Anda di halaman 1dari 12

Makalah seni dan budaya

SENI DAN BUDAYA MUNA

Oleh

St Anisa Nabila sari


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat yang
diberikan kepada kita semua sehingga penulisan makalah ini dapat kami susun sesuai dengan
kemampuan dan dapat kami selesaikan sesuai waktu yang diberikan.
Dimana tujuan dalam penyusunan makalah ini agar dapat menjadi rujukan untuk mempelajari
tentang SENI dan BUDAYA MUNA.
Makalah ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas yang ada. Seperti halnya saya
hanya manusia biasa tempat dimana ada kesalahan-kesalahan, maka dari itu saya mohon
maaf apabila ada kesalahan maupun kekurangan dalam makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk  pengetahuan kita. Untuk mencapai kesempurnaan makalah ini, saya
mohon kritik serta saran dari rekan-rekan yang membaca.

Kendari, 17 Januari 2016

ST. Anisa Nabila sari


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……... ………………………………………………………………..i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang….………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah……….………………………………………………………..1
C. Tujuan……………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Rumah Adat Daerah Muna ……. ……………………………………………….3
B. Lagu Daerah Muna ……………………………………………………………….3
C. Pakaian Adat Muna……. ...……………………………………………………….5
D. Makanan Khas Daerah Muna… ……………………...………………………….6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….7
B. Saran…..……………………………………………………………………………….7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,perkakas, pakaian,
bangunan dan karya seni.
Seni budaya dapat dikatakan sebagai jiwa sebuah bangsa. Bangsa-bangsa yang
kemudian kita kenal sebagai bangsa besar adalah bangsa-bangsa yang besar pula budayanya.
Memasuki Kota Muna, Sulawesi Tenggara, tidak boleh sembarangan. Berjalan kaki saja
dilarang, apalagi menunggang kuda. Ini tak lain untuk menjaga etika dan sopan santun. Yang
boleh menunggang kuda hanya para pejabat tinggi. Kalau sudah mendekati rumah kediaman
perdana menteri, penunggang kuda juga harus turun, lalu berjalan kaki ke tempat tujuan di
kota tersebut
Budaya dan tatakrama di Kota Muna adalah potret sepenggal sejarahKerajaan Muna di masa
lampau, sebagaimana diungkapkan Jules Couvreur dalam buku Sejarah dan Kebudayaan
Kerajaan Muna yang diterbitkan Artha Wacana Press,Kupang,Nusa Tenggara Timur, tahun
2001.
Budaya suku muna  adalah kebiasaan yang lahir dari masyarakat suku muna yang diwariskan
dari generasi ke generasi.Untuk lebih dapat memahami  budaya muna, maka harus diketahui
terlebih dahulu macam-macam  budaya muna. Suku muna memiliki berbagai macam budaya
yang telah mengatur kehidupan bermasayarakat sehari-hari dan senantiasa diatuhi oleh warga
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah :
1.    Bagaimana rumah adat dari suku muna ?
2.    Bagaimana lagu daerah dari suku muna ?
3.    Bagaimana pakaian adat dari suku muna ?
4.    Makanan apa saja yang ada dalam suku muna ?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.    Untuk mengetahui rumah adat daerah suku  muna
2.    Untuk mengetahui lagu dari suku muna
3.    Untuk mengetahui pakaian adat dari suku muna
4.    Untuk mengetahui makanan apa saja yang ada dalam suku muna
BAB II PEMBAHASAN

A. Rumah Adat

Anjungan atau bangunan induk anjungan mengambil bentuk Istana Sultan Buton
(disebut Malige) yang megah. Meskipun didirikan hanya dengan saling mengait, tanpa tali
pengikat ataupun paku, bangunan ini dapat berdiri dengan dengan kokoh dan megah diatas
sandi yang menjadi landasan dasarnya. Patung dua ekor kuda jantan yan sedang bertarung,
pelengkap bangunan, menggambarkan tradisi mengadu kuda dari Pulau Muna yang digemari
masyarakat Sulawesi Tenggara
Di Taman Mini Indonesia Indah, anjungan Sulawesi Tenggara terletak di sebelah tenggara
arsipel, bersebelahan dengan anjungan Sulawesi Selatan serta berhadapan dengan istana
anak-anak Indonesia. Dalam memperkenalkan daerahnya propinsi Sulawesi Tenggara
menampilkan bangunan induk yang merupaka tiruan dari istana raja Buton yang disebut
Malige.

B. Lagu Daerah
MUSIK TRADISIONAL MUNA Misik tradisional Muna adalah perpaduan beberapa
alat musik yang terdiri dari Mata Tou, Gambus, Kusapi (kecapi), Dodoraba ( Biola),
Kaganda-ganda mbite, Suli anabati (suling), Paka-paka (belahan bamboo yang dipukul),
Bhoka-bhoka (sopotong bambu yang dipotong), Ganda ( gendang) dan Mbololo ( Gong).
Musik tradisonal ini pertama dimainkan pada saat masyarakat muna sedang bercocok tanam,
sebagai hiburan mereka memainkan alat musik tersebut. Pada abad ke 16 musik ini juga
dipakai untuk penyebaran agama islam dan pada abad ke 17 masa pemerintahan Raja
Omputo Sangia, raja yang senang akan musik ini mengadakan barter dengan pedagang
rempah-rempah dari jawa dan menukarnya dengan gong kemudian dipakai pada saat pingitan
anak raja Wa Ode Komomono Kamba yang kemudian alat musik ini dikenal dengan nama
Rambi Wuna. Tarian Linda berfungsi sebagai tarian adat dari daerah kabupaten muna yang
selalu di laksanakan dalam upacara karia,oleh gadis-gadis remaja yang di upacarakan.pemain
tari Linda berjumlah 6 orang putri,sedang di lagukan laggu kadandio syair lagu berbunyi :
YO LAKADANDIO DANDIO LAKADANDIO LADADIMAKA RIMANA
LAKADANDIO KAMBOI NGKUKU NERURU RONDANO UE SILONO MATA
NEFOPATI LOSUA

C. Pakaian Adat Muna

Pakaian mereka terdiri dari baju kombo yang bahannya terdiri dari kain polos.leher
dan pinggir bawah dibis dengan warnah merah.seluruh pakain ini di hiasi dengan manik-
manik yang tebuat dari perunggu.sarungnya di buat empat lapis.dimana lapisan yang paling
dalam berwarna merah,kemudian menyusul warna hijau,putih,dan paling luar berwarna
hitam. Kepala mereka dihiasi dengan beberapa hiasan seperti tiga buah panto(gelang
kepala)di pasang pada bagian atas dari pada konde penari yang telah di lingkar dengan bandol
konde dari kain berwarna merah yang di hiasi pula dengan picing dan manik-manik pada
bagian belakang kepala di pasang kabunsale yang berwarna merah.mereka juga memakai
kalung leher
dan beberapa gelang di kedua tangan mereka. Pakaian ini khusus di gunakan pada saat
seorang gadis keluar dari pingitan (kagombo) untuk melaksanakan tari Linda. cara
memakainya yaitu penari-penari keluar dari dua penjuru dengan gaya lego
(berlengang)setelah menghadapi penonton,mulailah gerakan pertama.kedua tangan
mengambil selendang yang melilit di leher dan di bawa ke sebelah kiri,laksana orang yang
sedang memetik sesuatu bersamaan dengan gerak kaki yang di gesekan ke kiri sambil
mengayunkan kaki kanan ke arah kanan dengan perhitungan tiga dan di balas dengan kaki
kiri dengan perhitungan empat.selanjutnya kedua tangan di bawa ke sebelah kanan seperti
orang yang sedang memetik sesuatu secara bersamaan dengan gerak kaki kiri ke samping kiri
dengan perhitungan satu di balas dengan kaki kanan pada perhitungan tiga dan di balas lagi
dengan kaki kanan dalam perhitungan empat. Beberapa fariasi terjadi pada saat pertukaran
tempat,mempermainkan selendang dan sebagainya.keseluruhan gerakan dalam tari ini terdiri
dari empat belas macam gerakan.pada gerakan penutup,kedua tangan di bawa ke sebelah
kiri,seperti orang yang sedang memetik buah.kaki kiri di gerakan ke kiri,kaki kanan di
ayunkan ke kanan,dengan perhitungan satu di balas dengan kiri pada perhitungan
dua,kemudian di ganti dengan kaki kanan dalam hitungan tiga dan seterusnya sampai
mencapai perhitungan empat. Akhirnya kedua tangan melepaskan lilitan selendang dan di
sandang ke bahu sebelah kanan.tangan kiri memengang sarung (bini-bini) tangan kanan
berlengang ( lego-lego ) pengiring dari tarian ini adalah alat musik
gendang,gong,dan dengu-dengu.dengan cara di tabu di pukul. Dahulunya sebelum alat-alat
musik tersebut di kenal oleh masyarakat,orang-orang sering menggunakan mata tou,dengan
nama musik mata tou.

D. Makanan Khas Daerah Muna


Kabuto adalah makanan khas Masyarakat Muna dan Buton Kepulauan di Sulawesi
Tenggara yang tergolong unik. Dan bukannya saudara kembar naruto,hehehe.. Dikatakan
unik lantaran bahan dasar menu makanan yang mirip bahasa jepang itu adalah ubi kayu atau
singkong yang telah dikeringkan dan dibiarkan berjamur. Semakin lama disimpan dalam
keadaan kering maka akan makin enak rasa dan aroma makanan ini kala disantap. Apalagi
bila dicampur kelapa parut dan ditambah menu ikan asin goreng sebagai lauknya.. tambah
mantap.

Cara menyiapkan makanan inipun tergolong sangat praktis dan simpel. Singkong yang telah
kering tadi dipotong-potong dan beri air secukupnya lalu dimasak sampai benar-benar
matang selama kira-kira satu jam.
Sambil menunggu sang Kabuto benar-benar masak, kita bisa menyiapkan kelapa parut
sebagai campuran utamanya. Bisa juga dengan menyiapkan ikan asin goreng sebagai
pendamping atau lauk untuk makanan khas masyarakat Muna-Buton ini.
Dilihat dari kandungan gizinya, Kabuto termasuk makanan yang kandungan gizinya kurang.
Hal ini disebabkan karena singkong kering memang bernilai gizi rendah.
Menu khas ini masih kita jumpai di desa-desa nelayan pesisir pantai Sulawesi Tenggara. Bisa
jadi masyarakat masih mempertahankan makanan ini karena harganya yang tergolong sangat
murah dan membuatnyapun sangat mudah.
Kambuse(jagung masak) ini berasal dari bahasa Muna yang artinya..jagung tua yang
sudah dipisahkan dari kulitnya,trus dibuka tongkolnya,lalu dimasak dalam waktu 1 - 2 jam.
cara masak kambuse ini sesuai dengan selera yang diinginkan,,ada dimasak hanya
pakai air saja,pakai santan,tapi pada umumnya kambuse itu dimasak campur kapur
bubuk(ghefi bhs. Muna) ala kadarnya misalnya 1 liter jagung pake kapur 1/2 sendok
makan .tapi kalau kapurnya berlebihan maka harus dicuci pake air bersih lalu dmasak
kembali .,,setelah itu siap untuk disajikan..

Kolope ( umbi hutan) ini salah satu makanan khas daerah muna yang sangat sulit
proses pembuatanya.karena kolope ini tumbuh liar di hutan ,yang jarang dipiara atau ditanam
oleh mansyarakat pada umumnya.kalau menginginkan kolope biasanya harus dicari pada
musim kemarau dihutan untuk ambil umbinya,terus dikupas lalu diris setebal kurang lebih 0,5
cm. Pembuatan kolope ini biasanya harus lebih dari satu orang karena pengolahan kolope ini
sebelum menjadi makanan terlebih dahulu direndam disungai sampai 2hari 2malam atau
lebih,yang biasa orang muna sebut dengan( Ungkame: bhs muna).
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Budaya suku muna  adalah kebiasaan yang lahir dari masyarakat suku muna yang
diwariskan dari generasi ke generasi. Muna memiliki seni budaya di antaranya tari Lindah
yang secara etimologi yang berarti menari berkeliling lahir di tengah-tengah masyarakat
muna di sekitar abad ke-16, tarian ini di ciptakan sebagai suatu perwujudan tradisi
masyarakat di daerah muna dalam hal pemingitan anak-anak mereka di kala memasuki alam
ke dewasaan. serta pakaian adatnya yang di gunakan dalam menarikan tarian linda dan lagu
daerah yang permainannya di iringi beberapa alat musik yang terdiri dari Mata Tou, Gambus,
Kusapi (kecapi), Dodoraba ( Biola), Kaganda-ganda mbite, Suli anabati (suling), Paka-paka
(belahan bamboo yang dipukul), Bhoka-bhoka (sopotong bambu yang dipotong), Ganda
( gendang) dan Mbololo ( Gong). Juga makanan khas daerahnya yaitu kabuto, kambuse serta
kolope.

B. Saran
Saran saya kepada pembaca agar dapat memahami isi makalah ini sebagai tambahan
pengetahuan mengenai seni dan budaya daerah muna.
DAFTAR PUSTAKA

Arkola Offset. , dkk. 2010 Buku Kemilau Mutiara yang Tersembunyi di Kebupaten Muna
Raha Ridwan Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Muna. http/ katak bersastra blogspot
com / 2015 /05 pengantar morfologi./html.

Rachma jhaya Budaya Muna/suNrISE bLoG BUDAYA-BUDAYA SUKU MUNA.htm

Anda mungkin juga menyukai