140310190063
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA
Pengenalan Instrumen dan Karakteristik
Komponen Pasif
M-1
Oleh:
(140310190063)
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
MODUL I
Nama Asisten : Puji Nugraha
R2 = cokelat (1), hitam (0), merah (3), emas (5%) = 10 x 𝟏𝟎𝟐 = 1.000 ohm , toleransi 5%
R3 = cokelat (1), hijau (5), merah (3), emas (5%) = 15 x 𝟏𝟎𝟑 = 1.500 ohm ,toleransi 5%
R seri Ω
:Rs total = R1 + R2 + R3 =
3.900Ω + 1.000 Ω + 1.500 Ω
= 6.400Ω
R pararel 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 Ω
: = + +
𝑹𝒑 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑹𝟏 𝑹𝟐 𝑹𝟑
𝟏 𝟏 𝟏
= + +
𝟑𝟗𝟎𝟎 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝟏𝟓𝟎𝟎
𝟏
= Ω
𝟓𝟐𝟎
Rp total =520 Ω
Resisitor adalah salah satu komponen elektronika yang bersifat pasif dimana komponen ini
tidak membutuhkan arus listrik untuk berkerja. Resisitor memiliki sifat menghambat arus listrik dan
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
resistor sendiri memiliki nilai besaran hambatan yaitu ohm dan dituliskan dengan simbol
Ω(ohm).Sesuai dengan nama dan kegunaannya untuk membatasi atau menghambat arus listrik yang
melewatinya dalam suatu rangkaian maka resistor mempunyai sifatresistif (menghambat) yang
umumya terbuat dari bahan ferit.Pada praktikum kali ini kita mempelajari bagaimana caranya
membaca sebuah nilai pada resistor secara manual dengan membaca warna cincinnya. Resistor
memiliki 12 warna dan dari warna itu mewakili nilai-nilai tertentu yang digunakan untuk
perhitungan secara manualdan tiap resistor mempunyai nilai toleransi. Pada resistor pertama
,terdapat lima(5) pita warna ,maka pita ke -1 dan ke 2 merupakan nilai hambatannya ,pita ke-3
adalah pengali,dan pita ke-4 adalah toleransi dan pita ke-5 adalah metalfillm atau bahan-bahan
tertentu.
Pita pertama berwarna orange yang bernilai 3 ,pita kedua berwarna putih yang bernilai 9,pita
ketiga berwarna merah yang bernilai 2 yang merupakan pengali, pita keempat yang berwarna hitam
yaitu toleransi dari resistor yaitu 0%,dan pita kelima yaitu metalfilm atau bahan-bahan tertentu.
Sehingga resistor pertama ini bernilai 3900 ohm ,toleransi 0% . Pada resistor kedua ,terdapat 4 pita
warna ,maka pita ke-1 dan ke-2 merupakan nilai hambatannya ,pita ke-3 adalah pengali,dan pita ke-
4 adalah besar toleransi. Pita pertama yang berwarna coklat yang bernilai 1 ,pita kedua yang
berwarna hitam bernilai 0 ,pita ketiga yang berwarna orange bernilai 3,dan pita keempat yang
berwarna emas besar toleransinya 5%. Sehingga resistor kedua ini bernilai 1.000 ohm , toleransi
5%. Pada resistor ketiga,terdapat empat pita warna ,pita pertama berwarna coklat bernilai 1 ,pita kedua
berwarna hijau bernilai 5,pita ketiga berwarna orange bernilai 3 merupakan pengali,dan pita keempat
berwarna emas yang artinya memiliki toleransi 5 %. Sehingga resistor ketiga ini bernilai 1.500 ohm
,toleransi 5%. Pada praktikum kali ini dapat dilihat bahwa pada rangkaian terdapat resistor pada
komponen pasif listrik,pada penggunaanya jika praktikum ini dilakukan offline resistor digunakan
sebagai penhambat arus untuk mengalir dan diital multimeter akan menunjukan besar resistor yang
terdapat pada rangkaian tersebut.
C seri:
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
`+ + +
𝑪𝟏 𝑪𝟐 𝑪𝟑 𝑪𝟒
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
`+ + + −𝟕
𝟏𝟎−𝟏𝟎 𝐅 −𝟔 −𝟓
𝟒𝟕 𝐱 𝟏𝟎 𝐅 𝟏𝟎 𝐅 𝟏𝟎 𝑭
= 1001012128 F
= 1,001 x 𝟏𝟎𝟏𝟎 F
C pararel:
C tot= C1 + C2 + C3 + C4
= 𝟏𝟎−𝟏𝟎 F+ 47 x 𝟏𝟎−𝟔 F+ 𝟏𝟎−𝟓 F+ 𝟏𝟎−𝟕 F
= 5,71 x 𝟏𝟎−𝟓 F
L pararel mH
: 1/Ltotal
𝟏 𝟏
= +
𝑳𝟏 𝑳𝟐
𝟏 𝟏
= +
𝟎,𝟐𝟐 𝒎𝑯 𝟎,𝟒𝟕𝒎𝑯
= 0,149mH
Impendansi
𝒁 = √𝑹𝟐 + (𝑿𝑳 − 𝑿𝑪 )𝟐
𝒁 = √𝟐𝟐 + (𝟏𝟐𝟓𝟔𝟎 𝒙 𝟏𝟎−𝟓 − 𝟏, 𝟓𝟗𝟐)𝟐
𝒁 = √𝟒 + (−𝟏, 𝟒𝟔𝟔𝟒)𝟐
𝒁 = √𝟔, 𝟏𝟓
𝒁 = 𝟐, 𝟒𝟕𝟗𝟗𝟖.. Ω
Z = 2,48 Ω
Pada rangkaian RLC Gambar 1 yang tertera dibawah terdapat resistor, kapasitor, dan induktor
yang disusun secara seri sebagai komponen pasif elektronika, Sumber tegangan AC, dan multimeter
digital. Ketiga komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Jika pada praktikum ini offline
dan memakai multimeter digital yang terdapat pada rangkaian akan menunjukkan besar dari
impedansi pada rangkaian tersebut. Grafik yang dihasilkan dari rangkaian tersebut merupakan
grafik sinusoida. Hal ini disebabkan karena sumber tegangan yang digunakan pada rangkaian
tersebut merupakan sumber tegangan AC.
Rangkaian seri RLC pada arus bolak-balik terdiri dari resistor (R), induktor (L) dan
kapasitor (C) yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC dan disusun secara seri.
Hambatan yang dihasilkan oleh resistor disebut resistansi, hambatan yang dihasilkan oleh induktor
disebut reaktansi induktif (XL), dan hambatan yang dihasilkan oleh kapasitor disebut reaktansi
kapasitif (XC). Ketiga besar hambatan tersebut ketika digabungkan dalam disebut impedansi (Z)
atau hambatan total. Ketiga hambatan tersebut (R, XL dan XC) mengalir arus (i) yang sama
sehingga diagram fasor arus diletakkan pada t=0. Tegangan pada resistor (VR) berada pada fasa
yang sama dengan arus, tegangan (VL) pada reaktansi induktif (XL) mendahului arus sejauh 90º, dan
tegangan (VC) pada reaktansi kapasitif (XC) tertinggal oleh arus sejauh 90º. Data-data diatas saya
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
dapatkan dari data sekunder pada video seperti omega dan frekuensi. Pada rangkaian ini dilihat
dari rangkaiannya pada Gambar 2 dan dilihat dari sudutnya, RLC bersifat kapasitif karena
sudutnya negatif dan fase arus(i) mendahului fase tegangan .
𝑽𝑳 𝑿𝑳
Type equation here.
𝑿𝑳 𝑽𝑹
I max
R
𝞱
𝑿𝑪
𝞱
V max
Z
𝑽𝑪 𝑿𝑪
𝑿𝑪 > 𝑿𝑳
Maka rangkaian bersifat kapasitif
Nabillah
I. Rangkaian
𝟑 = −𝟓 + 𝒊𝟐 + 𝒊𝟏
−𝟓 + 𝒊𝟐 = 𝒊𝟑
𝟑−𝟎 𝒗𝟏 − 𝒗𝟐 𝒗𝟐 − 𝟎
𝒊𝟏 = , 𝒊𝟐 = , 𝒊𝟑 =
𝟒 𝟖 𝟓
𝟏 𝟏 𝟏
𝟑 + 𝟓 = 𝒗𝟏 ( + ) − 𝒗𝟐 ( )
𝟒 𝟖 𝟖
𝟑 𝟏
𝟖 = 𝒗𝟏 ( ) − 𝒗𝟐 ( )
𝟖 𝟖
𝟑𝒗𝟏 − 𝒗𝟐
𝟖=
𝟖
𝟔𝟒 = 𝟑𝒗𝟏 − 𝒗𝟐 (1)
𝟏 𝟏 𝟏
𝟓 = 𝒗𝟏 ( ) + 𝒗𝟐 (− − )
𝟖 𝟖 𝟓
𝒗𝟏 𝟏𝟑𝒗𝟐
𝟓= −
𝟖 𝟒𝟎
𝒗𝟏 = 𝟐𝟑, 𝟒𝟓 𝑽𝒐𝒍𝒕
𝒗𝟐 = 𝟔. 𝟑𝟓 𝑽𝒐𝒍𝒕
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
𝟕 = 𝒊𝟐 + 𝒊𝟑 + 𝟑
𝑽𝟏 𝑽𝟐
𝟕= + +𝟑×𝟔
𝟔 𝟐
𝟒𝟐 = 𝑽𝟏 + 𝟑𝑽𝟐 + 𝟏𝟖
𝟒𝟐 − 𝟏𝟖 = 𝑽𝟏 + 𝟑𝑽𝟐
𝑽𝟏 + 𝟑𝑽𝟐 = 𝟐𝟒
𝟒𝑽𝟐 + 𝟑 = 𝟐𝟒
𝟐𝟏
𝑽𝟐 =
𝟒
𝑽𝟐 = 𝟓, 𝟐𝟓 𝒗𝒐𝒍𝒕
𝑽𝟏 = 𝟓, 𝟐𝟓 + 𝟑
𝑽𝟏 = 𝟖, 𝟐𝟓 𝒗𝒐𝒍𝒕
𝟖, 𝟐𝟓 − 𝟓, 𝟐𝟓
𝒊𝟏 =
𝟏𝟐
𝒊𝟏 = 𝟎, 𝟐𝟓 𝑨
𝟖, 𝟐𝟓
𝒊𝟐 =
𝟑
𝒊𝟐 = 𝟐, 𝟕𝟓 𝑨
𝟓, 𝟐𝟓
𝒊𝟑 =
𝟐
𝒊𝟑 = 𝟐, 𝟔𝟑 𝑨
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
Loop 1 :
Loop 2 :
Loop 3 :
−𝟕 𝟒 𝟑
𝑫 = | 𝟒 −𝟗 𝟓 | = 𝟏𝟑𝟖𝟕
𝟑 𝟓 −𝟏𝟖
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑰𝟏
−𝟏𝟎 𝟒 𝟑
𝑫𝒙 = | 𝟑𝟓 −𝟗 𝟓 | = 𝟒𝟗𝟏𝟓
𝟎 𝟗 −𝟏𝟖
𝑫𝒙 𝟒𝟗𝟏𝟓
𝑰𝟏 = = = 𝟑, 𝟓 𝑨
𝑫 𝟏𝟑𝟖𝟕
−𝟕 −𝟏𝟎 𝟑
𝑫𝒚 = 𝟒 𝟑𝟓 𝟓 = 𝟑𝟑𝟎𝟎
𝟑 𝟎 −𝟏𝟖
𝑫𝒚 𝟑𝟑𝟎𝟎
𝑰𝟐 = = = 𝟐, 𝟒 𝑨
𝑫 𝟏𝟑𝟖𝟕
−𝟕 𝟒 −𝟏𝟎
𝑫𝒛 = 𝟒 −𝟗 𝟑𝟓 = 𝟏𝟕𝟏𝟓
𝟑 𝟓 𝟎
𝑫𝒛 𝟏𝟕𝟏𝟓
𝑰𝟑 = = = 𝟏, 𝟐𝟒 𝑨
𝑫 𝟏𝟑𝟖𝟕
𝑰𝟏 = 𝟔 + 𝑰𝟐
𝟏𝟐 − 𝟒(𝑰𝟏 − 𝑰𝟑) − 𝟐(𝑰𝟐 − 𝑰𝟑) − 𝟐𝑰𝟐 = 𝟎
−𝟔𝑰𝟑 − 𝟒(𝑰𝟑 − 𝑰𝟐) − 𝟐(𝑰𝟑 − 𝑰𝟏) = 𝟎
𝟒𝑰𝟏 + 𝟒𝑰𝟑 − 𝟐𝑰𝟐 + 𝟐𝑰𝟑 − 𝟐𝑰𝟐 = −𝟏𝟐
𝟒𝑰𝟏 − 𝟒𝑰𝟐 + 𝟔𝑰𝟑 = −𝟏𝟐( 𝟏)
−𝟔𝑰𝟑 − 𝟒𝑰𝟑 + 𝟒𝑰𝟐 − 𝟐𝑰𝟑 + 𝟐𝑰𝟏 = 𝟎
𝟐𝑰𝟏 + 𝟒𝑰𝟐 − 𝟏𝟐𝑰𝟑 = 𝟎( 𝟐)
𝑰𝟐 = 𝟐, 𝟒 𝑨
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
𝑰𝟑 = 𝟎, 𝟐 𝑨
𝑰𝟏 = 𝟖, 𝟒 𝑨
a) Node inspection
𝟒𝟏⁄ 𝟏 −𝟏⁄
𝟔𝟎 − ⁄𝟑 𝟏𝟎 𝑽𝟏 𝟎
−𝟏⁄ 𝟏𝟏⁄ −𝟏⁄ [𝑽𝟐] = ⌈𝟎⌉
𝟑 𝟏𝟓 𝟓
−𝟏⁄ −𝟏⁄ 𝟐⁄ 𝑽𝟑 𝟒
[ 𝟏𝟎 𝟓 𝟓 ]
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏𝟓 + 𝟐𝟎 + 𝟔 𝟒𝟏
𝑮𝟏𝟏 = + + = =
𝟒 𝟑 𝟏𝟎 𝟔𝟎 𝟔𝟎
𝟏 𝟏 𝟏 𝟓 + 𝟑 + 𝟑 𝟏𝟏
𝑮𝟐𝟐 = + + = =
𝟑 𝟓 𝟓 𝟏𝟓 𝟏𝟓
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏+𝟐+𝟏 𝟒 𝟐
𝑮𝟑𝟑 = + + = = =
𝟏𝟎 𝟓 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟏𝟎 𝟓
−𝟏
𝑮𝟏𝟐 = 𝑮𝟐𝟏 =
𝟑
−𝟏
𝑮𝟐𝟑 = 𝑮𝟑𝟐 =
𝟓
−𝟏
𝑮𝟏𝟑 = 𝑮𝟑𝟏 =
𝟏𝟎
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
𝟒𝟏⁄ 𝟏 −𝟏⁄ 𝟒𝟏⁄ 𝟏
𝟔𝟎 − ⁄𝟑 𝟏𝟎 𝟔𝟎 − ⁄𝟑
−𝟏⁄ 𝟏𝟏⁄ −𝟏⁄ −𝟏⁄ 𝟏𝟏⁄
𝟑 𝟏𝟓 𝟓 𝟑 𝟏𝟓
−𝟏⁄ −𝟏⁄ 𝟐⁄ −𝟏⁄ −𝟏⁄
[ 𝟏𝟎 𝟓 𝟓 ] 𝟏𝟎 𝟓
𝑫𝒙
𝑽𝟏 =
𝑫
𝟎 − 𝟏⁄𝟑 −𝟏⁄ 𝟏
𝟏𝟎 𝟎 − ⁄𝟑
𝟎 𝟏𝟏⁄𝟏𝟓 −𝟏⁄ 𝟎 𝟏𝟏⁄
𝟓 𝟏𝟓
−𝟏⁄ 𝟐⁄ −𝟏
[𝟒 𝟓 𝟓 ]𝟒 ⁄𝟓
𝑫𝒙 𝟎, 𝟓𝟔
𝑽𝟏 = = = 𝟓, 𝟏𝟖𝟓 𝑽
𝑫 𝟎, 𝟏𝟎𝟖
𝑫𝒚
𝑽𝟐 =
𝑫
𝑫𝒚 𝟎, 𝟔𝟖
𝑽𝟐 = = = 𝟔, 𝟐𝟗𝟔 𝑽
𝑫 𝟎, 𝟏𝟎𝟖
𝑫𝒛
𝑽𝟑 =
𝑫
𝟒𝟏⁄ 𝟏 𝟒𝟏⁄ 𝟏
𝟔𝟎 − ⁄𝟑 𝟎 𝟔𝟎 − ⁄𝟑
−𝟏⁄ 𝟏𝟏⁄ −𝟏⁄ 𝟏𝟏⁄
𝟑 𝟏𝟓 𝟎 𝟑 𝟏𝟓
−𝟏⁄ −𝟏⁄ −𝟏 −𝟏
[ 𝟏𝟎 𝟓 𝟒] ⁄𝟏𝟎 ⁄𝟓
𝑫𝒛 𝟏, 𝟓𝟔
𝑽𝟑 = = = 𝟏𝟒, 𝟒𝟒
𝑫 𝟎, 𝟏𝟎𝟖
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
1.3 Teorema Rangkaian
A ) Thevennin Theorema
𝒊𝟏 + 𝟓 = 𝒊𝟐
𝒊𝟐 = 𝒊𝟑
𝒊𝟏 + 𝟓 = 𝒊𝟑
𝟏𝟎 − 𝑽𝒕𝒉 𝑽𝒕𝒉
( +𝟓= ) 𝒙 𝟒𝟎
𝟐𝟎 𝟖
𝟐𝟐𝟎 = 𝟕𝑽𝒕𝒉
𝑹𝒕𝒉 = 𝟐𝟎 + 𝟓||𝟖
𝑹𝒕𝒉 = 𝟐𝟎 + 𝟑. 𝟎𝟕
𝑹𝒍
𝑽𝒂𝒃 = 𝒙 𝑽𝒕𝒉
𝑹𝒍 + 𝑹𝒕𝒉
𝟔𝟎
𝑽𝒂𝒃 = 𝒙 𝟑𝟏. 𝟒𝟐
𝟔𝟎 + 𝟐𝟑. 𝟎𝟕
Loop1 :
𝑰𝟏 = 𝟓𝑨
Loop2 :
𝟏𝟎 − 𝟑𝟒𝑰𝟐 + 𝟐𝟎𝑰𝟏 = 𝟎
𝟏𝟎 − 𝟑𝟒𝑰𝟐 + 𝟐𝟎(𝟓) = 𝟎
𝟏𝟏𝟎 = 𝟑𝟒 𝑰𝟐
𝑰𝟐 = 𝟑. 𝟐𝟑 𝑨
Dengan I2 = Isc(SourceCut) = IN
𝑹𝑵 = 𝟔||(𝟐𝟎 + 𝟓 + 𝟑)
𝑹𝑵 = 𝟔||𝟐𝟖
𝑹𝑵 = 𝟒. 𝟗𝟒 𝒐𝒉𝒎
NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA
140310190063
II. Analisa
Pada praktikum elektornika dasar modul 1, yang berjudul “Pengenalan
Instrumen dan Karakteristik Komponen Pasif” yang bertujuan untuk memahami dasar-
dasar penggunaan NI ELVIS I dan memahami tentang jenis komponen dalam
rangkaian elektronika dan analitik rangkaian. Pada praktikum ini, alat yang digunakan
berupa NI ELVIS I, Resistor, Kapasitor, Induktor, serta Probe dan Perkabelan.
Praktikum ini diawali dengan pembahasan- pembahasan teori awal dan dilakukannya
pengukuran nilai resoistor dengan menggunakan metode gelang warna, nilai kapasitor,
nilai inductor, dan nilai rangkaian RLC dengan bantuan alat NI ELVIS I. Pada
praktikum ini prosedur dilakukan melalui pembahasan video dan data yang didapat
merupakan data sekunder, bukan data dari hasil percobaan langsung.
Setelah itu diberikan juga beberapa rangkaian yang dapat diselesaikan dengan
menggunakan analisis rangkaian dengan Node dan Mesh, serta menggunakan teorema
Thevenin serta Norton. Dengan menggunakan analisis rangkaian Node dan Mesh,
tegangan dan arus dapat ditentukan nilainya dengan menganalisis rangkaian tersebut.
Untuk metode Node, ditentukan terlebih dahulu Node dan juga penempatan under
ground pada rangkaian. Setelah itu dilakukan analisis dengan menggunakan hukum
Kirchoff I sehingga perhitungan dapat dilakukan dengan cara analisis ini. Untuk
analisis dengan menggunakan Mesh, dapat dilakukan dengan menggunakan hukum
Kirchoff II dengan meninjau loop yang terdapat pada rangkaian tertutup.
III. Kesimpulan