DISUSUN OLEH:
RUFAIDAH (888-11-900-31)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-
Nya kita dapat menikmati dunia pendidikan sampai detik ini. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk menambah wawasan kepada pembaca mengenai seputar kebantenan, dengan begitu pembaca
akan semakin tahu banyak hal yang berkaitan dengan salah satu daerah di Indonesia yang luas ini.
Dengan membaca makalah ini penulis berharap dapat membantu teman-teman serta pembaca
dapat memahami materi ini dan dapat memperkaya wawasan pembaca. Walaupun penulis telah
berusaha sesuai kemampuan penulis, namun penulis yakin bahwa manusia itu tak ada yang sempurna.
Seandainya dalam penulisan makalah ini ada yang kurang, maka itulah bagian dari kelemahan penulis.
Mudah-mudahan melalui kelemahan itulah yang akan membawa kesadaran kita akan kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini dan kepada pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca
makalah ini.Untuk itu saya selalu menantikan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan penyusunan makalah ini.
Penulis
I ISI
DAFTAR
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Provinsi Banten menjadi salah satu provinsi yang sangat menarik untuk dikunjungi karena
ragamnya budaya dan obyek wisatanya (Nugroho, 2019). Salah satu yang menarik di Provinsi
Banten adalah wisata budaya (CNN, 2018). Kebudayaan di Banten memiliki ke khasan yang
membuat kebudayaan tersebut tampak menarik (Afifullah, 2019). Salah satu kebudayaan Banten
yang mudah untuk dikenal adalah kesenian Banten (Bantenprov, 2019). Kesenian Banten pun
dapat dibagi-bagi lagi, dari segi musik, teater, tari, hingga seni rupa. Dengan terus dilestarikannya
kebudayaan yang dimiliki Banten, hal tersebut dapat mempengarui bagaimana nasib Indonesia di
masa yang akan datang. Apabila terjadi kepunahan dalam kebudayaan, maka hilanglah keragaman
yang ada sehingga kebudayaan hanya akan menjadi sebuah mitos dan legenda.
Nyatanya, kini banyak dari budaya Banten mulai pudar sedikit demi sedikit, sehingga
masyarakat menjadi minim wawasan mengenai kebudayaan daerah mereka. Pudarnya kebudayaan
yang ada pada Provinsi Banten tidak hanya dikarenakan adanya globalisasi, tetapi karena
kurangnya masyarakat untuk melestarikan kebudayaan yang telah ada. Untuk itu, sangat
diperlukan edukasi kembali kepada masyarakat dari berbagai segi mengenai kebudayaan yang ada
di Banten. (Al-bantani, 2019).
Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas secara singkat jenis-jenis kesenian yang berada
di Banten serta cara yang tepat untuk melestarikan kebudayaan agar tidak terjadi kepunahan.
Dengan begitu, diharapkan masyarakat mampu menerapkan serta melestarikan kebudayaan daerah
Banten meskipun secara tidak langsung.
1
BAB II PEMBAHASAN
5
10. Rampak Beduk
Rampak bedug pertama kali
dimaksudkan untuk
menyambut bulan suci
ramadhan dan hari raya idul
fitri, persis seperti seni
ngabedug. Tetapi, karena
merukan suatu kreasi seni
2. 10. Rampak Bedug
yang genial dan mengundang
perhatian penonton, maka seni rampak bedug ini berubah menjadi suatu seni yang
layak jual, sama dengan seni –seni musik komersial lainnya. Walau para pencetus
5 motivasi religi, tetapi masyarakat seniman dan
dan pemainnya lebih didasari oleh
pencipta seni rampak bedug sebagai sebuah karya seni.(Admin, 2016).
II. Cara Melestarikan Kesenian Banten
Terdapat banyak cara untuk melestarikan kesenian Banten, tetapi hanya ada satu yang
sangat berpotensi untuk melestarikan kesenian di Banten, yaitu dengan melalui edukasi.
Pengenalan kebudayaan dalam bidang pendidikan memiliki pengaruh yang cukup signifikan,
baik bagi pelestarian kebudayaan bangsa maupun kemajuan generasi didik ke depan. Tujuan
dan manfaat yaitu perlu dilakukan penelitian atau pemberian gagasan yang mengkaji aspek-
aspek budaya daerah baik berupa pemberian teori (tekstual) maupun kontekstual.
Gagasan ini mencakup ruang geografis budaya Banten yang diasumsikan sebagai
wilayah budaya yang belum banyak terpengaruh oleh unsur budaya lain, untuk segera
dilestarikan melalui upaya yang arif dan bijaksana, melalui kurikulum dalam pendidikan untuk
tercapainya tujuan yang terarah dan tepat sasaran. diharapkan kedepan kebudayaan-
kebudayaan yang terdapat di Banten dapat lebih jauh dikenal dan dilestarikan oleh masyarakat
Banten melalui jalur kurikulum sebagai alat penerapannya sehingga dapat membina kearifan
lokal sejak dini.
Metode pengumpulan data, menggunakan data sekunder yaitu berupa kajian pustaka
dan telaah serta analisis data yang diperoleh dari kepustakaan jurnal, buku-buku, maupun dari
situs internet yang memiliki hubungan materi serupa yang tujuannya dapat mendukung hasil
tulisan dari gagasan tertulis ini yang reliabilitas dan kebenarannya (objektivitas) dapat
dipertanggungjawabkan.
Sangat besar terhadap kampung halaman sendiri, hal ini didasarkan pengaruh
kehidupan yang sepenanggungan dan belum lagi budaya memiliki nilai-nilai filosofis yang
kental dan syarat akan makna kehidupan yang mana sudah tertanam sejak dini. Sehingga
kelestarian budaya Banten ini akan terus berlangsung tanpa merasa khawatir akan ditiru atau
dikuasai terlebih dapat diambil hak ciptanya, sebagaimana yang telah terjadi sebelumnya baru-
baru ini. Jadi, pelestarian nilai budaya tradisional Banten dijadikan kedalam kurikulum sekolah
yang salah satu tujuan besarnya, untuk membina kearifan local sejak dini sangatlah tepat untuk
segera diterapkan di pelbagai daerah dengan sekolahnya masing-masing yang tidak lepas dari
peran pemerintah daerah sebagai
peran eksekutif di daerah dan sekaligus sebagai peran kontrol (agent of control) sehingga
diharapkan peran pemfokusan ini dapat mempermudah siswa dalam menyerap dan memahami
pelajaran ketika diterapkan dalam kurikulum.
Budaya daerah dan peninggalan sejarah untuk segera diupayakan kedalam bentuk
kurikulum sekolah, sehingga generasi masa depan tidak lagi buram akan pengetahuan budaya
dan sejarah, melainkan rasa kesadaran (sense of belonging), terhadap tanah air sejak dini bisa
tercapai sepenuhnya oleh semua kalangan masyarakat luas ke depan. Peran pemerintah harus
lebih dioptimalkan terhadap peninggalan budaya, dan bekerjasama dalam upayanya dengan
masyarakat setempat, karena rusak dan hilangnya kebudayaan di Indonesia disebabkan oleh
kelengahan dan ketidakmampuan masyarakat serta pemerintah sekitar dalam menjaga,
merawat
I. Kesimpulan
Kebudayaan di Banten sangatlah bermacam-macam, khususnya kebudayaannya dalam
bidang kesenian. Kesenian di Banten cukuplah banyak, mulai dari seni musik, tari, teater, hingga
seni rupa. Diantara kesenian Banten adalah angklung buhun, angklung gubrag, bendrong lesung,
debus, dogdog lojor, dzikir saman, kesenian buaya putih, pantung bambu, terbang gede, dan
rampak beduk.
Dengan banyaknya kesenian yang ada di Banten, maka perlulah pelestarian dari
masyarakat agar tidak terjadinya kepunahan dan hilang dari kebudayaan Banten. Untuk itu,
diharapkan kepada pembaca dan penulis agar mampu menerapkan bagaimana cara yang baik untuk
melestarikan kesenian yang telah ada ini setelah mengetahui beberapa macam kesenian yang ada
di Banten. Dengan begitu, kesenian yang ada di Banten memiliki kemungkinan kecil untuk hilang.
II. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan masyarakat mampu mengeksplor dan mengenal
lebih mengenai cara melestarikan budaya daerah masing-masing dan jenis kesenian yang ada pada
daerahnya. Saran untuk makalah selanjutnya, lebih ditekankan kepada bagaimana cara yang efisien
agar semua masyarakat juga ikut berpartisipasi dalam pelestarian kebudayaan, sehingga
kebudayaan yang ada akan terus berlanjut.
8
DAFTAR PUSTAKA
2. 2. Angklung Gubrag
2. 3. Bendrong Lesung
2. 4. Debus
2. 5. Dogdog Lojor
11
2. 6. Dzikir Saman
2. 8. Pantung Bambu
2.9 Terbang Gede
12