Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

“OP AMP SEBAGAI PENGUAT TEGANGAN”

DISUSUN OLEH :
Nama : Nur Ihsanudin
NIM : 022300013
Prodi : Elektronika Instrumentasi
Rekan Kerja :
Noor Fatih Farahat Parvez (022300012)

Dosen Pengampu : Ayu Jati Puspitasari, M.Si

PRODI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


SEMESTER GANJIL 2023/2024

POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA


BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
YOGYAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada tahun 1941, Karl D. Swartzel Jr. menemukanan op amp. Pada saat awal
ditemukan op amp dirancang untuk sistem telepon dalam memperkuat sinyal suara. Op
amp atau operational amplifier sendiri merupakan komponen elektronika yang terdiri dari
beberapa transistor, dioda, resistor,dan kapasitor yang terikoneksi dan terintregasi sehingga
dapat menghasilkan penguatan sinyal listrik. Op amp biasanya dikemaas dalam bentuk IC
atau intregated circuit yang memiliki banyak kaki atau pin.
Op amp memiliki banyak pin/terminal yang memiliki karakteristik dan fungsinya
masing-masing. Terminal pada op amp antara lain masukan non-inverting (+), masukan
inverting (-), catu daya positif, catu daya negatif, keluaran tegangan. Op amp merupakan
komponen elektronika aktif sehingga memerlukan arus listrik agar bisa bekerja maka dari
itu pada op amp terdapat terminal catu daya positif dan negatif untuk memberikan arus
listrik.
Dalam penggunaanya, op amp memiliki banyak fungsi sesuai dengan kebutuhan
dalam rangkaian elektronika. Op amp dapat dirangkai menjadi penguat mmembalik atau
inverting amplifier, penguat tak membalik atau non-inverting amplifier, penguat penambah
tak membalik, penguat selisih, pengikut tegangan, integrator, dan masih banyak lagi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menggunakan op amp sebagai penguat membalik (Inverting)?
2. Bagaimana cara menggunakan op amp sebagai penguat tak membalik (Non-Inverting)?
3. Bagaimana cara menggunakan op amp sebagai buffer/ voltage follower?
4. Bagaimana cara menggunakan op amp sebagai differentiator ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui cara menggunakan op amp sebagai penguat membalik (Inverting).
2. Mengetahui cara menggunakan op amp sebagai penguat tak membalik (Non-Inverting).
3. Mengetahui cara menggunakan op amp sebagai buffer/ voltage follower.
4. Mengetahui cara menggunakan op amp sebagai differentiator.
1.4. Manfaat
Dalam elektronika op amp memiliki banyak manfaat, op amp lebih sering digunaan
untuk menguatkan sinyal listrik atau menguatkan tegangan. Op amp juga digunakan untuk
membalikkan sinyal listrik agar memberikan sinyal keluaran yang memiliki beda fase
dengan sinyal input. Dalam kehiduan sehai-hari, op amp digunakan dalam alarm kebarakan
maupun alarm pintu..
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Op Amp
Op amp merupakan komponen elektronika aktif yang terdiri dari dioda, transistor,
resistor, dan kapasitor yang diintregaskan. Semua komponen tersebut dikemas menjadi
IC atau intregated circuit yang memiliki banyak pin atau terminal. Setiap pin dalam op
amp memiliki fungsi yang berbeda-beda. Terdapat pin input non-inverting (+), input
inverting (-), catu daya positif, catu daya negatif, dan pin tegangan keluaran/output.

Gambar 1. Simbol dan Konfigurasi Op Amp

Dalam aplikasi elektronika, op amp memegang peran penting mulai dari penguat
sinyal hingga pengolah sinyal. Secara umum op amp yang ideal memiliki beberapa
karakteistik antara lain :
1. Penguatan tegangan tak terhingga.
2. Tegangan offset bernilai nol.
3. Impedance input tak terhingga.
4. Impedance output bernilai nol.
5. Bandwidth lebar atau tak terhingga.
6. Tida ada noise.
2.2. Penguat pembalik ( Inverting Amplifier )
Op amp pada rangkaian penguat pembalik digunakan untuk menguatkan sinyal
yang masuk dan membaliknya. Untuk membuat inverting ampilfier tegangan input
dihubungkan ke pin inverting atau input negatif. Pada tegangan keluaran akan dihasilkan
sinyal yang lebih besar dan memiliki beda fasa 180⁰ (Terbalik) dengan tegangan input.
Gambar 2. Rangkaian Inverting Amplifier

Pada inverting amplifier besar penguatan sinyal dapat dihitung menggunakan


persamaan :
𝑉𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑅
𝐴𝑣 = = − 𝑅𝑓 (1)
𝑉𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑖

Besar tegangan output dapat dihitung menggunakan persamaan :


𝑅
𝑉𝑜 = − 𝑅𝑓 𝑉𝑖𝑛 (2)
𝑖

2.3. Non-Inverting Amplifier


Pada non-inverting amplifier, sinyal tegangan keluaran diperbesar tanpa dibalik
sehingga memiliki fasa yang sama dengan sinyal input. Tegangan input pada non-
inverting amplifier dihubungkan pada pin input non-inverting (+).

Gambar 3. Rangkaian Non-Inverting Amplifier

Penguatan sinyal pada non-inverting amplifier memenuhi persamaan :


𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑓
𝐴𝑣 = = 1+ (3)
𝑉𝑖𝑛 𝑅𝑖

2.4. Buffer/Voltage Follower


Pada rangkaian op amp voltage follower, tegangan dan fasa pada keluarannnya sama
seperti pada input. Fungsi op amp voltage follower adalah menambah impedance
rangkaian sehingga rangkaian bisa diberi beban besar.

Gambar 4. Rangkaian Voltage Follower

2.5. Differentiator
Pada rangkaian differentiator sinyal output merupakan penguatan hasil differensiasi
sinyal input, Jika sinyal input merupakan gelombang sinusoidal maka sinyal output
merupakan gelombang cosinus. Hal ini mengakibatkan adanya beda fase 90⁰.

Gambar 5. Rangkaian Differentiator

Gambar 6. Bentuk SInyal DIfferentiator


𝑑𝑉𝑖
𝑉𝑜 = −𝑅𝐶
𝑑𝑡
𝑉𝑖 = 𝑉𝑝 sin 2𝜋 𝑓𝑡
𝑉𝑜 = −2𝜋𝑓𝑅𝐶(𝑉𝑝 cos 2𝜋 𝑓𝑡)
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Dalam praktikum ini, praktikan menggunakan alat dan bahan berupa op-amp,
resistor, kapasitor, multimeter, osiloskop, powersupply, function generator, kabel probe
osiloskop, kabel probe function generator, kabel penghubung, dan kabel jumper.
3.2. Langkah Kerja
3.2.1. Penguat Pembalik (Inverting Amplifier)
Pada percobaan pertama op amp sebagai penguat pembalik atau Inverting
Amplifier. Sebelum melakukan percobaan ini praktikan perlu membuat rangkaian
seperti Gambar ?. Setelah rangkaian selesai atur tegangan input (𝑉𝑖 ) pada function
generator sebesar 1 V.

Gambar 7. Rangkaian Inverting Amplifier

Pasang tahanan input sebesar 100 Ω, selama percobaan variasikan nilai 𝑅𝑓


dengan beberapa resistor 200 Ω, 300 Ω, 1 kΩ. Untuk melihat gelombang yang
terbentuk hubungkan chanel 1 osiloskop pada tegangan input (𝑉𝑖 ) dan chanel 2
osiloskop pada tegangan output (𝑉𝑜𝑢𝑡 ). Ukur tegangan keluaran pada chanel 2
dengan melihat gelombang yang terbentuk pada osiloskop.
3.2.2. Penguat Tak Membalik (Non-Inverting Amplifier)
Untuk percobaan Non-Inverting Amplifier, Praktikan perlu membuat
rangkaian seperti Gambar ?. setelah rangkaian selesai atur tegangan input (𝑉𝑖 )
pada function generator sebesar 1 V.
Gambar 8. Rangkaian Non-Inverting Amplifier

Pada percobaan kali ini, variasikan nilai 𝑅𝑓 dan 𝑅𝑖 sehingga diperoleh


perbesaran 2, 3, dan 4 kali. Untuk melihat gelombang yang terbentuk hubungkan
chanel 1 osiloskop pada tegangan input (𝑉𝑖 ) dan chanel 2 osiloskop pada tegangan
output (𝑉𝑜𝑢𝑡 ). Ukur tegangan keluaran pada chanel 2 dengan melihat gelombang
yang terbentuk pada osiloskop.
3.2.3. Penyangga (Buffer / Voltage Follower)
Percobaan berikutnya praktikan perlu membuat rangkaian seperti Gambar ?.
Atur tegangan input (𝑉𝑖 ) pada function generator sebesar 1V hingga 5V.

Gambar 9. Rangkaian Buffer / Voltage Follower

Untuk melihat gelombang yang terbentuk hubungkan chanel 1 osiloskop pada


tegangan input (𝑉𝑖 ) dan chanel 2 osiloskop pada tegangan output (𝑉𝑜𝑢𝑡 ). Ukur
tegangan keluaran pada chanel 2 dengan melihat gelombang yang terbentuk pada
osiloskop.
3.2.4. Differentiator
Percobaan berikutnya praktikan perlu membuat rangkaian seperti Gambar ?.
Gunakan kapasitor sebagai C dan resistor sebagai R. setelah rangkaian selesai, atur
tegangan input (𝑉𝑖 ) pada function generator sebesar 1V hingga 6V.
Gambar 10. Rangkaian DIfferentiator

Untuk melihat gelombang yang terbentuk hubungkan chanel 1 osiloskop pada


tegangan input (𝑉𝑖 ) dan chanel 2 osiloskop pada tegangan output (𝑉𝑜𝑢𝑡 ). Ukur
tegangan keluaran pada chanel 2 dengan melihat gelombang yang terbentuk pada
osiloskop.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Data dan Perhitungan


4.1.1. Inverting Amplifier
Pada rangkaian inverting amplifier digunakan 𝑅𝑖 = 100 Ω dan tegangan
input sebesar 1 V. Setelah dilakukann pengukuran tegangan input dan output pada
rangkaian inverting amplifier menggunakan osiloskop dan dilakukan perhitungan,
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Data Percobaan Inverting Amplifier

Nilai Perbes
No Gambar Gelombang Input dan Output 𝑽𝒑𝒑 𝑽𝒑
𝑹𝒇 aran
Input :

𝑉𝑝
𝑉𝑝𝑝 1
= 𝑉𝑝𝑝
= 𝐷𝐼𝑉 2
× 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝐷𝐼𝑉 1
= 2 × 0,5 =
2
=1𝑉 ×1
= 0,5 𝑉
Tinggi gelombang = 2 DIV 𝑉𝑜𝑢𝑡
Skala pengali = 0,5 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝐷𝐼𝑉 −
𝑉𝑖𝑛
1. 200 Ω Frekuensi Gelombang = 714,3 Hz 1
=
0,5
Output : = 2 𝑘𝑎𝑙𝑖

4 × 0,5
1V
=2𝑉

Tinggi gelombang = 4 DIV


Skala pengali = 0,5 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝐷𝐼𝑉
Frekuensi Gelombang = 714,3 Hz
300 Ω Input :

1×1
0,5 V
= 1𝑉

Tinggi gelombang = 1 DIV


Skala pengali = 1 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝐷𝐼𝑉
Frekuensi Gelombang = 714,3 Hz
2. 3 kali
Output :

3×1
1,5 V
= 3𝑉

Tinggi gelombang = 3 DIV


Skala pengali = 1 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝐷𝐼𝑉
Frekuensi Gelombang = 714,3 Hz
1 𝑘Ω Input :

2 × 0,5
3. 0,5 V 10 kali
=1𝑉

Tinggi gelombang = 2 DIV


Skala pengali = 0,5 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝐷𝐼𝑉
Frekuensi Gelombang = 714,3 Hz
Output :

2×5
5V
= 10 𝑉

Tinggi gelombang = 2 DIV


Skala pengali = 5 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝐷𝐼𝑉
Frekuensi Gelombang = 714,3 Hz

Dengan menggunakan Persamaan (1) dan (2) dapat dicari nilai perbesaran
dan tegangan output teori pada percobaan ini :

𝑅𝑖 = 100 Ω 𝑑𝑎𝑛 𝑉𝑖𝑛 = 1 𝑉

a. 𝑅𝑓 = 200 Ω
𝑅𝑓 200
𝐴𝑣 = − = = 2 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑅𝑖 100
𝑅𝑓 200
𝑉𝑜 = − 𝑉𝑖𝑛 = ×1= 2𝑉
𝑅𝑖 100
b. 𝑅𝑓 = 300 Ω
𝑅𝑓 300
𝐴𝑣 = − = = 3 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑅𝑖 100
𝑅𝑓 300
𝑉𝑜 = − 𝑉𝑖𝑛 = ×1= 3𝑉
𝑅𝑖 100
c. 𝑅𝑓 = 1 𝑘Ω
𝑅𝑓 1000
𝐴𝑣 = − = = 10 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑅𝑖 100
𝑅𝑓 1000
𝑉𝑜 = − 𝑉𝑖𝑛 = × 1 = 10 𝑉
𝑅𝑖 100

4.1.2. Non-Inverting Amplifier


Setelah dilakukan pengukuran tegangan input dan output pada rangkaian non-
inverting amplifier menggunakan osiloskop dan dilakukan perhitungan, diperoleh
data sebagai berikut :
Tabel 2. Data Percobaan Non-Inverting Amplifier

Gambar Gelombang Input dan


No Perbesaran 𝑽𝒑𝒑 𝑽𝒑 𝑹𝒊 𝑹𝒇
Output
Input :

1V 0,5V

Tinggi gelombang = 2 DIV


Skala pengali = 0,5 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝐷𝐼𝑉
2 kali Frekuensi Gelombang = 714,3 Hz
1. Output : 100Ω 100Ω

2V 1V

Tinggi gelombang = 4 DIV


Skala pengali = 0,5 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝐷𝐼𝑉
Frekuensi Gelombang = 714,3 Hz
2. 3 kali Input : 1V 0,5V 100Ω 200Ω
Tinggi gelombang = 2 DIV
Skala pengali = 0,5 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝐷𝐼𝑉
Frekuensi Gelombang = 714,3 Hz
Output :

3V 1,5V

Tinggi gelombang = 3 DIV


Skala pengali = 1 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝐷𝐼𝑉
Frekuensi Gelombang = 714,3 Hz
Input :

1V 0,5V
3. 4 kali 100Ω 300Ω

Tinggi gelombang = 2 DIV


Skala pengali = 0,5 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝐷𝐼𝑉
Frekuensi Gelombang = 714,3 Hz
Output : 4V 2V
Tinggi gelombang = 4 DIV
Skala pengali = 1 𝑉𝑜𝑙𝑡⁄𝐷𝐼𝑉
Frekuensi Gelombang = 714,3 Hz

Jika 𝑅𝑖 tetap 100 Ω, untuk mengetahui nilai 𝑅𝑓 agar memperoleh nilai perbesaran
yang dikehendaki, cari nilai 𝑅𝑓 menggunakan Persamaan (3) :
𝑅𝑓
𝐴𝑣 = 1 +
𝑅𝑖
a. Perbesaran 2 kali
𝑅𝑓
2=1+
100
𝑅𝑓 = 100 Ω

b. Perbesaran 3 kali
𝑅𝑓
3=1+
100
𝑅𝑓 = 200 Ω
c. Perbesaran 4 kali
𝑅𝑓
4=1+
100
𝑅𝑓 = 300 Ω

4.1.3. Voltage Follower


Setelah dilakukann pengukuran tegangan input dan output pada rangkaian
voltage follower menggunakan osiloskop diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3. Data Percobaan Voltage Follower

No 𝑽𝒊𝒏𝒑𝒖𝒕 (V) 𝑽𝒐𝒖𝒕𝒑𝒖𝒕 (V)


1. 1 1
2. 2 2
3. 3 3
4. 4 4
5. 5 5

4.1.4. Differentiator
Setelah dilakukann pengukuran tegangan input dan output pada rangkaian
voltage follower menggunakan osiloskop diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4. Data Percobaan Differentiator

No 𝑽𝒊𝒏𝒑𝒖𝒕 (V) 𝑽𝒐𝒖𝒕𝒑𝒖𝒕 (V)


1. 1 8,4
2. 2 16
3. 3 20
4. 4 20
5. 5 20
6. 6 20

4.2. Pembahasan
4.2.1. Inverting Amplifier
Setelah dilakukan percobaan op amp sebagai penguat dengan rangkaian
inverting, diperoleh data pada Tabel 1. Pada rangkaian inverting amplifier,
tegangan input dihubungkan dengan pin inverting sehingga sinyal tegangan yang
dikeluaran akan dibalik 180⁰ atau berbeda fase dengan sinyal input. Pada
percobaan ini dicari perbesaran tegangan pada pin output, dari data yang diperoleh
dengan memvariasikan nilai 𝑅𝑓 dan nilai 𝑅𝑖 tetap diperoleh perbesaran 2 kali, 3
kali, dan 10 kali. Data percobaan yang diperoleh sudah sesuai dengan perhitungan
secara teori, bentuk gelombang yang terbentuk pada osiloskop juga sudah sesuai
dengan teori yaitu gelombang output terbalik atau memiliki beda fase 180⁰ dengan
gelombang input.
4.2.2. Non-Inverting Amplifier
Percobaan berikutnya adalah non-inverting amplifier, pada percobaan ini
praktikan diminta mencari variasi resistor 𝑅𝑖 dan 𝑅𝑓 agar mendapatkan nilai
perbesaran yang dikehendaki. Setelah dilakukan percobaan diperoleh data pada
Tabel 2. Untuk mendapatkan nilai perbesaran 2 kali praktikan menggunakan
𝑅𝑖 =100 Ω dan 𝑅𝑓 = 100 Ω. Untuk perbesaran 3 kali digunakan 𝑅𝑖 =100 Ω dan
𝑅𝑓 = 200 Ω. Untuk perbesaran 4 kali digunakan 𝑅𝑖 =100 Ω dan 𝑅𝑓 = 300 Ω.
Gelombang output yang terbentuk pada osiloskop tidak menuntukan adanya beda
fase antara input dan output. Hal ini karena tegangan input dihubungkan dengan
pin non-inverting sehingga tidak terjadi pembalikan gelombang. Hasil percobaan
kali ini sudah sesuai dengan teori yang ada.
4.2.3. Voltage Follower
Percobaan berikutnya adalah percobaan voltage follower, setelah dilakukan
percobaan diperoleh data pada Tabel 3. Dari tabel tersebut dapat dilihat jika tidak
terdapat penguatan tegangan sama sekali, tegangan input dan output nilainnya
sama. Sesuai dengan namanya, keluaran voltage follower akan mengikuti
tegangan input yang diberikan. Rangkaian voltage follower digunakan untuk
meningkatkan impedance sehingga rangkaian bisa diberi beban berat agar tidak
mudah drop.
4.2.4. Differentiator
Percobaan yang terakhir adalah rangkaian differentiator, setelah dilakukan
percobaan diperoleh data pada Tabel 4. Dari data yang diperoleh dapat dilihat
ada perbesaran tetapi pada beberapa tegangan input ada kesamaan nilai tegangan
output yaitu 20 V. Hal ini karena pada percobaan kali ini digunakan tegangan
suply +12 dan -12. Sehingga perbesaran output dibatasi dari -12V hingga +12V
atau tegangan output maksimal yang terbentuk adalah 24V. Dari bentuk
gelombang yang terbentuk pada output ada perbedaan bentuk dengan input.
Sinyal output yang terbentuk merupakan hasil turunan/differensial dari tegangan
input. Jika tegangan input membentuk gelombang sinus, tegangan outputnya
membentuk gelombang cosinus sehingga ada beda fase 90⁰. Pada percobaan ini
juga ada perbedaan bentuk gelombang output yang berbentuk kotak karena
adanya batasan perbesaran hingga 24V saja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Operational amplifier merupakan komponen elektronika yang terdiri dari beberapa
transistor, dioda, resistor,dan kapasitor yang terikoneksi dan terintregasi sehingga
dapat menghasilkan penguatan sinyal listrik.
2. Op amp merupakan komponen elektronika aktif sehingga memerlukan arus listrik
agar bisa bekerja
3. Terminal pada op amp antara lain masukan non-inverting (+), masukan inverting (-
), catu daya positif, catu daya negatif, keluaran tegangan.
4. Inverting amplifier menghasilkan tegangan output yang diperkuat dan memiliki beda
fase 180⁰ atau terbalik dibanding tegangan inputnya.
5. Non-inverting amplifier menghasilkan tegangan output yang diperkuat dan tidak
terjadi pembalikan gelombang sehingga memiliki fase yang sama dengan tegangan
input.
6. Pada rangkaian voltege follower tidak terjadi perbesaran karena tegangan output
mengikuti tegangan input yang diberikan.
7. Rangkaian voltage follower berfungsi untuk meningkatkan impedance rangkaian
sehingga jika rangkaian diberi beban berat tidak drob.
8. Rangkaian differentiator menghasilkan output yang merupakan hasil
turunan/differensial dari tegangan input.
9. Pada rangkaian differentiator perbesaran tegangan dibatasi tergantung besar input
suply yang diberikan.

5.2. Saran

1. Praktikan harus mempelajari materi praktikum sebelum praktikum dilaksanakan.


2. Praktikan harus mengikuti semua langkah kerja yang dianjurkan agar tidak terjadi
kesalahan yang seharusnya tidak ada.
3. Praktikan harus mengkalibrasi multimeter dan osiloskop sebelum menggunakannya.
4. Praktikan harus memastikan rangkaiannya terhubung dengan baik.
5. Praktikan harus teliti dalam mengamati gelombang yang terbentuk.
6. Praktikan harus teliti dalam perhitungan data yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA

Puspitasari dkk. (2023). Petunjuk Praktikum Elektronika. Op Amp Sebagai Penguat Tegangan
,49-60.
Kho, Dickson. Pengertian Op-Amp (Operational Amplifier). teknikelektronika.com. Diakses
pada 25 November 2023, dari Pengertian Op-Amp (Operational Amplifier) - Teknik
Elektronika

BBMSTICKERCONTEST. (2023). Apa itu Op-Amp dan Cara Kerjanya? – Penjelasan


Lengkap tentang Op-Amp. bbmstickercontest.id. Diakses pada 26 November 2023, dari
Apa Itu Op-Amp Dan Cara Kerjanya? - Penjelasan Lengkap Tentang Op-Amp - Tempat Terdekat
(bbmstickercontest.id)

Penguat Differensiator Op-amp. abdulelektro.blogspot.com. Diakses pada 26 November 2023,


dari Penguat Differensiator Op-amp - Belajar Elektronika (abdulelektro.blogspot.com)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai