Anda di halaman 1dari 20

ALAT MUSIK TRADISIONAL ANGKLUNG

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah Seni Budaya dan Kearifan Lokal

Disusun oleh :
Kelompok 2 Kelas PGSD A

1. Riska Amalia 1901020010


2. Rizqie Dwiyanti A 1901020011
3. Risa Endah Zakiyah 1902010012
4. Wafiq Rahmasari 1901020013
5. Ai Nurmilah 1901020014
6. Tarisa Trihapsari 1901020015
7. Devita Sri Septiarini 1901020016
8. Inda Budiarti R 1901020017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PERJUANGAN
TASIKMALAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Alat Musik Tradisional Angklung” tepat pada waktunya. Makalah ini
ditulis untuk memenuhi salah satu Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Seni
Budaya dan Kearifan Lokal.
Makalah ini berisi pembahasan yang membahas tentang pengertian
angklung, sejarah angklung, tokoh-tokoh yang mengembangkan musik angklung,
pengertian lagu nasional dan lagu daerah, dan not angklung dalam lagu nasional
(Ibu Kita Kartini) dan lagu daerah (Potong Bebek Angsa).
Selama proses penulisan, kami menghadapai beberapa kesulitan. Akan
tetapi, atas bantuan dari berbagai pihak kesulitan yang kami hadapi dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Yudhistira Rejki Firdaus., S.Pd, M.Sn., selaku dosen mata kuliah Seni
Budaya dan Kearifan Lokal yang telah memberikan bimbingan dan arahan
selama proses penulisan makalah ini.
2. teman-teman satu kelompok yang telah membantu selama proses penulisan
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Tasikmalaya, 5 Januari 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan Makalah .............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................4
A. Pengertian alat musik angklung 4
B. Sejarah angklung 5
C. Tokoh-tokoh yang mengembangkan alat musik angklung 6
D. Pengertian lagu nasional dan lagu daerah 9
E. Not angklung dalam lagu nasional (ibu kita kartini) dan lagu daerah
(potong bebek angsa) 11
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
A. Simpulan .....................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Alat musik merupakan suatu instrumen atau alat yang sengaja dibuat atau

dimodifikasi untuk tujuan menghasilkan musik” (Nurul 2018). Pada prinsipnya,

segala sesuatu yang memproduksi suara, dan dengan cara tertentu bisa diatur oleh

musisi, dapat disebut sebagai alat musik. Walaupun demikian, istilah ini

umumnya diperuntukkan bagi alat yang khusus ditujukan untuk musik. Alat music

terbagi menjadi dua yaitu, alat music modern dan alat music tradisional.

“Musik tradisional ialah musik yang hidup dan berkembang secara turun

temurun di suatu daerah” (Ali 2019). Pada umumnya, seni musik tradisional

disusun atau dibuat berdasarkan gaya, tradisi serta bahasa yang sesuai dengan

daerahnya. Untuk itu tidak sulit mengenali dari mana sebuah seni musik

tradisional berasal. Misalkan ketika kita mendengar lantunan musik ‘Bubuy

Bulan’ maka secara naluriah kita bisa mengenali bahwa musik tersebut berasal

dari tanah sunda karena dilantukan dengan bahasa sunda, serta memiliki ciri khas

sunda yang sangat kental. Ketika berbicara tentang seni musik tradisional maka

kita tidak hanya berbicara tentang musik tradisional Indonesia, karena setiap

daerah di suatu negara memiliki ciri khas atau musik tradisional masing-masing

yang berkembang karena pengaruh kehidupan di masa lalu atau lain sebagainya.

Di Indonesia sendiri sangat banyak sekali musik-musik tradisional yang ada

dari berbagai daerah, contohnya seperti angklung. Angklung adalah alat musik

tradisional khas Indonesia yang berasal dari jawa barat. Menurut Wikipedia

1
pengertian angklung adalah ”alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara

tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat”.

Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi

disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang

bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar

maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang

diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adala.h alat

musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu yang dipotong ujung-ujungnya

menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai,

digetarkan untuk menghasilkan bunyi.

Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut penulis akan mengupas

secara rinci mengenai alat musik angklung dan memberi judul makalah ini “Alat

Musik Tradisional Angklung” supaya pembaca lebih memahami lagi makna dari

alat musik tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan rumusan

masalah sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan alat musik angklung ?

2. Bagaimana sejarah angklung terjadi ?

3. Siapa saja tokoh-tokoh yang mengembangkan alat musik angklung?

4. Apa yang dimaksud dengan lagu nasional dan lagu daerah ?

5. Bagaimana not angklung dalam lagu nasional (Ibu Kita Kartini) dan lagu

daerah (Potong Bebek Angsa) ?

2
C. Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan

tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. pengertian alat musik angklung;

2. sejarah angklung;

3. tokoh-tokoh yang mengembangkan alat musik angklung;

4. pengertian lagu nasional dan lagu daerah;

5. not angklung dalam lagu nasional (Ibu Kita Kartini) dan lagu daerah

(Potong Bebek Angsa).

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Alat Musik Angklung


Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara

tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat

musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi

disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang

bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar

maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang

diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat

musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu yang dipotong ujung-ujungnya

menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai,

digetarkan untuk menghasilkan bunyi.

Sebelum menjadi sebuah kesenian yang adiluhung seperti sekarang ini,

kesenian Angklung telah mengalami perjalanan sejarah yang amat panjang.

Berbagai perubahan telah dilaluinya mulai dari perubahan bentuk, fungsi, sampai

pada perubahan nada. Demikian pula berbagai situasi telah dilaluinya, bahkan

kesenian ini sempat mengalami keterpurukan pada awal abad ke-20. Angklung

sebagai salah satu jenis kesenian yang berangkat dari kesenian tradisional,

mengalami nasib yang tidak terlalu tragis dibandingkan dengan beberapa jenis

kesenian tradisional lainnya. Kesenian ini hingga kini masih tetap bertahan,

bahkan berkembang, dan sudah “mendunia” kendatipun dengan jenis irama dan

nada yang berbeda dari nada semula. Kalau semula nada dasar kesenian Angklung

4
adalah tangga nada pentatonis, kini telah berubah menjadi tangga nada diatonis

yang memiliki solmisasi. Boleh dibilang, kesenian Angklung merupakan salah

satu jenis kesenian tradisional yang mampu menyesuaikan diri dengan

perkembangan zaman, sehingga ia mampu bertahan di tengah terjangan arus

modernisasi. Bahkan kesenian Angklung ini telah mendapat pengakuan dari

UNESCO sebagai The Representative List of the Intangible Cultural Heritage of

Humanity. Angklung sebagai warisan budaya dunia milik Indonesia yang

dideklarasikan pada 16 Januari 2011.

B. Sejarah Angklung

Angklung merupakan alat musik yang terbuat dari dua tabung bambu yang

ditancapkan pada sebuah bingkai yang juga terbuat dari bambu. Kata “angklung”

berasal dari dari dua kata “angka” dan “lung”, angka berarti nada, dan lung berarti

“putus” atau “hilang”. Angklung dengan demikian berarti “nada yang terputus”.

Angklug terdiri dari dua jenis yaitu angklung tradisional dan angklung modern.

Contoh dari angklung tradisional adalah angklung gubrag yang berasal dari

Jasinga Bogor. Contoh dari angklung modern adalah angklung yang sudah

menggunakan tangga nada diatonik yang dibuat oleh Pak Daeng Soetigna pada

tahun 1938.

Pada tahun 1955, grup angklung pertama kali menampilkan angklung pada

Konferensi Asia Afrika. Pada tahun 1966, Udjo Ngalagena mendirikan saung

Udjo sebagai pusat pengembangan budaya Sunda. Kemudian pada 10 September

1968, Daeng menampilkan angklung didepan UNICEF. Pada tahun 1968 juga,

angklung dijadikan alat musik nasional sebagai alat pendidikan oleh

5
Kemendikbud. Selanjutnya, pada tahun 1971 pemerintah Indonesia

memperkenalkan angklung sebagai bagian dari budaya kepada dunia.

Catatan mengenai angklung yang baru muncul merujuk pada masa

Kerajaan Sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16). Asal usul terciptanya musik

bambu seperti angklung berdasar pada pandangan hidup masyarakat Sunda yang

agraris dengan sumber kehidupan dari padi sebagai makanan pokoknya. Hal ini

melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi

Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip). Masyarakat Baduy, yang dianggap sebagai

sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual

mengawali penanaman padi. Permainan angklung gubrag di Jasinga, Bogor,

adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun yang lalu.

Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan

untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.

Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke

seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908, tercatat sebuah misi

kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai dengan penyerahan

angklung, lalu permainan musik bambu inipun sempat menyebar di Thailand.

Bahkan sejak 1966, Udjo Ngalagena, tokoh angklung yang mengembangkan

teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda, mulai

mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai

komunitas.

C. Tokoh-Tokoh Yang Mengembangkan Alat Musik Angklung

1. Pak Daeng Soetigna

6
Pak Daeng Soetigna merupakan empu yang menciptakan angklung

diatonis di kuningan jawa barat sekitar tahun 1938. Sebelum era Pak Daeng,

angklung memiliki nada pentatonis. Pak Daeng memperkenalkan sistem angklung

yang terdiri atas.

 Angklung melodi, untuk memainkannya nada nada utama,tabungan suaranya

terdiri atas tabungan besar sebagai nada utama, dan tabungan kecil yang satu

oktaf lebih tinggi sebagai penguat.

 Angklung Akompanimen , untuk memainkan akord pengiring dimana

tabungan suaranya terdiri atas 3 atau 4 kombinasi nada sesuai akord.

2. Mang Udjo

Mang Udjo adalah pejuang yang dengan keras tenaga mengasahkan agar

angklung agar bisa exsis. Keteguhan beliau berbuah manis karena saung angklung

udjo kini menjadi ikon budaya angklung Bandung. Mang udjo belajar membuat

angklung dari pak Daeng dan menyesuaikannya dengan kondisi di Bandung,

antara lain dengan memperpendek tabung suaranya. Peran besar Mang Udjo

adalah dalam melatih dan mendidik masyarakat sekitarnya untuk membuat dan

memainkan angklung.

3. Pak Handiman

Ketika pak Daeng meninggal dunia, istri beliau menyerahkan angklung

dan peralatan milik beliau ke Pak Handiman yang pada saat itu adalah seorang

guru karawitan. Warisan itu kemudian dilakoni Pak Handiman dengan penuh

idealisme. Yakni ingin mengembangkan angklung sebagai alat musik kelas tinggi.

Untuk itu Pak Handiman tak henti mencoba berbagai hal untuk membuat

7
angklung yang berkualitas. Salah satu syarat awal membuat angklung yang

timbrenya enak adalah bahan bambunya. Pak Handiman pun mengkatalogkan

berbagai jenis bambu dari berbagai daerah. Kemudian kunci kedua adalah

pembuat tabung suara yang harus di buat oleh pengrajin dengan telinga musisi,

sehingga nada angklung tepat dan bisa mengaung merdu. Pak Handiman

membakukan ukuran angklung yang optimal, maupun metode penyeteman

angklung yang sistematis.

4. Pak Obby

Pak Obby merupakan salah satu sesepuh guru atau pelatih angklung di

Bandung. Beliau sangat giat dalam berbagai hal demi angklung, mulai dari

mengurus organisasi, menjadi juri lomba, sampai menulis buku.

5. Pak Eddy Permadi

Pak Eddy Permadi adalah seorang pengaransemen musik angklung,

sekaligus pelatih tangan kanan pak obby. Beliau pelatih yang membesarkan

kabumi dan setelah itu membesarkan pelatih gentra seba STBA.

6. Pak Yoes Roesadi

Pak Yoes Roesadi adalah pencetus sekaligus pemain angklung solo, yaitu

metode memainlan angklung yang digantung sehingga bisa di mainkan seorang

pemain saja. Keterampilan ini di lakukan bersama rekan -rekannya dalam grup

musik arumba ( alunan rumpun bambu) yang cukup terkenal di tahun 1960 an.

Grup ini memainkan musik basanora dengan alat musik latin, sementara angklung

solo ditonjolkan sebagai penampilan utama .

7. Pak Mochamad Burhan

8
Pak Mochamad Burhan menggagas ensemble arumba (alunan rumpun

bambu) sekitar tahun 1960 an di Cirebon. Namanya memang mirip dengan nama

grup pak yoes, beliau sukses memadukan berbagai alat musik bambu tradisional

indonesia yaitu, angklung , bass lodong , gambang melodi, gambang pengiring,

gendang.

8. Pak Sam Udjo, Kang Yayan Udjo, dan Kang Daeng Udjo

Pak Sam Udjo, Kang Yayan Udjo, dan Kang Daeng Udjo adalah anak-

anak Mang Udjo yang menggeluti langsung dengan musik angklung . Pak Sam

adalah pakarnya angklung pentatonis, kang yayan udjo suka berkreasi

memodofikasi alat musik bambu dimana salah satu ciptaannya adalah angklung

toel dan kang daeng orang yang jago melatih dan memimpin pertunjulan

angklung.

D. Pengertian Lagu Nasional dan Lagu Daerah

Lagu nasional atau Lagu kebangsaan (National anthem dalam bahasa

Inggris) adalah suatu lagu yang diakui menjadi suatu lagu resmi dan menjadi

simbol suatu negara atau daerah. Lagu kebangsaan dapat membentuk identitas

nasional suatu negara dan dapat digunakan sebagai ekspresi dalam menunjukkan

nasionalisme dan patriotisme.

Kebangsaan bisa diakui oleh konstitusi, undang-undang, ataupun tanpa

hukum resmi dari pemerintah yang mengatur dan hanya berdasar pada konsesi

masyarakat saja. Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah

bahwa lagu kebangsaan ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa.

9
Selain itu, lagu kebangsaan biasanya merupakan satu-satunya lagu resmi suatu

negara atau daerah yang menjadi ciri khasnya.

Lagu kebangsaan dapat digunakan untuk berbagai hal. Dalam aktivitas

olahraga antarnegara, seperti misalnya olimpiade, lagu kebangsaan negara

pemenang medali emas akan diperdengarkan saat upacara pemberian medali, dan

dalam pertandingan sepak bola seperti pada Piala Dunia FIFA, lagu kebangsaan

dari negara yang bermain akan diperdengarkan sebelum pertandingan dimulai.

Lagu kebangsaan dimainkan dalam upacara pengibaran bendera, dan di

beberapa negara, lagu kebangsaan luga dimainkan saat dimulainya dan selesainya

siaran televisi. Seperti di Thailand, lagu kebangsaan dimainkan pada pukul 8 pagi

dan 6 sore lewat pengeras suara pada kantor pemerintahan dan di tempat umum.

Di Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia Raya dimainkan di jaringan televisi

nasional dan di sekolah-sekolah negeri pada umumnya.

Beberapa negara menetapkan protokol dan hal-hal yang harus dilakukan

apabila lagu kebangsaan didengarkan, yang mengharuskan masyarakat yang

mendengar lagu kebangsaan untuk berdiri dan melepas topi, mendengarkannya

secara khidmat dan menghormati lagu kebangsaan yang dimainkan. Seperti di

Indonesia, apabila lagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan atau dimainkan,

masyarakat yang mendengar diharuskan untuk berdiri tegak dan menunjukkan

sikap hormat.

Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan adalah lagu atau

musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan

10
baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta

lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname.

Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya

bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan

bahasa daerahnya masing-masing seperti Tondok Kadadingku dari Jawa Barat dan

Rasa Sayange dari Maluku.

Lagu daerah atau musik daerah ini biasanya muncul dan dinyanyikan atau

dimainkan pada tradisi-tradisi tertentu pada masing-masing daerah, misal pada

saat menina-bobok-kan anak, permainan anak-anak, hiburan rakyat, pesta rakyat,

perjuangan rakyat, dan lain sebagainya.

Lagu kedaerahan biasanya merujuk kepada sebuah lagu yang mempunyai

irama khusus bagi sebuah daerah. Terdapat lagu-lagu kedaerahan yang telah

menjadi popular diseluruh negara hasil penyiaran oleh radio dan televisi.

Beberapa ciri khas lagu daerah, antara lain sebagai berikut:


1. Menceritakan tentang keadaan lingkungan ataupun budaya masyarakat
setempat yang sangat dipengaruhi oleh adat istiadat setempat.
2. Bersifat sederhana sehingga untuk mempelajari lagu daerah tidak dibutuhkan
pengetahuan musik yang cukup mendalam seperti membaca dan menulis not
balok.
3. Jarang diketahui pengarangnya.
4. Mengandung nilai-nilai kehidupan, unsur-unsur kebersamaan sosial, serta
keserasian dengan lingkungan hidup sekitar.
5. Sulit dinyanyikan oleh seseorang yang berasal dari daerah lain karena
kurangnya penguasaan dialek/bahasa setempat sehingga penghayatannya
kurang maksimal.
6. Mengandung nilai-nilai kehidupan yang unik dan khas.

11
E. Not Angklung dalam Lagu Nasional dan Lagu Daerah

1. Lagu Nasional (Ibu Kita Kartini)

Lagu “Ibu Kita Kartini” adalah ciptaan Wage Rudolf Soepratman atau

biasa dikenal dengan nama WR Soepratman, yang merupakan pencipta lagu

Indonesia Raya. Lagu Ibu Kita Kartini merupakan lagu untuk mengenang

perjuangan Kartini sebagai perempuan yang berani mengangkat derajat

kaumnya, penggerak emansipasi perempuan khususnya perempuan Jawa di

masa itu yang tak memiliki hak yang sama dengan kaum lelaki.

Berikut lirik dan notasi dari lagu Ibu Kita Kartini:

Berikut Not angka yang digunakana pada alat musik angklung.

Ibu Kita Kartini


Not Angka No. Angklung
7 5
.

1 6

2 8

12
3 10
4 11

5 13
6 15

7 17

2. Lagu Daerah (Potong Bebek Angsa)

Lagu potong bebek angsa adalah salah satu lagu daerah Indonesia

yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Lagu ini diciptakan oleh

Pak Kasoer atau singkatan dari Soerjono. Lagu ini bermakna tentang

ajakan untuk berdansa bersama orang yang dicintainya. Irama lagu ini

sangat bersemangat sehingga membuat orang menjadi ingin ikut menari.

Ataupun bisa juga suasana gembira dalam menyambut tamu dengan

memasak bebek.

Berikut lirik dan notasi dari lagu Potong Bebek Angsa:

13
Berikut Not angka yang digunakana pada alat musik angklung.

Potong Bebek Angsa

Not Angka No. Angklug

5 1
.
6 3
.
7 5
.
1 6

2 8

3 10

4 11

5 13

6 15

14
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Pengertian angklung yaitu alat musik multitonal (bernada ganda) yang

secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian

barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan

(bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu).

Sejarah angklung Pada tahun 1955, grup angklung pertama kali

menampilkan angklung pada Konferensi Asia Afrika. Pada tahun 1966, Udjo

Ngalagena mendirikan saung Udjo sebagai pusat pengembangan budaya Sunda.

Tokoh yang memperkenalkan angklung yang popular ada Pak Daeng Soetigna

merupakan empu yang menciptakan angklung diatonis di kuningan jawa barat

sekitar tahun 1938 dan Mang Udjo adalah pejuang yang dengan keras tenaga

mengasahkan agar angklung tetap exsis.

Pengertian Lagu nasional atau Lagu kebangsaan (National anthem dalam

bahasa Inggris) adalah suatu lagu yang diakui menjadi suatu lagu resmi dan

menjadi simbol suatu negara atau daerah. Sedangkan Lagu daerah atau musik

daerah atau lagu kedaerahan adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu

daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut

maupun rakyat lainnya.

Makna Lagu Ibu Kita Kartini yaitu lagu untuk mengenang perjuangan

Kartini sebagai perempuan yang berani mengangkat derajat kaumnya, penggerak

emansipasi perempuan khususnya perempuan Jawa di masa itu yang tak memiliki

15
hak yang sama dengan kaum lelaki. Sedangkan makna Lagu potong bebek angsa

adalah salah satu lagu daerah Indonesia yang berasal dari Nusa Tenggara Timur

(NTT). Lagu ini bermakna tentang ajakan untuk berdansa bersama orang yang

dicintainya.

B. SARAN

Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,

kedepannya kami akan lebih teliti dan details dalam menjelaskan isi dari makalah

ini dengan sumber-sumber yang lebih bervariasi yang tentunya dapat

mempertanggung jawabkan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami

maupun pembaca untuk mengetahui alat musik tradisional khususnya alat musik

angklung. Untuk saran bisa berisi kritik terhadap penulisan juga bisa untuk

menanggapi terhadap simpulan dari pembahasan makalah ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ali. (2019). Pengertian, Jenis dan Fungsi Musik Tradisional Secara Umum
[online]. Tersedia di: https://pendidikan.co.id/pengertian-jenis-dan-fungsi-
musik-tradisional-secara-umum/ [diakses pada 6 Januari 2020]
Ganjar Kurnia. (2003). Deskripsi kesenian Jawa Barat. [online]. Tersedia di:
https://id.wikipedia.org/wiki/Angklung [diakses pada 7 Januari 2020]
Nurul. (2018). Pengertian Alat Musik Tradisional dan Modern [online]. Tersedia
di: https://www.silontong.com/2018/02/12/pengertian-alat-musik-
tradisional-modern/# [diakses pada 6 Januari 2020]
Mursito. (2013). Sesepuh-sesepuh Angklung [online]. Tersedia di:
http://klungbot.com/sesepuh-sesepuh-angklung/ [diakses pada 6 Januari
2020]
(2016). Arti dan Makna Lagu Potong Bebek Angsa. [online]. Tersedia di:
http://chordbarubaru.blogspot.com/2016/09/apa-arti-dan-makna-lagu-
potong-bebek.html?m=1 [diakses pada 6 Januari 2020]
(2016). Inti Arti Lagu Potong Bebek Angsa. [online]. Tersedia di:
http://creasicomunity.blogspot.com/2016/12/inti-arti-lagu-potong-bebek-
angsa.html?m=1. [diakses pada 6 Januari 2020]
(2016). Makna Lagu Ibu Kita Kartini.[online]. Tersedia di:
https://www.google.co.id/amp/s/merahputih.com/post/amp/makna-lagu-
ibu-kita-kartini. [diakses pada 1 Januari 2020]
(2019). Pengertian Lagu Kebangsaan. [online]. Tersedia di:
https://id.wikipedia.org/wiki/Lagu_kebangsaan [diakses pada 6 Januari
2020]

17

Anda mungkin juga menyukai