Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK DAN MAGNET

Tugas Praktikum ke 2

{Construction Kit DC}

Disusun oleh:

NAMA : RIZQI AGUSTIANA


NIM : 19312244031
KELAS : PENDIDIKAN IPA A
TGL PRAK : 17 September 2020

DOSEN PENGAMPU
DRS. JOKO SUDOMO, MA.
AL. MARYANTO,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
Percobaan 1
Buatlah sirkuit terdiri dari sebuah baterai 12 V; 2 ohm, saklar, kabel, dan 3 lampu @ 10 ohm
disusun SERI.

a. Ukurlah tegangan Baterai saat saklar terbuka, catatlah dan ambil gambar / screenshot.
 Hasil ukur dan Jawaban pertanyaan.
Berdasarkan hasil percobaan menggunakan simulasi phet, Tegangan baterai pada saat
saklar terbuka yaitu sebesar 12 V.
 Screenshoot sirkuit yang dibuat.

b. Hubungkan saklar, kemudian ukurlah tegangan Baterai saat saklar tertutup, catatlah dan
ambil gambar/screenshot.
 Hasil ukur dan Jawaban pertanyaan.
Berdasarkan hasil percobaan menggunakan simulasi phet, Tegangan baterai pada saat
saklar tertutup yaitu sebesar 11,25 V.
 Screenshoot sirkuit yang dibuat.
c. Ukurlah kuat arus yang mengalir pada sirkuit, catatlah dan ambil gambar/screenshot.

Kuat arus yang terukur pada Amperemeter pada rangkaian di atas sebesar 0,37 A

d. Hitunglah kuat arus yang mengalir pada sirkuit. Apakah hasilnya cocok dengan hasil
ukur pada langkah c? Jelaskan!
Diketahui :
V = 12 V
r =2Ω
R1 = 10 Ω
R 2 = 10 Ω
R 3 = 10 Ω
Ditanya : besar kuat arus listrik pada sirkuit (I) ??
Jawab :
R P = R1 + R 2 + R 3
R P = 10 Ω + 10 Ω + 10 Ω = 30 Ω
V 12 12
I= = = = 0,375 A
RP + 𝑟 30 + 2 32

Hasil ukur d sebesar 0,375 A jika dibulatkan maka hasilnya sama dengan hasil
perhitungan langkah c yaitu memiliki kuat arus listrik sebesar 0,37 A. Hal tersebut sesuai
dengan hukum ohm.
Menurut (Wahono, dkk. 2011), Seorang ahli fiska dari Jerman, George Simon Ohm
(1787-1854) melakukan eksperimen dan merumuskannya sebagai hukum Ohm yang
berbunyi besar kuat arus listrik (I) yang mengalir pada suatu penghantar berbanding lurus
dengan beda potensial (V) ujung ujung penghantar tersebut.
Secara matematis hukum Ohm ditulis sebagai berikut
V=IxR
Dimana :
V = beda potensial (tegangan listrik (Volt/V))
I = kuat arus listrik (A)
R = hambatan penghantar (resistor (Ohm/Ω))
Percobaan 2
Buatlah sirkuit terdiri dari sebuah baterai 24 V; 0 ohm (tanpa hambatan dalam), saklar, kabel,
dan 3 lampu masing-masing 5 ohm, 15 ohm, dan 25 ohm disusun SERI.

a. Ukurlah tegangan Baterai saat saklar terbuka, catatlah dan ambil gambar/screenshot.
 Hasil ukur dan Jawaban pertanyaan.
Berdasarkan hasil percobaan menggunakan simulasi phet, Tegangan baterai pada saat
saklar terbuka yaitu sebesar 24 V.
 Screenshoot sirkuit yang dibuat.

b. Hubungkan saklar, kemudian ukurlah tegangan Baterai saat saklar tertutup, catatlah dan
ambil gambar/screenshot.
 Hasil ukur dan Jawaban pertanyaan.
Berdasarkan hasil percobaan menggunakan simulasi phet, Tegangan baterai pada
saat saklar terbuka yaitu sebesar 24 V.
 Screenshoot sirkuit yang dibuat.
c. Ukurlah beda tegangan antara ujung-ujung lampu 5 ohm, 15 ohm, dan 25 ohm secara
berurutan. Catatlah dan ambil gambar/screenshot.
 Tegangan antara ujung-ujung lampu 5Ω sebesar 2,67 V

 Tegangan antara ujung-ujung lampu 15Ω sebesar 8 V

 Tegangan antara ujung-ujung lampu 25Ω sebesar 13,33 V


d. Amati nyala ketiga lampu tsb. Catatlah dan ambil gambar/screenshot. Kemudian lepaslah
rangkaian tsb

Nyala ketiga lampu pada rangkaian di atas berbeda. Lampu 5 ohm memiliki nyala
lampu paling redup, sedangkan lampu 25 ohm paling terang. Semakin kuat hambatannya
maka nyala lampu akan semakin terang pada susunan seri di atas.
Hubungan hambatan listrik terhadap kuat arus dan potensial listrik dapat kita lihat dari
hasil percobaan Georg Simon Ohm yang dikenal sebagai ilmuan pertama yang menyelidiki
hubungan tersebut pada 1826. Dari hasil percobaannya Ohm menyatakan bahwa kuat arus
listrik yang mengalir dalam suatu penghantar berbanding lurus dengan beda potensial dan
berbanding terbalik dengan hambatan. Artinya, semakin besar beda potensial yang
diberikan, arus listrik yang mengalir akan semakin besar (Saminan,2018: 34).

e. Buatlah rangkaian sederhana dengan lampu 5 ohm sampai menyala. Amati nyala lampu
dan catatlah, serta ambil gambar/screenshot.

Lampu akan menyala ketika ada tegangan pada baterai. Semakin besar nilai tegangan pada
baterai maka nyala lampu akan semakin terang. Pada gambar di atas saya memakai
tegangan baterai 24 V (lampu makin terang).
f. Buatlah rangkaian sederhana dengan lampu 15 ohm sampai menyala. Amati nyala lampu
dan catatlah, serta ambil gambar/screenshot.

Lampu akan menyala ketika ada tegangan pada baterai. Semakin besar nilai tegangan
pada baterai maka nyala lampu akan semakin terang. Pada gambar di atas saya memakai
tegangan baterai 24 V (lampu terang). Tetapi lebih redup daripada lampu dengan
hamabatan 5 Ohm.

g. Buatlah rangkaian sederhana dengan lampu 25 ohm sampai menyala. Amati nyala lampu
dan catatlah, serta ambil gambar/screenshot.

Memiliki nyala lampu yang lebih redup daripada lampu dengan hambatan 5 Ohm dan
15 Ohm.
h. Buatlah urutan nyala lampu dari yang paling terang sampai paling redup.
Lampu 5Ω  lampu 15Ω  lampu 25Ω
i. Bandingkan nyala ketiga lampu tsb pada saat disusun SERI dengan pada saat dirangkai
SENDIRI. Jelaskan mengapa bisa terjadi seperti itu.
Ketiga lampu (5 ohm, 15 ohm, dan 25 ohm) yang disusun seri secara bersama
memiliki nyala lampu nya berbeda. Lampu 25 ohm mwmiliki nyala lampu paling terang,
sedangkan lampu 5 ohm nyala lampu paling redup.
Hal ini sesuai dengan dasat teori menurut (Frederick dan Eugene, 2006: 185).
yang menuliskan hukum Ohm yang secara matematis sebagai berikut
𝑉
𝑅=
𝐼
dimana semakin besar nilai R maka I nya semakin kecil sehingga nayala lampu akan
semakin redup.

j. Buatlah kesimpulan dari percobaan ini.


Hambatan listrik merupakan suatu penghambat yang dapat menyebabkan arus listrik
berkurang. Hambatan listrik ada yang terjadi secara alami dan ada juga yang sengaja dibuat
untuk menghambat arus listrik. Semakin besar sumber tegangannya (v), semakin besar kuat
arus listriknya (A). Semakin kecil sumber tegangannya, semakin kecil juga kuat arus
listriknya

Percobaan 3
Buatlah sirkuit terdiri dari sebuah baterai 12 V; 1 ohm, saklar, kabel, dan 3 lampu masing-
masing 10 ohm, 20 ohm, dan 30 ohm disusun PARALEL.

a. Ukurlah tegangan Baterai saat saklar terbuka, catatlah dan ambil gambar / screenshot.
 Hasil ukur dan Jawaban pertanyaan.
Berdasarkan hasil percobaan menggunakan simulasi phet, Tegangan baterai pada saat
saklar terbuka yaitu sebesar 12 V.
 Screenshoot sirkuit yang dibuat.

b. Ukurlah tegangan Baterai saat saklar tertutup, catatlah dan ambil gambar / screenshot.
 Hasil ukur dan Jawaban pertanyaan.
Berdasarkan hasil percobaan menggunakan simulasi phet, Tegangan baterai pada saat
saklar tertutup yaitu sebesar 10,14 V.
 Screenshoot sirkuit yang dibuat.

c. Apakah hasil ukur pada langkah a dan b berbeda? Jelaskan mengapa bisa terjadi seperti
itu.
Hasil ukur pada langkah a dan b berbeda karena pada rangkaian listrik terbuka lampu
tidak menyala karena tidak ada aliran muatan listrik pada penghantar yang disebabkan
karena saklar tersebut dibuka, sehingga arustersebut tidak dapat mengalir. Sedangkan pada
rangkaian listrik tertutup lampu menyala karena ada aliran muatan listrik pada saklar yang
terutup. Pada sirkuit yang tertutup sumber tegangan dapat menimbulkan beda potensial
pada tegangan, hal inimenyebabkan electron mengalir dari kutub (-) ke kutub (+) dan arus
akan mengalirdari kutub (+) ke kutub (-).
Dari percobaan dapat diketahui bahwa nilai tegangan sebelum saklar dinyalakan akan
tetap terbaca oleh multmeter artinya walaupun saklar belum nyala tetap ada tegangan dalam
yang dimiliki sebuah baterai yang disebut dengan GGL, sedangkan tegangan yang terbaca
oleh multimeter pada saat saklar hidup dinamakan tegangan jepit.

d. Ukurlah kuat arus yang mengalir pada lampu 10 ohm, catatlah dan ambil gambar /
screenshot.

Pada lampu dengan hamabatan 10 Ohm Memiliki kuat arus sebesar 1,01 A
e. Hitunglah kuat arus yang mengalir pada lampu 10 ohm. Apakah hasilnya sama dengan
hasil ukur pada langkah {d}. Jelaskan.
1 1 1 1
= + + =
𝑅𝑃 𝑅1 𝑅2 𝑅3
1 1 1 1 11
= + + =
𝑅𝑃 10 20 30 60
60
𝑅𝑃 = = 5,5Ω
11
𝐸 12
𝑖= = = 1,8 𝐴
𝑅𝑃 + 𝑟 5,5 + 1
𝑉𝑋𝑌 = 𝑅 𝑃 × 𝑖 = 5,5 × 1,8 = 9,9 𝑉
𝑉𝑋𝑌 9,9
pada 10Ω = = = 0,99 𝐴
10 10

hasil perhitungan menunjukkan 0,99 A jika dibulatkan ke atas menjadi 1,00 A dan
hasilnya hampir sama dengan langkah d, hanya selihih 0,01 A. . Jika keduanya
dibulatkan maka diperoleh kuat arus listrik sebesar 1,00 A.

f. Ukurlah kuat arus yang mengalir pada lampu 20 ohm, catatlah dan ambil gambar/
screenshot.

Pada lampu dengan hamabatan 20 Ohm Memiliki kuat arus sebesar 0,51 A

g. Hitunglah kuat arus yang mengalir pada lampu 20 ohm. Apakah hasilnya sama dengan
hasil ukur pada langkah {f}. Jelaskan.
1 1 1 1
= + + =
𝑅𝑃 𝑅1 𝑅2 𝑅3
1 1 1 1 11
= + + =
𝑅𝑃 10 20 30 60
60
𝑅𝑃 = = 5,5Ω
11
𝐸 12
𝑖= = = 1,8 𝐴
𝑅𝑃 + 𝑟 5,5 + 1
𝑉𝑋𝑌 = 𝑅 𝑃 × 𝑖 = 5,5 × 1,8 = 9,9 𝑉
𝑉𝑋𝑌 9,9
pada 10Ω = = = 0,495 𝐴
20 20
hasil perhitungan diperoleh arus listrik sebesar 0,495 A yang hasilnya hampir sama
dengan langkah f, hanya selihih 0,015 A. . Jika keduanya dibulatkan maka diperoleh
kuat arus listrik sebesar 0,5 A.

h. Ukurlah kuat arus yang mengalir pada lampu 30 ohm, catatlah dan ambil gambar/
screenshot.

Pada lampu dengan hamabatan 30 Ohm Memiliki kuat arus sebesar 0,34 A

i. Hitunglah kuat arus yang mengalir pada lampu 30 ohm. Apakah hasilnya sama dengan
hasil ukur pada langkah {h}. Jelaskan.
1 1 1 1
= + + =
𝑅𝑃 𝑅1 𝑅2 𝑅3
1 1 1 1 11
= + + =
𝑅𝑃 10 20 30 60
60
𝑅𝑃 = = 5,5Ω
11
𝐸 12
𝑖= = = 1,8 𝐴
𝑅𝑃 + 𝑟 5,5 + 1
𝑉𝑋𝑌 = 𝑅 𝑃 × 𝑖 = 5,5 × 1,8 = 9,9 𝑉
𝑉𝑋𝑌 9,9
pada 10Ω = = = 0,33 𝐴
30 30

hasil perhitungan diperoleh kuat arus listrik sebesar 0,33, hasilnya hampir sama
dengan langkah h, hanya selihih 0,01 A. Jika keduanya dibulatkan maka diperoleh kuat
arus listrik sebesar 0,3 A.
j. Buatlah rangkaian sederhana dengan lampu 10 ohm sampai menyala. Amati nyala lampu
dan catatlah, serta ambil gambar/screenshot.

Lampu akan menyala ketika diberikan tegangan pada baterai. Semakin besar nilai
tegangan pada baterai maka nyala lampu akan semakin terang. Pada gambar di atas saya
memakai tegangan baterai 12 V dengan hamabatan dalam sebesar 1 Ohm. saat lampu
memiliki hambatan sebesar 20 Ohm, nayala lampunya sangat terang.

k. Buatlah rangkaian sederhana dengan lampu 20 ohm sampai menyala. Amati nyala lampu
dan catatlah, serta ambil gambar/screenshot.

Lampu akan menyala ketika diberikan tegangan pada baterai. Semakin besar nilai
tegangan pada baterai maka nyala lampu akan semakin terang. Pada gambar di atas saya
memakai tegangan baterai 12 V dengan hamabatan dalam sebesar 1 Ohm. saat lampu
memiliki hambatan sebesar 20 Ohm, nayala lampunya terang. Tetapi tidak lebih terang
daripada nyala lampu 10 Ohm.
l. Buatlah rangkaian sederhana dengan lampu 30 ohm sampai menyala. Amati nyala lampu
dan catatlah, serta ambil gambar/screenshot.

Lampu akan menyala ketika diberikan tegangan pada baterai. Semakin besar nilai
tegangan pada baterai maka nyala lampu akan semakin terang. Pada gambar di atas saya
memakai tegangan baterai 12 V dengan hamabatan dalam sebesar 1 Ohm. saat lampu
memiliki hambatan sebesar 30 Ohm nyala lampu semakin redup daripada nyaa lampu pada
hambatan 10 Ohm dan 20 Ohm.
m. Bandingkan nyala ketiga lampu tsb pada saat disusun PARALEL dengan pada saat
dirangkai SENDIRI. Jelaskan mengapa bisa terjadi seperti itu.

Ketiga lampu (10 ohm, 20 ohm, dan 30 ohm) yang disusun paralel secara bersama akan
memiliki nyala lampu nya berbeda, nyala ketiga lampu akan lebih terang pada saat
dirangkai sendiri sesuai dengan rumus I = V/R, dimana semakin besar nilai R maka I nya
semakin kecil (makin redup), ketika dirangkai paralel maka nilai R menjadi lebih kecil
sehingga I nya makin besar (makin terang).

KESIMPULAN
Hambatan listrik merupakan suatu penghambat yang dapat menyebabkan arus listrik
berkurang. Hambatan listrik ada yang terjadi secara alami dan ada juga yang sengaja dibuat
untuk menghambat arus listrik. Semakin besar sumber tegangannya (v), semakin besar kuat
arus listriknya (I). Semakin kecil sumber tegangannya, semakin kecil juga kuat arus listriknya.
Saat lampu dirangkai sendiri secara serii sesuai dengan rumus I = V/R, dimana semakin besar
nilai R maka I nya semakin kecil (makin redup), ketika dirangkai paralel maka nilai R menjadi
lebih kecil sehingga I nya makin besar (makin terang).
DAFTAR PUSTAKA

Frederick dan Eugene. 2006. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Saminan. 2018. Pembelajaran Konsep Listrik dan Magnet. Banda Aceh: Syiah Kuala
University Press.
Wahono dkk. 2011. Hukum Ohm. Semarang : Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai