Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH STUDI KEBANTENAN

MENGENAL KESENIAN BANTEN

DISUSUN OLEH:
RUFAIDAH (888-11-900-31)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-
Nya kita dapat menikmati dunia pendidikan sampai detik ini. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk menambah wawasan kepada pembaca mengenai seputar kebantenan, dengan begitu pembaca
akan semakin tahu banyak hal yang berkaitan dengan salah satu daerah di Indonesia yang luas ini.
Dengan membaca makalah ini penulis berharap dapat membantu teman-teman serta pembaca
dapat memahami materi ini dan dapat memperkaya wawasan pembaca. Walaupun penulis telah
berusaha sesuai kemampuan penulis, namun penulis yakin bahwa manusia itu tak ada yang sempurna.
Seandainya dalam penulisan makalah ini ada yang kurang, maka itulah bagian dari kelemahan penulis.
Mudah-mudahan melalui kelemahan itulah yang akan membawa kesadaran kita akan kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini dan kepada pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca
makalah ini.Untuk itu saya selalu menantikan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan penyusunan makalah ini.

Cilegon, 27 Agustus 2019

Penulis
I ISI
DAFTAR

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. I


DAFTAR ISI............................................................................................................................ II
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
I. Latar Belakang................................................................................................................ 1
II. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
III. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2
I. Jenis-Jenis Kesenian Banten........................................................................................... 2
1. Angklung Buhun ...................................................................................................... 2
2. Angklung Gubrag ..................................................................................................... 2
3. Bendrong Lesung...................................................................................................... 2
4. Debus ........................................................................................................................ 3
5. Dogdog Lojor ........................................................................................................... 3
6. Dzikir Saman ............................................................................................................ 4
7. Kesenian Buaya Putih............................................................................................... 4
8. Pantung Bambu ........................................................................................................ 4
9. Terbang Gede ........................................................................................................... 5
10. Rampak Bedug ......................................................................................................... 5
II. Cara Melestarikan Kesenian Banten .............................................................................. 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 8
I. Kesimpulan ..................................................................................................................... 8
II. Saran ............................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 9
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 11
II

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Provinsi Banten menjadi salah satu provinsi yang sangat menarik untuk dikunjungi karena
ragamnya budaya dan obyek wisatanya (Nugroho, 2019). Salah satu yang menarik di Provinsi
Banten adalah wisata budaya (CNN, 2018). Kebudayaan di Banten memiliki ke khasan yang
membuat kebudayaan tersebut tampak menarik (Afifullah, 2019). Salah satu kebudayaan Banten
yang mudah untuk dikenal adalah kesenian Banten (Bantenprov, 2019). Kesenian Banten pun
dapat dibagi-bagi lagi, dari segi musik, teater, tari, hingga seni rupa. Dengan terus dilestarikannya
kebudayaan yang dimiliki Banten, hal tersebut dapat mempengarui bagaimana nasib Indonesia di
masa yang akan datang. Apabila terjadi kepunahan dalam kebudayaan, maka hilanglah keragaman
yang ada sehingga kebudayaan hanya akan menjadi sebuah mitos dan legenda.

Nyatanya, kini banyak dari budaya Banten mulai pudar sedikit demi sedikit, sehingga
masyarakat menjadi minim wawasan mengenai kebudayaan daerah mereka. Pudarnya kebudayaan
yang ada pada Provinsi Banten tidak hanya dikarenakan adanya globalisasi, tetapi karena
kurangnya masyarakat untuk melestarikan kebudayaan yang telah ada. Untuk itu, sangat
diperlukan edukasi kembali kepada masyarakat dari berbagai segi mengenai kebudayaan yang ada
di Banten. (Al-bantani, 2019).

Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas secara singkat jenis-jenis kesenian yang berada
di Banten serta cara yang tepat untuk melestarikan kebudayaan agar tidak terjadi kepunahan.
Dengan begitu, diharapkan masyarakat mampu menerapkan serta melestarikan kebudayaan daerah
Banten meskipun secara tidak langsung.

II. Rumusan Masalah


1. Apa saja kesenian khas Banten
2. Bagaimana cara melestarikan kesenian Banten?
III. Tujuan penulisan
1. Pembaca dapat mengetahui jenis-jenis kesenian khas dari Banten.
2. Pembaca mengetahui bagaimana cara melestarikan kesenian Banten.

1
BAB II PEMBAHASAN

I. Jenis-Jenis Kesenian Banten


1. Angklung Buhun
Angklung buhun adalah alat musik angklung tradisional
dari masyarakat baduy di Banten. Bagi masyarakat baduy,
kesenian angklung buhun ini merupakan salah satu
kesenian yang dianggap sakral dan memiliki nilai khusus
di dalamnya. Kesenian angklung buhun biasanya hanya
2. 1 Angklung Buhun
ditampilkan pada acara tertentu saja, terutama pada saat
penanaman padi. (Anonima, 2015).
2. Angklung Gubrag
Angklung gubrag merupakan kesenian yang lekat
hubungannya dengan kebudayaan sunda.
Kesenian yang sudah zaman kasepuhan ini
merupakan salah satu bentuk seni dari pola
kehidupan masyarakat sunda yang agraris.
Dahulu, ketika ingin menanam padi, masyarakat
sunda menggunakan angklung gubrag sebagai
iringan. Secara umum anklung gubrag terbuat dari
bambu hitam karena selain banyak ditemukan di
wilayah Jawa Barat, bambu hitam juga dapat 2. 2. Angklung Gubrag

menghasilkan suara yang lebih nyaring ketimbang


jenis bambu yang lain. Bagian atas angklung gubrag dihias dengan kembang wiru,
yang akan bergoyang jika angklung dimainkan. Berbeda dengan angklung pada
umumnya, angklung gubrag tidak mempunyai tangga nada. (Anonimb, 2019).
3. Bendrong Lesung
Bendrong lesung adalah seni budaya
yang berkembang di Kota Cilegon.
Kesenian ini merupakan tradisi
masyarakat setempat dalam
2
menyambut datangnya musim panen.
Dalam perkembangannya, kesenian
bendrong lesung kini tidak hanya
ditampilkan pada saat masa panen
2. 3. Bendrong Lesung
saja. Kesenian ini juga ditampilkan di
acara seperti acara peresmian, penyambutan tamu besar, festival budaya dan acara
lainnya. Bendrong lesung ni awalnya hanya menggunakan lesung dan juga alu
sebagai alat musiknya, namun saat ini pertunjukan kesenian ini juga diiringi oleh
alat musik tambahan seperti bedug dan gendang. (Anonimc, 2017).
4. Debus
Debus merupakan kesenian yang
dikombinasikan dengan seni tari, seni suara,
dan kebatinan yang bernuansa penuh magis.
Biasanya, debus ini dipertunjukkan sebagai
pelengkap upacara adat, upacara magis, dan
untuk hiburan masyarakat. Kesenian debus
2. 4. Debus
berkaitan erat dengan penyebaran agama
islam di Indonesia. Pada masa Sultan Maulana Hasanuddin, debus digunakan
sebagai seni untuk memikat masyarakat Banten yang masih memeluk agama Hindu
Budha, dalam rangka penyebaran agama Islam. (Seni Budaya & Kesenian, 2019).
5. Dogdog Lojor
Dogdog lojor merupakan instumen musik khas
dari daerah Banten Selatan. Instrumental ini
dimainkan dengan cara ditabuh, sehingga
mengeluarkan bunyi ‘dog..dog..’, bunyi itulah
yang menjadi asal muasal nama alat musik ini.
Adapun ‘lojor’ berarti panjang, sesuai bentuknya
2. 5. Dogdog Lojor
yang memiliki panjang hampir 1 meter. Alat musik yang terbuat dari kayu ini
berbentuk silinder memanjang. Bagian tengahnya dibuat berongga, dengan salah
satu sisinya ditutup dengan membran dari kulit kambing. Kulit kambing ini
diregangkan dengan cara diikat dengan seutas tali dari kulit bambu. Tingkat
ketegangan dari kulit kambing ini menentukan bunyi yang dhasilkan. (Anonimd,
2019).
6. Dzikir Saman
Kesenian dzikir saman biasa
ditampilkan saat maulid nabi. Namun,
kini berkembang dan dipertunjukkan
pada acara sunatan, perkawinan, dan
syukuran rumah. Adapun perubahan
pola gerak terjadi, dengan munculnya
tarian dari penonton yang mengikuti
2. 6. Dzikir Saman
irama vokal. Pola permainan dzikir
saman dilakukan sehari penuh dengan tiga babakan, yaitu: babak dzikir, babak
asroqol, dan babak saman. (Setiawan, 2018).
7. Kesenian Buaya Putih
Kesenian buaya putih merupakan
salah satu dari banyak kesenian
pertunjukan tradisional di wilayah
Banten. Kesenian ini berasal dari
Padarincang, sebuah kecamatan di
Kabupaten Serang. Kesenian buaya
2. 7. Kesenian Buaya Putih
putih merupakan seni pertunjukan saat
acara hajatan atau syukuran, terutama pernikahan. Kesenian buaya putih menjadi
bagian tidak terpisahkan pada tradisi seserahan atau upacara tanda ikatan
kekeluargaan kedua calon pengantin. (Anonime, 2016).
8. Pantung Bambu
Pantung bambu adalah alat musik tradisional
khas masyarakat cilegon yang terbuat dari
bambu berdiameter rata-rata 10 cm, panjang
80 cm, beruas dua dengan lubang di tengah dan
berlidah disayat dengan tiga buah senar
bernada empat tangga nada. Dalam satu grup
pantung bambu dibutuhkan paling sedikit tiga 2. 8. Pantung Bambu

4 melodi gendang tapak, pantun bas gendang, dan


pantun yang terdiri dari pantun
pantun ritme patingtung. Pada awalnya musik pantun simainkan di saat-saat
melepas lelah setelah petani bekerja di sawah, dengan peralatan bambu sederhana
dapat menimbulkan irama yang menghibur. (Anonimf, 2014)
9. Terbang Gede
Terbang gede merupakan
salah satu kesenian tradisional
banten yang tumbuh dan
berkembang pada waktu para
penyebar agama islam
menyebarkan ajarannya di
Banten, oleh karena itu
2. 9. Terbang Gede
kesenian terbang gede
berkembang secara pesat di lingkungan pesantren dan masjid. Kesenian ini disebut
terbang gede karena salah satu instrumen musik utamanya adalah terbang besar
(gede). Pada awalnya kesenian terbang gede berfungsi sebagai sarana penyebaran
agama islam, namun kemudian berkembang sebagai upacara ritual seperti ngarak
panganten, ruwatan rumah, syukuran bayi, hajat bumi, dan juga hiburan. (Kevin,
2017).

5
10. Rampak Beduk
Rampak bedug pertama kali
dimaksudkan untuk
menyambut bulan suci
ramadhan dan hari raya idul
fitri, persis seperti seni
ngabedug. Tetapi, karena
merukan suatu kreasi seni
2. 10. Rampak Bedug
yang genial dan mengundang
perhatian penonton, maka seni rampak bedug ini berubah menjadi suatu seni yang
layak jual, sama dengan seni –seni musik komersial lainnya. Walau para pencetus
5 motivasi religi, tetapi masyarakat seniman dan
dan pemainnya lebih didasari oleh
pencipta seni rampak bedug sebagai sebuah karya seni.(Admin, 2016).
II. Cara Melestarikan Kesenian Banten
Terdapat banyak cara untuk melestarikan kesenian Banten, tetapi hanya ada satu yang
sangat berpotensi untuk melestarikan kesenian di Banten, yaitu dengan melalui edukasi.
Pengenalan kebudayaan dalam bidang pendidikan memiliki pengaruh yang cukup signifikan,
baik bagi pelestarian kebudayaan bangsa maupun kemajuan generasi didik ke depan. Tujuan
dan manfaat yaitu perlu dilakukan penelitian atau pemberian gagasan yang mengkaji aspek-
aspek budaya daerah baik berupa pemberian teori (tekstual) maupun kontekstual.

Gagasan ini mencakup ruang geografis budaya Banten yang diasumsikan sebagai
wilayah budaya yang belum banyak terpengaruh oleh unsur budaya lain, untuk segera
dilestarikan melalui upaya yang arif dan bijaksana, melalui kurikulum dalam pendidikan untuk
tercapainya tujuan yang terarah dan tepat sasaran. diharapkan kedepan kebudayaan-
kebudayaan yang terdapat di Banten dapat lebih jauh dikenal dan dilestarikan oleh masyarakat
Banten melalui jalur kurikulum sebagai alat penerapannya sehingga dapat membina kearifan
lokal sejak dini.

Metode pengumpulan data, menggunakan data sekunder yaitu berupa kajian pustaka
dan telaah serta analisis data yang diperoleh dari kepustakaan jurnal, buku-buku, maupun dari
situs internet yang memiliki hubungan materi serupa yang tujuannya dapat mendukung hasil
tulisan dari gagasan tertulis ini yang reliabilitas dan kebenarannya (objektivitas) dapat
dipertanggungjawabkan.

Pelestarian nilai Budaya tradisional Banten dijadikan kurikulum sekolah untuk


membina kearifan lokal sejak dini sangatlah tepat untuk segera diterapkan di pelbagai daerah
dengan sekolahnya masing-masing yang tidak lepas dari peran pemerintah daerah sebagai
peran eksekutif di daerah dan sekaligus sebagai peran kontrol (agent of control) sehingga
diharapkan peran pemfokusan ini dapat mempermudah siswa dalam menyerap dan memahami
pelajara.

Pada akhirnya potensi di daerah dapat lebih teroptimalkan dengan dijadikannya


kebudayaan daerah khususnya di Banten sebagai kurikulum sekolah semua tingkatan mulai
dari pendidikan SD, SMP, dan SMA. Maka pengaruh yang akan diperoleh sangatlah besar
mengingat pendidikan pada usia dini sangatlah cepat dalam penyerapan pelajaran terutama
mengenai kedaerahan dan kebudayaan karena 6
mereka merasa mempunyai rasa saling memiliki
dan rasa patriotisme yang

Sangat besar terhadap kampung halaman sendiri, hal ini didasarkan pengaruh
kehidupan yang sepenanggungan dan belum lagi budaya memiliki nilai-nilai filosofis yang
kental dan syarat akan makna kehidupan yang mana sudah tertanam sejak dini. Sehingga
kelestarian budaya Banten ini akan terus berlangsung tanpa merasa khawatir akan ditiru atau
dikuasai terlebih dapat diambil hak ciptanya, sebagaimana yang telah terjadi sebelumnya baru-
baru ini. Jadi, pelestarian nilai budaya tradisional Banten dijadikan kedalam kurikulum sekolah
yang salah satu tujuan besarnya, untuk membina kearifan local sejak dini sangatlah tepat untuk
segera diterapkan di pelbagai daerah dengan sekolahnya masing-masing yang tidak lepas dari
peran pemerintah daerah sebagai

peran eksekutif di daerah dan sekaligus sebagai peran kontrol (agent of control) sehingga
diharapkan peran pemfokusan ini dapat mempermudah siswa dalam menyerap dan memahami
pelajaran ketika diterapkan dalam kurikulum.

Budaya daerah dan peninggalan sejarah untuk segera diupayakan kedalam bentuk
kurikulum sekolah, sehingga generasi masa depan tidak lagi buram akan pengetahuan budaya
dan sejarah, melainkan rasa kesadaran (sense of belonging), terhadap tanah air sejak dini bisa
tercapai sepenuhnya oleh semua kalangan masyarakat luas ke depan. Peran pemerintah harus
lebih dioptimalkan terhadap peninggalan budaya, dan bekerjasama dalam upayanya dengan
masyarakat setempat, karena rusak dan hilangnya kebudayaan di Indonesia disebabkan oleh
kelengahan dan ketidakmampuan masyarakat serta pemerintah sekitar dalam menjaga,
merawat

Dengan mempertahankan peninggalan bersejarah seperti kebudayaan yang mana


apabila dikelola dengan optimal akan memberi efek timbal balik (feed back) yang beharga
untuk kepentingan masyarakat. Dengan semakin lestarinya budaya dari daerah, itu
mencerminkan bahwa bangsa Indonesia sudah komitmen sebagai bangsa yang berbudaya.

BAB III PENUTUP


7

I. Kesimpulan
Kebudayaan di Banten sangatlah bermacam-macam, khususnya kebudayaannya dalam
bidang kesenian. Kesenian di Banten cukuplah banyak, mulai dari seni musik, tari, teater, hingga
seni rupa. Diantara kesenian Banten adalah angklung buhun, angklung gubrag, bendrong lesung,
debus, dogdog lojor, dzikir saman, kesenian buaya putih, pantung bambu, terbang gede, dan
rampak beduk.
Dengan banyaknya kesenian yang ada di Banten, maka perlulah pelestarian dari
masyarakat agar tidak terjadinya kepunahan dan hilang dari kebudayaan Banten. Untuk itu,
diharapkan kepada pembaca dan penulis agar mampu menerapkan bagaimana cara yang baik untuk
melestarikan kesenian yang telah ada ini setelah mengetahui beberapa macam kesenian yang ada
di Banten. Dengan begitu, kesenian yang ada di Banten memiliki kemungkinan kecil untuk hilang.
II. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan masyarakat mampu mengeksplor dan mengenal
lebih mengenai cara melestarikan budaya daerah masing-masing dan jenis kesenian yang ada pada
daerahnya. Saran untuk makalah selanjutnya, lebih ditekankan kepada bagaimana cara yang efisien
agar semua masyarakat juga ikut berpartisipasi dalam pelestarian kebudayaan, sehingga
kebudayaan yang ada akan terus berlanjut.

8
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2016. Rampak bedug. Diakses dari www.kebudayaan.kemendikbud.go.id.


[Tanggal 27 Agustus 2019 pukul 11.06]
Ananda. 2018. Rampak bedug dan Cara Melestarikan Kebudayaan dan Kesenian Banten.
Diakses dari
https://www.kompasiana.com/hayaa/5ad198eacbe5232d486a60e2/pelestarian-nilai-nilai-
budaya-tradisional-banten-dijadikan-kurikulum-sekolah-untuk-membina-kearifan-lokal-
sejak-dini. [Tanggal 27 Agustus 2019 pukul 01.12]
Anonima. 2015. Angklung Buhun Kesenian Tradisional Masyarakat Baduy di Banten.
Diakses dari www.negerikuindonesia.com. [Tanggal 27 Agustus 2019 pukul 07.10]
Anonimb. 2019. Angklung Gubrag, Kesenian yang Lahir dari Budaya Tanam Masyarakat
Adat. Diakses dari www.indonesiakaya.com. [Tanggal 27 Agustus pukul 07.48]
Anonimc. 2017. Bendrong Lesung Tradisi Warga Menyambut Panen. Diakses dari
www.kabar-banten.com. [Tanggal 27 Agustus 2019 pukul 08.03]
Anonimd. 2019. Dogdog Lojor, Instrumen Musik Tabuh Khas Banten. Diakses dari
www.indonesiakaya.com. [Tanggal 27 Agustus 2019 pukul 08.28]
Anonime. 2016. Kesenian Buaya Putih Seserahan Ala Banten. Diakses dari
www.merahputih.com. [Tanggal 27 Agustus 2019 pukul 08.54]
Anonimf. 2014. Pantung Bambu. Diakses dari https://budaya-indonesia.org. [Tanggal 27
Agustus 2019 pukul 09.17]
Kevin. 2017. “Terbang Gede” Kesenian Banten yang Kental dengan Islam. Diakses dari
https://budayajawa.id. [Tanggal 27 Agustus 2019 pukul 09.28]
Seni Budaya & Kesenian. 2019. Debus. Diakses dari https://pandoe.rumahseni2.net/.
[Tanggal 27 Agustus 2019 Pukul 08.15]
Setiawan. 2018. Dzikir Saman, Seni Tradisional bernafaskan Islam di Pandeglang. Diakses
dari www.kebudayaan.kemendikbud.go.id. [Tanggal 27 Agustus 2019 pukul 08.43]
Nugroho. 2019. 52 Objek Andalan di Kota Tangerang Banten yang harus dikunjungi.
Diakses dari https://ihategreenjello.com/52-objek-wisata-andalan-di-kota/. [Tanggal 28
Agustus 2019 pukul 08.20]
CNN. 2018. 7 Objek Wisata Banten yang Menarik untuk Dikunjungi. Diakses dari
9
https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180612160719-269-305601/7-objek-wisata-di-
banten-yang-menarik-dikunjungi. [Tanggal 28 Agustus 2019 pukul 08.23]
Afifullah. 2019. Kental Nilai Agamis, Kunjungi 5 Wisata Religi di Banten. Diakses dari
https://www.idntimes.com/travel/destination/amp/iip-afifullah/wisata-religi-di-banten-
exp-
c1c2#aoh=15669556951338&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Da
ri%20%251%24s. [Tanggal 28 Agustus 2019 pukul 08.32]
Bantenprov. 2019. Kebudayaan. Diakses dari https://www.bantenprov.go.id/profil-
provinsi/kebudayaan. [Tanggal 28 Agustus 2019 pukul 08.36]
Al-bantani. 2019. Sejarah dan Kebudayaan Banten dari Masa ke Masa. Diakses dari
https://kumparan.com/fikram-al-bantani/sejarah-dan-kebudayaan-banten-dari-masa-ke-
masa-1517654964125. [Tanggal 28 Agustus 2019 pukul 08.42]
10
Q
LAMPIRAN
2. 1. Angklung Buhun

2. 2. Angklung Gubrag

2. 3. Bendrong Lesung
2. 4. Debus

2. 5. Dogdog Lojor

11

2. 6. Dzikir Saman

2. 7. Kesenian Buaya Putih

2. 8. Pantung Bambu
2.9 Terbang Gede

12

2. 10. Rampak Bedug

Anda mungkin juga menyukai