Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Swt Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puji
dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Respon Dunia Internasional
Terhadap Kemerdekaan Indonesia” ini dapat terselesaikan.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta untuk memenuhi tugas mata pelajaran tersebut.
Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Guru Pembimbing kami Elma Safitri, S.Pd
2. Pihak –pihak yang telah bersedia membantu

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini akan menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Pangkalan Nyirih , Agustus 2023


Penulis,

1. Ania
2. Chenghong
3. Hermanto. E
4. Kristianto
5. Nurpatiha
6. Ririn Susilawati
7. Saphika

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar isi ..........................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan......................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Manfaat.............................................................................................................2
Bab II Pembahasan......................................................................................................3
A. Potensial Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi...................................................3
1. Pengakuan Kemerdekaan Indonesia.............................................................4
2. Penolakan Belanda........................................................................................5
3. Respon Forum Internasional.........................................................................5
4. Dampak Respon Internasional bagi Indonesia.............................................6
Bab III Penutup............................................................................................................7
A. Kesimpulan.......................................................................................................7
B. Saran.................................................................................................................7
Daftar Pustaka......................................................................................................................8

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia terjebak di antara kekuasaan Jepang yang telah kalah dan sekutu yang belum
tiba di Indonesia. Soekarno dan Hatta merespon tekanan beberapa kalangan untuk mendobrak
status quo dan memproklamasikan kemerdekaan sendiri. Tanggal 17 Agustus 1945, Republik
Indonesia sebagai sebuah negara baru yang bebas dari dominasi asing.

Berita ini dengan cepat disebarkan ke seluruh wilayah Indonesia dan dunia untuk memperoleh
dukungan melawan sekutu yang akan kembali menduduki dalam waktu dekat. Pengakuan
internasional dan solidifikasi dalam negeri adalah prioritas utama dalam periode Revolusi Nasional
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengakuan Kemerdekaan Indonesia?
2. Bagaimana Penolakan Belanda?.
3. Bagaimana Respon Forum Internasional?
4. Apakah dampak Respon Internasional bagi Indonesia ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui Tentang Respon Dunia Internasional Terhadap Kemerdekaan Indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Respon Internasional Terhadap Kemerdekaan Indonesia

Indonesia terjebak di antara kekuasaan Jepang yang telah kalah dan sekutu yang belum tiba di
Indonesia. Soekarno dan Hatta merespon tekanan beberapa kalangan untuk mendobrak status quo
dan memproklamasikan kemerdekaan sendiri. Tanggal 17 Agustus 1945, Republik Indonesia
sebagai sebuah negara baru yang bebas dari dominasi asing.

Berita ini dengan cepat disebarkan ke seluruh wilayah Indonesia dan dunia untuk memperoleh
dukungan melawan sekutu yang akan kembali menduduki dalam waktu dekat. Pengakuan
internasional dan solidifikasi dalam negeri adalah prioritas utama dalam periode Revolusi Nasional
Indonesia.

1. Pengakuan Kemerdekaan Indonesia

a. Mesir

Mesir adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Agus Salim,
A.R. Baswedan, Nazir Pamoentjak, dan Rasjidi merupakan delegasi balasan Indonesia untuk
meminta dukungan Mesir. Sebelumnya, Konsul Jenderal Mesir di Bombay, Abdul Mun’im datang
ke ibukota Yogyakarta pada Maret 1947. Mesir mengabaikan keberatan duta besar Belanda untuk
Mesir yang menyebutkan mengenai kerjasama Mesir-Belanda. Mesir tetap memilih untuk
mendukung Indonesia.

b. India

Diplomasi Beras yang terkenal diusulkan oleh Sutan Sjahrir pada awal tahun 1946, bertujuan
untuk membantu kekurangan pangan dan memperoleh simpati internasional. 500.000 ton beras tiba
di India sekitar bulan Oktober, dan memperoleh sambutan baik dari Jawaharlal Nehru, PM India.
Nehru mengundang Sjahrir dalam Asian Relations Conference pada Maret 1947. Menegaskan
dukungan India, bahkan memberikan podium internasional untuk memperkenalkan Indonesia
sebagai negara baru.

c. Liga Arab

Negara-negara Liga Arab menyambut dengan baik berita kemerdekaan Indonesia. Suriah,
Lebanon, dan Yaman secara cepat menyusul Mesir menjadi negara pertama yang mengakui
independensi Indonesia. Kehadiran Liga Arab sebagai pendukung Indonesia semakin menguatkan
pembahasan ini di forum PBB. Suriah dan Lebanon mulai mengakui kemerdekaan Indonesia sejak
4
1947, setahun kemudian disusul oleh Yaman. Dukungan ini salah satunya dilatarbelakangi oleh
kesamaan sebagai negara mayoritas Islam.

d. Vatikan

Vatikan adalah negara Eropa pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada
Juli 1947. Vatikan merupakan negara-kota yang dipimpin oleh Uskup Katolik Roma, yaitu Paus.
Meski kecil, Vatikan adalah institusi yang dihormati sebagai pusat pengaruh keagamaan katolik di
Eropa. Pengakuannya terhadap Indonesia tentu sangat dihargai.

e. Australia

Dukungan dari Australia dimulai dari pemogokan buruh-buruh pelabuhan yang menolak
bekerja di kapal yang berisi suplai persenjataan bagi Belanda. Sikap ini dengan cepat mendapat
dukungan dari publik Australia yang menghendaki kemenangan perjuangan Indonesia. Australia
merespon positif keinginan tersebut, bahkan memulangkan sekitar 1.400 orang tawanan Belanda
yang berasal dari Indonesia. Partai Buruh Australia juga kerap mendorong pemerintah untuk
mendesak Dewan Keamanan PBB menyelesaikan konflik tersebut. Australia berperan penting bagi
kepentingan Indonesia dalam KTN dan UNCI.

2. Penolakan Belanda

Sekutu memerintahkan Jepang untuk mempertahankan status quo sampai Pemerintah Kolonial
Hindia Belanda (NICA) berhasil didirikan kembali. Perebutan kemerdekaan oleh bangsa Indonesia
dianggap ilegal sehingga sekutu merasa berhak menduduki Indonesia kembali secara paksa.
Pertempuran antara Indonesia dan sekutu langsung pecah di akhir tahun 1945.

Belanda melancarkan agresi militer sebanyak dua kali pada tahun 1947 dan 1948. Belanda juga
menduduki ibukota Yogyakarta, mengasingkan pimpinan negara, serta merongrong kekuasaan
negara melalui perjanjian Linggajati dan Renville. Belanda juga membentuk negara-negara federal
dan Bijeenkomst voof Federal Overleg (BFO) sebagai perwakilannya.

3. Respon Forum Internasional

a. Persatuan Bangsa-Bangsa

PBB memperoleh tekanan untuk segera menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda. Terlebih


setelah Indonesia memperoleh lebih banyak pengakuan internasional dari anggota-anggota PBB.
Setelah Agresi Militer I, PBB membentuk Komisi Tiga Negara yang terdiri atas Belgia, Amerika
Serikat, dan Australia untuk menengahi konflik serta mengadakan Perundingan Renville.

5
Pecahnya Agresi Militer II direspon PBB dengan mengeluarkan Resolusi 67 Dewan Keamanan
PBB. Secara umum isinya memaksa Belanda untuk mengembalikan tahanan politik, membentuk
RIS, serta menyerahkan kedaulatan Indonesia per Juli 1950. KTN diubah menjadi United Nations
Comission for Indonesia (UNCI)

b. Komisi Tiga Negara

Komisi ini dibentuk oleh PBB pada 26 Agustus 1947 melalui Resolusi 31 Dewan Keamanan
PBB. Kebijakan ini dikeluarkan setelah Agresi Militer I dilancarkan Belanda terhadap Indonesia.
Tiga negara ini berisi dua negara yang dipilih Indonesia dan Belanda, serta satu negara bersifat
netral. Australia ditunjuk oleh Indonesia, Belgia ditunjuk oleh Belanda, dan Amerika Serikat
ditunjuk keduanya sebagai negara netral. Richard Kirby, Paul van Zeeland, dan Frank Porter
Graham adalah figur yang ditunjuk masing-masing negara dalam misi perdamaian ini.

c. Aliansi Sekutu

Sekutu semula mendukung penuh Belanda untuk mendirikan kembali pemerintahan kolonial
Indonesia. Hal ini terbukti dengan serbuan tentara sekutu di Surabaya, Bandung, dan Semarang.
Sejak masuknya sengketa Indonesia-Belanda ke ranah diplomasi, negara-negara sekutu mulai
menarik diri dan memosisikan diri sebagai pengawas. Misalnya Komisi Tiga Negara (KTN) yang
diisi oleh negara-negara sekutu, atau Amerika Serikat yang menjadi sponsor Perundingan Renville.

Perubahan terjadi setelah Peristiwa Madiun pecah pada September-Oktober 1948. Menunjukkan
eksistensi komunisme di Indonesia yang ingin mengambil kesempatan dalam huru-hara Revolusi
Indonesia. Amerika Serikat mulai mengubah sikapnya dan mendorong Belanda mengakomodasi
keinginan Indonesia sesuai resolusi PBB.

Sikap ini didorong dengan kekhawatiran menguatnya komunisme di Indonesia, dan hilangnya
simpati terhadap Amerika karena mendukung neo-kolonialisme. Konferensi Meja Bundar pada
tahun 1949 telah mendapat dukungan dari negara-negara sekutu.

4. Dampak Respon Internasional bagi Indonesia

Respon internasional terhadap kemerdekaan Indonesia secara umum bersifat positif. Pengakuan
negara-negara baru diperoleh dengan cepat, yang mana dilatarbelakangi oleh bangkitnya
perlawanan kolonialisme Eropa pasca perang. Negara-negara yang belum mengakui pun banyak
yang memilih untuk mengecam pendudukan kembali Belanda atas Indonesia.
Arus dukungan ini membuat PBB meminta penyelesaian sengketa dengan cara damai sesegera
mungkin. Australia dan Amerika Serikat bahkan mendukung penyelesaian konflik di pihak
Indonesia setelah Peristiwa Madiun tahun 1948.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Indonesia adalah negara tetangga yang penting bagi Australia. Sebagai negara kepulauan
dengan jumlah populasi yang besar pula, Indonesia terletak di antara Samudra India dan Samudra
Pasifik. Dengan posisi geografis yang menghubungkan Australia dengan negara-negara di Benua
Asia. Indonesia menempati posisi strategis dalam kebijakan pertahanan dan luar negeri Australia.
Takdir geografis tidak pernah dapat ditolak, kecuali kedua bangsa harus mampu menciptakan suatu
kemitraan yang sehat, yang dapat menjamin kestabilan kawasan mereka. Hubungan kemitraan yang
sehat memang dibangun oleh kedua negara, namun dalam perkembangannya hubungan tersebut
diwarnai oleh nuansanuansa yang memperburuk hubungan tersebut. Perbedaan-perbedaan budaya,
dan prioritas-prioritas kebijakan politik dalam dan luar negeri kedua negara sangat mempengaruhi
ketidak sehatan hubungan di antara kedua negara tetangga tersebut. Hubungan Australia dengan
Indonesia sebagai sebuah bangsa diawali menjelang kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Dukungan
Pemerintah Australia terhadap kemerdekaan Indonesia yang telah dijajah Belanda selama 350
tahun, paling dirasakan tahun 1947-1950. Sebenarnya hubungan keduanya sudah lama terjalin yaitu
sejak masa pelayaran dan perdagangan, tetapi masih dalam bentuk hubungan antarsuku. Dimana
hubungan itu dijalin oleh Suku Aborigin Australia dengan Suku Bugis di Makasar, Indonesia

B. Saran
Sehubungan dengan bahasan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran para
pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Kepada rekan-rekan agar lebih meningkatkan, menggali dan
mengkaji lebih dalam tentang “ Respon Dunia Internasional Terhadap Kemerdekaan Indonesia”

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studiobelajar.com/respon-internasional-terhadap-kemerdekaan-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai