Anda di halaman 1dari 18

NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA

140310190063

LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA
Pengenalan Instrumen dan Karakteristik

Komponen Pasif

M-1

Oleh:

Nabillah Fa’diyyah Zahra

(140310190063)

LABORATORIUM ELEKTRONIKA

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063

MODUL I
Nama Asisten : Puji Nugraha

Lembar Kerja Praktikum 1. A ( Resistor )


Hasil Pengukuran
 NIELVIS :(tidak memakai NI-ELVIS) Ω
 Multimeter Digital :(tidak memakai ) Ω
 Kode Warna : Ω

Berdasarkan jumlah resistor yang di berikan oleh Asisten, Tentukan :


R1 = orange (3), putih (9), merah (2), hitam (0), coklat (1) = 39 x𝟏𝟎𝟐
= 3900 ohm ,toleransi 0%

R2 = cokelat (1), hitam (0), merah (3), emas (5%) = 10 x 𝟏𝟎𝟐 = 1.000 ohm , toleransi 5%
R3 = cokelat (1), hijau (5), merah (3), emas (5%) = 15 x 𝟏𝟎𝟑 = 1.500 ohm ,toleransi 5%

R seri Ω
:Rs total = R1 + R2 + R3 =
3.900Ω + 1.000 Ω + 1.500 Ω
= 6.400Ω

R pararel 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 Ω
: = + +
𝑹𝒑 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑹𝟏 𝑹𝟐 𝑹𝟑

𝟏 𝟏 𝟏
= + +
𝟑𝟗𝟎𝟎 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝟏𝟓𝟎𝟎
𝟏
= Ω
𝟓𝟐𝟎

Rp total =520 Ω

Tuliskan analisa saudara mengenai hasil dari ketiga pengukuran di atas :

Resisitor adalah salah satu komponen elektronika yang bersifat pasif dimana komponen ini
tidak membutuhkan arus listrik untuk berkerja. Resisitor memiliki sifat menghambat arus listrik dan
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
resistor sendiri memiliki nilai besaran hambatan yaitu ohm dan dituliskan dengan simbol
Ω(ohm).Sesuai dengan nama dan kegunaannya untuk membatasi atau menghambat arus listrik yang
melewatinya dalam suatu rangkaian maka resistor mempunyai sifatresistif (menghambat) yang
umumya terbuat dari bahan ferit.Pada praktikum kali ini kita mempelajari bagaimana caranya
membaca sebuah nilai pada resistor secara manual dengan membaca warna cincinnya. Resistor
memiliki 12 warna dan dari warna itu mewakili nilai-nilai tertentu yang digunakan untuk
perhitungan secara manualdan tiap resistor mempunyai nilai toleransi. Pada resistor pertama
,terdapat lima(5) pita warna ,maka pita ke -1 dan ke 2 merupakan nilai hambatannya ,pita ke-3
adalah pengali,dan pita ke-4 adalah toleransi dan pita ke-5 adalah metalfillm atau bahan-bahan
tertentu.
Pita pertama berwarna orange yang bernilai 3 ,pita kedua berwarna putih yang bernilai 9,pita
ketiga berwarna merah yang bernilai 2 yang merupakan pengali, pita keempat yang berwarna hitam
yaitu toleransi dari resistor yaitu 0%,dan pita kelima yaitu metalfilm atau bahan-bahan tertentu.
Sehingga resistor pertama ini bernilai 3900 ohm ,toleransi 0% . Pada resistor kedua ,terdapat 4 pita
warna ,maka pita ke-1 dan ke-2 merupakan nilai hambatannya ,pita ke-3 adalah pengali,dan pita ke-
4 adalah besar toleransi. Pita pertama yang berwarna coklat yang bernilai 1 ,pita kedua yang
berwarna hitam bernilai 0 ,pita ketiga yang berwarna orange bernilai 3,dan pita keempat yang
berwarna emas besar toleransinya 5%. Sehingga resistor kedua ini bernilai 1.000 ohm , toleransi
5%. Pada resistor ketiga,terdapat empat pita warna ,pita pertama berwarna coklat bernilai 1 ,pita kedua
berwarna hijau bernilai 5,pita ketiga berwarna orange bernilai 3 merupakan pengali,dan pita keempat
berwarna emas yang artinya memiliki toleransi 5 %. Sehingga resistor ketiga ini bernilai 1.500 ohm
,toleransi 5%. Pada praktikum kali ini dapat dilihat bahwa pada rangkaian terdapat resistor pada
komponen pasif listrik,pada penggunaanya jika praktikum ini dilakukan offline resistor digunakan
sebagai penhambat arus untuk mengalir dan diital multimeter akan menunjukan besar resistor yang
terdapat pada rangkaian tersebut.

Lembar Kerja Praktikum 1. B (Kapasitor)


Hasil Pengukuran
 NIELVIS :(tidak memakai NI-ELVIS) F
 Kode Warna :
F

C1 (101) = 100 pF = 𝟏𝟎−𝟏𝟎 F


NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
C2 ( 473) = 47000 nF ± 5% = 47 x 𝟏𝟎−𝟔 F ± 5%
C3 (103) = 10000 nF = 𝟏𝟎−𝟓 F
C4 (104) = 100000 pF = 𝟏𝟎−𝟕 F

C seri:
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
`+ + +
𝑪𝟏 𝑪𝟐 𝑪𝟑 𝑪𝟒
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
`+ + + −𝟕
𝟏𝟎−𝟏𝟎 𝐅 −𝟔 −𝟓
𝟒𝟕 𝐱 𝟏𝟎 𝐅 𝟏𝟎 𝐅 𝟏𝟎 𝑭
= 1001012128 F
= 1,001 x 𝟏𝟎𝟏𝟎 F

C pararel:
C tot= C1 + C2 + C3 + C4
= 𝟏𝟎−𝟏𝟎 F+ 47 x 𝟏𝟎−𝟔 F+ 𝟏𝟎−𝟓 F+ 𝟏𝟎−𝟕 F
= 5,71 x 𝟏𝟎−𝟓 F

Tuliskan Analisa saudara mengenai hasil dari ketiga pengukuran di atas:


Pada kapasitor pertama ,tertera angka 101 artinya kapasitor tersebut bernilai 10
𝑥 101 ,serta berwarna coklat yang artinya satuannya adalah pF. Pada kapasitor
kedua,tertera tulisan T43J2E, artinya kapasitor tersebut memiliki nilai kapasitansi
sebesar 47 x 103 dari angka (473), J disana menunjukan besar toleransi dari kapasitor
yaitu sebesar ± 5% , dan 2E disana menunjukan besar voltase yaitu 250 V. Pada
kapasitor kedua,tertera angka 103,artinya kapasitor tersebut bernilai 10 x 103 serta
berwarna biru artinya satuannya adalah nF , terdapat keterangan 2 kV yang artinya
kapasitor tersebut mampu menyimpan tegangan hingga sebesar 2000 V . Pada
kapasitor keempat,tertera angka 104 dan berwarna coklat,artinya kapasitor tersebut
memiliki kapasitansi sebesar 10 x 104 pF. Kapasitor sebagai komponen pasif listrik
dimana kapasitor pada sebuah rangkaian digunakan sebagai penyimpan muatan
listrik,arus yang mengalir pada rangkaian akan mengisi kapasitor hingga penuh baru
kemudian arus akan mengalir. Pada praktikum ini jika dilakukan offline saat arus
mengalir pada kapasitor digital multimeter akan menunjukan besar kapasitansi.
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063

Lembar Kerja Praktikum 1.C ( Induktor )


Hasil Pengukuran
 NIELVIS :- mH
 Kode Angka : mH

Berdasarkan jumlah induktor yang di berikan oleh Asisten, Tentukan :


L1 = 220 𝝁𝑯 = 220 x 𝟏𝟎−𝟑 mH
L2 = 470 𝝁𝑯 = 470 x 𝟏𝟎−𝟑 mH
L seri : L total = L1 + L2 mH

= 220 x𝟏𝟎−𝟑 mH + 470 x


𝟏𝟎−𝟑 mH
= 690 x 𝟏𝟎−𝟑 mH
=0,69 mH

L pararel mH
: 1/Ltotal
𝟏 𝟏
= +
𝑳𝟏 𝑳𝟐
𝟏 𝟏
= +
𝟎,𝟐𝟐 𝒎𝑯 𝟎,𝟒𝟕𝒎𝑯

= 0,149mH

Tuliskan Analisa saudara mengenai hasil dari ketiga pengukuran di atas:


Pada induktor pertama ,tertera angka 221 yang artinya induktor tersebut memiliki besar
induktansi sebesar 22 𝑥101 𝜇𝐻. Sedangkan pada induktor kedua , memiliki besar induktansi
sebesar 470 𝜇𝐻 . Dalam menentukan besar induktansi dapat dilihat dari kode warna dan kode angka.
Induktor merupakan komponen elektronika pasif yang terdiri dari susunan kawat tembaga yang
dilapisi isolator yang membentuk kumparan induktor yang dapat menyimpan energi dalam bentuk
medan magnet.
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063

Lembar Kerja Praktikum 1.D ( Impedansi RLC )


Data :
Resistansi : 2 Ω
Kapasitansi : 100 mikro farad = 𝟏𝟎−𝟒 Farad F
Induktansi : 20 mikro henry = 2 x 𝟏𝟎−𝟓 H H
Omega (𝝎) : 𝟔𝟐𝟖
Berdasarkan data di atas tentukan nilai Zimpedansi serta diagram fasornya
𝟏 𝟏
𝑿𝑳 = 𝝎𝑳 = 𝟔𝟐𝟖𝟎 × 𝟐 𝐱 𝟏𝟎−𝟓 = 𝟏𝟐𝟓𝟔𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟓 Ω 𝑿𝑪 = = = 𝟏, 𝟓𝟗𝟐 Ω
𝝎𝑪 𝟔𝟐𝟖𝟎 𝑿𝟏𝟎−𝟒

Impendansi
𝒁 = √𝑹𝟐 + (𝑿𝑳 − 𝑿𝑪 )𝟐
𝒁 = √𝟐𝟐 + (𝟏𝟐𝟓𝟔𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟓 − 𝟏, 𝟓𝟗𝟐)𝟐
𝒁 = √𝟒 + (−𝟏, 𝟒𝟔𝟔𝟒)𝟐
𝒁 = √𝟔, 𝟏𝟓
𝒁 = 𝟐, 𝟒𝟕𝟗𝟗𝟖.. Ω
Z = 2,48 Ω

Tuliskan analisa saudara dari data yang diperoleh :

Pada rangkaian RLC Gambar 1 yang tertera dibawah terdapat resistor, kapasitor, dan induktor
yang disusun secara seri sebagai komponen pasif elektronika, Sumber tegangan AC, dan multimeter
digital. Ketiga komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Jika pada praktikum ini offline
dan memakai multimeter digital yang terdapat pada rangkaian akan menunjukkan besar dari
impedansi pada rangkaian tersebut. Grafik yang dihasilkan dari rangkaian tersebut merupakan
grafik sinusoida. Hal ini disebabkan karena sumber tegangan yang digunakan pada rangkaian
tersebut merupakan sumber tegangan AC.
Rangkaian seri RLC pada arus bolak-balik terdiri dari resistor (R), induktor (L) dan
kapasitor (C) yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC dan disusun secara seri.
Hambatan yang dihasilkan oleh resistor disebut resistansi, hambatan yang dihasilkan oleh induktor
disebut reaktansi induktif (XL), dan hambatan yang dihasilkan oleh kapasitor disebut reaktansi
kapasitif (XC). Ketiga besar hambatan tersebut ketika digabungkan dalam disebut impedansi (Z)
atau hambatan total. Ketiga hambatan tersebut (R, XL dan XC) mengalir arus (i) yang sama
sehingga diagram fasor arus diletakkan pada t=0. Tegangan pada resistor (VR) berada pada fasa
yang sama dengan arus, tegangan (VL) pada reaktansi induktif (XL) mendahului arus sejauh 90º, dan
tegangan (VC) pada reaktansi kapasitif (XC) tertinggal oleh arus sejauh 90º. Data-data diatas saya
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
dapatkan dari data sekunder pada video seperti omega dan frekuensi. Pada rangkaian ini dilihat
dari rangkaiannya pada Gambar 2 dan dilihat dari sudutnya, RLC bersifat kapasitif karena
sudutnya negatif dan fase arus(i) mendahului fase tegangan .

𝑽𝑳 𝑿𝑳
Type equation here.

𝑿𝑳 𝑽𝑹
I max
R
𝞱
𝑿𝑪
𝞱
V max
Z
𝑽𝑪 𝑿𝑪

𝑿𝑪 > 𝑿𝑳
Maka rangkaian bersifat kapasitif

Rangkaian RLC pada qucs

Nabillah

Gambar 1. Rangkaian RLC


NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063

I. Rangkaian

1.1 Rangkaian Dasar

a) Node analysis dengan sumber arus

𝟑 = −𝟓 + 𝒊𝟐 + 𝒊𝟏

−𝟓 + 𝒊𝟐 = 𝒊𝟑

𝟑−𝟎 𝒗𝟏 − 𝒗𝟐 𝒗𝟐 − 𝟎
𝒊𝟏 = , 𝒊𝟐 = , 𝒊𝟑 =
𝟒 𝟖 𝟓

𝟏 𝟏 𝟏
𝟑 + 𝟓 = 𝒗𝟏 ( + ) − 𝒗𝟐 ( )
𝟒 𝟖 𝟖

𝟑 𝟏
𝟖 = 𝒗𝟏 ( ) − 𝒗𝟐 ( )
𝟖 𝟖

𝟑𝒗𝟏 − 𝒗𝟐
𝟖=
𝟖

𝟔𝟒 = 𝟑𝒗𝟏 − 𝒗𝟐 (1)

𝟏 𝟏 𝟏
𝟓 = 𝒗𝟏 ( ) + 𝒗𝟐 (− − )
𝟖 𝟖 𝟓

𝒗𝟏 𝟏𝟑𝒗𝟐
𝟓= −
𝟖 𝟒𝟎

𝟐𝟎𝟎 = 𝟓𝒗𝟏 − 𝟏𝟑𝒗𝟐 (2)

𝒗𝟏 = 𝟐𝟑, 𝟒𝟓 𝑽𝒐𝒍𝒕

𝒗𝟐 = 𝟔. 𝟑𝟓 𝑽𝒐𝒍𝒕
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063

b) Node analysis dengan menggunakan sumber tegangan dan arus

𝟕 = 𝒊𝟐 + 𝒊𝟑 + 𝟑
𝑽𝟏 𝑽𝟐
𝟕= + +𝟑×𝟔
𝟔 𝟐
𝟒𝟐 = 𝑽𝟏 + 𝟑𝑽𝟐 + 𝟏𝟖
𝟒𝟐 − 𝟏𝟖 = 𝑽𝟏 + 𝟑𝑽𝟐
𝑽𝟏 + 𝟑𝑽𝟐 = 𝟐𝟒
𝟒𝑽𝟐 + 𝟑 = 𝟐𝟒
𝟐𝟏
𝑽𝟐 =
𝟒
𝑽𝟐 = 𝟓, 𝟐𝟓 𝒗𝒐𝒍𝒕
𝑽𝟏 = 𝟓, 𝟐𝟓 + 𝟑
𝑽𝟏 = 𝟖, 𝟐𝟓 𝒗𝒐𝒍𝒕
𝟖, 𝟐𝟓 − 𝟓, 𝟐𝟓
𝒊𝟏 =
𝟏𝟐
𝒊𝟏 = 𝟎, 𝟐𝟓 𝑨
𝟖, 𝟐𝟓
𝒊𝟐 =
𝟑
𝒊𝟐 = 𝟐, 𝟕𝟓 𝑨
𝟓, 𝟐𝟓
𝒊𝟑 =
𝟐
𝒊𝟑 = 𝟐, 𝟔𝟑 𝑨
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063

c) Mesh analysis dengan menggunakan sumber tegangan

𝟏𝟎 − 𝟑(𝑰𝟏 − 𝑰𝟑) − 𝟒(𝑰𝟏 − 𝑰𝟐) = 𝟎

−𝟒(𝑰𝟐 − 𝑰𝟏) − 𝟓(𝑰𝟐 − 𝑰𝟑) − 𝟑𝟓 = 𝟎

−𝟏𝟎𝑰𝟑 − 𝟓(𝑰𝟑 − 𝑰𝟐) − 𝟑(𝑰𝟑 − 𝑰𝟏) = 𝟎

Loop 1 :

𝟏𝟎 − 𝟑𝑰𝟏 + 𝟑𝑰𝟑 − 𝟒𝑰𝟏 + 𝟒𝑰𝟐 = 𝟎


−𝟑𝑰𝟏 + 𝟑𝑰𝟑 − 𝟒𝑰𝟏 + 𝟒𝑰𝟐 = −𝟏𝟎
−𝟕𝑰𝟏 + 𝟒𝑰𝟐 + 𝟑𝑰𝟑 = −𝟏𝟎 ( 𝟏)

Loop 2 :

−𝟒𝑰𝟐 + 𝟒𝑰𝟏 − 𝟓𝑰𝟐 + 𝟓𝑰𝟑 − 𝟑𝟓 = 𝟎


−𝟒𝑰𝟐 + 𝟒𝑰𝟏 − 𝟓𝑰𝟐 + 𝟓𝑰𝟑 = 𝟑𝟓
𝟒𝑰𝟏 − 𝟗𝑰𝟐 + 𝟓𝑰𝟑 = 𝟑𝟓 ( 𝟐)

Loop 3 :

−𝟏𝟎𝑰𝟑 − 𝟓𝑰𝟑 + 𝟓𝑰𝟐 − 𝟑𝑰𝟑 + 𝟑𝑰𝟏 = 𝟎


𝟑𝑰𝟏 + 𝟓𝑰𝟐 − 𝟏𝟖𝑰𝟑 = 𝟎 (𝑷𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂𝒂𝒏 𝟑)
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063

−𝟕 𝟒 𝟑
𝑫 = | 𝟒 −𝟗 𝟓 | = 𝟏𝟑𝟖𝟕
𝟑 𝟓 −𝟏𝟖
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑰𝟏
−𝟏𝟎 𝟒 𝟑
𝑫𝒙 = | 𝟑𝟓 −𝟗 𝟓 | = 𝟒𝟗𝟏𝟓
𝟎 𝟗 −𝟏𝟖
𝑫𝒙 𝟒𝟗𝟏𝟓
𝑰𝟏 = = = 𝟑, 𝟓 𝑨
𝑫 𝟏𝟑𝟖𝟕
−𝟕 −𝟏𝟎 𝟑
𝑫𝒚 = 𝟒 𝟑𝟓 𝟓 = 𝟑𝟑𝟎𝟎
𝟑 𝟎 −𝟏𝟖
𝑫𝒚 𝟑𝟑𝟎𝟎
𝑰𝟐 = = = 𝟐, 𝟒 𝑨
𝑫 𝟏𝟑𝟖𝟕
−𝟕 𝟒 −𝟏𝟎
𝑫𝒛 = 𝟒 −𝟗 𝟑𝟓 = 𝟏𝟕𝟏𝟓
𝟑 𝟓 𝟎
𝑫𝒛 𝟏𝟕𝟏𝟓
𝑰𝟑 = = = 𝟏, 𝟐𝟒 𝑨
𝑫 𝟏𝟑𝟖𝟕

d) Mesh analysis dengan menggunakan sumber tegangan dan sumber arus

𝑰𝟏 = 𝟔 + 𝑰𝟐
𝟏𝟐 − 𝟒(𝑰𝟏 − 𝑰𝟑) − 𝟐(𝑰𝟐 − 𝑰𝟑) − 𝟐𝑰𝟐 = 𝟎
−𝟔𝑰𝟑 − 𝟒(𝑰𝟑 − 𝑰𝟐) − 𝟐(𝑰𝟑 − 𝑰𝟏) = 𝟎
𝟒𝑰𝟏 + 𝟒𝑰𝟑 − 𝟐𝑰𝟐 + 𝟐𝑰𝟑 − 𝟐𝑰𝟐 = −𝟏𝟐
𝟒𝑰𝟏 − 𝟒𝑰𝟐 + 𝟔𝑰𝟑 = −𝟏𝟐( 𝟏)
−𝟔𝑰𝟑 − 𝟒𝑰𝟑 + 𝟒𝑰𝟐 − 𝟐𝑰𝟑 + 𝟐𝑰𝟏 = 𝟎
𝟐𝑰𝟏 + 𝟒𝑰𝟐 − 𝟏𝟐𝑰𝟑 = 𝟎( 𝟐)

𝑰𝟐 = 𝟐, 𝟒 𝑨
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
𝑰𝟑 = 𝟎, 𝟐 𝑨
𝑰𝟏 = 𝟖, 𝟒 𝑨

1.2 Rangkaian Lanjutan

a) Node inspection

𝟒𝟏⁄ 𝟏 −𝟏⁄
𝟔𝟎 − ⁄𝟑 𝟏𝟎 𝑽𝟏 𝟎
−𝟏⁄ 𝟏𝟏⁄ −𝟏⁄ [𝑽𝟐] = ⌈𝟎⌉
𝟑 𝟏𝟓 𝟓
−𝟏⁄ −𝟏⁄ 𝟐⁄ 𝑽𝟑 𝟒
[ 𝟏𝟎 𝟓 𝟓 ]

𝟏 𝟏 𝟏 𝟏𝟓 + 𝟐𝟎 + 𝟔 𝟒𝟏
𝑮𝟏𝟏 = + + = =
𝟒 𝟑 𝟏𝟎 𝟔𝟎 𝟔𝟎

𝟏 𝟏 𝟏 𝟓 + 𝟑 + 𝟑 𝟏𝟏
𝑮𝟐𝟐 = + + = =
𝟑 𝟓 𝟓 𝟏𝟓 𝟏𝟓

𝟏 𝟏 𝟏 𝟏+𝟐+𝟏 𝟒 𝟐
𝑮𝟑𝟑 = + + = = =
𝟏𝟎 𝟓 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟓

−𝟏
𝑮𝟏𝟐 = 𝑮𝟐𝟏 =
𝟑

−𝟏
𝑮𝟐𝟑 = 𝑮𝟑𝟐 =
𝟓

−𝟏
𝑮𝟏𝟑 = 𝑮𝟑𝟏 =
𝟏𝟎
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
𝟒𝟏⁄ 𝟏 −𝟏⁄ 𝟒𝟏⁄ 𝟏
𝟔𝟎 − ⁄𝟑 𝟏𝟎 𝟔𝟎 − ⁄𝟑
−𝟏⁄ 𝟏𝟏⁄ −𝟏⁄ −𝟏⁄ 𝟏𝟏⁄
𝟑 𝟏𝟓 𝟓 𝟑 𝟏𝟓
−𝟏⁄ −𝟏⁄ 𝟐⁄ −𝟏⁄ −𝟏⁄
[ 𝟏𝟎 𝟓 𝟓 ] 𝟏𝟎 𝟓

𝑫 = 𝟎, 𝟏𝟖𝟕 − (𝟎, 𝟎𝟑𝟓 + 𝟎, 𝟎𝟒𝟒) = 𝟎. 𝟏𝟎𝟖

𝑫𝒙
𝑽𝟏 =
𝑫

𝟎 − 𝟏⁄𝟑 −𝟏⁄ 𝟏
𝟏𝟎 𝟎 − ⁄𝟑
𝟎 𝟏𝟏⁄𝟏𝟓 −𝟏⁄ 𝟎 𝟏𝟏⁄
𝟓 𝟏𝟓
−𝟏⁄ 𝟐⁄ −𝟏
[𝟒 𝟓 𝟓 ]𝟒 ⁄𝟓

𝑫𝒙 = 𝟎. 𝟐𝟔𝟕 − (−𝟎, 𝟐𝟗𝟑) = 𝟎, 𝟓𝟔

𝑫𝒙 𝟎, 𝟓𝟔
𝑽𝟏 = = = 𝟓, 𝟏𝟖𝟓 𝑽
𝑫 𝟎, 𝟏𝟎𝟖

𝑫𝒚
𝑽𝟐 =
𝑫

𝟒𝟏⁄ −𝟏⁄ 𝟒𝟏⁄


𝟔𝟎 𝟎 𝟏𝟎 𝟔𝟎 𝟎
−𝟏⁄ −𝟏⁄ −𝟏⁄
𝟑 𝟎 𝟓 𝟑 𝟎
−𝟏 𝟐⁄ −𝟏
[ ⁄𝟏𝟎 𝟒 𝟓 ] ⁄𝟏𝟎 𝟒

𝑫𝒚 = 𝟎. 𝟏𝟑𝟑 − (−𝟎, 𝟓𝟒𝟕) = 𝟎, 𝟔𝟖

𝑫𝒚 𝟎, 𝟔𝟖
𝑽𝟐 = = = 𝟔, 𝟐𝟗𝟔 𝑽
𝑫 𝟎, 𝟏𝟎𝟖

𝑫𝒛
𝑽𝟑 =
𝑫

𝟒𝟏⁄ 𝟏 𝟒𝟏⁄ 𝟏
𝟔𝟎 − ⁄𝟑 𝟎 𝟔𝟎 − ⁄𝟑
−𝟏⁄ 𝟏𝟏⁄ −𝟏⁄ 𝟏𝟏⁄
𝟑 𝟏𝟓 𝟎 𝟑 𝟏𝟓
−𝟏⁄ −𝟏⁄ −𝟏 −𝟏
[ 𝟏𝟎 𝟓 𝟒] ⁄𝟏𝟎 ⁄𝟓

𝑫𝒛 = 𝟐, 𝟎𝟎𝟒 − (𝟎, 𝟒𝟒𝟒) = 𝟏, 𝟓𝟔

𝑫𝒛 𝟏, 𝟓𝟔
𝑽𝟑 = = = 𝟏𝟒, 𝟒𝟒
𝑫 𝟎, 𝟏𝟎𝟖
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
1.3 Teorema Rangkaian

A ) Thevennin Theorema

𝒊𝟏 + 𝟓 = 𝒊𝟐

𝒊𝟐 = 𝒊𝟑

𝒊𝟏 + 𝟓 = 𝒊𝟑

𝟏𝟎 − 𝑽𝒕𝒉 𝑽𝒕𝒉
( +𝟓= ) 𝒙 𝟒𝟎
𝟐𝟎 𝟖

𝟐𝟎 − 𝟐𝑽𝒕𝒉 + 𝟐𝟎𝟎 = 𝟓𝑽𝒕𝒉

𝟐𝟐𝟎 = 𝟕𝑽𝒕𝒉

𝑽𝒕𝒉 = 𝟑𝟏, 𝟒𝟐 𝑽𝒐𝒍𝒕

𝑹𝒕𝒉 = 𝟐𝟎 + 𝟓||𝟖

𝑹𝒕𝒉 = 𝟐𝟎 + 𝟑. 𝟎𝟕

𝑹𝒕𝒉 = 𝟐𝟑. 𝟎𝟕 𝒐𝒉𝒎

𝑹𝒍
𝑽𝒂𝒃 = 𝒙 𝑽𝒕𝒉
𝑹𝒍 + 𝑹𝒕𝒉

𝟔𝟎
𝑽𝒂𝒃 = 𝒙 𝟑𝟏. 𝟒𝟐
𝟔𝟎 + 𝟐𝟑. 𝟎𝟕

𝑽𝒂𝒃 = 𝟐𝟐. 𝟑𝟐 𝒗𝒐𝒍𝒕


NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
b) Norton Theorema

Loop1 :

𝑰𝟏 = 𝟓𝑨

Loop2 :

𝟏𝟎 − 𝟐𝟎(𝑰𝟐 − 𝑰𝟏) − 𝟓𝑰𝟐 − 𝟔𝑰𝟐 − 𝟑𝑰𝟐 = 𝟎

𝟏𝟎 − 𝟑𝟒𝑰𝟐 + 𝟐𝟎𝑰𝟏 = 𝟎

𝟏𝟎 − 𝟑𝟒𝑰𝟐 + 𝟐𝟎(𝟓) = 𝟎

𝟏𝟏𝟎 = 𝟑𝟒 𝑰𝟐

𝑰𝟐 = 𝟑. 𝟐𝟑 𝑨

Dengan I2 = Isc(SourceCut) = IN

𝑹𝑵 = 𝟔||(𝟐𝟎 + 𝟓 + 𝟑)

𝑹𝑵 = 𝟔||𝟐𝟖

𝑹𝑵 = 𝟒. 𝟗𝟒 𝒐𝒉𝒎
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063

II. Analisa
Pada praktikum elektornika dasar modul 1, yang berjudul “Pengenalan
Instrumen dan Karakteristik Komponen Pasif” yang bertujuan untuk memahami dasar-
dasar penggunaan NI ELVIS I dan memahami tentang jenis komponen dalam
rangkaian elektronika dan analitik rangkaian. Pada praktikum ini, alat yang digunakan
berupa NI ELVIS I, Resistor, Kapasitor, Induktor, serta Probe dan Perkabelan.
Praktikum ini diawali dengan pembahasan- pembahasan teori awal dan dilakukannya
pengukuran nilai resoistor dengan menggunakan metode gelang warna, nilai kapasitor,
nilai inductor, dan nilai rangkaian RLC dengan bantuan alat NI ELVIS I. Pada
praktikum ini prosedur dilakukan melalui pembahasan video dan data yang didapat
merupakan data sekunder, bukan data dari hasil percobaan langsung.

Pembacaan resistor dengan gelang warna dilakukan dengan cara, pita 1, 2


menunjukan nilai hambatan ,pita 3 adalah pengali,pita 4 adalah toleransi,dan pita 5
adalah metalfilm.

Untuk pembacaan komponen kapasitor dilakukan dengan kode angka


yang berbeda-beda yaitu 101, 473, 103, 104.. Berikutnya, untuk pembacaan nilai
komponen induktor dan didapatkan nilai induktansi berbeda-beda yaitu L1 adalah 220
𝝁H dan L2 adalah 470 𝝁H. Untuk rangkaian RLC, nilai-nilai diperlihatkan pada video
dan setelah melalui perhitungan didapat nilai seperti yang tertera pada LK diatas dan
dapat dituliskan dalam bentuk diagram fasor.

Setelah itu diberikan juga beberapa rangkaian yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan analisis rangkaian dengan Node dan Mesh, serta menggunakan teorema
Thevenin serta Norton. Dengan menggunakan analisis rangkaian Node dan Mesh,
tegangan dan arus dapat ditentukan nilainya dengan menganalisis rangkaian tersebut.
Untuk metode Node, ditentukan terlebih dahulu Node dan juga penempatan under
ground pada rangkaian. Setelah itu dilakukan analisis dengan menggunakan hukum
Kirchoff I sehingga perhitungan dapat dilakukan dengan cara analisis ini. Untuk
analisis dengan menggunakan Mesh, dapat dilakukan dengan menggunakan hukum
Kirchoff II dengan meninjau loop yang terdapat pada rangkaian tertutup.

Penggunaan teorema Thevenin dan Norton bertujuan untuk menyederhanakan


rangkaian yang mempunyai dua terminal keluaran, menjadi sebuah catu daya (sumber
tegangan atau sumber arus) dan sebuah tahanan pengganti. Teorema Thevenin
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
dilakukan dengan cara menghilangkan beban pada rangkaian, setelah itu biarkan
rangkaian berada dalam rangkaian terbuka. Setelah itu nilai Vth dan Rth akan dicari.
Setelah Vth dan Rth diketahui nilainya, maka nilai hambatan yang dianggap sebagai
beban dapat disusun secara seri dan dapat dilakukan perhitungan dengan lebih mudah.
Pada teorema Norton, hambatan yang dianggap sebagai beban akan dilepaskan, lalu
rangkaian yang terputus tersebut dapat dihubungsingkatkan dan nilai I norton serta
nilai R norton akan bisa diketahui dengan menggunakan hukum Kirchoff II.Setelah
itu, dapat dilakukan perhitungan dengan menyusun secara seri V, In, Rn, dan beban
hambatan.
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063

III. Kesimpulan

1. Memahami dasar-dasar penggunaan NI ELVIS I.


NI ELVI merupakan alat ukur untuk mengukur besaran-besaran yang terdapat
pada rangkaian elektronika. Alat ini memiliki banyak fungsi untuk pengukuran.
NI ELVIS I bisa terhubung dengan software sehingga hasil pengukuran dapat
terlihat secara digital. Pada praktikum ini, NI ELVIS I digunakan untuk
mengetahui besarnya nilai resistor, kapasitor, induktor, dan rangkaian RLC.

2. Memahami tentang jenis komponen dalam rangkaian elektronika dan analisis


rangkaian.
Pada rangkaian alat elektronika terdapat komponen aktif dan juga komponen
pasif. Komponen pasif merupakan komponen yang tidak memerlukan arus listrik
dari eksternal. Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, induktor, dan
transformator.berbeda dengan komponen aktif, komponen pasif tidak dapat
menguatkan, menyearahkan, ataupun mengubah suatu energi ke bentuk energi
lainnya. Analisis rangkaian memiliki fungsi untuk mempermudah perhitungan
nilai-nilai pada rangkaian yang rumit. Dengan melakukan analisis Node dan Mesh
serta dan menggunakan teorema Thevenin dan Norton, bertujuan untuk
menyederhanakan rangkaian sehingga lebih mudah dalam mengtahui nilai- nilai
pada rangkaian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai