DISUSUN OLEH :
Nama : Nur Ihsanudin
NIM : 022300013
Prodi : Elektronika Instrumentasi
Rekan Kerja :
Noor Fatih Farahat Parvez (022300012)
Dalam aplikasi elektronika, op amp memegang peran penting mulai dari penguat
sinyal hingga pengolah sinyal. Secara umum op amp yang ideal memiliki beberapa
karakteistik antara lain :
1. Penguatan tegangan tak terhingga.
2. Tegangan offset bernilai nol.
3. Impedance input tak terhingga.
4. Impedance output bernilai nol.
5. Bandwidth lebar atau tak terhingga.
6. Tida ada noise.
2.2. Penguat pembalik ( Inverting Amplifier )
Op amp pada rangkaian penguat pembalik digunakan untuk menguatkan sinyal
yang masuk dan membaliknya. Untuk membuat inverting ampilfier tegangan input
dihubungkan ke pin inverting atau input negatif. Pada tegangan keluaran akan dihasilkan
sinyal yang lebih besar dan memiliki beda fasa 180⁰ (Terbalik) dengan tegangan input.
Gambar 2. Rangkaian Inverting Amplifier
2.5. Differentiator
Pada rangkaian differentiator sinyal output merupakan penguatan hasil differensiasi
sinyal input, Jika sinyal input merupakan gelombang sinusoidal maka sinyal output
merupakan gelombang cosinus. Hal ini mengakibatkan adanya beda fase 90⁰.
Nilai Perbes
No Gambar Gelombang Input dan Output 𝑽𝒑𝒑 𝑽𝒑
𝑹𝒇 aran
Input :
𝑉𝑝
𝑉𝑝𝑝 1
= 𝑉𝑝𝑝
= 𝐷𝐼𝑉 2
× 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝐷𝐼𝑉 1
= 2 × 0,5 =
2
=1𝑉 ×1
= 0,5 𝑉
Tinggi gelombang = 2 DIV 𝑉𝑜𝑢𝑡
Skala pengali = 0,5 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝐷𝐼𝑉 −
𝑉𝑖𝑛
1. 200 Ω Frekuensi Gelombang = 714,3 Hz 1
=
0,5
Output : = 2 𝑘𝑎𝑙𝑖
4 × 0,5
1V
=2𝑉
1×1
0,5 V
= 1𝑉
3×1
1,5 V
= 3𝑉
2 × 0,5
3. 0,5 V 10 kali
=1𝑉
2×5
5V
= 10 𝑉
Dengan menggunakan Persamaan (1) dan (2) dapat dicari nilai perbesaran
dan tegangan output teori pada percobaan ini :
a. 𝑅𝑓 = 200 Ω
𝑅𝑓 200
𝐴𝑣 = − = = 2 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑅𝑖 100
𝑅𝑓 200
𝑉𝑜 = − 𝑉𝑖𝑛 = ×1= 2𝑉
𝑅𝑖 100
b. 𝑅𝑓 = 300 Ω
𝑅𝑓 300
𝐴𝑣 = − = = 3 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑅𝑖 100
𝑅𝑓 300
𝑉𝑜 = − 𝑉𝑖𝑛 = ×1= 3𝑉
𝑅𝑖 100
c. 𝑅𝑓 = 1 𝑘Ω
𝑅𝑓 1000
𝐴𝑣 = − = = 10 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑅𝑖 100
𝑅𝑓 1000
𝑉𝑜 = − 𝑉𝑖𝑛 = × 1 = 10 𝑉
𝑅𝑖 100
1V 0,5V
2V 1V
3V 1,5V
1V 0,5V
3. 4 kali 100Ω 300Ω
Jika 𝑅𝑖 tetap 100 Ω, untuk mengetahui nilai 𝑅𝑓 agar memperoleh nilai perbesaran
yang dikehendaki, cari nilai 𝑅𝑓 menggunakan Persamaan (3) :
𝑅𝑓
𝐴𝑣 = 1 +
𝑅𝑖
a. Perbesaran 2 kali
𝑅𝑓
2=1+
100
𝑅𝑓 = 100 Ω
b. Perbesaran 3 kali
𝑅𝑓
3=1+
100
𝑅𝑓 = 200 Ω
c. Perbesaran 4 kali
𝑅𝑓
4=1+
100
𝑅𝑓 = 300 Ω
4.1.4. Differentiator
Setelah dilakukann pengukuran tegangan input dan output pada rangkaian
voltage follower menggunakan osiloskop diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4. Data Percobaan Differentiator
4.2. Pembahasan
4.2.1. Inverting Amplifier
Setelah dilakukan percobaan op amp sebagai penguat dengan rangkaian
inverting, diperoleh data pada Tabel 1. Pada rangkaian inverting amplifier,
tegangan input dihubungkan dengan pin inverting sehingga sinyal tegangan yang
dikeluaran akan dibalik 180⁰ atau berbeda fase dengan sinyal input. Pada
percobaan ini dicari perbesaran tegangan pada pin output, dari data yang diperoleh
dengan memvariasikan nilai 𝑅𝑓 dan nilai 𝑅𝑖 tetap diperoleh perbesaran 2 kali, 3
kali, dan 10 kali. Data percobaan yang diperoleh sudah sesuai dengan perhitungan
secara teori, bentuk gelombang yang terbentuk pada osiloskop juga sudah sesuai
dengan teori yaitu gelombang output terbalik atau memiliki beda fase 180⁰ dengan
gelombang input.
4.2.2. Non-Inverting Amplifier
Percobaan berikutnya adalah non-inverting amplifier, pada percobaan ini
praktikan diminta mencari variasi resistor 𝑅𝑖 dan 𝑅𝑓 agar mendapatkan nilai
perbesaran yang dikehendaki. Setelah dilakukan percobaan diperoleh data pada
Tabel 2. Untuk mendapatkan nilai perbesaran 2 kali praktikan menggunakan
𝑅𝑖 =100 Ω dan 𝑅𝑓 = 100 Ω. Untuk perbesaran 3 kali digunakan 𝑅𝑖 =100 Ω dan
𝑅𝑓 = 200 Ω. Untuk perbesaran 4 kali digunakan 𝑅𝑖 =100 Ω dan 𝑅𝑓 = 300 Ω.
Gelombang output yang terbentuk pada osiloskop tidak menuntukan adanya beda
fase antara input dan output. Hal ini karena tegangan input dihubungkan dengan
pin non-inverting sehingga tidak terjadi pembalikan gelombang. Hasil percobaan
kali ini sudah sesuai dengan teori yang ada.
4.2.3. Voltage Follower
Percobaan berikutnya adalah percobaan voltage follower, setelah dilakukan
percobaan diperoleh data pada Tabel 3. Dari tabel tersebut dapat dilihat jika tidak
terdapat penguatan tegangan sama sekali, tegangan input dan output nilainnya
sama. Sesuai dengan namanya, keluaran voltage follower akan mengikuti
tegangan input yang diberikan. Rangkaian voltage follower digunakan untuk
meningkatkan impedance sehingga rangkaian bisa diberi beban berat agar tidak
mudah drop.
4.2.4. Differentiator
Percobaan yang terakhir adalah rangkaian differentiator, setelah dilakukan
percobaan diperoleh data pada Tabel 4. Dari data yang diperoleh dapat dilihat
ada perbesaran tetapi pada beberapa tegangan input ada kesamaan nilai tegangan
output yaitu 20 V. Hal ini karena pada percobaan kali ini digunakan tegangan
suply +12 dan -12. Sehingga perbesaran output dibatasi dari -12V hingga +12V
atau tegangan output maksimal yang terbentuk adalah 24V. Dari bentuk
gelombang yang terbentuk pada output ada perbedaan bentuk dengan input.
Sinyal output yang terbentuk merupakan hasil turunan/differensial dari tegangan
input. Jika tegangan input membentuk gelombang sinus, tegangan outputnya
membentuk gelombang cosinus sehingga ada beda fase 90⁰. Pada percobaan ini
juga ada perbedaan bentuk gelombang output yang berbentuk kotak karena
adanya batasan perbesaran hingga 24V saja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Operational amplifier merupakan komponen elektronika yang terdiri dari beberapa
transistor, dioda, resistor,dan kapasitor yang terikoneksi dan terintregasi sehingga
dapat menghasilkan penguatan sinyal listrik.
2. Op amp merupakan komponen elektronika aktif sehingga memerlukan arus listrik
agar bisa bekerja
3. Terminal pada op amp antara lain masukan non-inverting (+), masukan inverting (-
), catu daya positif, catu daya negatif, keluaran tegangan.
4. Inverting amplifier menghasilkan tegangan output yang diperkuat dan memiliki beda
fase 180⁰ atau terbalik dibanding tegangan inputnya.
5. Non-inverting amplifier menghasilkan tegangan output yang diperkuat dan tidak
terjadi pembalikan gelombang sehingga memiliki fase yang sama dengan tegangan
input.
6. Pada rangkaian voltege follower tidak terjadi perbesaran karena tegangan output
mengikuti tegangan input yang diberikan.
7. Rangkaian voltage follower berfungsi untuk meningkatkan impedance rangkaian
sehingga jika rangkaian diberi beban berat tidak drob.
8. Rangkaian differentiator menghasilkan output yang merupakan hasil
turunan/differensial dari tegangan input.
9. Pada rangkaian differentiator perbesaran tegangan dibatasi tergantung besar input
suply yang diberikan.
5.2. Saran
Puspitasari dkk. (2023). Petunjuk Praktikum Elektronika. Op Amp Sebagai Penguat Tegangan
,49-60.
Kho, Dickson. Pengertian Op-Amp (Operational Amplifier). teknikelektronika.com. Diakses
pada 25 November 2023, dari Pengertian Op-Amp (Operational Amplifier) - Teknik
Elektronika