Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEDUDUKAN ANAK DAN REMAJA

DALAM RENTANG PERKEMBANGAN MANUSIA

DISUSUN OLEH

NAMA : MELANI ARNALIA

NIM : 18010104063

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Kedudukan anak
dan remaja dalam rentang perkembanga manusia”.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam
pembuataan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
BAB I
PENDAHULUAN

Rentang kehidupan manusia diawali dari dalam kandungan, infancy, bayi,


kanak-kanak, remaja, dewasa, lansia bahkan sampai alam barzah atau setelah
meninggal. Disetiap rentang kehidupan tersebut manusia memiliki berbagai tugas
perkembangan yang harus dilaluinya. Dalam setiap tugas perkembangan, setiap
tahap harus berkembang sesuai dengan masa dan usianya, jika terlewati maka
tahap tersebut akan sulit untuk dirubah atau dididik kembali.
Perubahan dalam diri manusia terdiri dari perubahan kualitatif dan
perubahan kuantitatif. Perubahan kualitatif yaitu yang berhubungan dengan psikis
dan disebut dengan perkembangan. Sedangkan perubahan kuantitatif berkaitan
dengan fisik dan disebut dengan pertumbuhan. Kajian dalam ilmu psikologi
berkaitan dengan perkembangan manusia, karena membahas yang berkaitan
dengan fungsi struktur kejiwaan kompleks serta dinamika prosesnya, meskipun
pertumbuhan fisik sedikit banyak juga mempengaruhi perkembangan psikis (jiwa)
manusia.1
Terdapat beberapa fase perkembangan manusia, salah satunya yaitu masa
kanak-kanak, masa ini memiliki keistimewaan dan sering disebut masa keemasan
(golden age), dikatakan masa keemasan karena pada masa ini mulai terbentuknya
pondasi sikap, perilaku, mental dan kecerdasan (spiritual, intelektual, emosional,
kinestetik, seni dan sosial) yang semuanya terjadi secara intensif.2
Oleh karena itu perkembangan anak khususnya pada usia dini menjadi
perhatian yang sangat penting bagi orang tua maupun seorang guru. Karena proses
kembang anak menuju dewasa sangat dipengaruhi oleh masa ini.

1
Miftahul Jannah - Fakhri Yacob - Julianto, “Rentang Kehidupan Manusia (Life Span
Development) Dalam Islam”, International Journal of Child and Gender Studies, Vol. 3 No. 1,
Maret 2017 hal. 97
2
Toto Haryadi-Aripin, “Melatih Kecerdasan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Anak Sekolah
Dasar melalui Perancangan Game Simulasi “Warungku”, Jurnal Desain Komunikasi Visual &
Multimedia, Vol. 1 No. 2, 2015, hal. 39
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan pada Masa Kanak-kanak


Setiap individu atau manusia mengalami proses perkembangan atau tahap-tahap
yang harus dilalui dalam kehidupannya, baik perkembangan jasmani maupun
rohaninya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai perkembangan tersebut.
1. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu menuju
tingkat kedewasaan atau kematangannya yang berlangsung secara sistematis,
progresif dan berkesinambungan baik yang berkaitan dengan fisik maupun
psikisnya.
Perkembangan merupakan suatu proses yang terus terjadi atau dengan kata lain
diartikan sebagai proses yang tidak pernah berhenti (never ending process),
maksudnya manusia/individu selalu mengalami perkembangan secara terus-
menerus yang dipengaruhi oleh pengalaman dan belajar. Semua aspek yang
terdapat dalam diri individu (manusia) terus berkembang dan saling
mempengaruhi baik dari aspek fisik, emosi, intelegensi maupun sosial, semua
aspek tersebut saling mempengaruhi jika salah satu dari aspek tersebut tidak ada.
Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu, artinya perkembangan terjadi
secara teratur sehingga hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang
merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangan pada waktu dan tempo
yang berbeda, ada yang mengalami perubahan tersebut dengan cepat maupun
lambat. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas tertentu. Setiap individu
yang normal akan mengalami tahapan perkembangan. Perkembangan fisik yang
dapat diamati dalam perkembangan individu misalnya perubahan tinggi badan,
berat badan, warna kulit, jenis rambut dan lain sebagainya.
Perkembangan psikis (rohani) pada individu juga akan mengalami perubahan
secara terus-menerus, misalnya perubahan aspek kognitif, sosial, moral,
emosional, bahasa, seni dan agama. Perubahan ini terjadi mulai dari didalam
kandungan, infancy, bayi, kanak-kanak, remaja sampai dewasa. Setiap individu
merupakan cerminan dalam kehidupan yang dijalaninya. Jika individu mengalami
perkembangan yang positif hal ini akan berdampak positif pula bagi
kehidupannya.3
Perkembangan dibagi menjadi 3 aspek, yakni perkembangan kognitif, afektif
dan psikomotorik.
a. Perkembangan kognitif
Kognitif merupakan ranah yang berhubungan dengan kognisi (perolehan),
dengan tujuan akhir berupa pengetahuan yang didapat melalui percobaan,
penelitian, penemuan dan pengamatan. Pengetahuan yang diperoleh harus sesuai
dengan fakta dan pengalaman yang telah dilakukan sesuai kejadian yang terjadi
sehingga bisa dibuktikan kebenarannya. Kognitif berhubungan erat dengan
pikiran, memori, nalar, intelektual, kemampuan berhitung, logika, eksakta, sains,
numerik dan akademik.4
Berikut ini contoh penerapan dalam ranah kognitif menurut Harsanto yang dikutip
oleh Toto Haryadi dalam jurnalnya, sebagai berikut:

Implementasi dalam
Domain Deskripsi
Pembelajaran
Mengemukakan arti,
Pengetahuan atas fakta, mengindentifikasi,
Pengetahuan definisi, nama, peristwa, mendeskripsikan
teori, dan kesimpulan sesuatu, menguraikan
apa yang terjadi
Membedakan,
Pengertian atas hubungan
membandingkan,
antar faktor, konsep data,
Pemahaman menginterpretasi data
sebab-akibat dan penarikan
mengonversikan,
kesimpulan
memberi contoh
Aplikasi Menggunakan pengetahuan Menghitung,

3
Miftahul Jannah, “Tugas-tugas Perkembangan pada Usia Kanak-kanak”, Internasional Journal
of Child and Gender Studies, Vol. 1 No. 2, September 2015, hal 87-88
4
Toto Haryadi-Aripin, Op. cit., hal. 41
melakukan
untuk solusi masalah dan percobaan,
implementasi memodifikasi,
memprediksi
Mengidentifikasi
Menentukan bagian faktor penyebab,
masalah, penyelesaian dan merumuskan
Analisis
menunjukkan hubungan masalah, membuat
antar bagian grafik,
menggambarkan
Menggabungkan informasi Membuat desain,
menjadi kesimpulan atau menciptakan produk
Sintesis konsep dan menciptakan baru, merancang
hal baru dengan mengolah model dan
berbagai ide mengategorikan
Beradu argumentasi,
Mempertimbangkan suatu memilih solusi yang
hal berdasarkan oposisi lebih baik,
Evaluasi
biner (benar-salah, baik‐ megadakan
buruk) perbandingan,
memberi kesimpulan

b.Perkembangan afektif
Afektif merupakan ranah yang berhubungan dengan psikis, jiwa dan rasa.
Kecerdasan ini meliputi sikap (menikmati, menghormati), penghargaan (reward,
punishment), nilai (moral, sosial) dan emosi (sedih, senang). Bersama dengan
berkembangnya kecerdasan kognitif, anak juga perlu dilatih mengembangkan
afektif (rasa). Anak tidak hanya didorong untuk pintar, tetapi juga aktif,
bertingkah laku baik kepada sesama maupun makhluk hidup lainnya.
Contoh penerapan dalam ranah afektif menurut Harsanto yang dikutip oleh
Toto Haryadi dalam jurnalnya, sebagai berikut:5
5
Ibid.,hal. 43
Implementasi dalam
Domain Deskripsi
Pembelajaran
Kepekaan diri terhadap Bertanya, memilih,
fenomena dan stimulus senang
Penerimaan
untuk memberikan mendengarkan‐
perhatian terkontrol membaca mengerjakan
Menunjukkan perhatian Menaati aturan,
Responsi secara aktif, ingin dan mengerjakan tugas,
puas merespon merenungkan
Termotivasi dan
berkomitmen untuk Mengapresiasi,
Menghayati nilai
bertindak sesuai nilai menghargai, bersimpati
yang dianut
Mengorganisasi,
memantapkan dan
Mendukung penegakan
Mengorganisasi berusaha menemuka
disiplin nasional
hubungan antara satu
nilai dengan nilai lain
Membulatkan tekad
Karakterisasi Menentukan kepribadian untuk
dengan nilai (satu dan tingkah laku sesuai melaksanakan perintah
atau dengan sistem nilai yang Allah, menguatkan diri
kompleks) dimiliki atau dianut untuk terus hidup
disiplin

c.Perkembangan psikomotorik
Psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)
atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Ranah psikomotorik adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas
fisik.6 Yang dimaksud aktivitas fisik disini seperti berlari, melompat, melukis,
6
Siti Aimah, “Upaya Guru dalam Meningkatkan Perkembangan Siswa Plus Darussalam
Blokagung Banyuwangi”, Jurnal Pendidikan, Komunikasi, dan Pemikiran Hukum Islam, Vol. 7
menggambar dan lain sebagainya. Dalam dunia pendidikan, psikomotorik
terkandung dalam mata pelajaran praktik. Psikomotorik memiliki hubungan
(korelasi) dengan hasil belajar yang dicapai melalui manipulasi otot dan fisik.7
Contoh penerapan dalam ranah psikomotorik menurut Sunandar yang
dikutip oleh Toto Haryadi dalam jurnalnya, sebagai berikut:

Implementasi dalam
Domain
Pembelajaran
Menirukan gerakan yang telah
Peniruan (immitation)
diamati
Menggunakan konsep untuk
Penggunaan (manipulation)
melakukan gerakan
Melakukan gerakan dengan teliti
Ketepatan (precision)
dan benar
Merangkaikan berbagai gerakan
Perangkaian (articulation)
secara berkesinambungan
Melakukan gerak secara wajar
Naturalisasi (naturalization)
dan efisien

2. Tugas Perkembangan pada Masa Kanak-kanak


Menurut Robert J. Havighurst yang dikutip oleh Miftahul Jannah dalam
jurnalnya mengartikan tugas-tugas perkembangan itu merupakan suatu hal yang
terjadi pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang apabila
berhasil dilakukan dengan benar akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan ke
tugas perkembangan pada tahap selanjutnya, namun jika gagal akan
mengakibatkan kekecewaan pada individu tersebut dan tidak menutup
kemungkinan bahwa dia akan mengalami kesulitan dalam melanjutkan tugas pada
tahap selanjutnya.
Robert J. Havighurst mengklasifikasikan tugas-tugas perkembangan pada
setiap tahap/fase perkembangan individu, yaitu:
No. 1, September 2015, hal. 100
7
Toto Haryadi-Aripin, Op. cit., hal 43
a. Tugas-tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak-kanak (0-6 tahun)
1) Belajar berjalan
2) Belajar memakan makanan padat
3) Belajar berbicara
4) Belajar buang air kecil dan buang air besar
5) Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
6) Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis
7) Membentuk konsep/pengertian sederhana dalam hal sosial dan alam
8) Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang disekitarnya
9) Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti
mengembangkan kata hati.
b. Tugas-tugas perkembangan pada masa sekolah
Pada tahap ini anak mulai belajar mengenai hal-hal sebagai berikut,
diantaranya belajar:
1) Memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan, seperti sepak
bola, lompat tali maupun berenang
2) Membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk
biologis
3) Bergaul dengan teman sebaya
4) Memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya
1) Selain pendapat dari Robert J. Havighurst, terdapat beberapa pendapat dari
ahli Keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung
2) Mengembangkan konsep sehari-hari
3) Mengembangkan kata hati
4) Memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
5) Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga
yang ada
Psikologi lainnya, seperti Charlotte Buhler, Elizabeth B. Hurlock dan Erik
Erickson mengenai tugas perkembangan individu pada masa bayi sampai kanak-
kanak dan masa sekolah, seperti berikut ini:8

8
Drs. Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003)
a. Charlotte Buhler dalam bukunya yang berjudul The first tear of life:
1) Tugas-tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak-kanak (0-6 tahun)
a) Fase pertama (0-1 tahun)
Anak belajar menghayati berbagai objek diluar diri sendiri dan melatih
fungsi-fungsi motorik
b) Fase kedua (2-4 tahun)
Belajar mengenal dunia objektif diluar diri sendiri, disertai dengan
penghayatan yang bersifat subjektif. Misalnya anak bercakap-cakap
dengan bonekanya atau berbincang-bincang dan bergurau dengan binatang
kesayangannya.
c) Fase ketiga (> 5 tahun)
Belajar bersosialisasi. Anak mulai memasuki masyarakat luas (pergaulan
dengan teman sepermainan). Syarat penting untuk berlangsungnya
sosialisasi adalah interaksi sosial. Sosialisasi merupakan proses belajar
yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan,
nilai-nilai dan norma yang berlaku agar dapat berpartisipasi sebagai
anggota dalam masyarakatnya.
2) Tugas-tugas perkembangan pada masa sekolah
a) Fase ketiga (6-8 tahun)
Anak bersosialisasi dengan lingkungan
b) Fase keempat (9-12 tahun)
Anak belajar mencoba, bereksperimen dan bereksplorasi yang distimulasi
oleh dorongan rasa ingin tahu yang tinggi.
b. Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya Developmental Psychology:
1) Tugas-tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak-kanak (0-6 tahun)
a) Prenatal, yaitu masa konsepsi anak sampai umur 9 bulan dikandungan ibu
b) Masa natal, masa ini terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
(1) Infancy atau neonatus (dari lahir sampai usia 14 hari), masa penyesuaian
terhadap lingkungan
(2) Masa bayi (2 minggu sampai 2 tahun), masa ini bayi masih tidak berdaya
dan sangat tergantung pada lingkungan dan kemudian (karena
perkembangan) anak mulai berusaha menjadi independen
(3) Masa anak (> 2 tahun), anak belajar beradaptasi, sehingga dia merasa
bahwa dirinya merupakan bagian dari lingkungan yang ada.
2) Tugas-tugas perkembangan pada masa sekolah
a) Masa anak (6-11 tahun), anak belajar beradaptasi dengan lingkungannya
b) Masa praremaja (11-12 tahun), anak belajar memberontak dengan
menunjukkan tingkah laku yang negatif.
c. Erik Erickson dalam bukunya Chilhood and Society:
1) Tugas-tugas perkembangan pada usia bayi dan kanak-kanak (0-6 tahun)
a) Masa bayi (0-1,5 tahun)
Anak belajar bahwa dunia merupakan tempat yang baik baginya dan ia
belajar menjadi optimis mengenai kemungkinan-kemungkinan untuk
mencapai kepuasan
b) Masa toddler (1,5-3 tahun)
Anak belajar menggunakan kemampuan bergerak sendiri untuk
melaksanakan dua tugas penting, yakni pemisah diri dari ibu dan mulai
menguasai diri, lingkungan dan keterampilan dasar untuk hidup
c) Awal masa kanak-kanak (> 4 tahun)
Anak belajar mencontoh orang tuanya, pusat perhatian anak berubah dari
benda ke orang.
2) Tugas-tugas perkembangan pada masa sekolah
a) Awal masa kanak-kanak (6-7 tahun)
Anak belajar menyesuaikan diri dengan teman sepermainannya, ia sudah
mulai bisa melakukan hal-hal kecil seperti makan dan berpakaian sendiri
b) Akhir masa kanak-kanak (8-11 tahun)
Anak belajar untuk membuat kelompok dan berorganisasi
c) Awal masa remaja (12 tahun)
Anak belajar membuang masa kanak-kanaknya dan belajar memusatkan
perhatian pada diri sendiri.
3. Tugas dan Perkembangan Usia Kanak-kanak dalam Islam
Konsep perkembangan dalam Islam memiliki istilah sesuai dengan bahasa Arab
yakni:9
a. Masa kanak-anak disebut dengan fase thufulah (2-7 tahun)
Pada fase ini orang tua dan anak berperan untuk mengembangkan kasih
sayang secara dua arah dimana ibu memberikan kasih sayangnya dan dalam waktu
bersamaan juga mengembangkan kemampuan anak, memberikan respon terhadap
anak. Ini seperti yang sering kita perhatikan dalam fase pertumbuhan anak secara
umum dimana orang tua memang diharapkan dapat mengajari dan memperhatikan
anak untuk dapat memberikan respon dengan baik, karena anak tidak akan
berkembang maksimal jika orang tua (atau orang sekitar), kurang memberikan
stimulasi pada anak
b. Masa Tamyiz (7-10 tahun)
Fase ini anak sudah mulai mampu untuk membedakan baik dan buruk
berdasarkan nalarnya sendiri sehingga di fase inilah orang tua sudah mulai
mempertegas pendidikan pokok syariat kepada anak.
Orang tua dan masyarakat bertanggungjawab penuh supaya anak dapat tumbuh
dan berkembang manjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri, keluarga,
masyarakat, bangsa, negara dan agamanya sesuai dengan tujuan dan kehendak
Tuhan. Pertumbuhan dan perkembangan anak diisi oleh pendidikan yang dialami
dalam hidupnya, baik dalam keluarga, masyarakat dan sekolahnya. Karena
manusia menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya ditempuh melalui
pendidikan, maka pendidikan anak sejak awal kehidupannya, menempati posisi
kunci dalam mewujudkan cita-cita “menjadi manusia yang berguna”.
Mendidik anak-anak menjadi manusia yang taat beragama Islam, pada
hakekatnya adalah untuk melestarikan fitrah yang ada dalam setiap diri pribadi
manusia, yaitu beragama tauhid (Islam). Setiap individu mempunyai “dwi
potensi” yaitu bisa menjadi baik (fitrah primer) dan buruk (fitrah sekunder). Oleh
karena itu orang tua wajib membimbing, membina dan mendidik anaknya
berdasarkan petunjuk-petunjuk dari Allah dalam agama-Nya, yaitu dengan agama

9
Miftahul Jannah, Op. cit., hal 92
Islam agar anak-anaknya dapat berhubungan dan beribadah kepada Allah dengan
baik dan benar.
Kehidupan keluarga yang tenteram, bahagia dan harmonis baik bagi orang
yang beriman, maupun orang kafir, merupakan suatu kebutuhan mutlak. Setiap
orang yang menginjakkan kakinya dalam berumah tangga pasti dituntut untuk
dapat menjalankan bahtera keluarga itu dengan baik. Kehidupan keluarga
sebagaimana diungkap diatas, merupakan masalah besar yang tidak bisa dianggap
sepele dalam mewujudkannya. Apabila orang tua gagal dalam membina,
memelihara, mengasuh dan mendidik anak yang semula jadi dambaan keluarga,
perhiasan dunia, akan terbalik menjadi bumerang dalam keluarga, fitnah dan
siksaan dari Allah. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan pemeliharaan dan
pengasuhan anak ini, ajaran Islam yang tertulis dalam al-Qur’an, Hadits, maupun
hasil ijtihad para ulama (intelektual Islam) telah menjelaskannya secara rinci, baik
mengenai pola pengasuhan anak pra kelahiran anak, maupun pasca kelahirannya.
Allah SWT memandang bahwa anak merupakan perhiasaan dunia. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat 46.
Dengan demikian mendidik dan membina anak beragama Islam adalah
merupakan suatu cara yang dikehendaki oleh Allah agar anak-anak kita dapat
terjaga dari siksa neraka. Cara menjaga diri dari api neraka adalah dengan jalan
taat mengerjakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Menurut Zakiah Darajat dalam buku Jalaluddin yang dikutip oleh Miftahul
Jannah dalam jurnalnya pada diri manusia itu terdapat kebutuhan pokok, selain
dari kebutuhan jasmani dan rohani, manusiapun mempunyai suatu kebutuhan akan
adanya kebutuhan keseimbangan dalam kehidupan jiwanya agar tidak mengalami
tekanan.
Unsur-unsur kebutuhan yang dikemukakan yaitu kebutuhan akan rasa
kasih sayang, rasa aman, rasa harga diri, rasa bebas, rasa sukses dan rasa ingin
tahu.Dari keenam macam kebutuhan tersebut menyebabkan orang memerlukan
agama, dengan melaksanakan agama dengan baik maka segala kebutuhan tersebut
akan terpenuhi. 10

10
Miftahul Jannah, Op. cit., hal 95
C. Tugas pada Masa Remaja
Setelah masa kanak-kanak, tahap yang dilalui individu dalam
perkembangan hidupnya yakni masa remaja.
1. Definisi Remaja
Kata remaja berasal dari kata adolescere dari bahasa Latin yang berarti tumbuh
ke arah kematangan. Kematangan dalam hal ini meliputi kematangan fisik
maupun soai-psikologis.
Pada tahun 1974,WHO (World Health Organization) memberikan definisi
konseptual tentang remaja, yang meliputi kriteria biologis, psikologis dan sosial
ekonomi. Definisi remaja dalam beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Kriteria biologis, dimana individu berkembang dari saat pertama ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksualnya.
b. Kriteria sosial-psikologis, individu mengalami perkembangan psikologis dan
pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa
c. Kriteria sosial-ekonomi, dalam masa ini terjadi peralihan dari ketergantungan
sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.11

2.Tahapan Perkembangan Pubertas (11/12 tahun – 15/16 tahun)


Pubertas merupakan periode atau masa remaja awal yang ditandai dengan
perubahan dalam penampilan fisik dan fungsi fisiologis, hal ini memungkinkan
setiap remaja mempunyai bentuk dan fungsi tubuh sesuai dengan jenis
kelaminnya. Perubahan yang dialami dapat digolongkan menjadi 2 karekteristik,
yaitu perubahan primer dan sekunder. Perubahan primer adalah perubahan yang
terjadi dari segi fungsi fisiologis atau yang berhubungan dengan kematangan seks
primer. Dikatakan seks primer karena berhubungan langsung dengan reproduksi.
Sedangkan perubahan sekunder adalah perubahan dalam bentuk fisik biasanya
meliputi propesi muka dan badan serta penampilan sesuai jenis kelamin (dikenal
dengan istilah karateristik seks skunder) karateristik seks skunder, biasanya pada
11
Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011), hal 11.
remaja putri ditandai dengan pembesaran buah dada, pinggul, perubahan bentuk
tangan dan kaki (lebih menampakakn penimbunan lemak), sedangkan perubahan
sekunder yang dialami remaja putra seperti pembesaran suara, tumbuh bulu
dikaki, dada dan kumis. Sedangkan pertumbuhan bulu disekitar kemaluan, ketiak,
perubahan warna kulit, otot, dialami oleh setiap remaja baik remaja putri maupun
putra.
a. Kriteria Pubertas
Kriteria yang sering digunakan untuk menentukan seorang anak telah mencapai
kematangan seksual adalah sebagai berikut; pada anak laki-laki mengalami mimpi
basah (nocturnal emission) sedangkan anak perempuan mendapatkan menstruasi
pertama (menarche). Bila menstruasi pertama atau mimpi basah terjadi, organ
seks dan seks sekunder mulai matang tetapi belum mencapai kematangan penuh.
Menstruasi pertama ini biasanya dialami oleh anak-anak perempuan sekitar usia
12 sampai dengan 16 tahun. Walaupun para ahli mengemukakan patokan usia,
tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan individual.
b. Kondisi Penyebab Pubertas
Proses pematangan tubuh yang menyangkut perkembangan ukuran tubuh
maupun kematangan seksual dikendalikan oleh kelenjar pituitari, yaitu sebuah
kelenjar endokrin yang terletak pada dasar otak.
Kelenjar Pituitari menghasilkan 2 hormon yaitu:
1) Hormon pertumbuhan, hormon yang mempengaruhi ukuran tubuh individu.
2) Hormon gonadotropik, hormon yang merangsang kelenjar gonad (kelenjar
seks) menjadi lebih aktif.
Aktifitas kelenjar gonad ini menyebabkan organ seks yang menyangkut
karakteristik primer yaitu pada wanita ovarium dan laki-laki pada testis,
berkembang dalam ukuran dan mulai berfungsi/mencapai kematangan.
Disamping ini juga, menyebabkan karakteristik seks sekunder berkembang.
c. Karakteristik Fase Pubertas
1) Periode tumpang tindih dan singkat
Pubertas dikatakan sebagai periode tumpang tindih sebab terjadi ± 1-3 tahun
sebelum periode anak berakhir dan 1-2 tahun pada permulaan periode remaja.
Dikatakan sebagai periode yang singkat karena terjadi dalam kurun waktu
sekitar 2-4 tahun saja.
2) Merupakan masa pertumbuhan yang sangat cepat.
Pubertas merupakan periode dalam kehidupan yang ditandai oleh pertumbuhan
yang cepat dan dibarengi oleh perubahan bentuk tubuh, perubahan proporsi
muka dan badan serta tercapai kematangan seksual walau belum sepenuhnya
tercapai. Biasanya pertumbuhan yang cepat ini terjadi 1-2 tahun sebelum anak
laki-laki atau perempuan mencapai kematangan seksual, dan dilanjutkan ½-1
tahun sesudah mencapai kematangan seksual tersebut. Jadi dapat dikatakan
pertumbuhan yang cepat ini berlangsung sekitar ± 3 tahun. Perubahan yang
cepat ini menyebabkan anak remaja putra maupun remaja putri mengalami
kebingungan, adanya perasaan tidak puas (inadequate) dan gelisah (insecure).
Keadaan inilah yang terkadang menyebabkan remaja putra maupun putri
memperlihatkan tingkah laku yang negatif (misalnya marah-marah,
membangkang).
d. Hal-hal yang Rawan pada Fase Pubertas
1) Kerawanan yang berhubungan dengan segi fisik
Mengalami ketidakseimbangan, sebagai akibat pembentukan hormon
gonadotropik pada periode pubertas. Pembentukan jumlah hormon pertumbuhan
yang kurang pada periode anak akhir dan pubertas, menyebabkan individu akan
mempunyai bentuk tubuh yang kecil dibandingkan kelompok seusianya (tubuh
kecil tapi penampilan “matang”). Sedangkan pembentukan jumlah hormon gonad
yang kurang pada pubertas menjadi tidak seimbang dengan hormon pertumbuhan,
menyebabkan individu akan tumbuh menjadi lebih besar dibandingkan kelompok
seusianya. Disamping itu, juga akan mempengaruhi perkembangan organ-organ
seks dan karakteristik seks sekunder, sehingga pada kelompok kedua ini
kemungkinan individu akan memliki penampilan yang kekanak-kanakan (tubuh
besar tapi penampilan “belum matang”).
Pembentukan jumlah hormon gonad yang berlebihan, menunjukkan ada
ketidakseimbangan aktivitas kelenjar pituitari dan gonad sehingga dapat
menyebabkan pembentukan jumlah hormon gonad secara berlebihan pada usia
yang muda. Keadaan ini menyebabkan periode pubertas yang dialami individu
akan terjadi 5 tahun atau 6 tahun lebih awal dari semestinya, sehingga individu
pubertas mengalami kematangan seksual yaitu organ seks mulai berfungsi, tetapi
individu tersebut memiliki bentuk tubuh yang masih kecil dan karakteristik seks
sekunder berkembang kurang sempurna.
2) Kerawanan yang berhubungan dengan segi psikologis
Remaja yang tidak dipersiapkan dalam menghadapi perubahan fisik dan
psikologisnya, ia akan merasa belum siap menerima keadaan dirinya, sehingga
perubahan yang dialami dapat menjadi pengalaman yang traumatis, dan berakibat
kepada sikap atau tingkah laku mereka kurang sesuai dengan lingkungan.
e. Tugas perkembangan pada pubertas
1) Menerima perubahan tubuh yang dialaminya
2) Menerima peran sesuai jenis kelamin, yang akan menuju ke arah kedewasaan.
12

2. Karakteristik Masa Remaja


Masa remaja merupakan masa “topan dan badai” masa penuh emosi dan
adakalanya emosinya meledak-ledak, yang muncul karena adanya pertentangan
nilai-nilai. Emosi yang menggebu-gebu adakalanya menyulitkan, baik bagi si
remaja, maupun bagi orang tua atau orang lain yang ada disekitarnya. Namun
tidak hanya berdampak negatif, emosi yang menggebu-gebu ini juga dapat
bermanfaat bagi remaja dalam upaya menemukan jati diri atau identitas dirinya.
Reaksi dari orang-orang disekitar akan menjadi pengalaman belajar bagi si remaja
untuk menentukan tindakan apa yang kelak akan dilakukannya.13
Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam rentang
kehidupan, suatu periode transisional, masa perubahan, masa usia bermasalah,
masa dimana individu mencari identitas diri, usia menyeramkan, masa unrelism
dan masa menuju kedewasaan.

3. Tugas Perkembangan Masa Remaja (11/12-18 tahun)


Menurut Harlock tugas perkembangan remaja meliputi:

12
Miftahul Jannah - Fakhri Yacob - Julianto, Op. cit., hal. 104-107
13
Sarwono, Op. cit.,
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya
b. Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa
lainnya.
f. Mempersiapkan karir ekonomi.
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideologi.14
Hurlock juga menjelaskan sebagian besar orang-orang primitif selama
berabad-abad mengenal masa puber sebagai masa yang penting dalam rentang
kehidupan setiap orang. Mereka sudah terbiasa mengamati berbagai upacara
sehubungan dengan kenyataan bahwa dengan terjadinya perubahan-perubahan
tubuh, anak yang melangkah dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Setelah
berhasil melampaui ujian-ujian yang merupakan bagian penting dari semua
upacara pubertas, anak laki-laki dan anak perempuan memperoleh hak dan
keistimewaan sebagai orang dewasa dan diharap memikul tanggung jawab yang
mengiringi status orang dewasa.
Dalam masa remaja, penampilan anak berubah, sebagai hasil peristiwa
pubertas yang hormonal, mereka mengambil bentuk tubuh orang dewasa. Pikiran
mereka juga berubah, mereka lebih dapat berpikir secara abstrak dan hipotesis.
Perasaan mereka berubah terhadap hampir segala hal. Semua bidang cakupan
perkembangan sebagai seorang remaja menghadapi tugas utama mereka, yakni
membangun identitas, termasuk identitas seksual yang akan terus mereka bawa
sampai masa dewasa.

Herlina, Bibliotherapy: Mengatasi Masalah Anak dan Remaja melalui Buku. Bandung: Pustaka
14

Cendekia Utama, 2013.


BAB III
KESIMPULAN
Setiap rentang kehidupan manusia memiliki karakteristik, tugas-tugas,
perkembangan dan hambatan yang dihadapi setiap manusia. Setiap fase
perkembangan harus dilalui dengan matang, karena dari fase awal yang dijalani
akan mempengaruhi fase selanjutnya dimasa mendatang. Fase awal
mempengaruhi perkembangan fisik maupun psikis manusia. Dengan kata lain baik
tidaknya perilaku atau tingkah laku manusia dipengaruhi oleh proses yang telah
dijalankan dimasa sebelumnya.
Daftar Pustaka
Aimah, Siti. 2015. “Upaya Guru dalam Meningkatkan Perkembangan Siswa Plus
Darussalam Blokagung Banyuwangi”, Jurnal Pendidikan, Komunikasi,
dan Pemikiran Hukum Islam, Vol. 7 No. 1
Al-Qu’an In Word

Haryadi, Toto - Aripin. 2015. “Melatih Kecerdasan Kognitif, Afektif dan


Psikomotorik Anak Sekolah Dasar melalui Perancangan Game Simulasi
“Warungku”, Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia, Vol. 1
No.2.
Herlina. 2013. Bibliotherapy: Mengatasi Masalah Anak dan Remaja melalui
Buku. Bandung: Pustaka Cendekia Utama
Jannah, Miftahul. 2015 “Tugas-tugas Perkembangan pada Usia Kanak-kanak”,
Internasional Journal of Child and Gender Studies, Vol. 1 No. 2.
Jannah, Miftahul - Fakhri Yacob - Julianto. 2017. “Rentang Kehidupan Manusia
(Life Span Development) Dalam Islam”, International Journal of Child
and Gender Studies, Vol. 3 No. 1.
Sarwono. 2011. Psikologi Remaja, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011.

Sobur, Drs. Alex. 2003. Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai

  • BK 2
    BK 2
    Dokumen15 halaman
    BK 2
    Mellani Pratama Latif
    Belum ada peringkat
  • Tgs.
    Tgs.
    Dokumen20 halaman
    Tgs.
    Mellani Pratama Latif
    Belum ada peringkat
  • Bahan Ajar Yg 1
    Bahan Ajar Yg 1
    Dokumen8 halaman
    Bahan Ajar Yg 1
    Mellani Pratama Latif
    Belum ada peringkat
  • Desain Pembelajaran
    Desain Pembelajaran
    Dokumen6 halaman
    Desain Pembelajaran
    Mellani Pratama Latif
    Belum ada peringkat