Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

RESUME ASPEK PENGETAHUAN SULING


Diajukan sebagai persyaratan memenuhi tugas mata kuliah

Teknik Dasar Instrumen Tiup.

Dosen Pengampu :

Mustika Iman Zakaria S., M.Sn

Disusun Oleh :

Sopy Apriliani Putri

NIM : 231231022

PROGRAM STUDI KARAWITAN

INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA BANDUNG

2023 – 2024
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkam rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas individu untuk mata kuliah

Teknik Dasar Instrumen Tiup dengan judul: “Resume Aspek Pengetahuan

Suling”.

Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada dosen pengampu mata kuliah Teknik Dasar Instrumen Tiup yang telah

memberikan tugas terhadap penulis, serta kepada pihak-pihak yang turut

membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis

miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan

yang membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya bagi semua pihak umumnya.

Bandung, September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat...........................................................................................2
1.3.1 Tujuan.........................................................................................................2
1.3.2 Manfaat......................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................3
1.4 Kesejarahan........................................................................................................3
1.5 Jenis-Jenis dan Bentuk Suling.............................................................................4
1.6 Organologi Suling...............................................................................................6
1.7 Fungsi Suling Dalam Penyajian Karawitan Sunda...............................................7
BAB III..........................................................................................................................8
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................8
1.8 Kesimpulan.........................................................................................................8
1.9 Saran..................................................................................................................8
DAFTAR PUSAKA.........................................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah karawitan sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari tentang

seni tradisional atau kebudayaan lokal. Karawitan adalah segala bentuk

kesenian yang berakar dari kebudayaan Indonesia, yang didalamnya terdapat

bentuk-bentuk seni, kesenian, dan alat kesenian yang secara harfiah dikatakan

dan masuk dalam kategori tradisi seperti, kendang, goong, gamelan, kacapi,

suling, celempungan, dan lain-lain.

Istilah karawitan pertama digunakan dalam bahasa Jawa sekitar tahun

1920, dalam bahasa Sunda dapat dikatakan sebagai bentuk baru, tetapi

pemakaiannya cepat sekali meluas dan digunakan secara bebas, sehingga

istilah ini tidak terdengar asing baik dikalangan seniman maupun dikalangan

pendidik.

Berdasarkan penjelasan diatas saya akan membahas salah satu alat musik

yang mengacu pada seni suara yakni suling.

1.2 Perumusan Masalah

a. Bagaimana deskripsi mengenai aspek pengetahuan suling di Jawa Barat?

b. Mengapa Aspek pengetahuan suling ini penting?

1
2

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

a. Melestarikan salah satu alat musik tradisional sunda yaitu suling

yang mulai tergeser oleh alat-alat musik modern.

b. Menambah wawasan penulis juga pembaca mengenai aspek

pengetahuan suling.

1.3.2 Manfaat

a. Menambah pengetahuan penyajian alat tiup suling dalam karawitan

sunda.

b. Memahami teknik dasar permainan alat tiup suling sesuai dengan

konvensi dalam karawitan sunda.


BAB II

PEMBAHASAN

1.4 Kesejarahan

Suling merupakan alat musik yang tergolong ke dalam jenis instrumen musik

tiup atau biasa dikenal sebagai aerophone, dan ada sejak tahun 1800-an. Menurut

Van Zanten suling ada sejak taun 1989, ia beranggapan demikian karena pada saat

ia pergi ke Baduy ia melihat sekelompok orang sedang memainkan alat musik

yang menyerupai suling. Mengenai keberadaannya dalam penyajian pertunjukan

karawitan sunda, suling pertama kali digunakan kesenian gamelan degung klasik

pada sekitar tahun 1900-an. Adapun yang mengatakan bahwa suling berasal dari

Gunung Suling, disebut Gunung Suling karena konon pada saat itu terdapat lahan

yang ditumbuhi bambu, lalu ada seekor burung yang mematuk bambu tersebut

dan membuatnya menyerupai suling.

Suling terbuat dari awi tamiang, yaitu bambu yang memiliki ukuran kecil,

serta memiliki ruas cukup panjang yakni 60cm atau lebih. Suling memiliki bentuk

yang kecil dan memanjang sekitar 50 cm dengan garis tengah sebesar 3 cm. Ciri

khas sebuah suling adalah adanya lubang kecil pada bagian tubuhnya yang

berfungsi sebagai tempat mengatur nada yang diinginkan oleh pemainnya. Suara

yang dihasilkan dari alat musik bambu ini mirip dengan siulan yang kasar dan

melengking. Seperti yang disinggung sebelumnya, bahwa suara yang dihasilkan

tersebut berasal dari udara yang ditiupkan melalui ujung dari instrumen musik ini.

Udara tersebut kemudian akan mengalir dan membentur dinding suling yang

berfungsi sebagai resonator untuk menghasilkan suara dengan nada yang sesuai.

3
4

Semakin besar lubang maka semakin rendah suara yang dihasilkan begitupun

sebaliknya, semakin kecil lubang semakin tinggi pula nada yang dihasilkan.

1.5 Jenis-Jenis dan Bentuk Suling

Banyak yang mengatakan mengapa seni tradisonal sunda selalu merujuk

pada Baduy, hal ini disebabkan oleh kepercayaan orang di zaman dahulu

sebelum Baduy pindah menjadi Provinsi Banten, bahwa baduy merupakan

Cerminan Suku Sunda Tua.

Adapun 4 jenis suling yang ada di baduy, yakni sebagai berikut:

1. Suling Kumbang

Suling Kumbang merupakan suling yang hanya memmiliki satu

lubang yang terletak disamping atas, suling ini terlihat unik karena

memiliki ujung runcing seperti tombak yang memiliki fungsi untuk

melindungi diri dari hewan buas saat bertani. Suling ini biasa digunakan

oleh para petani maupun orang zaman dahulu sebagai kalangeunan

(hiburan untuk diri sendiri). Tangga nada yang dihasilkan yakni salendro,

adapun beberapa lagu yang dapat dibawakan contohnya, noong sosok,

pileuleuyan, noong buuk, dan lain-lain.

2. Suling Tarawe`le`t

Suling Tarawe`le`t memiliki bentuk yang hampir sama dengan

suling kumbang, bedanya suling ini tidak memiliki ujung yang runcing.

Tangga nada yang dihasilkan yakni salendro, lagu yang dapat dibawakan

atau dimainkan yakni, noong randa, nangkeupan randa, dan lain-lain.

3. Suling Ele`t
5

Berbeda dengan suling lainnya suling ele`t memiliki ukuran yang

lebih pendek dan mempunyai 3 lubang udara. Tangga nada yang

dihasilkan yakni salendro, lagu yang dapat dimainkan yakni tupak sado.

4. Suling Limus

Nama limus diduga diambil dari teknik tiup yang digunakan oleh

suling ini yaitu dilimus (teu ereun-ereun) atau dimainkan terus menerus

tanpa berhenti. Suling ini menyerupai suling liang genep karena memiliki

panjang 60cm dan 6 buah lubang udara. Tangga nada yang dihasilkan

pentatonis dan salendroi, adapun lagu yang dapat dimainkan, kembang

bereum.

Sebelum dunia karawitan berkembang pesat suling diklasifikasikan

menjadi 2 jenis berdasarkan lubang pengaturan nadanya, diantaranya:

1.) Suling yang memiliki enam lubang pengatur nada, dikenal dengan istilah

sebutan suling liang genep atau ada juga yang menyebutnya suling

tembang. Disebut suling tembang karena alat tiup tersebut biasanya

digunakan sebagai salah satu alat musik pengiring dalam kesenian

tembang sunda cianjuran, walaupun dalam perkembangannya sering juga

digunakan dalam kesenian gamelan degung kreasi dan kesenian kreasi

baru lainnya.

2.) Suling yang memiliki empat lubang pengatur nada, dikenal dengan istilah

sebutan suling liang opat atau ada juga yang menyebutnya suling degung.

Disebut suling degung, karena alat tiup tersebut biasanya digunakan dalam

penyajian kesenian gamelan degung klasik, walaupun dalam

perkembangannya sering juga dimainkan dalam kesenian tembang sunda


6

cianjuran, gamelan degung kreasi, dan keseniankesenian kreasi baru

lainnya.

Adapun jenis suling berdasarkan suara yang dihasilkan/ Ambitus yang

dikemukakan oleh Pak Mustika Iman Zakaria S., M.Sn, yakni sebagai berikut:

1. Suling Pokok

Suling pokok merupakan suling yang menghasilkan nada sedang ½

oktaf nada tinggi ½ oktaf nada rendah.

2. Suling Petit

Suling petit merupakan suling yang hanya menghasilkan nada tinggi

melengking.

3. Suling Ligar

Suling liga merupakan suling yang hanya bisa menghasilkan nada rendah.

1.6 Organologi Suling

Suling memiliki 4 bagian penting yang biasa disebut dengan istilah,

sebagai berikut:

1. Awak suling/ badan suling, memiliki ukuran panjang mulai dari 50-60cm

dan berdiameter muali dari 15-18mm. Awak suling/ badan suling

berfungsi sebagai resonator atau penyalur getaran suara yang dihasilkan

melalui lubang sumber suara.

2. Lubang Sumber Suara, terdiri dari 2 bagian. Yang pertama ada elak-

elakan yang berfungsi sebagai sumber utama penghasil suara. Yang kedua
7

ada cokrahan berfungsi sebagai rongga udara yang menyalurkan

hembusan udara dari tiupan pemain suling.

3. Suliwer merupakan tali pengikat bagian suara, terbuat dari rotan yang

ditipiskan. Berfungsi untuk memisahkan bagian elak-elakan dan bagian

cokrahan juga mengikat bagian suara agar dapat mengeluarkan bunyi.

4. Liang surupan/ lubang pengatur nada, berfungsi untuk mengatur nada

yang diinginkan.

1.7 Fungsi Suling Dalam Penyajian Karawitan Sunda

Suling memiliki fungsi utama sebagai Pamurba Lagu/ pembawa melodi

lagu. Adapun beberapa konsep dalam penyajian pertunjukan sebagai berikut:

1. Konsep instumen Taliya, sajian yang dibawakan hanya oleh alat

musik, tanpa vokalis.

2. Konsep merean/ sempalan melodi, untuk memberi patokan pada

penyanyi/vokalis/juru kawih.

3. Konsep marengan, yakni membawakan melodi bersamaan dengan

lantunan lagu yang dibawakan penyanyi.

4. Konsep nungtungan,yakni memanjangkan nada akhir dari kalimat

melodi yang dibawakan oleh penyanyi.

5. Konsep landangan,atau bisa disebut dengan mangkatan.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1.8 Kesimpulan

Berdasarkan aspek pengetahuan mengenai suling yang telah dipaparkan

diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa suling sudah ada sejak dahulu kala dan

memiliki beberapa jenis juga bentuk dengan fungsinya yang berbeda-beda,

mengikuti sesuai perkembangan zaman.

Suling juga tidak akan lepas dari ciri khas suara melengking yang dihasilkan

dan keeratannya dengan budaya tradisional yang ada di Indonesia khususya Jawa

Barat.

1.9 Saran

Berdasarkan paparan materi diatas, hanya sedikit referensi yang didapat

karena pada saat ini peninggalan-peninggalan kesejarahan mengenai dunia

karawitan sulit untuk didapatkan. Maka kita sebagai pelaku seni seharusnya

menjaga dan melestarikan sisa peninggalan kesejarahan yang ada baik karawitan

maupun alat musik tradisional lainnya agar perkembangan dan eksistensinya dapat

dipertahankan.

8
DAFTAR PUSAKA

Mustika Iman Zakaria S., M.Sn Diktat Perkuliahan Praktik Mandiri


Karawitan Alat Tiup Suling.
(2018)

SUMBER INTERNET

Agussuratna.net: https://agussuratna.net/2021/03/teori-dasar-

karawitan-sunda/

AlatMusik.id: https://www.alatmusik.id/musik/Alat-Musik-Suling/

iv

Anda mungkin juga menyukai