Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PKN

tentang
KONSTITUSI

Disusun Oleh:
WIRA

MADRASAH TSANAWIYAH
AL-HAMIDIYAH BUNUT
TP. 2019/ 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Konstitusi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah kami yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang berjudul Konstitusi ini dapat
memberikan manfaat maupun menambah pengetahuan serta pengalaman terhadap pembaca.

Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konstitusi 2
2.2 Tujuan Konstitusi Yang Ada di Indonesia 2
2.3 Sejarah Konstitusi di Indonesia 3
2.4 Amandemen Konstitusi 3

BAB III PENUTUP


1.1 Kesimpulan 8
1.2 Saran 8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada zaman modern ini pada umumnya setiap negara mempunyai konstitusi, karena
konstitusi merupakan salah satu syarat penting untuk mendirikan dan membangun suatu negara
yang merdeka, oleh karena begitu pentingnya konstitusi itu dalam suatu negara, konstitusi
dijadikan bukti otentik tentang eksistensi dari suatu negara sebagai badan hukum, guna
memenuhi fungsi ini, maka setiap negara di dunia ini selalu berusaha mempunyai konstitusi.
“Tiada orang yang berbicara tentang organisasi negara dengan tiada berbicara tentang konstitusi”
(G.S. Diponolo). Dengan demikian fungsi konstitusi dalam arti Undang-Undang Dasar adalah
sebagai syarat berdirinya negara bagi negara yang sudah terbentuk sebelum Undang-Undang
Dasarnya ditetapkan.
Konstitusi merupakan suatu kerangka kehidupan politik yang sesungguhnya telah
dibangun pertama kali peradaban dunia, karena hampir semua negara menghendaki kehidupan
bernegara yang konstitusional, adapun ciri-ciri pemerintahan yang konstitusional diantaranya
memperluas partisipasi politik, memberi kekuasaan legislatif pada rakyat, menolak pemerintahan
otoriter dan sebagainya (Adnan Buyung Nasution, 1995).
Sampai saat ini, konstitusi yang berlaku di Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945,
yang telah mengalami empat kali perubahan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Apakah pengertian dari konstitusi ?
1.2.2. Apakah tujuan adanya sebuah konstitusi ?
1.2.3. Bagaimana sejarah konstitusi yang ada di Indonesia ?
1.2.4. Bagaimana amandemen konstitusi di Indonesia ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari kostitusi
1.3.2 Mengetahui tujuan adanya sebuah konstitusi
1.3.3 Mengetahui sejarah konstitusi yang ada di Indonesia
1.3.4 Mengetahui amandemen konstitusi di Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstitusi


Secara istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis yaitu constituer, yang berarti
membentuk. Yang dimaksud dengan membentuk disini adalah membentuk suatu negara.
Pengertian konstitusi memiliki makna secara luas maupun makna secara sempit . Konstitusi
dalam artian luas adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar, baik
yang tertulis ataupun yang tidak tertulis maupun campuran keduanya tidak hanya sebagai aspek
hukum melainkan juga “non-hukum”. Sedangkan konstitusi dalam artian sempit hanya
mengandung norma-norma hukum yang membatasi kekuasaan yang ada dalam Negara.
Mnurut Soemantri Martosoewignjo, istilah konstitusi berasal dari perkataan
”Constitution”, yang dalam bahasa Indonesia kita jumpai dengan istilah hukum yang lain, yaitu
Undang-Undang Dasar dan / atau Hukum Dasar. Lebih lanjut mengenai istilah konstitusi ini para
Sarjana berpendapat bahwa konstitusi sama dengan Undang-Undang Dasar. Pada pembahasan
kali ini kita akan menggunakan konstitusi dalam artian Undang-Undang Dasar di Indonesia.
Berlakunya suatu konstitusi sebagai hukum dasar yang mengikat didasarkan atas
kekuasaan tertinggi atau prinsip kedaulatan yang dianut dalam suatu negara. Jika negara itu
menganut paham kedaulatan rakyat, maka sumber legitimasi konstitusi itu adalah rakyat. Di
lingkungan negara-negara demokrasi, rakyatlah yang dianggap berlakunya suatu konstitusi.

2.2. Tujuan konstitusi yang ada di Indonesia

Pada prinsipnya tujuan dari konstitusi adalah untuk membatasi kesewenangan tindakan-
tindakan pemerinah, dan untuk menjamin hak-hak yang diperintah, serta merumuskan
pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Oleh karena itu setiap konstitusi senantiasa memiliki dua
tujuan,yaitu:
a. Untuk memberikan batasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik,
b. Untuk memebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa serta menetapkan
batas-batas kekuasaan bagi penguasa.

Secara tidak langsung kontitusi merupakan sarana dasar untuk mengawasi proses-proses
kekuasaan. Konstitusi juga merupakan sarana rakyat untuk memberi arahan kepada penguasa
untuk mewujudkan tujuan negara. Dengan adanya konstitusi, memudahkan kita untuk mencapai
tujuan negara dengan berdasarkan kepada nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.

2
2.3. Sejarah konstitusi di Indonesia

Indonesia sebagai negara yang merdeka tentu saja mempunyai konstitusi sebagai
landasan menjalankan pemerintahan negara. Terbentuknya konstitusi di Indonesia diawali dari
janji Jepang yang kemudian membentuk Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dengan terbentuknya BPUPKI bangsa Indonesia secara
legal mempersiapkan kemerdekaannya, untuk merumuskan syarat-syarat yang harus dipenuhi
sebagai negara yang merdeka (Darji Darmodiharjo, 1991 : 26). Sebagai negara merdeka,
Indonesia tidak mungkin dapat membentuk dan menjalankan pemerintahan jika tidak
membentuk konstitusi atau Undang-Undang Dasar dahulu.

2.4 Amandemen konstitusi

Konstitusi di dalam suatu negara dianggap penting karena konstitusi tersebut merupakan
aturan dasar dari penyelenggaraan negara, oleh karena itu di Indonesia sudah beberapa kali
melakukan perubahan pada konstitusinya.

Kedudukan, fungsi, dan tujuan konstitusi dalam negara berubah dari zaman ke zaman.
Pada masa peralihan dari negara feodal monarki atau oligarki dengan kekuasaan mutlak
penguasa negara nasional demokrasi, konstitusi berkedudukan sebagai benteng pemisah antara
rakyat yang kemudian secara berangsur-angsur mempunyai fungsi sebagai alat rakyat dalam
perjuangan kekuasaan melawan golongan penguasa. Sejak itu, setelah perjuangan dimenangkan
oleh rakyat, kedudukan dan peran konstitusi bergeser dari sekedar penjaga keamanan dan
kepentingan hidup rakyat untuk mengakhiri kezaliman golongan penguasa, menjadi senjata
pamungkas rakyat untuk mengakhiri kekuasaan sepihak, dan untuk membangun tata kehidupan
baru atas dasar landasan kepentingan bersama rakyat.

Adakalanya keinginan rakyat untuk mengadakan amandemen atau perubahan konstitusi


merupakan hal yang tak dapat dihindari. Hal ini terjadi apabila mekanisme penyelenggaraan
negara yang diatur dalam konstitusi yang berlaku dirasa sudah tidak sesuai lagi dengan aspirasi
rakyat. Oleh karena itu, konstitusi biasanya juga megandung ketentuan mngenai perubahan itu
sendiri, prosedurnya dibuat sedimikian rupa sehingga perubahan yang terjadi adalah benar-benar
aspirasi rakyat dan bukan berdasarkan keinginan semena-mena dan bersifat sementara atau pun
keinginan dari sekelompok orang belaka.

Berikut cara atau prosedur untuk melakukan perubahan konsitusi :

1. Sistem pertama, apabila suatu Undang-Undang Dasar atau konstitusi diubah, maka yang
berlaku adalah Undang-Undang Dasar atau konstitusi yang baru secara keseluruhan.
Hal ini pernah dialami Indonesia yaitu :

3
- Perubahan (pergantian) konstitusi dari UUD 1945 menjadi Konstitusi RIS (27
Desember 1949 - 17 Agustus 1950),
- Perubahan (pergantian) dari konstitusi RIS menjadi UUDS 1950 (17 Agustus 1950 –
5 Juli 1959), dan
- Perubahan (pergantian) dari UUDS 1950 kembalimenjadi UUD 1945 ( 5 Juli 1959-
1999).
2. Sistem kedua, bahwa apabila suatu konstitusi diubah, maka konstitusi asli yang tetap
berlaku. Perubahan terhadap konstitusi tersebut merupakan amandemen dari konstitusi
yang asli tadi.

Perubahan terhadap konstitusi yang menggunakan sistem pertama berarti terjadinya


pergantian suatu konstitusi atau Undang-Undang Dasar yang lama dengan adanya konstitusi atau
Undang-Undang Dasar yang baru. Perubahan konstitusi yang mengunakan sistem kedua yang
berarti dilakukan amandemen dari konstitusi atau Undang-Undang Dasa juga pernah dialami di
Indonesia, yaitu terjadi amandemen terhadap UUD 1945, yaitu amandemen UUD 1945, yang
pertama tahun 1999, yang kedua tahun 2000, yang ketiga tahun 2001, dan yang keempat tahun
2002.

Berikut paparan secara rinci prubahan konstitusi yang ada di Indonesia :


a. Periode 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949, masa berlakunya UUD 1945
Pada periode pertama konstitusi yang berlaku di Negaa Republik Indonesia adalah
UUD 1945 hasil rancangan BPUPKI, yang kemudian disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945. Menurut UUD1945 kedaulatan berada di tangan rakyat
yang dilaksanakan oleh MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara.
Berdasarkan UUD 1945, MPR terdiri dari DPR, Utusan Daerah dan Utusan
Golongan, dalam menjalankan kedaulatan rakyat mempunyai tugas dan wewenang
menetapkan UUD, GBHN, memilih dan mengangkat Presiden dan wakil Presiden
serta mengubah UUD. Selain MPR terdapat lembaga tinggi negara lainnya di bawah
MPR, yaitu Presiden dan wakil Presiden yang menjalankan pemerintahan. DPR yang
membuat UU, Dewan Pertimbangan Agug dan Mahkamah Agung.
Menyadari bahwa negara Indonesia baru saja terbentuk, tidak mungkin semua
urusan dijalankan berdasarkan konstitusi, maka berdasarkan hasil kesepakatan yang
termuat dalam pasal 3 Aturan Peralihan menyatakan: “Untuk pertama kali Presiden
dan wakil Presiden dipilih PPKI”. Kemudian dalam menjalankan tugasnya presiden
dibantu oleh Komite Nasional, dengan sistem pemerintahan presidensial artinya
kabinet bertanggung jawab terhadap Presiden.
Pada masa ini terbukti bahwa konstitusi belum dijalankan secara murni dan
konsekuen, sistem ketatanegaraan berubah-ubah terutama pada saat dikeluarkannya

4
maklumat Wakil Presiden No. X, yang berisi bahwa Komite Nasional Indonesia
Pusat sebelum terbentuknya MPR dan DPR diserahi tugas legislatif.
b. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950, masa berlakunya UUD RIS
Sebagai rasa ungkapan ketidakpuasan bangsa Belanda atas kemerdekaan RI,
terjadilah agresi (kontak senjata) oleh Belanda pada tahun 1947 dan 1948, dengan
keinginan Belanda untuk memecah belah NKRI menjadi negara federal agar dengan
mudah dikuasai kembali oleh Belanda, akhirnya disepakati unuk mengadakan KMB,
dengan menghasilkan tiga kesepakatan :
1. Mendirikan Negara Repubik Indonesia Serikat;
2. Penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat; dan
3. Didirikan Uni antara Republik Indonesia Serikat dengan Kerajaan Belanda
Pada tahun 1949 berubahlah konstitusi Indonesia yaitu dari UUD 1945
menjadi UUD RIS, maka berubah pula bentuk Negara Kesatuan menjadi Negara
Serikat (federal).
Sistem presidensial berubah menjadi sistem parlementer, yang bertanggung
jawab kebijaksanaan pemerintah berada di tangan Menteri-menteri baik secara
bersama-sama maupun sendiri-sendiri bertanggung jawab kepada parlemen (DPR),
namun demikian pada konsitusi RIS ini juga belum dilaksanakan secara efektif,
karena lembaga-lembaga negara belum dibentuk sesuai amanat UUD RIS.
c. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959, masa berlaku UUDS 1950
Konstitusi RIS tidak berumur panjang, karena konstitusi RIS tidak berakar
dari kehendak rakyat, juga bukan merupakan kehendk politik rakyat Indonesia
melainkan rekayasa daripihak Belanda, sehingga menimbulkan tuntutan untuk
kembali ke NKRI. Satu persatu negara bagian menggabungkan diri menjadi negara
Republik Indonesia, kemudian disepakati untuk kembali ke NKRI dengan
menggunakan UUDS 1950
Sistem pemerintahannya adalah sistem pemerintahan parlementer, karena
tugas-tugas eksekutif dipertanggung jawabkan oleh Menteri-Menteri baik secara
bersama-sama maupun sendiri-sendiri kepada DPR. Kepala negara sebagai puncak
pimpinan pemerintahan tidak dapat diganggu gugat karena kepala negara dianggap
tidak pernah melakukan kesalahan (Dasril Radjab, 2005).
d. Periode 5 Juli 1959 – 19 Oktober 1999, masa berlaku UUD 1945
Pada periode ini UUD 1945 diberlakukan kembali dengan dasar dekrit
Presiden 5 Juli tahun 1959. Berdasarkan ketentuan ketatanegaraan dekrit presiden
diperbolehkan karena negara dalam keadaan bahaya. Oleh karena itu, Presiden /
Panglima Tertinggi Angkatan Perang perlu mengambil tindakan untuk
menyelamatkan bangsa dan negara. Berlakunya kembali UUD 1945 merubah

5
sistem ketatanegaraan, sistem pemerintahan yang sebelumnya parlementer
berubah menjadi sistem presidensial.
Babak baru pemerintahan orde baru dimulai, sistem ketatanegaraan sudah
berdasar konstitusi, pemilihan umum dilaksanakan 5 tahun sekali, pembangunan
nasional berjalan dengan baik, namun disisi lain terjadi kediktatoran yang luar
biasa dengan alasan demi terselenggaranya stabilitas nasional dan pembangunan
ekonomi, sehingga demokrasi yang dikehendaki UUD 945 tidak berjalan dengan
baik. Kemauan politik pada masa ini menghendaki kekuatan negara berada di
tangan satu orang yaitu Presiden, sehingga menimbulkan demonstrasi besar pada
1998 dengan tuntutan reformasi yang berujung pada pergantian kepemimpinan
nasional.

e. Periode 19 Oktober 1999 – 10 Agustus 2002, masa berlaku pelaksanaan perubahan


UUD 1945
Sebagai implementasi tuntutan reformasi yang berkumandang pada tahun
1998, yaitu melakukan perubahan terhadap UUD 1945. Dalam melakukan
perubahan UUD 1945, MPR menetapkan lima kesepkatan, yaitu :
1. Tidak mengubah Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia 1945;
2. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial;
4. Penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonsia Tahun 1945
yang memuat hal-halnormatif akandimasukkan ke dalam pasal-pasal
(batang tubuh); dan
5. Melakukanperubahan dengan cara adendum.
Pada perubahan ini UUD 1945 mengalami perubahan hingga ke empat kali,
sehingga mempengaruhi proses kehidupan demokrasi di Indonesia. Seiring
dengan perubahan UUD 1945 yang terselenggara pada tahun 1999 hingga 2002,
maka naskah resmi UUD 1945 terdiri atas lima bagian, yaitu UUD 1945 sebagai
naskah aslinya ditambah dengan perubahan UUD 1945 kesatu, kedua, ketiga, dan
keempat, sehingga menjadi dasar negara yang fundametal dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bernegara,

f. Periode 10 Agustus 2002 – sekarang, masa berlaku UUD 1945, setelah mengalami
perubahan
Bahwa setelah mengalami perubahan hingga keempat kalinya UUD 1945
merupakan dasar negara Republik Indonesia yang fundamental untuk
menghantarkan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi Bangsa Indonesia. Tentu
saja kehidupan berdemokrasi lebih terjamin lagi, karena perubahan UUD 1945

6
dilakukan dengan cara hati-hati, tidak tergesa-gesa, serta dengan menggunakan
waktu yang cukup, tidak seperti yang dilakukan BPUPKI pada saat merancang
UUD waktu itu, yaitu masih sangat tergesa-gesa dan masih dalam suasana
dibawah penjajahan Jepang.
Nuansa demokrasi lebih terjamin pada masa UUD 1945 setelah mengalami
perubahan. Keberadaan lembaga negara sejajar, yaitu lembaga eksekutif
(pemerintah),lembaga legislatif (MPR, yang terdiri dari DPR dan DPD), lembaga
yudikatif (MA, MK, KY) dan lembaga audit (BPK). Kedudukan lembaga negara
tersebut mempunyai peranan yang lebih jelas dibandingkan masa sebelumnya.
Masa jabatan presiden dibatasi hanya dua periode saja yang dipilih secara
langsung oleh rakyat.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Konstitusi di Indonesia selalu mengalami perubahan, yang kali pertama berlaku adalah
UUD 1945, kemudian disusul UUD RIS pada tahun 1949 merupakan konstitusi kedua
yang mngakibatkan bentuk NKRI berubahmenjadi Negara Serikat. UUDS 1950
merupakan kostitusi yang ketiga, walaupun kembali kepada NKRI, tetapi sistem
pemerintahannya adalah parlementer sampai dikeluarkannya Dekrit Presiden tanggal 5
Juli 1959 untuk kembali ke UUD 1945 yang berlaku hingga reformasi yang
menghantarkan amandemen UUD 1945 ke empat kali dan berlaku sampai sekarang.
2. Perubahan kornstitusi di Indonesia dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah
bahwapenyusunanrancangan UUDyang dilakukanoleh BPUPKI sangat tergesa-gesa
sehingga belum begitu sempurna. Desakan dari Belanda juga merupakan faktor penyebab
berubahnya konstitusi, hingga terjadinya pergeseran politik hukum di Indonesia yang
menuntut amandemen UUD 1945, dan berpengaruh pada berubahnya sistem
ketatanegaraan Republik Indonesia.

3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai
Konstitusi. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/
https://www.academia.edu/18154254/makalah_KWN_tentang_Konstitusi
Chotib, Dzazuli, Suharmo. Tri, Abubakar, Catio.2007. Kewarganegaraan 1. Jakarta: PT
Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai