Anda di halaman 1dari 22

KARYA TULIS ILMIAH

ALAT MUSIK MANDAR


(CALONG )

Oleh :
KETUA :
NAMA : NUR ASIAH M
NIS

:012.7703

ANGGOTA :
NAMA :
MUTIARA ULFA
NIS : 013.7847
MARDIANA
NIS : O12.7580
SMA NEGERI 2 MAJENE
TAHUN AJARAN 2013/2014

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Lomba penelisan Karya Tulis Imiah


2. Ketua
a. Nama lengkap : Nur.asiah M
b. NIS : 012.7703
c. Jurusan : IPA
d. SMA/SMK/MA : SMA Neg.2 MAJENE
e. Alamat Rumah : Lembang
f. No.Telp./HP : 081241536251
g. Alamat E-mail : chikka_sweet14@yahoo.com
3. Anggota : 1.Mutiara Ulfa
Nis

: 013.7847
2.Mardiana

Nis

: 012.7580

4. Guru Pembimbing
a. Nama Lengkap : Admawati Husain,S.Pd
b. NIP :19740907 200212 2 006
c. Alamat Rumah : Tinambung
d. No.telp/HP : 081342086558

Majene,24 Oktober 2013


Guru Pembimbing,

Ketua,

Admawati Husain,S.pd

Nur.Asiah M

NIP : 19740907 200212 2 006

NIS : 012.7703

Menyetujui
a.n.Kepala SMA NEGERI 2 MAJENE
Drs.Latarisi
19611231 199103 1 092

ABSTRAK
NUR ASIAH. M, dkk.2013. Karya Tulis dengan judul CALONG, ALAT
MUSIK TRADISIONAL MANDAR . Alat musik ini berbahan dasar Buah
Kelapa dan bambu . Biasanya alat musik ini dimainkan secara solo, tetapi dalam
perkembangannya mengalami kemajuan dan dapat dimainkan secara massal. Hal
ini dapat terlihat pada pargelaran Musik Calong Massal yang dipersembahkan
pada Pembukaan Pekan Olahraga Provinsi Sulawesi Barat Pertama yang
dilaksanakan di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2007. Bahkan yang tak kalah
menariknya bahwa alat musik inipun mulai dikolaborasikan dengan beberapa alat
musik lainnya. Calong tidak jarang juga diutus ke atas panggung pementasan
musik secara kolaboratif.
Rumusan Masalah dalam Karya Tulis ini adalah apa,dan bagaimana alat
musik Calong dan mengapa alat musik calong menjadi produk yang
inofatif.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk lebih
mengetahui dan mengenal alat musik tradisional mandar CALONG dan
berusaha untuk mengekspos alat musik tradisional mandar tersebut. Manfaat
penelitian dalam karya tulis ini adalah memberikan pengetahuan secara universal
mengenai alat musik tradisional mandar CALONG dan menambah kualitas
produk di suatu daerah.
Telaah Pustaka yang ada dalam karya tulis ini meliputi Metolandasan teori dan
konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang dikaji.Metode Penielitian yang
digunakan adalah metode observasi (pengamatan) dan metode pustaka
(memperoleh informasi dari buku sebagai literatur).
Hasil pembahasan berupa uraian singkat sejarah alat musik tradisional
MandarCALONG, bahan dan alat yang digunakan untuk membuat sebuah
CALONG , kegunaan serta cara mempublikasikan CALONG sebagai salah satu
alat musik.
Kesimpulan dari karya tulis ini adalah alat musik tradisional CALONG
belum diminati secara maksimal oleh generasi muda karena minimnya
pengetahuan mereka tentang hal tersebut.Oleh karena itu melalui karya tulis ini
alat musik tradisional calong dapat diketahui dan dipublikasikan agar dapat
terekspos dan berdampak pada potensial lokal yang akan menjadi produk yang
lebih inofatif.Saran dari penulis agar generasi muda sekarang lebih mencintai dan
membudayakan potensi-potensi lokal untuk menjadi sebuah produk yang lebih
inofatif.
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim.
Syukur Alhamdulillah, Pertautan sejarah kembali diperdendangkan, masih
tetap mengisahkan tentang peristiwa siapa dan apa, karena memang siapa dan apa
adalah bagian dari kategori sejarah. Karya tulis ini dapat penulis rampungkan
sebagai wujud kepedulian untuk tetap meneruskan bahkan menelurkan sebuah ide
untuk menelusuri salah satu alat musik tradisional yang mungkin sudah hampir
punah dan dan tidak tersentuh.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
untuk penyelesaian kerya tulis ini,orang tua kami,kepala SMAN 2 Majene,guru
pembimbing Bahasa dan Sastra Indonesia Admawati Husain,S.Pd,dan kakak kelas
kami Mutmainnah Dardi selaku pemberi arahan menuju kesempurnaan KTI ini.
Karya tulis ini bertujuan,agar kita dapat memahami dan mengetahui alat musik
mandar yang mampu memberikan pengetahuan mengenai alat musik mandar yang
belum terekspos.
Harapan kami semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi Para Pelajar,
pembaca dan terkhusus pada diri pribadi masing- masing anggota tim kami.
Semoga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Apabila dalam penyusunan karya tulis ini terdapat kesalahan,baik disengaja
maupun yang tidak disengaja, untuk itu adanya kritik maupun saran yang bersifat
konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.

PENULIS

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................ii
ABSTRAK...........................................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang.................................................................................1
Rumusan Masalah......................................................................................2
Tujuan Penelitian.......................................................................................2
Manfaat Penelitian.....................................................................................2

BAB II TELAAH PUSTAKA


A.Teori Pustaka...............................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian..............................................................................
B.Waktu dan Tempat.............................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
A.Mengenal Calong yang Ada di Mandar......................................................6
B.Alat dan Bahan dalam Pembuatan Calong.........................................
C.Cara Membuat Calong.....................................................................
D.Cara memainkan calon...............................................................................7
BAB IV PENUTUPAN.................................................................................9
L.Kesimpulan.................................................................................................9
M.Saran..........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
DAFTAR GAMBAR....................................................................................10

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Tahun 2000 An yang mungkin sampai sekarang ketika diamati, para pelaku
tradisi mengalami pasang surut, kedua melihat literatur-leteratur baik itu
diperpustakaan daerah maupun diluar belum ada yang membahas secara
khusus, ketiga masih sangat banyak tidak mengerti tentang referensi ini baik
itu generasi tua maupun muda, orang dalam apalagi orang luar. Dari beberapa
pernyataan diatas menjadi sebuah penanda determinan penulisan ini.
Indonesia dikenal dengan banyak pulau atau disebut nusantara,
didalamnya memiliki alat musik tradisional, alat musik tersebut ada yang
terbuat dari kayu, bambu, logam, kulit binatang, dan lain-lain. Saat ini
memang alat musik tradisional jarang ditemukan, alat musik tradisional kalah
dengan musik modern. Musik tradisional hampir sama kedudukannya dengan
music nusantara sebab masing-masing tidak terlepas dari fungsinya dalam
masyarakat, dalam artian bahwa musik nusantara maupun music tradisional
hadir untuk sebagai sarana ritual dan sebagai sarana hiburan. menurut
pengamatan keduanya merupakan bagian dari penjelasan bahwa musik
mandar termasuk didalamnya. Referensi tentang asal-usul alat musik
tradisional Mandar sampai sekarang belum ada data yang diperoleh secara
lengkap baik dari buku-buku tentang kebudayaan Mandar maupun naskahnaskah tua tentang kejadian-kejadian pada masa kerajaan (lontark).
Keterangan asal-usul alat musik tradisional Balanipa hanya bisa didapatkan
dari informan yakni: Pelaku alat musik itu sendiri dan budayawan Mandar.
Musik mandar adalah sebuah peristiwa anteseden olehnya itu
diperlukan cara membangkitkan kembali semangat bagi para pecinta untuk
melakukan seindah dari yang pernah dilakukan. Hari itu saat deklarasi
SULBAR, di makam pahlawan korban 40 ribu jiwa Galung Lombok, kalau
tidak salah tahun 1997, mata terpesona melihat tingkah laku Kadatira dan
Kamusa yang sangat lentik memainkan instrument kesayangannya (kecapi)
serta suara khas tidak dimiliki oleh daerah lain ketika lantunan syair
diperdendangkan, kami dikembalikan pada suasana waktu masih kecil, cerita
dari Bapak tercinta bahwa kakek kanne Buri

dulunya pamain Keke

profesional dan Kakek kanne Ganna kegemarannya memainkan kecapi,

kemudian tahun 1998 dikediaman Mat Panggung telah dicetus helatan seni
Kelakar Budaya setiap bulan, membuat semakin antusias dalam melakukan
coretan-coretan dan menyambut baik ketika Sanggar Layonga mendapat
kehormatan menjadi pelaksana, keputusan secara internal dalam Sanggar
untuk

menempatkan helatan selanjutnya dikediaman

Mahmud Ganna,

ditengah-tengah peserta,salah seorang pemusik mengisi iringan Calong


Kadatira dengan lagu BatangRappe karya Syaiful Sindrang, lontaran Bapak
Nurdin Hamma yang mengatakan Baru kali ini saya menemukan pertunjukan
Calong disertai dengan syair Hal ini adalah merupakan bagian dari
keprihatinan terhadap musik Mandar yang semakin terpinggirkan, kalimat itu
pertanda bahwa masih banyak yang perlu dikaji sebagai jalan untuk
menghindari sikap asosial,
Lebih lanjut menyikapi persoalan ini yang semakin hari semakin tidak
pernah digubris, 2003 tiba keinginan mempertunjukkan seluruh bagian dari
musik mandar secara bersamaan dalam durasi 15 menit hingga melahirkan
komunitas

baru

khusus

seni

dibidang

tradisi

Mandar

Assamalewuang.Melalui bibir manis para seniman dan budayawan mandar,


sebetulnya waktu itu di hati mereka mengatakan, tidak akan berhenti sampai
disini jika para pelaku tradisi belum mendapatkan hak-haknya, maka dari itu
diam-diam tetap melakukan demi satu harapan megembalikan masa
kejayaannya, sekarang 2010 mereka mulai berhenti.
Alangkah bahagianya jika para pelaku tradisi dapat memenuhi segala
apa yang dicita-citakan, meski mereka tidak pernah membayangkan dan
mengharapkan untuk mendapatkan imbalan yang berlebiahan termasuk
penghargaan tertinggi. Dari pemaparan ini sehingga melakukan hal-hal yang
kurang etis,kami beranggapan bahwa perbuatan ini jauh dari Amalaqbiang.
Lebih menarik ketika di teater Flamboyan, komunitas Assamalewuang,
yayasan Beru-beru, lembaga seni tradisi dan Modern One Do beberapa kali
membawa benda-benda ini diluar daerah, pertanyaan-pertanyaan sering kali
terlontar ditelinga kamiAlat apa ini?.. hal itu terkadang membuat kesulitan
untuk menjawabnya. Pernyataan-pernyataan itu membuktikan keterpanggilan
untuk melakukan perbuatan yang dianggap suci serta proses janji yang harus

dibayar meskipun belum lunas, sebagai pelaku musik Mandar, tak wajar
rasanya jika hanya instrument musik luar yang dipahami sedangkan mandar
tidak, melihat literatur-literatur atau mendengar secara langsung, sangat
menyedihkan ketika kaum awam apalagi kaum intelek masih menempatkan
sesuatu bukan pada tempatnya, dalam hal ini seperti kata memukul, tidak
dibenarkan menggunakan kata itu untuk menjelaskan sebuah permainan
musik.
Kami mencoba memilih cara yang tidak muda hilang, dan kepada
pencipta semoga mereka tersenyum di alam sana. Dalam tulisan ini kami
tertarik untuk meneliti mengenai Alat music Tradisional Mandar, terlebih
belum ada penelitian-penelitian yang mengkaji tentang keberadaannya di
wilayah Mandar. Selain itu belum ada dokumen-dokumen tertulis yang
membahas mengenai alat musik. Kalaupun ada tidak banyak menjelaskan
secara medetail, beberapa sumber ilmiah yang diketahui membahas tentang
Alat Musik Tradisional Mandardiantaranya Seni tradisional Sulawesi Selatan
Oleh Hj. Munasiah Najamuddin tahun 2002, Ensiklopedi Sejarah dan
Kebudayaan masyarakat Mandar edisi Pertama dan kedua oleh Suradi Yasil
2004. Kedua sumber ini hanya memberikan penjelasan yang sifatnya
informatif tanpa disertai dengan analisis secara histori. Kami menginginkan
didalam tulisan ini agar sekiranya dapat mengambreng, tercium, tersebar luas,
semua harus mengetahui bukan hanya dibagian fisiknya saja melainkan
seluruh yang berhubungan dengan masa kelahirannya, lalu diarahkan
kewilayah anfas yang akan menambah keanggungan derajat budaya mandar.
B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan latar belakang di atas

maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut Apa dan Bagaimana Calong dan Mengapa Calong
harus di budidayakan menjadi produk yang inovatif?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penjelasan di atas, maka tujuan penelitian karya tulis ini
adalah untuk dapat mengetahui dan mengenal salah satu alat musik tradisional
mandar yang belum terekspos.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diupayakan dapat bermanfaat untuk memberikan
pengatahuan secara universal mengenai alat musik Calong Mandar dan
menambah kualitas produk di daerah Mandar.

BAB II
TELAAH PUSTAKA
A.Defenisi
1

Calong adalah salah satu alat musik tradisional mandar yang terbuat dari
batok kelapa,bambu,dan besi.Dan biasanya dimainkan secara solo,tetapi
dalam perkembangannya mengalami kemajuan dan dapat dimainkan
secara massal.

Secara umum alat musik dapat diartikan salah satu komponen yang
membantu dalam pertunjukan atau pergelaran musik.Dan menurut KBBI
ada dua pengertian musik :
a. Ilmu atau seni menyusun nada atau suara dl urutan, kombinasi,
dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yg
b.

mempunyai kesatuan dan kesinambungan.


Nada dan suara yg disusun demikian rupa sehingga mengandung
irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yg menggunakan alat-

alat yang di tradisionalkan .


Tradisional,dalam KBBI
Dapat diartikan sebagai, sikap dan cara berpikir serta bertindak
yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada
secara turun-temurun.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian secara korelatif
dengan

mengumpulkan

data

dari

sumber-sumber

yang

ada.

kami

menghubungkan sumber-sumber data yang kami dapat dengan landasan teori


yang kami gunakan. Dengan harapan kami dapat memperoleh hasil yang valid
dari penelitian yang kami lakukan, dengan dua cara sebagai berikut :
1. Observasi
: yaitu pengematan langsung pada objek yang diteliti.

2. Kepustakaan

: yaitu memperoleh informasi dengan buku sebagai


Literatur.

B. WAKTU DAN TEMPAT


Penelitian dilaksanakan tanggal 7-21 Oktober 2013, selama 2 minggu.
Hal ini dilakukan dengan observasi dan pengamatandi tempat pembuatan alat
musik CALONG dan tempat ini pula sebagai pusat latihan anak-anak
pencinta alat musik Calong ini.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Mengenal calong yang ada di Mandar
1. Calong
Alat musik ini berbahan dasar Buah Kelapa dan bambu . Biasanya
alat musik ini dimainkan secara solo, tetapi dalam perkembangannya
mengalami kemajuan dan dapat dimainkan secara massal. Hal ini dapat
terlihat pada pagelaran Musik Calong Massal yang dipersembahkan pada
Pembukaan Pekan Olahraga Provinsi Sulawesi Barat Pertama yang
dilaksanakan di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2007. Bahkan yang
tak kalah menariknya bahwa alat musik inipun mulai dikolaborasikan
dengan beberapa alat musik lainnya. Calong tidak jarang juga diusung ke
atas panggung pementasan musik secara kolaboratif.
Diperkirakan sebelum zaman kerajaan Balanipa

yakni

manyambungi (Raja Mandar pertama) atau pada Zaman Tomakaka jauh

sebelumnya benda ini sudah ada. sedangakan kata Tomakakapada abad


ke 16dalam Buku (suradi Yasil, Ensiklopedi Sejarah, tokoh, dan
kebudayaan Mandarmengatakan orang yang dituakan dan menjadi
peminpin kelompok dalam masyarakat dahulu sebelum periode sebelum
pemerintahan pappuangan Hadat. Dari kata To orangMakaka lebih
kakak atau lebih tua adalagi persi lain yakni Tomaka-maka orang yang
sanggup memimpin karena dipenuhinya jumlah syarat tertentu. Menurut
Bapak Tombo Padzua, salah satu pelaku alat musiktradisional calong
mengatakan, bahwa pada saat petani mitteppe (menunggu kebun) atau
Madongi (mengusir burung pipit), saat itu juga seorang petani merasa
bosan dan kesepian, mengakibatkan para petani mengambil lattang (balaibalai). Suradi menjelaskan bahwa alat ini dimainkan sebagai alat pengisi
waktu senggang petani waktu menunggui kebun .
Hampir senada dengan Bapak Abdullah menuturkan

bahwa

sebelumnya bilahan-bilahan tersebut diletakkan pada pangkuan (Paha)


untuk ditabuh supaya mendapatkan bunyi, bilahannyapun tidak seperti
jumlah yang sekarang yakni 4 bilahan melainkan sesuai yang diinginkan,
tetapi hal ini tidak bertahan karena pangkuan terasa sakit bila
dimainkan.Jenis bilahan bambu tersebut, pada umumnya dalam
masyarakat Mandar juga digunakan sebagai bahan untuk membuat balebale atau tempat istirahat.
Dalam kurung waktu yang panjang, bilahan bambu itu kemudian
dijadikan sebagai bahan untuk membuat instrument musik calong. Guna
mendapatkan sumber jika melihat sisi buah bilah, ruang resonansinya
tidak mencukupi untuk mewujudkan banyak bilahan sehingga mungkin
dari dasar itu instrument ini hanya dapat bunyi yang merdu, bilahan
tersebut diberi penampung bunyi (ruang resonansi) dengan beberapa kali
melakukan percobaan pada tempurung buah bilah, ditemukan 4 bilahan
saja. namun tidak bertahan lebih lama karena tempurung buah bilah
mudah pecah dan suara yang ditimbulkan kurang merdu. Budaya Mandar
mendefenisikan calong alat musik tradisional, dari tempurung kelapa dan

bilah bambu. Batok kelapa yang telah dipilih untuk dibuat calong dibelah
dua secara orisontal dengan menggunakan gergaji. Guna mendapatkan
bunyi yang lebih merdu, tempurung buah bilah diganti dengan tempurung
kelapa. Tempurung buah bilah dan Buah kelapa diambil karena
masyarakat

menganggap

bahwa

buah

tersebut

masingmasing

mempunyai ruang yang dapat menampung dan mengeluarakan bunyi saat


melakukan penabuhan. Setelah buah bila diganti ternyata bunyi buah
kelapa yang dihasilkan lebih merdu dan tahan lama. Alat inilah yang
kemudian berkembang menjadi instrument calong dalam masyarakat
Mandar sampai sekarang.Namun demikian belum diketahui siapa orang
pertama yang membuatnya, dan kapan pembuatannya itu juga tidak fakta.
Jelas bahwa alat ini diciptakan oleh orang Mandar jauh sebelum
masuknya Islam di Mandar. Tersebut masingmasing mempunyai ruang
yang dapat menampung dan mengeluarakan bunyi saat melakukan
penabuhan. Setelah buah bila diganti ternyata bunyi buah kelapa yang
dihasilkan lebih merdu dan tahan lama. Alat inilah yang kemudian
berkembang menjadi instrument calong dalam masyarakat Mandar
sampai sekarang.
Dalam pengamatan penulis penyajian calong tidak hanya dimainkan
dan dipertunjukkan sebagai hiburan saja, akan tetapi pertunjukannya
sudah ditemukan melalui pementasan atau even-even tertentu seperti
festival Musik Puisi Yogyakarta 2003 oleh teman-teman teater
flamboyant, festival tradisi, pengirian tari dan teater.
B. Alat dan Bahan dalam Pembutan Calong
1. Alat :
Pisau dan mistar
Alat tulis menulis
2. Bahan :
Batok kelapa
Bambu
Kawat atau Besi
3. Cara membuat Calong
Siapkan alat dan bahan
Bersihkan Batok kelapa yang sudah dikeringkan

Ukur Panjang bambu kurang lebih 30 cm


Bersihkan bagian dalam Batok kelapa
Untuk merekatkan/menguatkan bambu yang
telah diukur,gunakan kawat diselah-selah bambu

tersebut.
Untuk lebih memperindah berikan alas bagian
bawah batok kelapa.

Mengamati musik tradisional di Mandar sudah menjadi tradisi


masyarakat setempat sehingga dapat dikatakan sebagai bagian dari budaya.
Tradisi ini telah tumbuh dan berkembang dalam setiap aktivitas sosial
masyarakat. Musikdalam masyarakat Mandar sampai saat ini masih terus
menjadi bagian penting dalam setiap upacara adat maupun acara lainnya,
keberadaannya diletakkan sebagai suatu yang selalu berhubungan dengan
siklus kehidupan masyarakat, bila ingin membuat acara semakin hidup maka
biasanya menampilkan pertunjukan Musik, hal ini yang membuat diakui
keberadaannya oleh masyarakat setempat.
Dalam upaya mempertahankan dan melestarikan peninggalan budaya
pendahulu, kita diharapkan kembali menggali dan menelusuri nilai-nilai
budaya tradisional. Hal ini menjadi penting, mengingat budaya yang
merupakan seni kreativitas manusia adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan
oleh dimensi ruang dan waktu, yang berarti bahwa seni budaya berkembang
saat ini merupakan transformasi budaya yang telah ada sebelumnya dan akan
berkembang seiring majunya peradaban.
Kebudayaan merupakan hasil daya upaya dari proses berpikir manusia
untuk meningkatkan dan mengembangkan tingkat kehidupan material dan
spiritual, yang kemudian dimanifestasikan dalam kehidupannya. Salah satu
bentuk kebudayaan yang dapat dengan mudah dilihat dan masih berkembang
sampai saat ini adalah budaya dalam wujud kesenian.
Seni Tradisional merupakan salah satu bentuk kesenian tradisi
masyarakat Mandar Sulbar dalam bidang seni musik, sampai saat ini masih
dapat dijumpai pada setiap pelaksanaan kegiatan tertentu, terutama pada
acara-acara yang menampilkan berbagai macam kesenian daerah.

Meskipun pementasan musik Tradisional sudah sangat jarang


dilakukan, namun ada beberapa komunitas atau kelompok yang menjadikan
aktifitas ini sebagai hiburan sehari-hari mereka.
Musik juga begitu melekat dengan hidup keseharian masyarakat
Mandar yang ada di Provinsi Sulawesi Barat, pementasan musik masih biasa
dijumpai pada setiap pelaksanaan acara-acara perkawinan, dan acara-acara
lainnya, bahkan acara yang diselenggarakan khusus untuk menampilkan
kepiawaian seseorang memainkan dan menjadi hiburan bagi masyarakat
setempat.
C. Cara memainkan Calong
Penulis menemukan motif tabuhan atau melodi sekaligus menjadi
cara termudah dalam mempelajari dan memainkan alat musik calong
secara teratur, serta menentukan metode didalam memegang stik yang
benar dengan cara mengepal ujung stik, ibu jari berada diatas stik dan
empat jari-jari seperti jari telunjuk, tengah, manis serta kelingking, posinya
berada dibagian bawah. Melihat bagian stik mutlak harus mempunyai
tulang sebagai ujung yang dianggap paling kuat untuk benturan kepada
bilahan, kemudian kedua stik masing-masing memiliki bagian diantaranya:
untuk stik kanan (R) wilayah tabuhnya yaitu bilahan 1 dan 2 lalu stik kiri
(L) wilayah tabuhnya bilahan 3 dan 4, terkecuali jika mengalami
penabuhan secara bersaman atau melakukan variasi penabuhan, maka
suatu saat stik kanan akan menyentuh bilahan 3 dan 4, sebaliknya stik kiri
sangat jarang menyentuh bilahan 1 dan 2. Motif Tabuhan ini dinamakan
Tuttu Mesa-mesa (tabuhan satu satu).

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kami melakukan penelitian, maka dapat kita saimpulkan bahwa,
pada zaman sekarang,alat-alat musik tradisional memiliki peminat yang
minim.Generasi muda lebih suka alat musik dari daerah lain dari pada
daearahnya sendiri, oleh karena itu dengan pelestarian alat musik tradisional
terutama alat musik yang belum terekspos akan berdampak pada potensial
lokal menjadi produk yang lebih inovatif.
B. Saran
Diharapkan kepada semua yang sempat merasakan manisnya perjalanan
tradisinologi, agar tetap mencintai dan membudidayakan sebagai wujud
kebanggaan atau melakukan kembali reedukasi tentang bagaimana cara
mengaktualisasikan baik itu secara kuantitatif atau kualitatif, bukan untuk
menjadi abar yang dapat menghambat pertumbuhan aksiomatis referensi,
sebab jika masih bersikap seperti itu, maka perkembangan budaya mandar
akan semakin terajun.
Akhirnya penulis tak lupa untuk mengatakan dan meminta dengan
segala kerendahan hati, untuk mempertajam penganotasian anda, disebabkan
oleh kesadaran bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan, serta sebagai
manusia yang selalu ingin membangun, mengajak kembali merenung untuk
sesuatu yang akan dibangun. Terima Kasih Wasalam.

Alai Mai Macoana..Alai Mai


Alai Mating Araena.Alai Mating
Dao peaqtalle
Ditimmo dioroammu
Paqmaiqu Paqmaiqmu
Timmbanggia todiq
Buruk aKu Serahkan
Pintaku Suci
Jangan muncul dihadapanku
Tetaplah ditempatmu
Perasaanku, perasaamu
Adalah satu
Timbanglah Diriku

DAFTAR PUSTAKA

1. Sedyawati Edy, 1981, Asal Usul Calong, Makassar


2. Yasili Suradi, 2004, Ensiklopedia Sejarah Tokoh dan Kebudayaan
Mandar, Makassar
3. http://www.Alat Musik Tradisional Mandar.co.id
4. http://www. Instrumen Musik Mandar.co.id

DAFTAR GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai