Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SENI BUDAYA

MUSIK TRADISIONAL DAERAH SETEMPAT

Di susun oleh :

Kasyfiana

Salsa Adhellia

Indah Nurhayati

Abhirama Darmawan

Muhammad Hafiz

SMA NEGERI 1 LABUHAN DELI


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Fungsi dan Latar Belakang Musik Tradisional daerah setempat................

2.2. Jenis Alat Musik Tradisional daerah setempat........

2.3. Jenis Musik Tradisional daerah................4

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan....................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.Pengertian seni musik

Seni musik adalah suatu jenis kesenian dengan mempergunakan suara sebagai media
ekspresinya , baik suara manusia maupun yang ditimbulkan dari instrument (alat musik).
Pengertian suara mengandung pengertian seperti melodi , birama , harmoni , dan warna suara
(kolorit).

2. Pengertian music tradisional daerah setempat

Music tradisional merupakan jenis music yang inspirasi penciptanya berasal dari budaya dan
adat istiadat masyarakat daerah tertentu. Di Indonesia khususnya daerah Sumatera Utara
terdapat berbagai jenis Suku, salah satunya adalah Suku Batak. Masyarakat Batak Toba adalah
salah satu suku dari lima kelompok suku Batak lainnya, yaitu Batak Karo, Batak Simalungun,
Batak Pak-pak, Batak Mandailing, dan Batak Angkola. Setiap etnis di Sumatera Utara
mempunyai budaya dan kesenian yang berbeda dengan etnis lainnya.
BAB II
ISI (PEMBAHASAN)

2.1. Fungsi & Latar Belakang Musik Tradisional daerah (sumatera utara)

A. Fungsi Musik Tradisional daerah Setempat (Sumatera Utara)

Secara umum music daerah mempunyai beberapa fungsi yaitu:

sebagai sarana upacara adat (ritual), hiburan, pengiring tari, sarana komunikasi, sarana
pengungkapkan diri, dan sarana ekonomi.

B. Latar Belakang Musik Tradisional daerah Setempat (Sumatera Utara)

Di Indonesia khususnya daerah Sumatera Utara terdapat berbagai jenis Suku, salah satunya
adalah Suku Batak. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku dari lima kelompok suku
Batak lainnya, yaitu Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pak-pak, Batak Mandailing, dan
Batak Angkola. Setiap etnis di Sumatera Utara mempunyai budaya dan kesenian yang berbeda
dengan etnis lainnya. Demikian juga halnya dengam etnis Toba, masyarakat Toba mempunyai
kebudayaan yang secara turun-temurun diwariskan dari nenek moyangnya, baik secara lisan
maupun tulisan. Salah satu unsur kebudayaan itu adalah kesenian. Kesenian dalam masyarakat
Toba sangat banyak diantaranya seni rupa, seni tari, seni ukir/seni pahat dan seni musik.
Didalam tulisan ini penulis terfokus pada seni musiknya saja, khususnya alat musik Garantung.
Di daerah kota Medan khususnya sudah banyak menetap masyarakat Toba. Masyarakat Toba
yang mendiami kota Medan diantaranya adalah daerah Medan Perjuangan, Medan Area,
Medan Denai, Padang Bulan, dan lain-lain. Hal ini ditandai dengan adanya tempat ibadah
masyarakat Toba yaitu Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Toba) dan yang paling penting yaitu
bangunan Wisma sebagai tempat diadakannya kegiatan-kegiatan Adat suku Batak Toba. Acara
adat tersebut tidak lepas dari pengiring musik yang disebut dengan Gondang. Gondang yang
diwariskan secara turun-temurun hingga saat ini salah satunya adalah Uning-uningan. M.
Hutasoit dalam bukunya, Ende Batak dohot Uning-uningan mengatakan, perkataan uning-
uningan berasal dari dua kata undan ing. Un berarti suara yang rendah (bongor) dan ing berarti
suara yang tinggi (sihil). Dengan demikian, pengertian uning-uningan berarti, suara bongor dan
sihil yang bersahut-sahutan. Ada beberapa jenis alat musik yang dipakai dalam uning-uningan,
antara lain aerophone (alat musik yang ditiup) terdiri dari sarune na met-met, sulim, sordam,
tulila, tataloat, salung dan alongalong. Jenis chordophone (alat musik yang dipetik) terdiri dari
hasapi, tanggetong atau mengmong dan sidideng. Jenis idiophone (alat musik yang dipukul)
terdiri dari garantung, saga-saga, jenggong, dan hesek. Kemudian jenis membranophone (alat
musik yang terbuat dari kulit binatang) terdiri dari gardap. Namun penulis sangat
menyayangkan kekayaan alat musik tradisional Batak tersebut semakin tidak dikenal seiring
dengan perkembangan zaman.

2.2 Jenis-Jenis Alat Musik Tradisional daerah Setempat (Sumatera Utara)

1. Pangora

Pangora merupakan alat musik sejenis gong jawa, bentuknya pun relatif sama. Namun bedanya,
Pangora berbunyi 'pok'.

Hal itu disebabkan karena Pangora dipukul dengan stik, sementara bagian pinggirannya
diredam dengan pegangan tangan. Untuk ukuran pangira paling besar adalah berdiameter 37
cm dengan ketebalan sekitar 6 cm.
2. Garantung

Garantung atau dibaca garattung adalah alat musik Batak Toba yang terbuat dari kayu dengan
lima bilah nada. Klasifikasi instrumen Garantung termasuk ke dalam kelompok Xylophone.

Selain sebagai pembawa melodi, Garantung juga berperan jadi pembawa ritem variable di lagu-
lagu tertentu. Cara memainkannya adalah dengan Mamalu atau memukul lima bilah nada.

Alat musik ini terdiri dari tujuh wilahan yang digantungkan di atas sebuah kotak yang sekaligus
sebagai resonator. Alat pukul garantung adalah dua buah stik, tangan kanan untuk memukul
bagian tangkai garantung dan wilahan sekaligus dan tangan kiri sebagai pembawa melodi dan
ritme.

3. Keteng-keteng

Keteng-keteng merupakan alat musik pukul tradisional dari Suku Karo, Sumatra Utara.
Berbahan dasar bambu, Keteng-keteng memiliki panjang sekitar setengah meter dengan senar
dari kulit bambu itu sendiri.

Alat pemukulnya pun terbuat dari potongan bambu yang terdiri dari dua buah. Keteng-keteng
ditabuh seperti drum, hasilnya adalah suara khas dari perpaduan suara yang unik antara sumbu
bambu yang dipukul dan senar.

4. Doli-doli

Doli-doli merupakan alat musik dari empat bilah kayu yang dimainkan dengan ditiup. Berasal
dari Sumatera Utara, jenis alat musik ini banyak dijumpai di daerah nias.

5. Gonrang

Hampir sama dengan Gordang, Gonrang merupakan alat musik tradisional Sumatera Utara
yang mirip dengan gendang. Gonrang banyak dijumpai di daerah Kabupaten Simalungun,
Sumatra Utara. Cara memainkannya adalah dipukul.

6. Hepetan

Hepetan berasal daerah Tapanuli. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik, hampir mirip
dengan kecapi.
7. Sulim/Suling

Sulim adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu seperti seruling atau suling. Ada enam
lubang nada, tiap lubagnya memiliki jarak satu sama lain berdasarkan pengukuran tradisional,
sehingga menghasilkan suara yang berbeda.

Sulim menjadi alat tradisional Sumatra yang paling sering ditemukan, sebab pembuatannya
tergolong mudah.

8. Aramba

Alat musik yang satu ini berbentuk seperti bende dan berasal dari Pulau Nias Sumatera Utara.
Aramba terbuat dari tembaga, kuningan, suasa dan nikel. Aramba dimainkan oleh satu orang
dan berperan sebagai pembawa pola irama.

9. Sarune

Sarune adalah salah satu alat musik tradisional; khas suku Batak Karo dan Toba di Sumatra
Utara. Dimainkan dengan cara ditiup, alat musik ini adalah melodi dalam ensambel dari
Gendang Lima Sedalanen.

Sarune tergolong dalam aerophone atau alat musik tiup/ alat musik yang menghasilkan bunyi
akibat getaran udara. Masyarakat adat Batak Karo dan Toba memakai Sarune di dalam acara
khusus, seperti upacara adat, pernikahan, kematian dan lain sebagainya.

10. Serune Kalee

Serune Kalee ini merupakan instrumen tiup khas Aceh Musik yang sudah dimainkan sejak
dahulu. Instrumen ini populer dimainkan di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh
Barat.

Kata Serune Kalee mengacu pada dua hal berbeda. Pertama ke kuningan Serune tradisional
Aceh yang sering dimainkan bersama Rapai, sementara Kalee merupakan nama sebuah desa di
Laweung, Pidie.

11. Gordang Sambilan

Gordang Sambilan merupakan salah satu kesenian Tradisional suku Mandailing. Gordang
berarti gendang atau bedug, sedangkan sambilan adalah sembilan.
Gordang Sambilan biasanya dimainkan oleh enam orang dengan nada gendang. Dahulu, alat
musik pukul ini hanya dimainkan pada acara-acara sakral.

Seiring dengan berkembangnya kultur sosial masyarakat saat ini, gordang sambilan sudah
sering ditampilkan dalam acara pernikahan, penyambutan tamu dan hari besar. Menjadi salah
satu warisan budaya Indonesia, gordang sambilan juga pernah dimainkan di Istana Presiden.

12. Hasapi

Hasapi merupakan sebuah instrumen yang berasal dari Batak Toba, Sumatra Utara. Alat musik
ini tergolong ke dalam instrumen Chordofone bersenar dua yang media bunyinya berasal dari
getaran dawai.

Cara memainkannya adalah dengan cara dipetik menggunakan alat bantu yang mirip pick gitar.
Pada zaman dahulu terbuat dari tanduk kerbau, namun sekarang digantikan dengan instrumen
pemetik senar gitar.

Dalam pemakaiannya, Hasapi terdiri dari dua jenis, yaitu Hasapi Ende/Indung atau hasapi yang
berfungsi sebagai pembawa melodi, biasanya bentuknya lebih besar dan Hasapi Doal atau
hasapi yang berfungsi sebagai peniru bunyi gong dan memainkan ritem, biasanya bentuknya
lebih kecil dari hasapi ende. Pada umumnya, hasapi dimainkan oleh dua orang pemusik

13. Ole-ole

Ole-ole adalah alat musik tradisional tiup dengan yang bagian badannya terbuat dari batang
padi, sementara, resonatornya dibuat menggunakan daun kelapa.

Ole-ole merupakan alat musik sederhana yang dibuat menggunakan satu batang ruas padi. Alat
musik ini bisa dimainkan secara solo.

14. Balobat

Balobat atau bisa disebut 'beluat' merupakan alat musik tradisional suku Karo, salah satu sub-
etnik Batak yang berada di utara Danau Toba. Bentuknya menyerupai suling dan terbuat dari
seruas pucuk bambu berukuran sejengkal jari tangan.

Alat musik yang dimainkan dengan ditiup ini memiliki lubang nada sebanyak enam buah dan
bisa dimainkan secara solo dan ansambel. Balobat punya tangga nada lagu minor maupun
mayor dan menciptakan susunan nada pentatonik yang melankolis bergaya khas budaya Karo
15. Druni Dana

Druni Dana dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini terbuat dari kayu yang dipotong
dan dibentuk. Alat musik dari Pulau Nias ini mengeluarkan suara ketika bambu saling beradu.

16. Gung dan Penganak

Penganak dan Gong ini digolongkan dalam alat musik idiophone (bergetar untuk menghasilkan
suara). Perbedaan keduanya dengan gong nusantara yang ada adalah pada ukuran dan lebar
diameternya.

Ukuran diameternya yaitu 68 cm dan penganaknya sekitar 16 cm. Gong dan penganak terbuat
dari logam kuningan, sementara alat pemukulnya, palu-palu terbuat dari kayu dengan benda
lunak di ujungnya yang biasanya dikaitkan dengan kain.

17. Gendang Singindungi

Gendang Singindungi memiliki kesamaan dari sisi bahan, bentuk, ukuran dan cara pembuatan
dengan gendang singanaki. Perbedaannya terletak pada gendang mini yang disebut gerantung.
Ukurannya 11,5 cm dan diikat di sisi badan gendang singanaki. Cara memainkannya dengan
dipukul dengan sebuah alat.

Gendang singidungi menghasilkan bunyi naik turun melalui teknik permainan tertentu,
sementara gendang singanaki tak memiliki teknik tersebut, sehingga bunyinya tak bisa naik
turun.

18. Gendang Sisibah

Gendang sisibah merupakan ensambel musik masyarakat Pakpak berupa sembilan gendang.
Dimainkan dengan dipukul, satu sisinya diletakkan dalam satu rak yang dipukul dengan stik.

19. Odap

Odap merupakan salah satu alat musik dari Batak Toba berupa gendang dari dua sisi yang
berperan sebagai pembawa ritem variable. Instrument ini dimainkan untuk lagu-lagu tertentu
dalam gondang sabangunan serta sering digunakan saat pawai.

Cara memainkannya adalah bagian gendangnya dijepit dengan kaki, kemudian dipukul dengan
alat pukul. Bunyi yang dihasilkan adalah dap.. dap..
20. Oloan

Oloan dimainkan secara bersamaan dengan tiga buah gung lain dalam satu ensambel, sehingga
totalnya ada empat buah dan juga dimainkan dengan empat pemain. Keempat gung ini disebut
dengan ogung, tapi masing-masing penamaan ogung dibedakan berdasarkan peranannya dalam
ensambel musik.

Oloan dipukul pencunya dengan stik yang terbuat dari kayu dan pangkal ujungnya dilapisi
dengan kain atau karet. Alat musik dari Batak Toba ini terbuat dari bahan metal atau perunggu
dengan bahan metal/perunggu dengan sistem cetak.Saat ini alat musik Oloan sudah banyak
terbuat dari bahan besi plat yang dibentuk sedemikian rupa. Gung oloan berukuran garis
menengah kurang lebih 32,5 cm, dengan tinggi 7 cm dan bendulan (pencu) di tengah dengan
diameter kurang lebih 10 cm

2.3. Jenis-Jenis Musik Tradisional daerah Setempat (Sumatera utara)

1. Sinanggar Tulo

Lagu daerah yang pertama memang sangat populer dan familiar di dengar oleh sebagian besar
orang. Kepopulerannya tersebut membuat lagu ini banyak dihafal orang.

Lagu ini bercerita tentang keluh kesah seorang pria yang harus menuruti keinginan ibunya yang
ingin memiliki menantu dari marga yang sama.

2. Alusi Au

Lagu ini merupakan ciptaan seorang penulis dan pencipta lagu dari Suku Batak. Secara garis
besar lagu Alusi Au bercerita tentang harapan manusia dengan kehidupan yang sukses dan
makmur.

3. Sigulempong

Lagu Sigulempong ini sebenarnya tidak memiliki arti khusus. Lirik dan nada lagu ini bisa
dikatakan sulit diartikan bahkan oleh orang asli Sumatera Utara. Namun lagu ini tetap
mengandung nilai kearifan lokal yang tinggi.
4. Rambadia

Dilansir dari buku Kumpulan Lagu Daerah Nusantara Terpopuler karya Sarah Ismullah dan
Ibrahim Ismullah, lagu Rambadia merupakan lagu perkenalan. Ramba diartikan sebagai
rumput yang berarti kiasan dari nama marga.

Lagu Rambadia dinyanyikan jika ingin mengetahui asal (marga) orang yang baru dikenalnya.
Biasanya, hubungan akan terjalin semakin baik jika memiliki marga yang sama

5. Madekdek Magambiri

Madedek Magambiri merupakan lagu daerah Sumatra Utara yang menceritakan ungkapan
rindu seseorang pada kekasihnya. Disebutkan dalam lirik, suara kekasihnya itu bagaikan
sebuah kebutuhan pokok bagi dirinya sehingga harus didengar setiap hari untuk memberikan
rasa aman dan tenteram

6. Sengko-Sengko

Lagu Sengko-Sengko ini memiliki arti yang sangat mendalam, yakni berkisah tentang
perjuangan seorang ayah untuk anak-anaknya.

7. Dago Inang Sarge

Lagu Dago Inang Sarge menceritakan tentang rasa sedih sepasang kekasih yang saling
mengasihi tetapi tidak mendapat restu orang tua. Lagu ini biasanya dinyanyikan dengan nada
yang sangat sedih.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Jadi alat musik daerah sangatlah mempunyai banyak fungsi. Jadi mulai sekarang pahami dan
pelajarilah makalah ini supaya teman – teman dapat mempelajari alat musik daerah kita sendiri
pada umumnya.
Dan saya meminta kepada para pembaca bahwa, marilah kita menjaga dan melestarikan
kebudayaan yang merupakan ciri khas atau identitas dari daerah kita (sumatera Utara).
Karena apabila kita tidak dapat menjaganya orang-orang lain akan merebutnya.
Jadi saya mengharapkan agar pembaca dapat memahami segala isi dalam makalah ini
meskipun saya menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan, jadi saya
mengharapkan kritikan ataupun masukan yang membangun dari semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA

http://thaufiqhidayat.blogspot.com/2013/09/makalah-musik-tradisional-daerah.html?m=1

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.unimed.ac.id/16996
/3/208342043%2520BAB%2520I.pdf&ved=2ahUKEwinmOX67cv8AhVFFLcAHaJLCXYQ
FnoECBAQAQ&usg=AOvVaw0B-MRt4lBxCvk0vd4zQSIA

https://www.detik.com/jabar/berita/d-6189752/20-alat-musik-sumatera-utara-dan-cara-
memainkannya/amp

https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20221101090242-569-867865/7-lagu-daerah-sumatera-
utara-beserta-lirik-dan-maknanya/amp

Anda mungkin juga menyukai