DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
VIIIA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang sudah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun
tugas Seni Budaya ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita
tahu "Alat Musik Tradisional" itu sangat berarti untuk bangsa. Semuanya
perlu dibahas pada makalah ini kenapa Alat Musik Tradisional itu sangat
diperlukan serta layak dijadikan bagaikan modul pelajaran.
Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang alat musik
tradisonal yaitu agung dan kolintang untuk pengetahuan anak bangsa.
Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan
pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima
kasih kepada bapak guru mata pelajaran Seni Budaya. Kepada pihak yang
sudah menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………..2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………..3
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN MASALAH………………………………………………………5
2.1 Sejarah Agung………………………………………………………………………….5
2.2 Asal Agung……………………………………………………………………………….5
2.3 Jenis Agung………………………………………………………………………………6
2.4 Bahan Pembuatan Agung…………………………………………………………7
2.5 Cara Pembuatan Agung……………………………………………………………8
2.6 Tangga Nada Agung…………………………………………………………….……9
2.7 Cara Memainkan Agung………………………………………………………….10
2.8 Perbedaan Tangga Nada Agung…………………………………………….…11
2.9 Sejarah Kolintang…………………………………………………………..………..12
2.10 Asal Kolintang…………………………………………………………………..……12
2.11 Jenis Kolintang……………………………………………………………………….13
2.12 Bahan Pembuatan Kolintang………………………………………………….14
2.13 Cara Pembuatan Kolintang…………………………………………….………14
2.14 Tangga Nada Kolintang……………………………………………………..…..15
2.15 Cara Memainkan Kolintang………………………………………………..….16
2.16 Perbedaan Kolintang………………………………….………………………….18
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..19
KESIMPULAN…………………………………………………………………………………19
SARAN…………………………………………………………………………………………..19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah tentang agung?
2. Agung berasal darimana?
3. Apa saja jenis - jenis agung?
4. Apa saja bahan untuk pembuatan agung?
5. Bagaimana cara pembuatan agung?
6. Apa tangga nada agung?
7. Bagaimana cara memainkan agung?
8. Apa perbedaan tangga nada agung?
9. Bagaimana sejarah tentang kolintang?
10. Kolintang berasal darimana?
11. Apa saja jenis - jenis kulintang?
12. Apa saja bahan untuk pembuatan kolintang?
13. Bagaimana cara pembuatan kolintang?
14. Apa tangga nada kolintang?
15. Bagaimana cara memainkan kolintang?
16. Apa perbedaan kolintang?
2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah agung
2. Mengetahui asal agung
3. Mengetahui jenis - jenis agung
4. Mengetahui bahan untuk pembuatan agung
5. Mengetahui cara pembuatan agung
6. Mengetahui tangga nada agung
7. Mengetahui cara memainkan agung
8. Mengetahui perbedaan tangga nada agung
9. Mengetahui sejarah tentang kolintang
10. Mengetahui asal kolintang
11. Mengetahui jenis - jenis kolintang
12. Mengetahui bahan untuk pembuatan kolintang
13. Mengetahui cara pembuatan kolintang
14. Mengetahui tangga nada kolintang
15. Mengetahui cara memainkan kolintang
16. Mengetahui perbedaan kolintang
3
1.4 Manfaat
Mempelajari Agung dan kulintang, dua alat musik tradisional
Indonesia yang kaya akan nilai budaya, memiliki sejumlah manfaat. Berikut
adalah beberapa manfaat dari mempelajari dan bermain angklung dan
kulintang:
1. Pelestarian Budaya
Mempelajari Agung dan kulintang membantu dalam
melestarikan warisan budaya Indonesia.
2. Pengembangan Keterampilan Motorik
Bermain Agung dan kulintang melibatkan koordinasi tangan
dan mata, serta koordinasi motorik halus.
3. Pengembangan Keterampilan Kolaboratif
Mempelajari dan bermain bersama dengan orang lain dapat
meningkatkan keterampilan kolaboratif, seperti mendengarkan,
beradaptasi, dan bekerja sama dalam tim.
4. Peningkatan Keterampilan Musikal
Memainkan Agung dan kulintang melibatkan pemahaman
tentang melodi, harmoni, dan ritme.
5. Pengalaman Belajar yang Menyenangkan
Ini dapat memotivasi siswa atau peserta untuk lebih tertarik dan
bersemangat dalam proses pembelajaran.
6. Peningkatan Keterampilan Kognitif
Memahami pola bunyi, skala, dan komposisi melibatkan
keterlibatan otak dalam pengolahan informasi musikal. Ini dapat
membantu dalam pengembangan keterampilan kognitif
7. Pembentukan Identitas Budaya
Ini dapat memberikan kesempatan untuk lebih memahami dan
menghargai aspek-aspek budaya tradisional.
8. Pengalaman Pertunjukan dan Ekspresi
Ini dapat memungkinkan para pemain untuk mengekspresikan
diri mereka melalui musik dan berbagi karya seni mereka dengan
audiens.
4
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
5
2.3 Jenis Agung
Tiap macam jenis – jenis agung mempunyai ukuran dan dada yang
berbeda – beda. Berikut adalah beberapa jenis agung:
1. Agung Kecil
Biasa disebut dengan Kakampul. Garis tengah dada mukanya 34 cm,
dada tengah bergaris 20 cm, garis tengah nya 8 ½ cm, lebar dalam nya
( panah merah ) 4 cm, garis tengah bagian belakangnya 28 cm, lebar tapih
nya 12 cm.
2. Agung Biasa
Garis tengah dada mukanya 55 cm, dada tengah bergaris 34 cm, garis
susu nya 13 cm, lebar dalam nya ( panah merah ) 5 cm, garis tengah bagian
belakangnya 45 cm, lebar tapih nya 13 ½ cm.
3. Agung Basar ( Besar )
Garis tengah dada mukanya 75 cm, dada tengah bergaris 52 cm, garis
tengah nya 17 cm, lebar dalam nya ( panah merah ) 41/2 cm, garis tengah
bagian belakangnya 66 cm, lebar tapih nya 18 cm.
Agung Besar 6
2.4 Bahan Pembuatan Agung
Pembuatan alat musik agung, seperti gong atau alat musik
gamelan lainnya, melibatkan berbagai bahan tergantung pada tradisi dan
jenis alat musik tersebut. Berikut adalah beberapa bahan umum yang
mungkin digunakan:
Logam: Banyak alat musik agung terbuat dari logam, seperti tembaga,
perunggu, atau besi. Logam tersebut dapat dipukul atau ditempa untuk
membentuk berbagai bentuk dan ukuran sesuai kebutuhan suara yang
diinginkan.
Kayu: Untuk bagian-bagian non-logam atau pembentuk rangka alat
musik, kayu sering digunakan. Kayu digunakan untuk membuat rangka
atau resonator yang dapat memengaruhi karakter suara alat musik.
Kulit: Beberapa alat musik agung, seperti kendang atau bedug,
menggunakan kulit sebagai membran untuk bagian pemukul. Kulit
tersebut memberikan karakteristik suara yang berbeda-beda
tergantung pada jenis kulit dan cara pemrosesan.
Besi atau Baja: Pada beberapa alat musik, seperti saron atau gender,
bagian pemukul dapat terbuat dari besi atau baja.
Kain atau Kulit untuk Hiasan: Beberapa alat musik agung mungkin
dihiasi dengan kain atau kulit sebagai bagian dari estetika tradisional
atau seni dekoratif.
Karet atau Bahan Peredam Suara: Beberapa bagian alat musik
mungkin menggunakan bahan peredam suara, seperti karet, untuk
mengontrol resonansi atau meredam getaran yang tidak diinginkan.
7
2.5 Cara Pembuatan Agung
Cara pembuatan alat musik agung dapat sangat bervariasi
tergantung pada jenis alat musik yang Anda maksud. Di bawah ini adalah
langkah-langkah umum yang mungkin dilibatkan dalam pembuatan
beberapa alat musik agung, seperti gong, kendang, atau alat musik gamelan
lainnya:
Perencanaan dan Desain:
- Identifikasi jenis alat musik agung yang ingin dibuat.
- Rencanakan desain alat musik, termasuk ukuran, bentuk, dan
spesifikasi suara yang diinginkan.
Pemilihan Bahan:
- Tentukan bahan-bahan yang dibutuhkan berdasarkan desain yang
telah Anda buat.
- Pilih logam, kayu, kulit, atau bahan lain yang sesuai untuk alat musik
tersebut.
Pemotongan dan Pengerjaan Bahan:
- Potong bahan-bahan sesuai dengan desain.
- Bentuk logam atau kayu dengan menggunakan alat-alat seperti
palu, pahat, atau mesin lainnya.
Pengolahan dan Pengecoran Logam (jika diperlukan):
- Jika alat musik melibatkan logam, seperti gong, proses pengolahan
dan pengecoran logam mungkin diperlukan.
- Logam dapat dipukul, ditempa, atau dicor untuk membentuk bentuk
yang diinginkan.
Pemasangan Bagian-Bagian:
- Rakit atau pasang bagian-bagian alat musik seperti rangka,
resonator, dan bagian pemukul.
- Pastikan semua bagian terpasang dengan baik dan sesuai desain.
Penyesuaian dan Pengaturan Suara:
- Lakukan penyesuaian pada bagian-bagian tertentu untuk
mendapatkan kualitas suara yang diinginkan.
- Uji dan sesuaikan nada atau ketegangan untuk mendapatkan
harmoni yang diinginkan.
8
Pengecatan atau Dekorasi (jika diperlukan):
- Berikan sentuhan akhir seperti pengecatan atau hiasan sesuai
dengan tradisi atau preferensi estetika.
9
2.7 Cara Memainkan Agung
Untuk memainkan alat musik Agung dengan baik, ada beberapa
tips yang perlu diperhatikan:
1. Posisi Duduk yang Benar
Pastikan posisi duduk tegak dan nyaman untuk
mendapatkan keseimbangan yang baik ketika memainkan alat
musik ini.
2. Teknik Memukul yang Tepat
Pelajari teknik memukul yang tepat untuk menghasilkan suara
yang baik dan jelas. Latihan dan pengalaman akan membantu
menguasai teknik ini.
3. Konsentrasi dan Perhatian
Pastikan selalu fokus dan konsentrasi saat memainkan
alat musik Agung. Hal ini akan membantu Anda memahami
ritme dan menghasilkan suara yang harmonis.
4. Pelajari Lagu-Lagu Tradisional
Mempelajari lagu-lagu tradisional yang biasa dimainkan dengan
alat musik Agung dapat membantu memperkaya
pengetahuan musik dan meningkatkan fleksibilitas dalam
memainkan alat musik ini.
10
2.8 Perbedaan Agung Indonesia, Jepang dan Cina
Tangga Pelog (Jawa, Bali - Indonesia):
Tangga nada pelog merupakan tangga nada tradisional Jawa dan Bali.
Di dalamnya terdapat lima nada dalam satu oktaf. Contoh: 1, 2, 3, 5, 6.
Tangga Slendro (Jawa, Bali - Indonesia):
Tangga nada slendro juga merupakan tangga nada tradisional Jawa dan
Bali, tetapi berbeda dengan pelog. Di dalamnya terdapat lima nada
dalam satu oktaf. Contoh: 1, 2, 3, 4, 5.
Tangga Nada Pelog (Sunda - Indonesia):
Di Sunda, tangga nada pelog sering digunakan, dan terdapat enam
nada dalam satu oktaf. Contoh: 1, 2, 3, 5, 6, 7.
Tangga Nada Irama Delapan (Minangkabau - Indonesia):
Tangga nada irama delapan digunakan dalam musik Minangkabau,
dengan delapan nada dalam satu oktaf. Contoh: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8.
Tangga Nada Irama Lima (Minangkabau - Indonesia):
Tangga nada irama lima juga digunakan dalam musik Minangkabau,
dengan lima nada dalam satu oktaf. Contoh: 1, 2, 3, 4, 5.
Perlu diingat bahwa ini hanya contoh tangga nada dan dapat bervariasi
tergantung pada wilayah geografis dan jenis alat musik agung yang
digunakan. Beberapa tangga nada memiliki nada-nada yang disesuaikan
dengan karakteristik khusus dari budaya atau tradisi musik tertentu
11
2.9 Sejarah Kolintang
Musik Kulintang dianggap sebagai tradisi kuno yang mendahului
pengaruh Hindu, Buddha, Islam, Kristen, dan Barat. Di Filipina, musik ini
merupakan bentuk tertinggi dari musik gong yang dicapai oleh orang Filipina
Meskipun musik ini sangat kuno, tidak pernah ada data substansial yang
tercatat mengenai asal-usul kulintang. Salah satu teori menyatakan bahwa
kolintang tiba di kepulauan Indonesia dua atau bahkan tiga ribu tahun yang
lalu, dan masuk ke Filipina dari Tiongkok pada abad ke-3 M. Teori lain
meragukan klaim sebelumnya, dan menyatakan bahwa kulintang tidak
mungkin ada sebelum abad ke-15, karena tradisi gong Jawa (Indonesia), yang
diyakini sebagai asal muasal kulintang, baru berkembang pada abad ke-15
Meskipun banyak teori yang berbeda mengenai abad berapa
kulintang terwujud, terdapat konsensus bahwa musik kulintang berkembang
dari sebuah tradisi musik asing yang dipinjam dan diadaptasikan ke dalam
tradisi musik telah ada di daerah tersebut. Kemungkinan besar, gong-gong
yang paling awal yang digunakan di kalangan masyarakat asli tidak memiliki
nilai rekreasi, namun hanya digunakan untuk memberi isyarat dan mengirim
pesan.
12
2.11 Jenis Kolintang
Kolintang adalah alat musik tradisional yang memiliki beberapa
jenis dan varian tergantung pada daerah asal dan karakteristiknya. Beberapa
jenis kolintang antara lain:
13
2.12 Bahan Pembuatan Kolintang
1. Logam untuk gong
2. Bingkai atau rangka
3. Alat Pemukul
2.13 Cara Pembuatan Kolintang
Pembuatan Gong:
Potong logam sesuai dengan ukuran dan bentuk gong yang
diinginkan. Bentuk gong dengan memukul dan membentuk logam.
Proses ini memerlukan keahlian khusus untuk mencapai nada yang
diinginkan.
Pembuatan Bingkai:
Potong kayu atau bambu sesuai dengan panjang dan lebar bingkai
kolintang. Susun bingkai dengan hati-hati agar gong dapat
ditempatkan secara merata dan aman. Pastikan bingkai stabil dan
dapat menopang gong dengan baik.
Pemasangan Gong:
Pasang gong pada bingkai kolintang dengan meletakkannya di atas
atau di dalam bingkai sesuai dengan tradisi lokal. Pastikan jarak
antar gong dan posisi masing-masing gong untuk menghasilkan
tangga nada yang diinginkan.
Penyetelan Nada:
Setel nada kolintang dengan memukul bagian tepi gong dan
mengukur nada yang dihasilkan. Koreksi nada dengan memukul
bagian tertentu pada gong untuk mendapatkan nada yang
diinginkan.
Finishing:
Cat atau hiaslah kolintang sesuai dengan tradisi lokal atau
keinginan estetika.
14
Cara pembuatan kolintang melalui video:
https://youtu.be/6EaTlJDYUfI?si=HVZPpxYT2Zvsw2Mp
15
4. Tangga Nada Sorog:
Tangga nada ini mungkin berbeda-beda di berbagai daerah.
Umumnya, tangga nada sorog melibatkan kombinasi gong-gong yang
disusun secara khusus untuk menciptakan sebuah pola melodi
tertentu.
16
Pola Pukulan:
Pelajari pola pukulan yang diperlukan untuk memainkan lagu atau
melodi tertentu. Pukulan dapat melibatkan gong tunggal atau
kombinasi dari beberapa gong.
3. Navigasi Kolintang:
Memahami Tangga Nada:
Ketahui tangga nada yang digunakan dalam kolintang. Ini dapat
membantu pemain untuk menavigasi dan membuat melodi yang
sesuai dengan lagu atau musik yang dimainkan.
Koordinasi dengan Pemain Lain:
Jika memainkan dalam sebuah ansambel kolintang, koordinasikan
gerakan dan pukulan dengan pemain lain. Setiap gong memiliki
peran dan tangga nada tertentu dalam konteks ansambel.
4. Praktek dan Kreativitas:
Latihan Rutin:
Lakukan latihan rutin untuk meningkatkan keterampilan memukul
dan koordinasi tangan. Pemahaman yang baik tentang lagu atau
musik yang dimainkan juga dapat membantu meningkatkan ekspresi
dalam permainan.
Eksplorasi Kreatif:
Eksplorasilah berbagai teknik dan gaya pukulan untuk menemukan
suara yang unik dan kreatif. Cobalah bermain dengan dinamika,
ritme, dan nuansa yang berbeda untuk mengekspresikan emosi dan
karakter dalam musik.
Bermain dengan Keselarasan:
Pastikan bahwa pukulan yang dihasilkan dari setiap gong selaras
dengan tangga nada yang diinginkan dan harmonis dengan musik
secara keseluruhan.
17
Cara memainkan kolintang melalui video:
https://youtu.be/BMV_TDrBCl8?si=GStRf8o-u_reziEj
18
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kedua alat musik tersebut adalah bagian dari warisan budaya yang kaya di
Asia Tenggara. Masing-masing alat musik memiliki karakteristik uniknya
sendiri, baik dari segi bahan pembuatan, teknik pemainan, maupun peran
dalam konteks budaya setempat.
Kegunaan alat musik ini tidak hanya dalam ranah seni atau hiburan, tetapi
juga dalam kehidupan sehari-hari dan upacara keagamaan.
Ketiganya mencerminkan keberagaman dan kekayaan tradisi musik di
wilayah tersebut, serta terus dilestarikan dan diapresiasi oleh masyarakat
lokal maupun dunia internasional.
SARAN
Diharapkan agar seluruh Warga Negara Indonesia dapat melestarikan alat
musik tradisional dengan mempelajari alat musik tradisional, merawatnya
dan mengenalkan kepada generasi muda penerus bangsa.
19