Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puji
dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Instrumen Musik Serulin ” ini dapat
terselesaikan.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta untuk memenuhi tugas mata pelajaran “Seni Budaya”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Guru Pembimbing kami, Ibu Wahyu Farianti, S.Pd
2. Pihak –pihak yang telah bersedia membantu

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini akan menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Pangkalan Nyirih, Oktober 2022


Penulis,

Nama Kelompok :
Reno
Rendra
Ajun
Chinca
Kartini
Manisa

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................1
Daftar isi ....................................................................................................................2
BAB 1 Pendahuluan................................................................................................3
1. Latar Belakang............................................................................................3
2. Rumusan Masalah.......................................................................................3
3. Tujuan.........................................................................................................3
BAB II Pembahasan ...............................................................................................4
1. Pengertian alat Musik Seruling...................................................................4
2. Sejarah Alat Musik Seruling.......................................................................5
3. Perkembangan Alat Musik Seruling......................................................5
4. Cara Menghasilkan Suara ..........................................................................7
5. Teknik Permainan Seruling.........................................................................8
6. Seruling Modern.........................................................................................10
BAB III Penutup.......................................................................................................12
1. Kesimpulan.................................................................................................12
2. Saran...........................................................................................................12
Daftar Pustaka.................................................................................................................13

2
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Suling merupakan sejarah salah satu alat musik tradisional yang terdapat di banyak
negara. Banyak negara yang memakai alat musik yang dibunyikan dengan cara ditiup ini.
Suling banyak dimainkan hingga kini.
Alat musik ini banyak dimainkan karena relatif mudah untuk memainkannya. Selain itu
suling juga gampang dibuat karena bahan baku utamanya yaitu bambu yang cukup mudah
ditemukan.
Pembuatannya juga cukup mudah.
Karena bahan bakunya gampang ditemukan, suling cukup terjangkau semua kalangan.
Harga murah dengan kualitas yang tidak murahan.

2. Rumusan Masalah

a) Apa itu alat musik Suling


b) Bagaimana sejarah Suling
c) Bagaimana perkembangan Suling di berbagai negara
d) Bagaimana tentang Suling Bambu
e) Bagaimana tentang Suling Modern

3. Tujuan

 Memahami tentang alat musik suling


 Mengetahui dan memahami sejarah Suling
 Mengetahui perkembangan Suling di berbagai negara
 Mengetahui tentang Suling Bambu
 Mengetahui tentang Suling Modern

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Alat Musik Seruling


Seruling merupakan alat musik tiup yang sudah dikenal banyak orang. Karena harganya
yang relatif murah dibandingkan alat musik lain. Suling terbuat dari bambu, kayu, tulang, atau
bahkan bahan logam. Suling mampu menghasilkan bunyi lembut, kasar, melengking atau seperti
suara siulan. Sumber bunyi seruling berada di bagian tak jauh dari puncak kepala. Di situ terdapat
lubang tiupan kira-kira sebesar ujung jari.
Suara diproduksi ketika dalam posisi melintang,
lubang itulah yang kita tiup. Udara kita tiupkan masuk ke dalam tabung, mengalir dan
membentur sepanjang dinding tabung yang berfungsi sebagai resonator.
Keras lembutnya hembusan akan menghasilkan frekuensi nada yang berbeda-beda, tinggi atau
rendah.
Tangga nada dapat dihasilkan selain karena variasi kekuatan hembusan juga karena
terbuka atau tertutupnya lubang pengatur nada.
Jari tangan kanan dan kiri bertugas mengurusi pembukaan dan penutupan lubang itu dengan
memencet-mencet tombol yang tersedia.
Lubang nada serta tombol pengendali itu berada di bagian tubuh serta kaki seruling Di
situ terdapat 16 atau 17 lubang, dimana 11 di antaranya dapat ditutup oleh 4 jari tangan kanan
dan 3 jari tangan kiri dan satu lubang ditutup oleh jempol tangan kiri.
Empat lubang lainnya dapat dibuka tutup melalui gagang-gagang tombol.
Nada seruling umumnya dimulai dari nada do, di, re, ri ,mi, fa, fi, sol, sel, la, li, si dan do,terus
melengking menuju ke oktaf berikutnya hingga mencapai 3 oktaf lebih.
Dengan jangkauan wilayah nada yang sedemikan banyak serta adanya fasilitas untuk
nada-nada kromatik, maka seruling dapat melayani berbagai nada dasar.
Dia mampu mengiringi penyanyi bersuara berat dan rendah maupun penyanyi bersuara
melengking dan tinggi.
Jadi mampu bermain di nada dasar D ataupun G dan sebagainya.

4
2. Sejarah Alat Musik Seruling
Menurut penelitian alat musik pertama yang ditemukan adalah seruling yang dimainkan
oleh manusia Neanderthal. Sebuah seruling Neanderthal berumur 40,000 tahun yang terbuat
dari tulang. Menurut perhitungan, lubang pada tulang tersebut dibuat untuk menghasilkan
nada yang tepat. Dengan kata lain, ini adalah alat musik yang dibuat secara ahli. Konon
Neanderthal adalah manusia yang muncul secara tiba-tiba 100.000 tahun yang lalu di Eropa
dan ras ini bisa jadi menghilang karena berasimilasi dan bercampur dengan ras yang lain, atau
menjadi punah karena sesuatu hal yang belum diketahui. Satu-satunya perbedaan mereka
dengan manusia modern adalah rangka tubuh mereka yang lebih tegap dan volume otaknya
yang sedikit lebih besar. Sebenarnya manusia
Neanderthal bukanlah manusia yang setengah kera atau primitif, seperti teori Darwin.
Penemuan ilmiah menunjukkan bahwa Neanderthal adalah satu ras manusia yang tidak
berbeda dari kita dalam tingkat kecerdasan dan keterampilan. Apalagi dengan ditemukannya
suling di zaman mereka, menunjukkan bahwa manusia Neanderthal telah berperadaban. (The
AAAS Science News Service, "Neanderthals Lived Harmoniously," 3 April 1997).

3. Perkembangan Alat Musik seruling di berbagai negara


Seruling bukan lagi alat musik langka, karena keberadaannya dapat ditemukan di berbagai
pesohor negara tapi dengan nama yang berbeda, termasuk Mesir.
Pada masa Mesir Kuno, terdapat bukti permulaan muncul dan dimainkannya alat musik
seruling di Mesir. Instrumen yang muncul paling menonjol adalah pipa menyerupai klarinet,
seruling, dan juga harpa.
Dalam relief hieroglif pun ditemukan gambar seruling yang dikenal dengan nama `Aulos.'
Aulos ini adalah seruling yang terbuat dari kayu.
Bentuknya terdiri atas dua buah tabung seruling yang disatukan dan memiliki empat atau
lima lubang nada.Aulos ini sulit untuk dimainkan karena memiliki dua buluh yang disatukan.
Suling di Cina ada banyak jenisnya.
Kebanyakan terbuat dari bambu, walaupun ada yang dari kayu atau batu giok serta tulang.
Salah satu ciri khas dari seruling Cina adalah penggunaan membran resonansi yang dipasang
pada salah satu lubang. Ini memberikan suara suling lebih cerah. Jenis Seruling di China
modern yang sering dipakai dalam orchestra adalah Bangdi, Qudi Xindi dan Dadi.
Seruling di Jepang disebut `Fue' , umumnya bernada tinggi dan terbuat dari bambu yang
disebut Shinobue. Di India, Pakistan, Bangladesh seruling dikenal dengan nama `Bansuri’.
Bentuk `Bansuri' lebih panjang dari seruling biasa.
Panjangnya mencapai 14 inci. Bansuri dikenal sebagai alat musik yang berhubungan dengan
kisah cinta Khrisna dan Radha.

5
Pernahkah Anda melihat film India atau pertunjukan ular yang meliuk-liuk badannya ?
Pawang ular membawa keranjang berisi ular, saat mulai meniup serulingnya, tak lama
kemudian keluar ular kobra dan bergerak seolah sedang menari.
Melihat hal seperti itu mungkin Anda kagum akan kehebatan pawang ular tersebut, namun
tahukah Anda bahwa sebenarnya ular tidak bisa mendengar Lalu kenapa ular tersebut bisa
menari.
Ternyata yang diikuti ular itu bukanlah suara seruling pawang melainkan gerakan seruling
pawang tersebut yang ular anggap sebagai sebuah manuver penyerangan terhadap dirinya.
Secara refleks ular pun mengatur gerakan bertahan dan bersiaga.
Kepandaian pawang adalah kehebatannya menjaga jarak dengan ular agar tidak diserang dan
ia juga harus tahu pasti gerakan ular yang dilakukan ular itu. Wah, bagaimana pun juga
memang sesuatu yang menakjubkan.
Di Jerman seruling disebut `Blockflöte' yang adalah hasil perpaduan dari jenis suling,
yang sudah dimainkan di Eropa sejak sebelum Masehi, dan pengaruh suling lain yang berasal
dari Eropa Timur, Indonesia negara tercinta adalah sebuah negara dimana bambu tumbuh
dimana-mana, dimulai dari Sabang di sebelah barat dan Merauke di sebelah timur. Oleh
karena itu Indonesia pun pandai membuat alat musik sendiri yang terbuat dari bambu yaitu
Seruling. Seruling biasanya dimainkan di acara tradisional. Lagu dangdut tanpa seruling
ibarat laut tanpa ombak. Musik keroncong disela-selanya pasti diramaikan dengan suara
liukan Suling. Namun beberapa tahun terakhir ini musik tradisioanal mulai ditinggalkan.
Mungkin saja ada beberapa penyanyi atau band yang menggunakan, tapi biasanya lagunya
tidak dijadikan hit single atau hanya sebagai filler (pengisi), termasuk di dalam ibadah
gereja. Paduan suling bambu di gereja kian memudar seiring dengan masuknya alat musik
modern, serta banyaknya gereja yang memasukkan unsur band ke dalam gereja. Padahal
seperti yang kita ketahui seruling dalam kitab Perjanjian Lama dipakai untuk
mengungkapkan sukacita yang tak terkendalikan atau ratapan yang hebat. Pada umumnya
suling dianggap sebuah alat musik sekular, dalam Mazmur 150:4 menyebutkan
penggunaannya Suling di bait suci adalah untuk suatu perayaan agama. Lepas apakah Suling
merupakan suatu alat yang menyatu dengan budaya setempat atau alat musik universal,
Suling merupakan salah satu alat yang harus diperhitungkan untuk dilestarikan di Indonesia,
kalau Anda adalah orang yang kreatif harusnya juga bisa dikombinasikan di kelompk musik
di gereja.Afrika dan Asia. `Blockflöte' mencapai masa jayanya di zaman kebudayaan
Renaissance dan Barok, yaitu sekitar tahun 1500 hingga 1750. Kira-kira abad ke 18 jenis
suling ini tergeser dari orkestra oleh jenis suling lain.
Baru di akhir abad ke 20 jenis suling ini kembali banyak dimainkan, dan menjadi instrumen
paedagogis.

6
Kemungkinan besar seiring dengan kolonisasi negara-negara Eropa di masa lalu, suling
jenis ini juga menyebar ke negara-negara lain, di antaranya Indonesia. Sudah sejak awalnya,
"Blockflöte" selain dimainkan secara solo, kerap juga dimainkan dalam satu kelompok.
Jadi seperti halnya dalam paduan suara, ada suling sopran, alto, tenor dan bas, sehingga
disebut "Blockflöten familie" atau keluarga suling. 

Indonesia negara tercinta adalah sebuah negara dimana bambu tumbuh dimana-mana,
dimulai dari Sabang di sebelah barat dan Merauke di sebelah timur.
Oleh karena itu Indonesia pun pandai membuat alat musik sendiri yang terbuat dari bambu
yaitu Seruling.
Seruling biasanya dimainkan di acara tradisional. Lagu dangdut tanpa seruling ibarat laut
tanpa ombak.Musik keroncong disela-selanya pasti diramaikan dengan suara liukan Suling.
Namun beberapa tahun terakhir ini musik tradisioanal mulai ditinggalkan. Mungkin saja ada
beberapa penyanyi atau band yang menggunakan, tapi biasanya lagunya tidak dijadikan hit
single atau hanya sebagai filler (pengisi), termasuk di dalam ibadah gereja.
Paduan suling bambu di gereja kian memudar seiring dengan masuknya alat musik
modern, serta banyaknya gereja yang memasukkan unsur band ke dalam gereja.
Padahal seperti yang kita ketahui seruling dalam kitab Perjanjian Lama dipakai untuk
mengungkapkan sukacita yang tak terkendalikan atau ratapan yang hebat.
Pada umumnya suling dianggap sebuah alat musik sekular, dalam Mazmur 150:4
menyebutkan penggunaannya Suling di bait suci adalah untuk suatu perayaan agama.
Lepas apakah Suling merupakan suatu alat yang menyatu dengan budaya setempat atau alat
musik universal,
Suling merupakan salah satu alat yang harus diperhitungkan untuk dilestarikan di
Indonesia, kalau Anda adalah orang yang kreatif harusnya juga bisa dikombinasikan di
kelompk musik di gereja.

3. Cara Menghasilkan Suara

Di indonesia alat musik tiup ini umumnya di buat dari bambu.


Bahan utamanya yaitu bambu tamiang (Schizostachyum blumei, Nees), bambu yang panjang dan
memiliki permukaan licin. Bagian kepala suling, dekat lubang kecil, dikelilingi oleh balutan rotan
tipis yang berfungsi untuk menghasilkan getaran suara.
Suara suling yang lembut membuatnya dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik.
Pada dasarnya ada dua jenis suling. Suling dengan lima lubang jari dan suling dengan empat
lubang jari. Masing-masing memiliki sistem penadaan yang berbeda. Lima lubang jari untuk
sistem pelog dan empat lubang jari untuk sistem salendro. Suling bambu merupakan alat musik
tradisional Indonesia yang memiliki suara yang khas. Suling bambu juga memiliki beragam
keunikan lain, seperti :
7
Suara dan aura bunyinya khas dan menggetarkan hati.

Dapat dikombinasikan dengan instrumen musik lain, dengan suling bambu       sebagai
instrumen utama.
Dapat diorkestrasikan dengan sekian puluh, ratus atau ribu pemain sehingga memiliki keunikan
tersendiri, karena merupakan sebuah orkestra yang tidak dimainkan dengan alat musik barat
tetapi dimainkan dengan instrumen yang didominasi suling bambu. 
Suara suling bambu dapat meliuk-liuk  dengan cengkok dan warna bunyi yang khas.

Ada dua faktor yang mempengaruhi baik tidaknya nada yang dihasilkan  suling, yaitu :
a) Posisi jari.
Perubahan posisi jari dapat mengubah resonansi suara di dalam tubuh suling. Tergantung
pada jarak lubang terdekat ke kepala suling.
b) Kecepatan aliran udara.
Kecepatan aliran udara yang ditiupkan oleh mulut. Kecepatan aliran udara juga
mempengaruhi frekuensi nada.
Misalnya, frekuensi dua kali lipat dapat dihasilkan dengan meniupkan udara dengan
kecepatan dua kali lipat.

Selain itu ada teknik-teknik tertentu yang dapat kita gunakan saat bermain suling,
diantaranya :
 Slur
Secara dinamis mengubah nada dari satu posisi ke posisi lain dengan tanpa menghentikan
aliran udara.
Contoh : mengubah la-ti, ti ke la, mi-da.
 Puruluk
Adalah efek yang dihasilkan oleh pembuka-tutupan secara berulang-ulang dan cepat
lubang suling dengan satu atau lebih jari. Suara yang dihasilkan mirip suara burung
merpati. Puruluk bisa dilakukan pada nada mi-la-na.

4. Teknik Permainan Suling :


Bunyi suling dihasilkan melalui sebuah teknik pernafasan dari proses pemompaan dari
rongga perut , kemudian udara disalurkan melalui rongga mulut yang diatur pengeluaranya
oleh perubahan bentuk bibir yang seterusnya udara masuk melalui sebuah lubang suling yang
telah dibingkai oleh seutas tali rotan kemudian masuk kedalam rongga bambu (resonator),
yang akhirnya suara atau bunyi dapat didengar melalui lobang-lobang nada, serta lobang
pembuangan. Untuk menghasilkan warna-warna suara, baik itu suara tinggi sedang atau
8
rendah, sangat tergantung pada tekanan udara yang disalurkan melalui lubang sumber suara
pada suling, selain itu posisi mulut dan bibir memiliki peran untuk menghasilkan perbedaan
dinamika atau warna suara, dalam teknik pemainan suling di kenal istilah teknik tiupan,
yaitu: Gebos dan wiwiw.
Tehnik tiupan “gebos” untuk menghasilkan nada-nada yang rendah/ageung, dalam
titilaras angka meliputi nada-nada yang bertitik satu di atas (1,2,3,4,5 ).
Teknik wiwiw, juga memiliki fungsi untuk menghasilkan warna nada yang bergelombang,
biasanya dilakukan pada saat memainkan nada-nada sedang dan tinggi, kedua tehnik tiupan
tersebut selain untuk menghasilkan nada-nada tertentu, juga berfungsi untuk mengatur teknik
pernafasan, sehingga nada-nada yang dihasilkan dapat terdengan dengan baik .
Dengan demikian teknik tiup yang dilakukan dengan baik dan benar akan berpengaruh
terhadap kualitas bunyi yang dihasilkan dengan baik pula.

Suling ada yang memiliki empat atau enam lubang.


Suling dengan enam lubang setidaknya dapat dimainkan dengan tiga laras.
Laras-laras yang digunakan dalam bermain suling antara lain :
1) Pelog, da-mi-na-ti-la-da [1-2-3-4-5-1],
Hampir mirip dengan nada do-si- sol-fa-mi-do [1'-7-5-4-3-1]
dalam tangga nada diatonis.
2) Madenda atau Sorog, da-mi-na-ti-la-da [1-2-3-4-5-1],
Hampir mirip dengan nada fa-mi-do-si-la-fa [4’-3’-1’-7-6-4]
dalam tangga nada diatonis.
3) Salendro,  da-mi-na-ti-la-da [1-2-3-4-5-1],
Hampir mirip dengan nada re-do-la-sol-fa-re [2’-1’-6-5-4-2]
dalam tangga nada diatonis..
4) mandalungan, jarang digunakan.

 Kelebihan suling bambu dibandingkan dengan recorder

Suling Bambu Recorder


Telah berusia 14 abad (telah ada Telah berusia 10
sejak jaman Pra Hindu, abad (ditemukannya solmisasi/nada
sebelum tahun 600 M, berdasarkan Barat oleh G. Arezzo)
relief candi di Jawa)
Asli Indonesia Bukan asli Indonesia
Harga lebih murah Harga lebih mahal
Suara lebih khas dan menggetarkan Suara sintesis plastik
Bisa dibuat sendiri dengan mudah Harus melalui olahan pabrik
dan simpel
Ramah lingkungan (bersatu dengan Tidak dapat hancur dengan tanah
tanah)
9
Tersedianya bahan baku asli dari Tersedianya bahan baku tetapi
alam (pohon bambu) yang harus melalui proses recycle dari
melimpah, bukan hasil recycle (daur sampah/limbah plastik
ulang sampah)

Selain suling bambu, di dunia ini juga dikenal suling modern


Berikut merupakan beberapa macam jenis bahan pada suling diantaranya:
 Suling bambu yang umum kita jumpai
 Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau campuran
keduanya.
 Suling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.

5. Seruling Modern
Berikut ialah jenis-jenis seruling modern.
1) Bass Flute pada C Yang terbesar dari mereka semua, seruling bass ialah dalam kunci C.
seruling hanya modern lebih besar dari flute bass ialah seruling kontra-bass, nan
merupakan dua oktaf di bawah flute konser.
2) Alto Flute pada G Seruling alto menggunakan jari sama seperti  flute konser, sementara
berbagi tabung serupa dengan seruling bass. The alto terutama dirancang buat ansambel
flute.
3) Tenor Flute di B ♭ Seruling tenor disetel dalam kunci ♭ B. Hal ini juga dikenal sebagai
'seruling d'amour' (The Flute of Love), sebab nadanya diyakini memanggil emosi cinta.
4) Konser Flute di C Seruling nan paling banyak digunakan di antara keluarga flute modern,
seruling konser tak hanya terkenal buat kontribusi musik klasik, tetapi juga buat estetika
terlihat dalam jazz atau baik, hampir di mana saja Anda membutuhkannya.
5) Soprano Flute di E ♭ Lebih besar dari piccolo tapi 4 inci lebih pendek dari seruling
konser, soprano ialah kombinasi keduanya. Karena lapangan sedikit lebih tinggi, seruling
lebih mudah buat meniup ke dalam bersama dengan menjadi mudah buat bermain.
6) Treble Flute di G .suling treble lebih tinggi dari suling konser dan sporadis. Biasa  terlihat
dalam ansambel flute atau beberapa pertunjukan jazz.

Piccolo pada C Ini ialah yang terkecil dari semua seruling modern, nadanya setengah ukuran
seruling konser dan satu oktaf lebih tinggi secara keseluruhan

Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari middle
C. Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan untuk mencapai nada B
di bawah middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes yang tinggi,
hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling.

10
Piccolo adalah suling kecil yang ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling konser standar.
Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkes.

Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat(diciptakan dan dirintis
oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke
atas dan profesional.

Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki lubang di
tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat
konser.

Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para ahli)
memilih closed-hole plateau key.

Para pelajar umumnya menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut sampai
mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.

Beberapa orang mempercayai bahwa kunci open-hole mampu menghasilkan suara yang lebih


keras dan lebih jelas pada nada-nada rendah.

Suling konser disebut juga suling Boehm, atau suling saja.

11
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Seruling merupakan alat musik tiup yang sudah dikenal banyak orang. Karena harganya
yang relatif murah dibandingkan alat musik lain. Suling terbuat dari bambu, kayu, tulang, atau
bahkan bahan logam. Suling mampu menghasilkan bunyi lembut, kasar, melengking atau seperti
suara siulan. Sumber bunyi seruling berada di bagian tak jauh dari puncak kepala. Di situ terdapat
lubang tiupan kira-kira sebesar ujung jari.
Suara diproduksi ketika dalam posisi melintang,

Lubang itulah yang kita tiup. Udara kita tiupkan masuk ke dalam tabung, mengalir dan
membentur sepanjang dinding tabung yang berfungsi sebagai resonator.
Keras lembutnya hembusan akan menghasilkan frekuensi nada yang berbeda-beda, tinggi atau
rendah.

2. Saran
Agar siswa/siswi dapat lebih mengerti tentang alat musik seruling ini, diharapkan untuk dapat
langsung mempraktek dengan alat musik tersebut. Terima kasih penulis ucapkan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Haryantocs,https://haryantocsblogandres.blogspot.com/2017/06/makalah-alat-music-
seruling.html, diakses pada tanggal 10 Oktober 2022

13

Anda mungkin juga menyukai