Oleh :
KETUA :
NAMA : NUR ASIAH M
NIS
:012.7703
ANGGOTA :
NAMA :
MUTIARA ULFA
NIS : 013.7847
MARDIANA
NIS : O12.7580
SMA NEGERI 2 MAJENE
TAHUN AJARAN 2013/2014
HALAMAN PENGESAHAN
: 013.7847
2.Mardiana
Nis
: 012.7580
4. Guru Pembimbing
a. Nama Lengkap : Admawati Husain,S.Pd
b. NIP :19740907 200212 2 006
c. Alamat Rumah : Tinambung
d. No.telp/HP : 081342086558
Ketua,
Admawati Husain,S.pd
Nur.Asiah M
NIS : 012.7703
Menyetujui
a.n.Kepala SMA NEGERI 2 MAJENE
Drs.Latarisi
19611231 199103 1 092
ABSTRAK
NUR ASIAH. M, dkk.2013. Karya Tulis dengan judul CALONG, ALAT
MUSIK TRADISIONAL MANDAR . Alat musik ini berbahan dasar Buah
Kelapa dan bambu . Biasanya alat musik ini dimainkan secara solo, tetapi dalam
perkembangannya mengalami kemajuan dan dapat dimainkan secara massal. Hal
ini dapat terlihat pada pargelaran Musik Calong Massal yang dipersembahkan
pada Pembukaan Pekan Olahraga Provinsi Sulawesi Barat Pertama yang
dilaksanakan di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2007. Bahkan yang tak kalah
menariknya bahwa alat musik inipun mulai dikolaborasikan dengan beberapa alat
musik lainnya. Calong tidak jarang juga diutus ke atas panggung pementasan
musik secara kolaboratif.
Rumusan Masalah dalam Karya Tulis ini adalah apa,dan bagaimana alat
musik Calong dan mengapa alat musik calong menjadi produk yang
inofatif.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk lebih
mengetahui dan mengenal alat musik tradisional mandar CALONG dan
berusaha untuk mengekspos alat musik tradisional mandar tersebut. Manfaat
penelitian dalam karya tulis ini adalah memberikan pengetahuan secara universal
mengenai alat musik tradisional mandar CALONG dan menambah kualitas
produk di suatu daerah.
Telaah Pustaka yang ada dalam karya tulis ini meliputi Metolandasan teori dan
konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang dikaji.Metode Penielitian yang
digunakan adalah metode observasi (pengamatan) dan metode pustaka
(memperoleh informasi dari buku sebagai literatur).
Hasil pembahasan berupa uraian singkat sejarah alat musik tradisional
MandarCALONG, bahan dan alat yang digunakan untuk membuat sebuah
CALONG , kegunaan serta cara mempublikasikan CALONG sebagai salah satu
alat musik.
Kesimpulan dari karya tulis ini adalah alat musik tradisional CALONG
belum diminati secara maksimal oleh generasi muda karena minimnya
pengetahuan mereka tentang hal tersebut.Oleh karena itu melalui karya tulis ini
alat musik tradisional calong dapat diketahui dan dipublikasikan agar dapat
terekspos dan berdampak pada potensial lokal yang akan menjadi produk yang
lebih inofatif.Saran dari penulis agar generasi muda sekarang lebih mencintai dan
membudayakan potensi-potensi lokal untuk menjadi sebuah produk yang lebih
inofatif.
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim.
Syukur Alhamdulillah, Pertautan sejarah kembali diperdendangkan, masih
tetap mengisahkan tentang peristiwa siapa dan apa, karena memang siapa dan apa
adalah bagian dari kategori sejarah. Karya tulis ini dapat penulis rampungkan
sebagai wujud kepedulian untuk tetap meneruskan bahkan menelurkan sebuah ide
untuk menelusuri salah satu alat musik tradisional yang mungkin sudah hampir
punah dan dan tidak tersentuh.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
untuk penyelesaian kerya tulis ini,orang tua kami,kepala SMAN 2 Majene,guru
pembimbing Bahasa dan Sastra Indonesia Admawati Husain,S.Pd,dan kakak kelas
kami Mutmainnah Dardi selaku pemberi arahan menuju kesempurnaan KTI ini.
Karya tulis ini bertujuan,agar kita dapat memahami dan mengetahui alat musik
mandar yang mampu memberikan pengetahuan mengenai alat musik mandar yang
belum terekspos.
Harapan kami semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi Para Pelajar,
pembaca dan terkhusus pada diri pribadi masing- masing anggota tim kami.
Semoga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Apabila dalam penyusunan karya tulis ini terdapat kesalahan,baik disengaja
maupun yang tidak disengaja, untuk itu adanya kritik maupun saran yang bersifat
konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................ii
ABSTRAK...........................................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A.
B.
C.
D.
Latar Belakang.................................................................................1
Rumusan Masalah......................................................................................2
Tujuan Penelitian.......................................................................................2
Manfaat Penelitian.....................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
DAFTAR GAMBAR....................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahun 2000 An yang mungkin sampai sekarang ketika diamati, para pelaku
tradisi mengalami pasang surut, kedua melihat literatur-leteratur baik itu
diperpustakaan daerah maupun diluar belum ada yang membahas secara
khusus, ketiga masih sangat banyak tidak mengerti tentang referensi ini baik
itu generasi tua maupun muda, orang dalam apalagi orang luar. Dari beberapa
pernyataan diatas menjadi sebuah penanda determinan penulisan ini.
Indonesia dikenal dengan banyak pulau atau disebut nusantara,
didalamnya memiliki alat musik tradisional, alat musik tersebut ada yang
terbuat dari kayu, bambu, logam, kulit binatang, dan lain-lain. Saat ini
memang alat musik tradisional jarang ditemukan, alat musik tradisional kalah
dengan musik modern. Musik tradisional hampir sama kedudukannya dengan
music nusantara sebab masing-masing tidak terlepas dari fungsinya dalam
masyarakat, dalam artian bahwa musik nusantara maupun music tradisional
hadir untuk sebagai sarana ritual dan sebagai sarana hiburan. menurut
pengamatan keduanya merupakan bagian dari penjelasan bahwa musik
mandar termasuk didalamnya. Referensi tentang asal-usul alat musik
tradisional Mandar sampai sekarang belum ada data yang diperoleh secara
lengkap baik dari buku-buku tentang kebudayaan Mandar maupun naskahnaskah tua tentang kejadian-kejadian pada masa kerajaan (lontark).
Keterangan asal-usul alat musik tradisional Balanipa hanya bisa didapatkan
dari informan yakni: Pelaku alat musik itu sendiri dan budayawan Mandar.
Musik mandar adalah sebuah peristiwa anteseden olehnya itu
diperlukan cara membangkitkan kembali semangat bagi para pecinta untuk
melakukan seindah dari yang pernah dilakukan. Hari itu saat deklarasi
SULBAR, di makam pahlawan korban 40 ribu jiwa Galung Lombok, kalau
tidak salah tahun 1997, mata terpesona melihat tingkah laku Kadatira dan
Kamusa yang sangat lentik memainkan instrument kesayangannya (kecapi)
serta suara khas tidak dimiliki oleh daerah lain ketika lantunan syair
diperdendangkan, kami dikembalikan pada suasana waktu masih kecil, cerita
dari Bapak tercinta bahwa kakek kanne Buri
kemudian tahun 1998 dikediaman Mat Panggung telah dicetus helatan seni
Kelakar Budaya setiap bulan, membuat semakin antusias dalam melakukan
coretan-coretan dan menyambut baik ketika Sanggar Layonga mendapat
kehormatan menjadi pelaksana, keputusan secara internal dalam Sanggar
untuk
Mahmud Ganna,
baru
khusus
seni
dibidang
tradisi
Mandar
dibayar meskipun belum lunas, sebagai pelaku musik Mandar, tak wajar
rasanya jika hanya instrument musik luar yang dipahami sedangkan mandar
tidak, melihat literatur-literatur atau mendengar secara langsung, sangat
menyedihkan ketika kaum awam apalagi kaum intelek masih menempatkan
sesuatu bukan pada tempatnya, dalam hal ini seperti kata memukul, tidak
dibenarkan menggunakan kata itu untuk menjelaskan sebuah permainan
musik.
Kami mencoba memilih cara yang tidak muda hilang, dan kepada
pencipta semoga mereka tersenyum di alam sana. Dalam tulisan ini kami
tertarik untuk meneliti mengenai Alat music Tradisional Mandar, terlebih
belum ada penelitian-penelitian yang mengkaji tentang keberadaannya di
wilayah Mandar. Selain itu belum ada dokumen-dokumen tertulis yang
membahas mengenai alat musik. Kalaupun ada tidak banyak menjelaskan
secara medetail, beberapa sumber ilmiah yang diketahui membahas tentang
Alat Musik Tradisional Mandardiantaranya Seni tradisional Sulawesi Selatan
Oleh Hj. Munasiah Najamuddin tahun 2002, Ensiklopedi Sejarah dan
Kebudayaan masyarakat Mandar edisi Pertama dan kedua oleh Suradi Yasil
2004. Kedua sumber ini hanya memberikan penjelasan yang sifatnya
informatif tanpa disertai dengan analisis secara histori. Kami menginginkan
didalam tulisan ini agar sekiranya dapat mengambreng, tercium, tersebar luas,
semua harus mengetahui bukan hanya dibagian fisiknya saja melainkan
seluruh yang berhubungan dengan masa kelahirannya, lalu diarahkan
kewilayah anfas yang akan menambah keanggungan derajat budaya mandar.
B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan latar belakang di atas
masalah sebagai berikut Apa dan Bagaimana Calong dan Mengapa Calong
harus di budidayakan menjadi produk yang inovatif?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penjelasan di atas, maka tujuan penelitian karya tulis ini
adalah untuk dapat mengetahui dan mengenal salah satu alat musik tradisional
mandar yang belum terekspos.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diupayakan dapat bermanfaat untuk memberikan
pengatahuan secara universal mengenai alat musik Calong Mandar dan
menambah kualitas produk di daerah Mandar.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A.Defenisi
1
Calong adalah salah satu alat musik tradisional mandar yang terbuat dari
batok kelapa,bambu,dan besi.Dan biasanya dimainkan secara solo,tetapi
dalam perkembangannya mengalami kemajuan dan dapat dimainkan
secara massal.
Secara umum alat musik dapat diartikan salah satu komponen yang
membantu dalam pertunjukan atau pergelaran musik.Dan menurut KBBI
ada dua pengertian musik :
a. Ilmu atau seni menyusun nada atau suara dl urutan, kombinasi,
dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yg
b.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian secara korelatif
dengan
mengumpulkan
data
dari
sumber-sumber
yang
ada.
kami
2. Kepustakaan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Mengenal calong yang ada di Mandar
1. Calong
Alat musik ini berbahan dasar Buah Kelapa dan bambu . Biasanya
alat musik ini dimainkan secara solo, tetapi dalam perkembangannya
mengalami kemajuan dan dapat dimainkan secara massal. Hal ini dapat
terlihat pada pagelaran Musik Calong Massal yang dipersembahkan pada
Pembukaan Pekan Olahraga Provinsi Sulawesi Barat Pertama yang
dilaksanakan di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2007. Bahkan yang
tak kalah menariknya bahwa alat musik inipun mulai dikolaborasikan
dengan beberapa alat musik lainnya. Calong tidak jarang juga diusung ke
atas panggung pementasan musik secara kolaboratif.
Diperkirakan sebelum zaman kerajaan Balanipa
yakni
bahwa
bilah bambu. Batok kelapa yang telah dipilih untuk dibuat calong dibelah
dua secara orisontal dengan menggunakan gergaji. Guna mendapatkan
bunyi yang lebih merdu, tempurung buah bilah diganti dengan tempurung
kelapa. Tempurung buah bilah dan Buah kelapa diambil karena
masyarakat
menganggap
bahwa
buah
tersebut
masingmasing
tersebut.
Untuk lebih memperindah berikan alas bagian
bawah batok kelapa.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kami melakukan penelitian, maka dapat kita saimpulkan bahwa,
pada zaman sekarang,alat-alat musik tradisional memiliki peminat yang
minim.Generasi muda lebih suka alat musik dari daerah lain dari pada
daearahnya sendiri, oleh karena itu dengan pelestarian alat musik tradisional
terutama alat musik yang belum terekspos akan berdampak pada potensial
lokal menjadi produk yang lebih inovatif.
B. Saran
Diharapkan kepada semua yang sempat merasakan manisnya perjalanan
tradisinologi, agar tetap mencintai dan membudidayakan sebagai wujud
kebanggaan atau melakukan kembali reedukasi tentang bagaimana cara
mengaktualisasikan baik itu secara kuantitatif atau kualitatif, bukan untuk
menjadi abar yang dapat menghambat pertumbuhan aksiomatis referensi,
sebab jika masih bersikap seperti itu, maka perkembangan budaya mandar
akan semakin terajun.
Akhirnya penulis tak lupa untuk mengatakan dan meminta dengan
segala kerendahan hati, untuk mempertajam penganotasian anda, disebabkan
oleh kesadaran bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan, serta sebagai
manusia yang selalu ingin membangun, mengajak kembali merenung untuk
sesuatu yang akan dibangun. Terima Kasih Wasalam.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR