Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya
dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir
punah. Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan
dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah. Kebanyakan masyarakat memilih untuk
menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang berasal
dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya lokallah yang
sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya.
Mereka lebih memilih dan berpindah ke budaya asing yang belum tetntu sesuai dengan
keperibadian bangsa bahkan masyarakat lebih merasa bangga terhadap budaya asing daripada
budaya yang berasal dari daerahnya sendiri.
Tanpa mereka sadari bahwa budaya daerah merupakan faktor utama terbentuknya
kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah yang mereka miliki merupakan sebuah
kekayaan bangsa yang sangat bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya
oleh setiap individu di masyarakat. Pada umumnya mereka tidak menyadari bahwa
sesungguhnya kebudayaan merupakan jati diri bangsa yang mencerminkan segala aspek
kehidupan yang berada didalalmnya.
Besar harapan saya, semoga dengan dibuatnya makalah yang berjudul Tradisi Senjang
Musi Banyuasin yang didalamnya membahas tentang Tradisi Senjang yang berasal dari
daerah Musi Banyuasin Sumatera Selatan ini menjadi salah satu sarana agar masyarakat
menyadari betapa berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa, yang akhirnya akan
membuat masyarakat menjadi merasa bangga terhadap budaya daerahnya sendiri.
Penyusun
DAFRAT ISI
Kabupaten Musi Banyuasin salah satu daerah di Provinsi Sumatera Selatan, dengan ibu
kota Sekayu yang memiliki kesenian khas yakni Senjang.
Senjang merupakan salah satu kesenian yang menggunakan media pantun, secara
bersahutan antara dua orang atau berpasang-pasangan. Namun juga ditampilkan secara
tunggal. Saat vokal dari syair pantun Senjang dilagukan oleh pesenjang, musik instrumental
diam, begitupun sebaliknya saat musik instrumental Senjang dimainkan oleh pemusik, vokal
dari pesenjang diam.
Penyajian Senjang sangat dinanti oleh masyarakat, selain bersifat menghibur dapat juga
berisikan nasehat, komedi, dan humor bahkan terkadang menggambarkan situasi dan kondisi
yang terjadi saat itu.
Dalam penampilan senjang, syair dan musik tidak pernah bertemu. syair yang
mewakili aspirasi ataupun perasaan ini selalu dilagukan ketika musik berhenti, dan ketika
musik kembali dimainkan, orang yang bersenjang akan diam menunggu sampai musik
kembali berhenti sehingga keduanya tidak pernah bertemu. Karena itulah, penampilan seni
tersebut dikenal dengan sebutan "senjang".
Seni senjang pertama kali dipopulerkan oleh masyarakat kecamatan Sungai Keruh,
Musi Banyuasin, yang kemudian berkembang ke Desa Mangun Jaya, Kecamatan Babat
Toman, Desa Ngunang, Desa Nganti, Kecamatan Sanga, hingga terus ke Sekayu.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penelitian yang sudah
dilakukan terfokus pada keberadaan kesenian Senjang di Kabupaten Musi Banyuasin
khususnya di Kecamatan Babat Toman. Maka dapat dirumuskan sebagai berikut.
Adapun metode pengumpulan data yang penyusun gunakan dalam menyusun makalah
ini adalah menggunakan metode wawancara dengan tokoh maasyarakat dan mengunduh
materi dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
Senjang atau Besenjang adalah sastra lisan yang biasanya ditemukan di Kabupaten
Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Senjang ini merupakan puisi berbalas yang dilagukan oleh
sepasang lelaki dan perempuan.
Senjang merupakan seni bertutur masyarakat dalam penyampaian senjang lekat dengan
nilai leluhur dan agama sopan dan sikap santun, setiap penyampaian kata-kata di susun dan di
rangkai dengan menggunakan bahasa asli Daerah.
Senjang diartikan sebagai kiasan karena antara pantun (lagu vocal) yang dibawakan
secara bersahutan dan lagu instrumental tidak saling bertemu seperti pada umumnya sebuah
penyajian musik. Artinya saat lagu syair (vocal) dinyanyikan instrumental berhenti,
begitupun sebaliknya saat instrumental bermain, penyanyi diam, sehingga kedua sisi ini tidak
dapat saling bertemu (Tarmizi, wawancara ………….).
Terjemahan bebas
Bila dilihat dari penampilan dan isi yang terdapat di dalam sebuah senjang, tampak ada
beberapa fungsi yang terdapat di dalamnya.
Fungsi I, adalah untuk menghibur. Fungsi ini dapat dirasakan ketika senjang itu akan
ditampilkan. Mengapa demikian? ini disebabkan oleh penampilan senjang selalu diiringi oleh
musik yang dinamis. Musik dan penuturan senjang tampil secara bergantian. Sebelum bagian
pembuka ada musik yang mengiringinya. Antara bagian pembuka dan bagian isi juga
diselingi dengan musik. Antara bagian isi dan bagian penutup pun diselingi oleh musik. Pada
bagian akhir musik akan muncul lagi. Walaupun irama musiknya yang itu - itu juga,
penonton akan merasa terhibur.
Fungsi II adalah untuk menyampaikan nasihat (didaktis). Nasihat ini tidak hanya
ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga ditujukan kepada para remaja bahkan orang tua. Oleh
sebab itu senjang sering dituturkan pada pesta keluarga seperti pesta perkawinan, khitanan
dan lain-lain. Pada kesempatan ini semua keluarga baik tua maupun muda, dewasa maupun
anak-anak berkumpul. Dengan demikian, semua usia tadi dapat menqikuti penuturan senjang
itu. Pesan moral yang dituturkan oleh pesenjang dengan bernyanyi sambil menari itu cukup
menqhibur dan tidak terkesan menggurui.
Fungsi III adalah sebagai alat kontrol sosial dan politik Fungsi ini terutama sekali
terlihat ketika senjang dituturkan pada acara yang dihadiri pejabat, baik acara pemerintahan
maupun acara kekeluargaan. Akan tetapi, karena format penyampaiannya selalu didahului
dengan permohonan izin dan maaf dan diakhiri pula dengan permohonan pamit dan maaf.
Serta diiringi dengan musik dan tari yang dilakukan pesenjang, kontrol, kritik yang
disampaikan oleh pesenjang itu menjadi enak didengar, tidak membuat pihak yang dikontrol
atau dikritik tersinggung. Senjang mengkritik tetapi tidak menyakiti, mengontrol tetapi tidak
menghujat pihak yang dikritiknya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertama, Kesenian Senjang merupakan kesenian tradisi lisan Sumatera Selatan yang
masih ada dan terus berkembang di daerah kabupaten Musi Banyuasin.
Kedua, Fungsi Senjang pada masyarakat kabupaten Musi Banyuasin berfungsi sebagai
sarana hiburan dan komunikasi masyarakat, atau sekedar menyampaikan nasehat.
3.2 Saran
Pertama, agar makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai tradisi yang ada di
Indonesia khususnya tradisi di Musi Banyuasin Sumatera Selatan dan diharapkan juga agar
para pembaca dapat mengenal atau mengetahui tradisi yang ada di Indonesia. Sehingga, kita
dapat bersama-sama melestarikan budaya Indonesia yang ada.
Kedua, setiap masyarakat pasti memiliki ciri khas tradisi yang melembaga dalam
ritualitas kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri tersebut telah menjadi identitas yang hendaknya
harus dihormati sebagai wujud pergulatan rasionalitas bagi para penganutnya.
Ketiga, kepada masyarakat haruslah menjaga dan melestarikan tradisi sebagai bentuk
identitas kebudayaan yang diwariskan secara turuntemurun dan perlu diketahuai bagi dari
generasi ke genarasi agar dapat dipertahankan dan tetap dilaksanakan pada masyarakat di
Musi Banyuasin.
DAFTAR PUSTAKA
https://srivijaya.id/2018/02/11/mengenal-senjang-seni-sastra-daerah-muba
https://id.wikipedia.org/wiki/Senjang
https://seputarsumsel.co.id/2020/02/06/mengenal-dan-melestarikan-kesenian-senjang-khas-kabupaten-pali/