PENGERTIAN DRAMA
• Drama “perbuatan”, “tindakan”. Berasal dari kata Yunani draomai (berbuat,
berlaku, bertindak)
• Drama (Aristoteles) tiruan (imitasi) dari suatu tindak-tanduk manusia
• Drama (Moulton) kehidupan yang dilukiskan dengan gerak
• Drama (Balthazar Verhagen) kesenian melukisakan sifat dan sikap manusia
dengan gerak
• Drama (Dietrich) cerita konflik manusia dalam bentuk dialog, yang
diproyeksikan dengan menggunakan percakapan dan lakuan pentas dihadapan
penonton.
• Dalam bahasa Belanda, drama sama maknanya dengan tonil atau
dalam bahasa Indonesia sandiwara. Tonil berasal dari bahasa
Belanda toneel, yang artinya pertunjukan.
• Sandiwara (Mangkunegara VII) bahasa Jawa sandhi (rahasia), dan
warah (pengajaran).
• Ki Hahar Dewantara, sandiwara diartikan sebagai pengajaran yang
dilakukan dengan perlambang (secara tidak langsung)
• Drama dalam arti luas bentuk karya sastra yang bertujuan
menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan
emosi melalui lakuan dan dialog yang tidak jauh berbeda dengan
kehidupan sehari-hari.
Drama Teater
• Teater baru dikenal setelah zaman kemerdekaan.
• Keterkaitan teater dengan drama sangat kuat. Teater tidak
mungkin dipentaskan tanpa lakon (drama).
• Oleh karena itu, muncul istilah dramaturgi (Inggris :
dramaturgy) yang berarti seni atau teknik penulisan drama dan
penyajiannya dalam bentuk teater.
• Dramaturgi membahas proses penciptaan teater ,ulai dari
penulisan naskah hingga pementasannya.
PERKEMBANGAN DRAMA
• Cikal bakal seni drama ditemukan pada dinding piramida
Mesir, 3500 SM. Di situ terlukis seorang pendeta berdiri di
antara para jemaah. Wajahnya bertopeng, sementara
tubuhnya berayun seperti tengah menceritakan sesuatu.
Rupanya pendeta Mesir Kuno itu sedang melukiskan
keagungan Sang Pencipta Langit dan Bumi. Ia memanfaatkan
seni peran dalam menyampaikan ajarannya.
• Pertunjukkan drama yang lengkap ditemukan
pertama kali di Yunani tahun 534 SM. Sebagai
penghormatan pada Dewa Dionisius, bangsa Yunani
membuat upacara keagamaan berupa seni
pertunjukkan. Pemerannya hanya seorang. Sang aktor
berakting dan memerankan beberapa karakter
sekaligus. Ia didampingi paduan suara sekitar 50
orang. Sesekali, sang aktor melakukan dialog dengan
mereka. Seni drama Yunani berkembang pesat, salah
satnya adalah “Odipus”
CIRI-CIRI KHUSUS PERTUNJUKKAN
TEATER PADA MASA YUNANI KUNO
• Pertunjukkan dilakukan di amfiteater, yakni sebuah bangunan
tanpa atap dalam bentuk setengah lingkaran dengan tempat duduk
penonton melengkung dan berundak-undak.
• Sudah menggunakan naskah lakon.
• Seluruh pemain pria bahkan peran wanitanya dimainkan pria dan
memakai topeng. Setiap pemain memainkan lebih dari satu tokoh.
• Cerita berbentuk tragedi, yang membuat penonton tegang, takut,
dan kasihan. Ceritanya lucu, kasar, dan sering mengkritik tokoh
terkenal pada waktu itu.
• Selain pemeran utama, juga ada pemain khusus untuk kelompok
koor, penari, dan narator.
DRAMAWAN YUNANI KLASIK
• Aeschylus (525 SM) dialah yang pertama kali
mengenalkan tokoh protagonis adan antagonis sehingga
mampu menghidupkan peran. Karyanya yang terkenal adalah
Trilogi Oresteia yang terdiri dari “Agamennon”, “The
Libatian Beavers”, dan “The Furies”
• Shopocles (496 – 406 SM) dengan karya yang terkenal
adalah “Oedipus Sang Raja”, “Oedipus di Kolonus”,
“Antigone”
• Euripides (484 – 406 SM) dengan karya-karyanya antara
lain “Medea”, “Hyppolitus”, “The Troyan Woman”, “Cyclops”.
• Aristophanes (448-380 SM) penulis naskah drama komedi.
Dengan karyanya yang terkenal adalah “Lysistrata”, “The
Wasps”, “The Clouds”, “The Forgs”, “The Birds”.
• Manander (349-291 SM). Manander menghilangkan koor
dan menggantinya dengan berbagai watak. Misalnya watak
orang tua yang baik, budak yang licik, anak yang jujur, dsb.
Karya Manander yang berpengaruh kuat pada zaman
Romawi Klasik dan drama komedi zaman Renaisans dan
zaman Ratu Elizabeth.
ZAMAN ROMAWI
Cerita yang populer adalah cerita komedi
Biasanya diperankan di hari libur atau hari besar
Aktor dan aktrisnya adalah budak-budak
Tak hanya berakting, mereka juga bernyanyi dan
menari, menceritakan cerita komedi.
CIRI-CIRI DRAMA ROMAWI
• Koor tidak lagi berfungsi mengisi setiap adegan
• Musik menjadi pelengkap seluruh adegan; tidak hanya menjadi tema
cerita, tetapi juga menjadi ilustrasi cerita
• Tema berkisar pada masalah hidup dan kesenjangan golongan menengah
• Karakteristik tokoh bergantung kelas, yaitu orang tua yang bermasalah
dengan anak-anaknya atau kekayaan, anak muda yang melawan
kekuasaan orang tua.
PERKEMBANGAN DRAMA ABAD PERTENGAHAN
(1400 – 1500AN)
Berkembang di berbagai kota di Eropa.
Pementasan drama lebih banyak berkaitan dengan perayaan hari-hari
besar umat Kristen.
Tema drama yang dibuat berdasarkan cerita-cerita Alkitab dan
dipertunjukkan di atas kereta yang disebut pageant, dan ditarik keliling
kota,
Para pemain drama pageant menggunakan tempat di bawah kereta
untuk menyembunyikan peralatan yang digunakan untuk efek tipuan.
• Aktor-aktor pageant sering kali adalah para perajin setempat yang
memainkan adegan yang menujukkan keahlian mereka.
• Drama ini populer di Eropa karena pemainnya berbicara dalam bahasa
sehari-hari, bukan bahasa Latin yang merupakan bahasa resmi Gereja
Kristen.
CIRI-CIRI ZAMAN TEATER PERTENGAHAN
Drama dimainkan oleh aktor-aktor yang belajar di universitas sehingga
dikaitkan dengan masalah filsafat dan agama.
Aktor bermain di panggung di atas kereta yang bisa dibawa berkeliling
menyusuri jalanan
Drama banyak disisipi cerita kepahlawanan yang dibumbui cerita
percintaan
Drama dimainkan di tempat umum dengan memungut bayaran
Drama tidak memiliki nama pengarang
ZAMAN RENAISANS
Berasal dari kata renaitre yang artinya kelahiran kembali
manusia untuk mendapatkan semangat hidup baru.
Gerakan yang membangun semangat ini disebut gerakan
humanisme
Pusat aktivitas teater di Italia (istana-istana dan akademi)
Drama yang dipentaskan meiru drama klasik
Para aktor kebanyakan pegawai-pegawai istana dan
pertunjukkan diselenggarakan dalam pesta-pesta istana.
JENIS-JENIS DRAMA ZAMAN RENAISANS
Drama tragedi
Drama komedi
Drama pastoral atau drama yang membawakan kisah-kisah percintaan
antara dewa-dewa dengan para gembala di daerah pedesaan.
Muhammad Yamin
“Ken Arok dan Ken Dedes” (1934)
4. Opera
Drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik. Lagu yang
dinyanyikan pemain berbeda, dan mengutamakan nyanyian dan musik.
Opera pendek disebut operet.
5. Melodrama
Drama yang dialognya diucapkan dengan iringan musik/melodi. Cara
pengucapannya disesuaikan dengan musik pengiringnya. Kadang pemain
tidak bicara apa-apa, dan hanya berekspresi.
6. Farce (dagelan)
Sering disebut drama banyolan. Dagelan adalah drama yang kocak dan
ringan. Alurnya tersusun berdasarkan arus situasi dan tidak
berdasarkan arus situasi (tidak berdasarkan pengembangan struktur
dramatik dan perkembangan cerita tokoh). Biasanya vulgar dan kasar.
7. Tablo
Jenis drama yang mengutamakan gerak. Pemain tidak mengucapkan
dialog, tetapi hanya gerakan saja. Bunyi-bunyi pengiring (bukan musik)
digunakan untuk memperkuat gerakan. Hal yang ditonjolkan adalah
akting.
8. Sendratari
Gabungan antara seni drama dan tari. Pemain adalah penari berbakat.
Tidak ada dialog, rangkaian peristiwa diwujudkan ke dalam tarian.
9. Satire
Lakon yang mengemas kebodohan, perlakuan kejam,. Tujuannya tidak
hanya humor semata, tetapi lebih kepada kritik terhadap seseorang.
Lakonnya hampir sama dengan komedi, tetapi ejekan dan sindiran dalam
satire lebih agresif dan terselubung.
2. SARANA YANG DIGUNAKAN
Berdasarkan sarana yang digunakan, drama dibedakan menjadi:
a. Drama Panggung
Dimainkan oleh para aktor di panggung pertunjukkan. Penonton berada
di sekitar panggung dan dapat melihat langsung perbuatan para aktor.
b. Drama Radio
Drama radio hanya dapat didengarkan oleh penikmat. Drama radio
disiarkan langsung dan dapat pula direkam dulu lalu disiarkan pada
waktu yang diinginkan.
c. Drama film
Hampir sama dengan drama televisi. Bedanya drama film menggunakan
layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop. Drama film dapat
ditayangkan dari studio tv juga.
d. Drama wayang
Tontonan drama dengan tokoh yang digambarkan dengan wayang dan
dimainkan oleh dalang.
e. Drama boneka
Hampir sama dengan wayang. Bedanya tokoh digambarkan dengan
boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.
3. KETERSEDIAAN NASKAH
Berdasarkan ada tidaknya naskah yang digunakan, drama ini dibedakan
menjadi:
a. Drama Tradisional
Tidak menggunakan naskah. Sekalipun ada hanya berupa kerangka
cerita, selanjutnya akan dikembangkan oleh pemain. Risiko kegagalan
besar, kecuali pemain sudah berpengalaman. Contoh ketoprak, ludruk.
b. Drama Modern
Menggunakan naskah.
Naskah berisi dialog dan perbuatan pemain.
Pemain harus melakukan dialog dan gerak-gerik sesuai naskah.
UNSUR-UNSUR DRAMA
1. Tokoh dan Penokohan
Tokoh harus memiliki ciri atau sifat dimensional, yaitu:
a. Dimensi fisiologis (usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, ciri-ciri muka)
b. Dimensi sosiologis (ststus sosial, pekerjaan, pendidikan, kehidupan pribadi,
pandangan hidup seperti agama dan ideologi yang dianut, aktivitas sosial
tau organisasi, hobi, kegemaran, bangsa yang terdiri dari suku atau
keturunan.)
c. Dimensi psikologis meliputi mentalitas dan moralitas, tempramen, dan
intelegensi (tingkat kecerdasan, kecakapan, keahlian khusus dalam bidang
tertentu)
TOKOH BERDASARKAN PERANNYA
A. Tokoh Utama
Tokoh utamasetidaknya ditandai dalam empat hal, yakni:
• Paling sering muncul di setiap adegan
• Menjadi sentral atau pusat perhatian tokoh lain
• Kejadian-kejadian yang melibatkan tokoh lain selalu dapat dihubungkan
dengan peran utama
• Dialog-dialog yang dilibatkan tokoh-tokoh lain selalu berkaitan dengan
peran tokoh utama.
B. Tokoh dilihat dari segi perwatakan
• Tokoh berkembang tokoh yang mengalami perkembangan selama
pertunjukkan. Misalnya tokoh yang awalnya baik, namun menjadi tokoh
yang jahat
• Tokoh pembantu tokoh yang diperbantukan untuk menjelaskan tokoh
lain.
• Tokoh statis tokoh yang tidak mengalami perubahan dari awal hingga
akhir suatu drama.
• Tokoh serbabisa tokoh yang dapat berperan sebagai tokoh lain.
Misalnya tokoh yang berperan jadi raja, namun ia berperan sebagai
pengemis untuk mengetahui kehidupan rakyatnya.
BERDASARKAN PERANNYA DI DALAM RANGKAIAN CERITA, DIKENAL PEMBAGIAN
TOKOH DRAMA