Anda di halaman 1dari 7

MODUL 2 PEMBELAJARAN SENI BUDAYA dan KERAJINAN (SBK)

KELAS 12 SEMESTER GANJIL


TAHUN 2022/2023

PELAJARI DAN PAHAMI MODUL 2 UNTUK DAPAT MELANJUTKAN PADA PROJEK


BERIKUTNYA !

Sebenarnya kita sering kali melakukan apresiasi seni atau mengapresiasi


sebuah karya seni, karena kita tentunya pernah melihat sebuah karya seni kemudian
kita menghargai, menghormati bahkan sampai menilai karya seni tersebut ini semua
merupakan bagian kecil dari apresiasi seni. Lalu apa itu Apresiasi Seni ? Apresiasi
berasal dari bahasa latin yaitu appretiatus yang berarti penilaian atau penghargaan
.Apresiasi seni merupakan sebuah proses penghayatan suatu karya seni yang
dihormati serta penghargaan pada karya seni tersebut dan pembuatnya. Apresiasi
seni sangat penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengapresiasi
suatu karya, hal itu berarti seseorang mulai belajar menghargai karya seni yang telah
dibuat. Bentuk Apresiasi tersebut bisa dicontohkan semisal datang ke pameran seni,
menonton film, atau mendengarkan musik dikonser, melihat pertunjukan tari dan
lain sebagainya. Kegiatan ini juga menumbuhkan pengalaman sekaligus literasi dalam
dunia seni. Juga menambah wawasan serta pengalaman visual merupakan gambaran
panjang mengenai apresiasi seni.

APRESIASI SENI RUPA


Menurut jurnal Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa di SDN II Mojorebo Wirosari
Grobogan oleh Deddy H., secara umum apresiasi adalah kesadaran terhadap nilai-
nilai seni dan budaya, sehingga dapat mengadakan penghargaan terhadap karya seni
rupa.
Secara umum, apresasi seni rupa berarti memahami seluk-beluk hasil karya
seni dan menjadi sensitif terhadap segi estetika suatu karya seni, sehingga mampu
menikmati dan menilai karya tersebut dengan objektif. Kegiatan apresiasi seni rupa
merupakan penghayatan pada suatu seni dengan cara menghargainya, termasuk
seniman yang membuatnya. Untuk mengapresiasi seni rupa, seseorang dapat
melakukannya dengan cara mengamati, memahami, menanggapi, mengevaluasi, dan
menghayati. Pada tahapan tersebut, seseorang dapat menikmati keindahan dan
merasakan pesan yang ingin disampaikan dalam suatu karya seni (dikutip langsung
https://kumparan.com/kabar-harian/5-cara-melakukan-apresiasi-karya-seni-rupa-
1x3yduemzHu/4 )
Dalam apresiasi seni, ada beberapa tingkatan yang dapat mendeskripsikan kegiatan
tersebut. Tingkatan dalam apresiasi seni di antaranya adalah Empati, Estetis, dan
Kritik.
1. Tingkat Empati
Empati berarti melibatkan pikiran dan perasaan.
Tingkatan apresiasi seni ini lebih berupa tangkapan dari indra yang dimiliki manusia.
Contohnya adalah saat kita mendengar sebuah karya seni musik, kita akan merasa
nyaman dan betah ketika mendengarnya, lalu timbul penilaian bahwa musik
tersebut bagus dan enak didengarkan.

2 . Tingkat Estetis
Estetis berarti penilaian terhadap keindahan.
Tingkatan ini berupa pengamatan dan penghayatan terhadap karya seni.
Seorang penikmat seni akan memberi apresiasi yang lebih pada pengamatan,
misalnya seperti bagaimana bentuk dari sebuah karya seni, bagaimana teksturnya
(untuk seni rupa), atau bagaimana keindahan dari alunan melodinya (untuk seni
musik).Contohnya adalah ketika kita sedang menonton drama seni musikal, lalu
kita berpikir bagaimana adegan tersebut dapat dibuat dan apa fungsi dari setiap
adegan yang ditampilkan. Apakah cocok dan bagus, atau justru sebaliknya.

3. Tingkat Kritik
Tingkatan terakhir dari apresiasi seni adalah tingkat kritik.
Kritik di sini dapat berupa deskripsi, klarifikasi, menganalisis, menjelaskan, evaluasi,
sampai mengambil kesimpulan. Contohnya seperti juri yang ada di dalam sebuah
ajang pencarian bakat, misalnya kompetisi menyanyi. Para juri tersebut sudah berada
di tingkatan apresiasi kritik karena mereka memberi masukan, penilaian yang disertai
penjelasan, serta memberikan evaluasi dan kesimpulan. Dapat pula berupa karya
tulis kritik dengan membuat sebuah tulisan mengenai karya yang diulas dengan
tingkatan kritik keudian disebar luaskan melalui media, pemberitaan, atau seminar
ilmiah
Dalam bidang seni, kritik bisa mengandung suatu penilaian atau penghargaan
terhadap suatu karya seni rupa. Karya seni rupa yang umumnya di kritik berupa
lukisan/gambar, patung dan grafis. Kritik yang disampaikan untuk menilai suatu karya
seni hendaknya bersifat objektif atau tidak semata-mata didasarkan pada rasa
senang atau tidak senang, suka atau tidak suka. Tapi harus disertai dengan alasan
yang mendukung
Penilaian karya seni dengan objektif berarti menilai dengan ukuran kenyataan dan
menyeluruh serta berfokus kepada suatu karya seni. Misalnya, menilai karya seni
melalui komposisi gambar dan warna yang digunakan.

Bukan menggunakan ukuran subjektif dalam menilai karya seni berarti menekankan
pertimbangan dan selera pribadi atas suatu karya seni. Misalnya, suatu karya seni
akan menjadi bagus karena menggunakan warna yang disukai.
POIN PENTING DALAM MENILAI KARYA SENI
Ada beberapa poin atau hal penting dalam mengkaji atau menilai karya seni rupa,
yaitu berkaitan dengan nilai bentuk dan nilai isi.

 Nilai bentuk berkaitan dengan hal indrawi atau nilai artistik, misalnya garis,
bentuk, ruang, tekstur, warna, dan nada gelap terang.
 Nilai isi berkaitan dengan hal yang sifatnya nonfisik karena berada dalam
wujud karya, misalnya komposisi, gagasan, pesan, perlambangan (simbol),
tema, gaya, kemampuan teknik, dan bakat perupa dalam mengolah nilai-nilai
bentuk.

Simak Tayangan berikut yang bisa kita ambil teknisnya dalam berapreasi karya
seni.

https://www.youtube.com/watch?v=sgTdMhjXhgU

Bagaimana materi mengenai apresiasi terhadap karya seni rupa di atas?


Apakah sudah jelas?
Jika belum jelas silakan menghubungi Guru yang bersangkutan (Pak
Braga) untuk menjelaskan secara pribadi lebih lanjut mengenai bentuk
apresiasi karya seni rupa. Jika Sudah silahkan melanjutkan pada halaman
berikut untuk melaju pada Projek A
PROJEK A – PROJEK KRITIK KARYA SENI RUPA PAMERAN KARYA RUPA DAN UMKM
BIAS CAKRAWALA, 13 – 20 Agustus 2022
Kegiatan yang akan kalian lakukan adalah melakukan apresiasi pada karya rupa yang
dipamerkan dalam acara tersebut dengan menggunakan tingkatan apresiasi secara
KRITIK SENI. Tahapan Kritik Seni Rupa dapat dirumuskan secara umum, yaitu sebagai
berikut.

1. Deskripsi

Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat, dan


mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusahan
melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Deskripsi yang menurut Feldman
adalah "petunjuk" sekaligus "penunjuk". Maka deskripsi mengarahkan ke apa saja
yang terlihat, terdengar, terpikir dan seterusnya setelah melihat karya seni tersebut.
Feldman berharap kritikus seni bersifat netral dalam tahapan pertama ini. Netral
yang dimaksud adalah menghindari pandangan subyektif dalam mendeskripsikan
karya seni itu. Maka, sebaiknya menghindari kata-kata yang mengarahkan pembaca
ke persepsi kritikus, misalnya indah, cantik, menarik, keren, dan sebagainya. Kata-
kata yang sebaiknya digunakan adalah yang menunjukkan informasi faktual dari
karya tersebut. Dimulai dari pertanyaan siapa artisnya, judul dan media yang
digunakan, kapan dikerjakan dan jelaskan apa yang kritikus
lihat/dengar/rasakan/dapatkan ketika berhadapan dengan karya seni yang dimaksud.

2. Analisis Formal

Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah
karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap
ini seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip-prinsip
penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni. Analisis tersebut biasanya
akan dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan semacam; kenapa memilih warna itu,
apa saja bentuk yang dibuat dan disusun, atau kenapa memilih gaya itu, dan
sebagainya. Intinya adalah, kritikus seni akan mencoba mengungkapkan apa yang
diinginkan artis/seniman sehingga mengambil keputusan tertentu. Serta mencari
koneksi, hubungan dan sebagainya dari karya seni tersebut ke lingkungan sosial,
kejadian, sejarah atau pemikiran seniman.

3. Interpretasi

Interpretasi yaitu tahapan penafsiran makna sebuah karya seni, meliputi tema yang
digarap, simbol yang dihadirkan, dan masalah-masalah yang dikedepankan.
Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan
pengkritiknya. Tentunya, di sini waktunya ide, perasaan apriori, sensasi tertentu dan
perspektif estetis kritikus mulai dimunculkan. Bisa dikatakan, ketika masuk ke
tahapan ini, maka kritikus akan mulai menyampaikan arti, gagasan dan informasi di
dalam suatu karya seni berdasarkan deskripsi (tahap 1) dan analisis (tahap 2) yang
sudah dilakukan sebelumnya. Dalam tahapan ini, kritikus akan mulai dengan
pertanyaan seperti; apa kaitan judul karya dengan maknanya? Atau, apakah yang
sebenarnya sedang diceritakan atau disampaikan seniman? Atau, apa perasaan yang
Anda dapatkan setelah melihat karya seni ini?

4. Evaluasi (Penilaian)

Apabila tahap pertama sampai ketiga merupakan tahapan umum digunakan dalam
apresiasi karya seni, tahap keempat atau tahap evaluasi merupakan tahapan yang
menjadi ciri dari kritik karya seni. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik
untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya seni lain
yang sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan
karya tersebut, baik aspek formal maupun aspek konteks.’ Di bagian ini,
kritikus akan mulai "memutuskan" bagaimana kualitas karya
tersebut. Pendapat yang subyektif biasa juga masuk ke dalam
tahapan ini, misalnya apakah kritikus suka atau tidak dengan karya
tersebut. Hal yang sering salah dilakukan, menurut Feldman, adalah bagian
keempat ini justru sering diletakkan di awal. Padahal, karya tersebut belum diselami
sepenuhnya. Alias, sudah memutuskan sebelum memeriksa Maka pertanyaan untuk
tahapan ini adalah, apakah seniman tersebut berhasil? Berhasil yang dimaksud
adalah, berhasil membuat karya yang berkualitas, serta berhasil menyampaikan
gagasannya secara utuh lewat karya seninya. Dan mungkin juga, berhasil secara
materi.

OKE…sooooo,

Lakukan kegiatan bersama teman-teman datang ke tempat pameran dan melakukan


apresiasi. Tidak lupa bawa catatan untuk kebutuhan dokumentasi data, pencatatan
informasi penting dan lain sebagainya. Berikut tips yang dapat dilakukan untuk
mengerjakan PROJEK A :

 Ketika datang ke pameran seni, tiap orang dapat berbicara langsung dengan
seniman atau kurator.
 Mengikuti tur galeri dan mendengarkan atau membaca penjelasan dari setiap
karya seni yang dipamerkan.
 Mematuhi peraturan yang diberlakukan di ruang pameran. Di setiap ruang
pameran tentu memiliki peraturan yang berbeda-beda.
 Membagikan wawasan dan apresiasi seni dalam berbagai bentuk, misalnya,
melalui media sosial (reels instagram, tiktok, dll)
 Mengajak teman untuk datang ke pameran seni jika tidak memungkinkan
untuk melakukan bukti dokumentasi (foto)

Setelah memperoleh data yang dibutuhkan untuk berapresiasi silahkan mengisi


kolom dibawah ini

Data/informasi yang
No. Input Data
dibutuhkan
1 Foto Satu Karya seni rupa
yang diapresiasi dari
berbagai sudut pandang

(pilih random/ngawur aja ya


dari sekian banyak karya
paling utama yang ada
pemiliknya/seniman
pembuatnya, jangan yang
paling suka atau gak suka.
Please, just RANDOM)
2 Data Karya Seni meliputi :
Nama seniman
Judul Karya
Ukuran
Tahun Pembuatan
Media
Harga (jika ada)

3 Penjelasan singkat tentang


karya yang didapat melalui
seniman pembuatnya

(wawancara untuk
mengetahui cerita dibalik
karya, teknik pembuatan,
lama pengerjaan,
ide/inspirasi sehingga
terwujud karya tersebut dll)
4 Point Deskripsi Karya seni

5 Point Analisis Formal Karya


seni
6 Intepretasi mengenai karya
seni
7 Evaluasi/kesimpulan
penilaian karya

8 Foto bersama karya dan atau


seniman pembuatnya

Anda mungkin juga menyukai