKURAN
 Dalam ilmu instrumentasi, ada beberapa istilah yang lazim dipakai untuk
menyatakan skala baca. Salah satu di antaranya adalah zero. Istilah zero
dipakai untuk menyatakan titik baca terendah di suatu skala baca.
 Contohnya, thermometer suhu badan memiliki titik zero di 35C. Istilah
yang lain adalah span. Istilah ini dipakai untuk menyatakan jarak antara titik
baca minimum dan titik baca maksimum. Pada contoh thermometer di atas,
span adalah 42C dikurangi 35C, atau sama dengan 7C.
 Didalam praktek, pembacaan semua sinyal sistem pengendalian selalu dinyatakan
dalam bentuk presentasi skala baca. Orang tidak lagi mempedulikan apa unit skala
bacanya, yang akan disebut selalu sinyal 0% sampai 100%. Hal ini dibuat orang
untuk mempermudah pembacaan pda waktu kalibrasi, serta mempermudah
pembahasan kerja sinyal-sinyal di dalam sistem pengendalian. Misalnya terdapat
sebuah pressure transmitter pneumatik dengan range input 0-200 psig dan output
3-15 psig.

35
• Zero transmitter itu adalah 0 psig dan span-nya adalah
200 psig. Selanjutnya, sinyal transmitter biasanya
dinyatakan dalam persentasi skala baca sebagai berikut :
• Contoh lain misalnya sebuah temperature transmitter elektronik dengan range
input 1000C - 1500C. Output temperature transmitter itu adalah 4-20 mA.
Zero dan span transmitter tersebut masing-masing adalah 1000C - 500C.
Dalam unit persentasi, sinyal-sinyal transmitter itu dapat dinyatakan dalam
persentasi skala baca sebagai berikut :

37
KESALAHAN BACA
 ketidakcocokan atau kekeliruan hubungan satu sinyal dengan sinyal lain,
seperti yang diterangka di atas, lazim disebut error. Akan tetapi jangan
samakan istilah error di sini dengan istilah error yang berarti set point
dikurangi measurement variable. Artikan kata error di sini sebagai
kesalahan baca. Ada banyak macam error yang terjadi pada unit-unit
instrumentasi, antara lain accuracy (ketelitian), linearity (linearitas),
hysteresis, dead band, dead zone, saturation, dan repeatability.
Error
• Error adalah selisih antara nilai yang sebenarnya dan nilai pengukuran (bila digunakan
untuk menyatakan hasil suatu pengukuran)

atau

• Error adalah selisih antara nilai yang sebenarnya dan nilai yang diinginkan/nilai acuan/set
point (bila digunakan untuk menyatakan variabel yang dikontrol dalam suatu sistem kontrol).
What are transmitters?

Transmitter adalah perangkat yang mengkonversi pembacaan dari sensor primer atau
transduser menjadi sinyal standar dan mengirimkan sinyal ke monitor atau controller.
Metode yang berhasil mentransmisi kan data ke ruang kontrol tercantum di bawah ini

Types of signals used by transmitters:


There are three kinds of signals that are present in the process industry to transmit the
reading of a process variable from the instrument to the centralized control system.
These are,

1. Pneumatic signals

2. Analog signals

3. Digital signals
Pneumatic sinyal:

Ini adalah sinyal yang dihasilkan dengan mengubah tekanan udara dalam pipa sinyal
sebanding dengan perubahan yang diukur dalam variabel proses.
Rentang sinyal pneumatik yang merupakan standar industri yang umum adalah 3-15
psig. Nilai 3 sesuai dengan kisaran nilai lebih rendah (LRV) dan 15 sesuai dengan nilai
kisaran atas (URV). Hal ini masih merupakan tipe sinyal yang sangat umum digunakan.
Namun, sejak penemuan instrumen elektronik di tahun 1960-an, biaya yang lebih
rendah, menggunakan kawat sinyal listrik dibanding tabung udara bertekanan,
membuat teknologi sinyal pneumatik kurang populer

40
41
42
Transmitter Sinyal Elektrik

 Transmisi sinyal elektrik, seperti transmisi energi listrik lain,


menggunakan kawat tembaga. Diameter kawat tersebut berkisar
antar 1,5 sampai 2,5 mm. Sedangkan transmisi sinyal pneumatik
hampir selalu menggunakan tabung (pipa kecil).
 Setiap pengukuran pasti membutuhkan sensing element dan juga
transmitter. Namun, kedua unit itu dapat berupa dua bagian
terpisah, misalnya orifice plate dan transmitter, dapat pula berupa
satu bagian integral, misalnya temperature transmitter dengan
sensing bulb-nya. Untuk itu, diagram kotak sistem pengukuran dapat
diwakili oleh satu kotak atau bisa juga oleh dua kotak. Yang jelas,
akan selalu saja ada elemen kotak sistem pengukuran.
SINYAL ANALOG
Ini adalah sinyal listrik yang saat ini atau besarnya tegangan mewakili beberapa
pengukuran fisik atau kuantitas kontrol. Sebuah instrumen sering diklasifikasikan
sebagai "analog" hanya berdasarkan standar menggunakan sinyal analog untuk
mengkomunikasikan informasi, bahkan jika konstruksi internal dan desain instrumen
digital mungkin sebagian besar di alam.

Standar yang paling umum untuk transmisi sinyal analog adalah sinyal arus 4-20 mA.
Dengan sinyal ini, transmimetter mengirimkan arus kecil melalui set kabel. Sinyal yang
dihasilkan adalah semacam mengukur di mana 4 mA mewakili pengukuran serendah
mungkin, atau nol, dan 20 mA merupakan pengukuran tertinggi
Contoh:
Pertimbangkan sebuah proses yang harus dijaga pada 100 ° C. Suhu RTD sensor
dan transmiter yang dipasang di VESSEL proses, dan transmitter diatur untuk
menghasilkan sinyal 4 mA ketika suhu proses berada pada 95 C dan 20 mA
sinyal ketika suhu proses berada pada 105° C. Pemancar akan mengirimkan
sinyal 12 mA saat suhu pada titik 100 ° C, set point.

RTD akan mengalami perubahan resistansi ketika terjadi perubahan suhu,


transmitter output sinyal 4-20 mA yang sebanding dengan perubahan suhu.
Sinyal ditransmisikan dapat dikonversi ke pembacaan suhu atau masukan ke
perangkat kontrol.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai