Anda di halaman 1dari 17

ALAT MUSIK TRADISIONAL

DOL & REBBANA

KELOMPOK 6

NAMA KELOMPOK : SLANK

KETUA KELOMPOK : MULYADI RIZKI PRANATA

ANGGOTA KELOMPOK : - SYAFA INTANIA NURUL HIDAYAH

- DINA MELANI

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA BENGKULU

SMA NEGERI 8 KOTA BENGKULU

TAHUN AJARAN 2017/2018


1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Alat
Musik Tradisional”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang alat music tradisonal dol dan rebbana. Dimulai
dari sejarahnya, cara memainkan, hingga fungsinya di kehidupan sehari hari.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangu. Terimakasih.

Bengkulu, September 2017

Syafa Intania NH

( penyusun )

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................................

Daftar isi ................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................

I. Latar belakang ......................................................................................................


II. Tujuan ................................................................................................................
III. Rumusan masalah ................................................................................................
IV. Metode penelitian ................................................................................................
V. Manfaat ................................................................................................................

BAB 2 SEJARAH ................................................................................................................

I. Sejarah alat musik dol ................................................................................................


II. Sejarah alat musik rebbana ........................................................................................

BAB 3 JENIS JENIS ...........................................................................................................

I. Jenis alat musik rebbana ............................................................................................

BAB 4 ALAT MUSIK DOL DAN REBBANA ..................................................................

II. Gambar alat musik dol dan rebbana...........................................................................


III. Cara pembuatan alat musik dol dan rebbana .............................................................

BAB 5 PENUTUP ................................................................................................................

I. Kesimpulan ................................................................................................................
II. Saran ................................................................................................................

3
BAB 1

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki keanekaragaman kesenian yang menjadi ciri khas
Indonesia itu sendiri. Salah satunya yaitu alat musik tradisional.
Alat musik tradisional adalah alat musik yang dikembangkan oleh
masyarakat sekitar dan turun temurun ke generasi berikutnya dan alat
musik tradisional dapat memiliki ciri khas bagi daerah tersebut, seperti
dol dan rebbana. Dua alat musik ini sampai sekarang masih popular di
sekitar kita.

Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang dol dan rebbana,


makalah ini akan mengulas lebih jauh tentang dol dan rebbana.
Dimulai dari sejarah, cara pembuatan, hingga cara memainkannya.

II. TUJUAN

Tujuan dari makalah ini agar siswa/siswi lebih memahami dengan alat
musik dol dan rebbana.

III. RUMUSAN MASALAH

*. Apa sejarah dol dan rebbana?


*. Bagaimana cara memainkannya?
*. Bagaimana pembuatan alat musik tersebut?

IV. METODE PENELITIAN

Dilakukan dengan pengumpulan data melalui internet dan majalah.

V. MANFAAT

*. Dapat mengetahui sejarah dol dan rebbana


*. Meningkatkan minat untuk mempelajari musik tradisional

4
BAB 2

SEJARAH DOL DAN REBBANA

1. Sejarah dol

Zaman dahulu, dol hanya dimainkan saat perayaan Tabot, setiap 1-10 Muharram
dalam rangka mengenang wafatnya Imam Hasan dan Imam Husen (cucu Nabi
Muhammad saw.) dalam sebuah peperangan di Padang Karbala. Ritual ini selalu
dilaksanakan setiap tahun karena dipercaya dapat menghindarkan berbagai
kesulitan dan wabah penyakit.

Penabuh dol pun bukan sembarang orang melainkan keturunan tabot, yaitu warga
Bengkulu keturunan India yang biasa disebut sipai. Dol memang dikenalkan kali
pertama oleh masyarakat Muslim India yang datang ke Indonesia dibawa
Pemerintah kolonial Inggris yang saat itu membangun Benteng Malborough.
Mereka kemudian menikah dengan orang lokal Bengkulu dan garis keturunannya
dikenal sebagai keluarga tabot. Hingga tahun 1970-an, musik dol hanya boleh
dimainkan orang-orang yang memiliki hubungan darah dengan keluarga tabot
tersebut.

Sekilas dol berbentuk seperti beduk. Berbentuk setengah bulat lonjong dan
berhiaskan ornamen warna-warni. Dol terbuat dari kayu atau bonggol kelapa yang
terkenal ringan namun kuat atau kadang juga terbuat dari kayu pohon nangka.
Bonggol pohon kelapa dilubangi dan bagian atasnya lalu ditutup kulit sapi atau
kulit kambing. Diameter dol terbesar bisa mencapai 70-125 cm dengan tinggi 80
cm dan alat pemukulnya berdiameter 5 cm dan panjangnya 30 cm.

Dimainkan dengan cara dipukul, ada 3 teknik dasar memainkan dol, yaitu: disebut
suwena, tamatam, dan suwari. Jenis pukulan suwena biasanya untuk suasana

5
berduka cita dengan tempo pukulan lambat; tamatam untuk suasana riang, konstan
dan ritmenya cepat; sementara suwari adalah pukulan untuk perjalanan panjang
dengan tempo pukulan satu-satu. Dalam pementasan dol, ada intsrumen lain yang
ikut mengiringi, seperti tassa (sejenis rebana yang dipukul dengan rotan), dol
berukuran kecil, serunai, dan lainnya.

2. Sejarah rebbana

Eksistensi rebana Kaliwadas-rebana Bumiayu, Jawa Tengah, bermula dari


keuletan bapak Madali (alm.) dan bapak Toip ( ayah kami ) dalam
membuat alat musik Islami ini pada era 1940-an. Saat itu
pembuatan rebana bisa dibilang masih terbatas dan hanya sebagai
pengisi waktu luang, disela-sela kesibukan mereka bertani. Pembeli
dan penikmat suaranya yang khas pun masih sebatas orang-orang
berusia tua dan di daerah terdekat saja. Jenisnya saat itu hanya ada
dua macam, yakni Rebana Syrakal [ Diba ] dengan diameter 36-39
cm dan Jawa Klasik [ Terbang Jawa ] yang terbuat dari Glugu atau
kayu Kelapa. Pembuatan bodi Rebana dan Jawa saat itu masih
menggunakan cara manual, yakni dengan menggunakan Tatah (
pisau khusus ) untuk mendesain dan melobangi kayunya. Itupun
masih bekerja sama dengan seseorang yang berasal dari daerah
Jatilawang, Banyumas. Baru pada era 70-an orang tua kami mulai
merancang pembuatan bodi Rebana dengan menggunakan mesin
bubut bertenaga kaki [digenjot], agar as yang telah dipasangi
bulatan kayu Rebana bisa berputar. Market Rebana Masih pada
tahun 1970-an, seorang pengusaha dari Tasikmalaya bernama H.
Sulaeman (alm.) yang sudah lebih dulu membuka toko pernik-
pernik dari kerang laut di jalan pasar Ikan Jakarta, datang
berkunjung. Beliau menyaksikan keuletan dan kerajinan ayah kami
yang notabene pembantu bapak Madali dalam membuat Rebana,
sehingga kemudian mengajaknya bekerja sama dengan membuka
usaha sendiri serta memberinya modal gratis ! Nah, kemudian,
dari toko rebana di Jakarta inilah akhirnya lambat laun Rebana
Kaliwadas yang notabene produk Toip mulai dikenal luas, sehingga
lahirlah Sentra Rebana Kaliwadas. Disusul kemudian dua toko di
sebelahnya bersiap menampung alat musik yang lebih dikhususkan
sebagai pengiring shalawat ini. Apalagi sekarang televisi nasional
Indosiar tengah ikut andil dalam mengenalkan band islami ini,
6
khususnya pada salah satu jam tayangnya " Lomba Rebana Qasidah
". Sehingga pangsa pasar alat musik rebana kian luas dan mantap.
Booming Rebana Puncak kejayaan Rebana berlangsung pada
tahun 1999 hingga sekarang. Saat itu saya baru satu tahun
mendirikan home industry Suara Tunggal Bahana. Jenis
produksinya pun lebih banyak dan bervariasi. Ada Rebana Hadrah,
Qasidah, Marawis, Bass, Jawa Modern [Rebana MAPSI], dan lain-
lain. Jenis alat musik lain pun menjadi garapan kami selanjutnya,
seperti : Gendang, Mimbar, Bedug Mushalla dan Mesjid, Marching
Band, dan lain-lain. Kini, Produk Suara Tunggal Bahana dengan
label Solichin Toip alhamdulillah telah dikenal luas dan diakui
kualitasnya. Sehingga televisi nasional Trans7 berkenan memilih
dan mengangkat profil kami dalam acara Laptop Si Unyil pada 21
April 2010 yang lalu. Dan pada Ramadhan 1431 H. yang lalu juga
televisi lokal RCTV Cirebon telah bekerja sama dengan kami dalam
mengadakan lomba Kontes Genjring Ramadhan 2. Kini, pula,
karena terkenal dengan kualitasnya dan banyak dicari pecinta
rebana dan pecinta shalawat,

7
BAB 3

JENIS JENIS DOL DAN REBBANA

REBBANA

Rebana Besar

Gambar rebana besar


Rebana Besar adalah rebana satu muka yang terbesar yang pernah ada dalam
musik masyarakat Melayu. Kayu atau potted type dibuat dari kayu yang keras
seperti merbau (sympetelandra) Permukaannya yang berukuran dalam 80 cm –
100 cm pada garis lintang, diregangkan dengan kulit kerbau yang berfungsi untuk
menimbulkan suara, disebut juga sounding body. Rotan yang dibelah dua
digunakan sebagai bahan akustik utama bagi proses penegangan kulit dan
diperkokoh dengan kayu-kayu yang juga berfungsi sebagai alat penyeimbang nada.
Lukisan yang bermotifkan alam seperti bunga-bungaan diwarnai dengan berbagai
warna sebagai simbol serta kehalusan estetikanya. Dalam konteks persembahan
(pertunjukan), rebana dipukul secara langsung dengan tangan pemain tanpa
menggunakan alat pemukul, untuk mengiringi nyanyian zikir, yang bertemakan
pesan-pesan agama dan juga pesan-pesan sosial budaya. Nyanyian zikir Rebana
Besar disampaikan secara chorus, dengan paduan suara oleh pemain rebana yang
8
biasanya beranggotakan tiga orang pemain dalam setiap kelompok. Persembahan
Rebana Besar sering diadakan untuk memeriahkan pesta perkawinan dan juga
menyambut hari besar bagi masyarakat di Kelantan, Malaysia. Namun begitu, di
negeri Kelantan terdapat juga sejenis musik rakyat yang menggunakan peralatan
musik Rebana Besar. Istilah ini disebut Rebana Ubi. Secara fisik rebana ubi
mempunyai bentuk yang sama seperti rebana besar, tetapi berukuran lebih kecil
dan menggunakan bahan akustik yang sama dalam proses pembuatannya dengan
pembuatan rebana besar. Bingkai gendangnya mempunyai lubang yang berbentuk
seperti pasu. Tetapi permukaan besarnya telah ditutup dengan kulit lembu sebagai
membrannya atau bahan bunyi. Dalam konteks persembahan (pertunjukan), rebana
ubi dipukul dengan tangan ataupun alat pemukul yang disampul dengan bahan
lembut seperti tali, getah dan sebagainya. Persembahan rebana ubi diadakan untuk
memeriahkan pesta perkawinan atau pertandingan. Dalam acara pertandingan
misalnya mereka akan memainkan lagu-lagu yang diinspirasikan oleh repertoir
musik Wayang Kulit Kelantan serta lagu-lagu wajib yang lain seperti lagu Masuk
Bangsal dan sebagainya. Setiap kelompok beranggotakan enam orang pemain dan
tiga buah rebana.
Rebana Mangkuk

Gambar rebana mangkuk


Rebana Mangkuk juga termasuk dalam jenis gendang yang hanya memiliki satu
membran tempat untuk dipukul. Bingkainya dibuat dari mangkuk yang digunakan
untuk mengumpul susu getah. biasanya mangkuk-mangkuk tersebut dibuat dari
9
tanah Hat. Pada permukaannya ditutup dengan beberapa lapisan getah sebagai
bahan bunyi menggunakan kaedah siratan rotan dan bahan pelekat. Untuk
menegangkan lapisan getah itu tadi, dua keping berbaji kayu dimasukkan secara
bertentangan pada bahagian bawah alat berkenaan kemudian diketatkan. Berbaji
kayu ini adalah berfungsi sebagai alat tala kepada rebana berkenaan seperti juga
yang digunakan untuk alat rebana yang lain seperti Rebana Ubi dan sebagainya.
Rebana Mangkuk digunakan untuk memainkan lagu-lagu seperti dalam repertoire
Rebana Ubi untuk musik hiburan bagi komunitas setempat. Rebana ini dipukul
dengan sebatang kayu khusus yang ditutupi dengan getah. Rebana Mangkuk
dianggap sebagai alat musik eksperimental yang masukkan ke dalam kategoti
rebana tradisional yang lain

10
BAB 4

ALAT MUSIK DOL DAN REBBANA

1. Gambar alat musik dol dan rebbana

11
Rebbana

12
1. CARA MEMBUATAN ALAT MUSIK

1. Cara pembuatan alat musik dol

Bahan untuk membuat Dol juga tidak lagi hanya dari batang
pohon rambutan atau cempedak. Bola pelampung dan bongol
kelapa juga dapat digunakan.
Beginilah cara pembuatan dol dari batok kelapa. Setelah diamplas
dan terlihat halus, lalu dicat warna warni. Sebagai penutup
digunakan kulit sapi. Beda lagi membuat Dol dari bongol kelapa.
Proses pembersihan bongol kelapa ini agak sulit karena harus
dibentuk lebih dulu. Prosesnya memang 13ertic sama. Bedanya
proses pengikatan kulit sapi pada bongol kelapa besar ini harus
kencang dengan menggunakan rotan. Tali rotan dililit satu persatu
13ertica 13ertical dan horizontal agar ikatan kuat.

2. Cara pembuatan alat musik rebbana

Cara pembuatan :
1. Bahan – Bahan

Untuk membuat rebana diperlukan bahan dasar dan bahan tambahan.


Adapun bahan dasar pembuatan rebana adalah kulit kambing dan kayu.
Jenis kayu
yang digunakan antara lain :
- kayu mangga
- kayu karet
- kayu asem
- kayu hujan
Sedangkan bahan tambahan pembuatan Rebana yang tidak kalah penting
adalah :
a. Kapur
Dipakai sebagai campuran air unttuk merendam kulit yang berfungsi
13
untuk
merontokkan bulu kulit kambing sampai benar – benar bersih tidak ada
kulitnya
b. Oker ( cat )
Tepung oker yang telah dicampur dengan pengencer ( minyak cat )
berfungsi sebagai cat
c. Minyak cat ( pengencer )
Terdiri atas sangka dan senderlak yang telah dicampur dengan bensin.
Bahan ini sebagai bahan tambahan utama yang berfungsi untuk
mencampur
atau mengencerkan bahan tambahan lainnya
d. Dempul
Tepung dempul yang telah dicampur dengan minyak cat berfungsi untuk
meratakan permukaan kayu sehingga permukaaan kayu menjadi halus
e. Seng wit
Sengwit mempunyai 2 ( dua ) fungsi yaitu :
1). Sengwit yang dicampur dengan minyak cat digunakan untuk mengecet
bagian dalam
2). Sengwit yang dicampur air dingin dipakai untuk memutihkan kulit

f. Folitur / Sirlak
Terdiri atas Sirlak dan Spirtus yang berfungsi untuk mengkilapkan
pengecetan
g. Brown ( cat mas )
Tepung Brown ini dicampur dengan mengenceri bahan, ini dipakai
untuk hiasan
h. Belanga hitam
Dicampur dengan mengenceri bahan, ini digunakan untuk memberi
warna hitam pada kulit untuk lembaran
i. Lilin malam
Dipakai untuk melicinkan kluwung dan kulit pada saat pewangkisan

2. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan antara lain :
a. Mesin bubut
Dipakai untuk membuat menjadi kluwung
b. Gaman
Mempunyai 3 bentuk yang berbeda begitu pula fungsinya :
1). Pipih
14
Gunanya melubangi kluwung untuk tenpat kericik
2). Runcing lurus
Gunanya untuk membentuk kayu bawah dalam
3). Runcing bentuk arit kecil
c. Sugu
Digunakan untuk memperhalus bentuk kluwung
d. Alat wingkisan dan Pancir
Gunanya untuk meletakkan dan mengencangkan kulit pada kluwung
e. Kompor kecil khusus
Untuk menguatkan kluwung dengan cara membakar kluwung diatas
kompor kecil tersebut
f. Kertas amplas
Digunakan untuk mengamplas kayu dempulan atau bulu yang
masih menempel di kulit
g. Batu apung dan air
Digunakan untuk menghilangkan gaji / lemak yang masih
menempel pada kulit
h. Palu kecil

3. Proses Pembuatan

Pertama potonglah kayu dibubut dengan menggunakan mesin bubut


dan gaman sehingga membentuk kluwung . kemudian diperindah
bentuknya
dengan mengunakan sugu, setelah halus kluwung dijemur selama
beberapa hari
sampai benar – benar kering supaya kalau diamplas cepat halus dan
memperindah
rebana, lalu dipanaskan dibakar diatas kompor agar permukaan kluwung
tampak
lebih halus. Kemudian kluwung diamplas dan dilapisi dengan oker tipis
sebagai
dasarnya kemudian dijemur atau dikeringkan di bawah terik matahari
Setelah oker mengering kluwung dikuliti, diwangkis dengan
menggunakan wingkisan dan pancir , sebelum diwangkis kluwung diolesi
dengan
lilin malam sehingga kulit mudah ditarik, kulit yang telah dibasahi air
diletakkan
15
pada kluwung dengan menggunakan kawat dan dikaitkan erat – erat pada
kawat
yang terdapat pada alat wingkisan. Setelah dikuatkan rebana dijemur
bersama
wingkisan tersebut, setelah kering dikuatkan lagi dan akhirnya dipaku
dengan
menggunakan ” prepetan ” kulit yang tidak terpakai dipotong sehingga
bentuk
rebana menjadi rapi
Agar kelihatan halus rebana didempul dan diamplas setelah kering
bagian rebana dilapisi sengwit yang telah dicampur dengan bahan
pengencer,
sedangkan untuk bagian luarnya di cat dengan dilapisi oker yang berbeda
dengan
warna oker atas rebana
Setelah oker kering , rebana disirsakan atau diplistur agar lebih
mengkilap kemudian rebana dijemur sampai kering di bawah terik
matahari, lalu
diberi warna brown atau emas antara bagian atas dan alas ,. Untuk
pinggiran
rebana dipasang potongan kulit yang yang dicat hitam dalam belanga
dengan
menggunakan paku payung atau timbel dan paku
Untuk proses terakhir , kericik dipasang pada lubang yang terdapat
pada pinggiran rebana yang telah dibuat khusus, masing – masing lubang
dipasang 2 ( dua ) kericik .

16
BAB 5

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dol dan rebbana merupakan contoh dari alat musik tradisional. Alat musik
tradisional adalah alat musik atau symbol yang menjadi cirri khas daerah
tersebut. Berkembangnya zaman, terjadi perubahan juga dalam bentuk
alat musik tersebut. Ada beberapa tekhnik juga dalam memainkan dol
dan rebbana agar suaranya menjadi padu.

2. SARAN

Dari hasil penelitian, terdapat beberapa saran, yaitu :


- Mendalami tentang ilmu ilmu seni
- Perlunya dilakukan kunjungan ke tempat-tempat musik
- Dilakukan praktek memainkan alat musik tersebut

17

Anda mungkin juga menyukai