Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II

RANGKAIAN SERI PARALEL

OLEH

KELOMPOK I

RINDYANI : (230910188)

RADAENI : (230910189)

ASTA KRISTIAWAN : (230910191)

SEPTIAN ISRAJAT : (230910192)

JURUAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

2023/2024
A. TUJUAN
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk
mengetahuin terang atau redupnya lampu pada rangkaian lampu yang
disusun seri dan paralel.

B. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Gunakan 3 bola lampu
2. Gunakan 1 baterai
3. Gunakan saklar
4. Kabel penghubung
5. Amperemeter
6. Volmeter

C. LANDASAN TEORI
1. Daya Lampu
Daya sangat erat kaitannya dengan rangkaian listrik. Karena
terdapat hubungan antara daya, kuat arus, tegangan, dan hambatan.
Daya dalam fisika adalah laju energi yang dihantarkan atau kerja yang
dilakukan per satuan waktu. Daya dilambangkan dengan p. mengikuti
dari definisi tersebut, maka daya dapat dirumuskan:
𝑉²
P=
𝑅
2. Rangkaian Listrik
rangkaian litrik merupakan suatu susunan komponen elektronik
yang saling dihubungkan suatu sama lain dengan metode tertentu dan
paling sedikit memiliki satu lintasan tertutup. Rangkain listrik dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu rangkaian listrik arus searah (DC)
dan rangkaian listrik arus bolak-balik (AC).
Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang tidak memiliki
percobaan kabel. Ketiadaan percabangan kabel pada rangkaian seri
mengakibatkan aliran listrik akan terputus jika salah satu ujung kabel
terputus. Sehingga arus tidak ada yang mengalir dalam rangkaian. Dapat
di rumuskan sebagai berikut:
Rs = R 1 + R2 + … + Rn
Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang memiliki
percabangan kabel. Jika salah satu ujung kabel terputus, maka arus
listrik akan tetap mengalir pada kabel lain yang terhubung. Dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1 1 1 1
= + + …. +
𝑅𝑝 𝑅₁ 𝑅₂ 𝑅𝑛

Rangkaian listrik campuran (seri-paralel) merupakan rangkaian listrik


gabungan dari rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel.
Rangkaian hambatan campuran seri-paralel terdiri dari dua jenis
rangkaian, yaitu rangkaian, yaitu rangkaian hambatan seri dan
rangkaian hambatan paralel

Bunyi Hukum Ohm “Besar arus listrik (I) yang memglir melalui
sebuah penghantar atau konduktor lurus dengan beda potensial atau
tegangan (V) yang di terapkan kepadanya dan berbanding terbalik
dengan hambatannya”.

D. LANGKAH PRAKTIKUM
• Adapun langkah praktikum yang dilakukan untuk menentukan
rangkaian seri yaitu:
1. Masuk ke google dan ketik dipencarian Phet Colorado.
2. Tekan paling atas, setelah itu pilih simulasi, lalu pilih fisika.
3. Masuk pada Circuit Construction kit (DC).
4. Tekan play untuk memulai, lalu pilih lab.
5. Setelah masuk ke lab, maka mulailah melakukan percobaan
untuk mengambil data.
6. Pada percobaan pertama ambilah 1 baterai dan 3 lampu.
7. Tambahkan beberapa kabel untuk menghubungkan antara lampu
dan baterai sehingga membentuk rangkaian seri, lalu tambahkan
saklar agar bisa mempermudah mengetahui arusnya menyala
atau tidak.
8. Tekan nilai untuk memunculkan nilai yang ada pada baterai dan
lampu.
9. Selanjutnya atur nilai tegangan dan hambatan sesuai yang kita
inginkan.
10. Kemudian masukkan amperemeter dan hubungkan pada kabel
agar mengetahui nilai arusnya.
11. Setelah itu masukkan juga volmeter lalu hubungkan pada kabel
dan salah satu lampu agar mengetahui nilai tegangannya.
12. Setelah itu masukkan nilai yang di dapatkan dari percobaan yang
telah dilakukan pada tabel data hasil pengamatan.
13. Lakukan secara berulang sampai mengasilkan 5 data.
• Adapun langkah praktikum yang dilakukan untuk menentukan
rangkaian seri yaitu:
1. Masuk ke google dan ketik dipencarian Phet Colorado.
2. Tekan paling atas, setelah itu pilih simulasi, lalu pilih fisika.
3. Masuk pada Circuit Construction kit (DC).
4. Tekan play untuk memulai, lalu pilih lab.
5. Setelah masuk ke lab, maka mulailah melakukan percobaan
untuk mengambil data.
6. Pada percobaan pertama ambilah 1 baterai dan 3 lampu.
7. Tambahkan beberapa kabel untuk menghubungkan antara lampu
dan baterai sehingga membentuk rangkaian paralel.
8. Tekan nilai untuk memunculkan nilai yang ada pada baterai dan
lampu.
9. Selanjutnya atur nilai tegangan dan hambatan sesuai yang kita
inginkan.
10. Kemudian masukkan amperemeter dan hubungkan pada kabel
agar mengetahui nilai arusnya.
11. Setelah itu masukkan juga volmeter lalu hubungkan pada kabel
dan salah satu lampu agar mengetahui nilai tegangannya.
12. Setelah itu masukkan nilai yang di dapatkan dari percobaan yang
telah dilakukan pada tabel data hasil pengamatan.
13. Lakukan secara berulang sampai mengasilkan 5 data.
14. Setelah itu rangkaian seri pada percobaan pertama tidak usah di
hapus bagitupun pada rangkaian paralel pada percobaan kedua
karena data percobaan ketiga diambil pada rangkaian seri
percobaan pertama dan rangkaian paralel diambil pada
percobaan kedua.

E. DATA HASIL PENGAMATAN


1. Data Hasil pengamatan Rangkaian seri
No V I R Nyala Lampu
1. 3,33 V 0,33 A 30 Ω Redup
2. 6,67 V 0,67 A 30 Ω Terang
3. 10 V 1A 30 Ω Lebih terang dari V2
4. 13,33 V 1,33 A 30 Ω Lebih terang dari V3
5. 16,67 V 1,67 A 30 Ω Lebih terang dari V4

2. Data Hasil Pengamatan Rangkaian Paralel


No. V I R Nyala lampu
1. 10 V 1A 10 𝛺 Terang
2. 20 V 2A 10 𝛺 Lebih terang dari V1
3. 30 V 3A 10 𝛺 Lebih terang dari V2
4. 40 V 4A 10 𝛺 Lebih terang dari V3
5. 50 V 5A 10 𝛺 Lebih terang dari V4

3. Data Hasil Pengamatan Perbandingan Rangkaian Seri dan Paralel


No. Rangkaian V I R Nyala Lampu
1. Seri 3,33 V 0,33 A 30 𝛺 Redup
2. Paralel 10 V 1A 10 𝛺 Terang
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
• Percobaan Pertama Rangkaian Seri
1. Dik : V = 3,33 V
I = 0,33 A
R = 30 𝛺
Dit : P…?
Penyelesaian
P=V×I
= 3,33 × 0,33
= 1,09 Watt
2. Dik : V = 6,67
I = 0,67
R = 30 𝛺
Dit : P…?
Penyelesaian
P=V×I
= 6,67 × 0,67
= 4,46 Watt
3. Dik : V = 10 V
I =1A
R = 30 𝛺
Dit : P…?
Penyelesaian
P=V×I
= 10 × 1
= 10 Watt
4. Dik : V = 13,33 V
I = 1,33 A
R = 30 𝛺
Dit : P…?
Penyelesaian
P=V×I
= 13,33 × 1,33
= 17, 72 Watt
5. Dit : V = 16,67 V
I = 1,67 A
R = 30 𝛺
Dit : P…?
Penyelesaian
P=V×I
= 16,67 × 1,67
= 18, 34 Watt
• Percobaan Kedua Rangkaian Paralel
1. Dik : V = 10 V
I =1A
R = 10 𝛺
Dit : P…?
Penyelesaian
P=V×I
= 10 × 1
= 10 Watt
2. Dik : V = 20 V
I =2A
R = 10 𝛺
Dit : P…?
Penyelesaian
P=V×I
= 20 × 2
= 40 Watt
3. Dik : V = 30 V
I =3A
R = 10 𝛺
Dit : P…?
Penyelesaian
P=V×I
= 30 × 3
= 90 Watt
4. Dik : V = 40 V
I =4A
R = 10 𝛺
Dit : P…?
Penyelesaian
P=V×I
= 40 × 4
= 160 Watt
5. Dit : V = 50 V
I =5A
R = 10 𝛺
Dit : P…?
Penyelesaian
P=V×I
= 50 × 5
= 250 Watt
• Percobaan Ketiga Perbandingan Rangkaian Seri dan Paralel
1. Dik : V = 3,33 V
I = 0,33 A
R = 30 𝛺
Dit : P…?
Penyelesaian
P=V×I
= 3,33 × 0,33
= 1,09 Watt
2. Dik : V = 10 V
I =1A
R = 10 𝛺
Dit : P…?
Penyelesaian
P=V×I
= 10 × 1
= 10 Watt
2. Pembahasan
Dalam praktikum ini kami menggunakan alat pengukur
tegangan yaitu volmeter dan untuk hambatanya kita menggunakan
media lampu karena kita akan mengukur pencahayaan lampu baik itu
redup terang ataupun sangat terang. Dalam rangkaian seri yang harus
di perhatikan ialah penempatan kabel volmeter diamana kita harus
konsisten terkait penempatanya. Jika kita tempatkan dekat dengan
lampu pertama maka dari awal pengambilan data hingga akhir kabel
volmeter tersebut tidak bisa di pindahkan ke lampu yang lainnya
untuk penempatan kabel amparmeter tersebut bebas di letakkan
untuk nilai V kita menggunakan kelipatan untuk nilai tegangan
tersebut yang kita ambil datanya adalah nilai yang berada pada
alvolmeter untuk nyala lampu sendiri kita harus membedakan antara
data pertama kedua dan seterusnya. Pada rangkaian pararel kita susun
dari atas ke bawah. Untuk kabelnya harus diperhatikan ketika
menghubungkan lampu yang mana saja Di rangkaian ini sendiri kami
tidak menggunakan saklar. Untuk jumlah tegangan pada rangkaian
pararel kita menggunakan kelipatan 2 metode penempatan kabel
voltmeter dan ampermeter juga hampir sama namun yang
membedakan yaitu kabel ampermeter penempatan kabelnya
mengikat pada kabel voltmeter tegangannya akan sama dengan
lampu yang lain untuk pararel sendiri nilai makin kita harus
menaikkan jumlah serta untuk pengambilan data I nya kelipatan yang
tegangan pada baterai berdasarkan dengan nilai pakai untuk
membandingkan antara rangkaian seri dan pararel kita harus
memastikan jumlah tegangan baterai dapat sama antara rangkaian
seri dan pararel. Untuk nilai R sendiri kita menyesuaikan dengan nilai
R pada rangkaian seri kita amati kedua rangkaian tersebut dan
sebelumnya. Setelah itu kita amati kedua rangkaian tersebut dan
bandingkan mana yang lebih terang antara rangkaian seri dengan
rangkaian pararael.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan Ketika sebuah rangkaian baik
rangkaian seri ataupun pararel yang dihubungkan dengan 3 buah lampu
dan diberikan dengan jumblah tegangan tertentu, lampu tersebut akan
menyala tetapi dengan keterangan yang berbeda beda ada yang redup dan
terang. Pada kedua rangkaian tegangan yang diberikan akan berpengaruh
pada sinar atau keterangan lampu, semakin besar tegangan yang
diberikan maka sinar lampunya juga akan semakin menerang. Tetapi
berdasarkan pengamatan antara rangkaian pararel dan seri Ketika
diberikan tegangan yang sama sinar lampu pada rangkian pararel
dominan terang dari pada sinar lampu pada rangkian seri.

Anda mungkin juga menyukai