Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa 2. Pembelajaran Apresiasi Seni Musik 3. Pembelajaran Apresiasi Seni Tari 4. Pembelajaran Apresiasi Teater No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi yang dipelajari KB 1 (Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa)
1. Pengertian Apresiasi Seni Rupa
Apresiasi (appreciation) yang artinya penghargaan dan pengertian, dan disebut dengan pengamatan Tujuan apresiasi seni
Tujuan pembelajaran Apresiasi Seni diajarkan di
sekolah agar peserta didik: Memahami estetika untuk meningkatkan sensitivitas agar mampu menghayati keindahan serta harmoni yang mencakup apresiasi dan ekspresi, Memanfaatkan lingkungan setempat untuk latihan apresiasi seni. Menghargai kekhasan lokal karya seni rupa dan keterampilan atau kriya. Meningkatkan kegemaran membaca dan menulis tentang karya seni.
2. Pendekatan apresiasi seni
Proses pembelajaran apresiasi seni, dapat dilakukan melalui metode dan pendekatan seperti Pendekatan aplikatif: Pendekatan ini dilakukan melalui proses penciptaan seni secara langsung Pendekatan Historis: Ditempuh melalui pengenalan sejarah seni. Penciptaan demi penciptaan, peristiwa demi peristiwa yang masing-masing memiliki problema sendiri, dibicarakan dan dibahas secara urut. Pendekatan problematik: Menyoroti masalah serta liku-liku seni sebagai sarana untuk dapat menikmatinya secara semestinya, kemudian deretan problem-problem senilah yang harus dibahas satu persatu. 421752176. Prosedur apresiasi seni Merujuk pendapat Brent G. Wilson (1971) aktivitas mengapresiasi karya Seni Rupa dapat diawali dengan pengalaman Mengamati (Observing): pengalaman merespon karya seni dengan mengaktifkan fungsi inderawi (penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman) untuk mengenali unsur-unsur visual pada karya Merasakan (Feeling): mengaktifkan pengalaman merasakan keindahan melalui sensasi inderawi (penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman). Mengempati (Emphatizing): setelah mengamati karya seni dengan penuh perasaan, maka rasa empati akan muncul. Menilai (Evaluing): melibatkan kemampuan berpikir logis dan kritis dalam mengevaluasi karya seni melalui aktivitas berasosiasi, melakukan komparasi, analogi, diferensiasi dan sintesa (menyimpulkan). Menghargai (Appreciation): Penghargaan terhadap karya seni akan tampak pada seseorang didalam menyikapi karya seni tersebut. Antara lain bagaimana apresiator memberikan perhatian terhadap karya seni, bagaimana apresiator memelihara dan menempatkan karya yang dikoleksinya Objek apresiasi seni Objek apresiasi meliputi berbagai karya seni rupa sebagai berikut: Karya Seni Murni : penciptaan karya seni yang ditujukan untuk memenuhi fungsi ekspresi sebagai sarana mencurahkan ekspresi atau emosi dan tidak berfungsi sebagai benda pakai dan benda hiasan, seperti: seni lukis, seni patung, seni grafis, Karya Seni Terapan: penciptaan karya ditujukan untuk fungsi pakai, fungsi komunikasi dan fungsi hias, terutama untuk memenuhi keperluan sehari-hari. Karya Seni Media Baru: sebuah istilah yang merujuk kepada karya seni yang dibuat menggunakan teknologi media baru. Seni media visual hadir merespon perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi. Implementasi pembelajaran apressiasi karya seni rupa Apresiasi dalam pembelajaran seni rupa merupakan proses yang berkaitan dengan penikmatan terhadap suatu karya seni. Untuk dapat memperoleh pengetahuan dalam kegiatan berapresiasi pada karya seni rupa ada beberapa proses yaitu mengamati (observing), merasakan (feeling), memahami (emphaty), menikmati (enjoying), dan menilai (valuing). Evaluasi Hasil Apresiasi Karya Seni Rupa Mengeveluasi hasil apresiasi karya seni rupa diperlukan kemampuan dan pengalaman estetis dalam menilai karya. Sehingga pada saat menilai sebuah karya tahapan-tahapan desain dalam proses mengapresiasi karya seni rupa desain khususnya poster, sehingga pada saat melakukan kegiatan apresiasi dapat dilakukan dengan mudah. Hakikat Evaluasi dalam Pembelajaran Evaluasi hasil belajar dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode tertentu (Mulyana, dkk, 2004:2) Fungsi Evaluasi dalam Pembelajaran fungsi evaluasi dalam pembelajaran adalah a) berfungsi diagnostik, b) berfungsi penempatan, c) berfungsi selektif dan d) mengukur keberhasilan. Prinsip Dasar Tes Hasil Belajar Prinsip tersebut adalah : 1. Tes Hasil Belajar hendaknya dapat mengukur berbagai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran 2. Tes Hasil Belajar hendaknya mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan materi-materi yang tercakup dalam pengajaran, 3. Hasil Belajar hendaknya mencakup jenis-jenis pertanyaan yang paling sesuai untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan. Jenis pertanyaan terbagi menjadi 2 jenis yaitu : (1) Memberikan Jawaban (peserta didik memberikan jawaban) seperti esai (2) Memilih Jawaban (peserta didik memilih jawaban) seperti menjodohkan (benar-salah), menjodohkan dan pilihan ganda. 4. Tes Hasil Belajar hendaknya direncanakan agar hasilnya sesuai dengan hasil yang akan digunakan secara khusus. Tes ini dapat diapakai mengukur tingkah laku peserta didik pada permulaan pelajaran (tes penentuan), kemajuan belajar yang dicapai selama belajar (tes formatif), sebab-sebab kesukaran belajar selama pengajaran (tes diagnostik), hasil belajar secara menyeluruh sesudah pengajarn selesai (tes sumatif). Tes Hasil Belajar hendaknya dibuat dengan reliabilitas yang sebesar-besarnya dan kemudian harus ditafsirkan dengan hati-hati. Tes Hasil Belajar hendaknya dipakai untuk memperbaiki hasil belajar. Teknik Evaluasi dalam Pembelajaran Ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri (Puskur, 2006) Evaluasi Dalam Perspektif Pembelajaran Seni Rupa kita perlu mengkaji lebih mendalam tentang kemampuan-kemampuan yang akan dinilai sehubungan dengan aktivitas berkarya seni dalam konteks kependidikan yang memiliki karakteristik khusus yang agak berbeda dari proses kreatif seorang seniman Fungsi Penilaian dalam Pembelajaran Seni Sehubungan dengan kompleksnya perspektif evaluasi dalam pendidikan seni, Amri (2001:2-3) menyatakan bahwa penilaian dalam pendidikan seni merupakan pengukuran perilaku individu (peserta didik) dalam kaitannya dengan proses pembelajaran seni dan karya seni. Dimensi Kompetensi dalam Pembelajaran Seni Rupa Secara khusus sebenarnya tujuan pendidikan Seni yang paling penting adalah mengembangkan: Kompetensi perseptual, yakni respon persepsi inderawi terhadap unsur rupa, bunyi, gerak dan perpaduannya serta keterampilan kerajinan, Kompetensi pengetahuan, meliputi pengetahuan tentang terminologi, fakta, trends dan tata urutan/ kronologi, simbol dan makna, klasifikasi dan kategori, metodologi dan kriteria. Kompetensi apresiasi, meliputi : ● Kemampuan pengamatan: kemampuan mengobservasi dan mengeksplorasi media dan teknik untuk mempertajam kepekaan inderawi dan perasaan. ● Kemampuan berempati/penghayatan: kemampuan merasakan/ menghayati dalam merespons stimulus dengan sensitivitas persepsi dan perasaan yang mendalam. ● Kemampuan penikmatan: kemampuan penikmatan terhadap pengalaman dan kualitas estetik suatu karya seni yang memberikan kesenangan dan kepuasan batin. d. Kompetensi kreasi yang meliputi : ● Kreativitas: kemampuan mencipta kombinasi, keunikan gagasan dan nilai kebaruan dari bentuk ekspresi suatu karya seni. ● Keterampilan: kemampuan psikomotorik berkaitan dengan penguasaan teknik dalam pengolahan dan penyajian media seni secara optimal melalui kegiatan eksplorasi dan eksperimentasi.
KB 2 (Pembelajaran Apresiasi Seni Musik)
1. Pengertian, Tujuan, Pendekatan, Prosedur, dan Objek Apresiasi Musik 1. Apresiasi seni musik merupakan suatu proses sadar yang dilakukan seseorang untuk mendengarkan musik dalam memahami dan menghargai suatu ekspresi pandangan dan perasaan yang tertuang dalam bentuk lagu atau komposisi musik. 2. Tujuan dalam apresiasi musik yaitu meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berkreasi dan berimajinasi, menciptakan dan mengembangkan rasa sensitivitas dan kepekaan terhadap karya musik, menumbuh kembangkan rasa menghargai karya musik, dan terakhir yaitu untuk menyempurnakan keindahan karya musik. 3. Pendekatan-pendekatan yang perlu dipahami dalam melakukan kegiatan apresiasi seni musik. Pendekatan dalam apresiasi musik meliputi gaya musikal, sejarah musik, biografi pencipta karya musik, dan interpretasi. 4. Prosedur tahapan dalam apresiasi musik 1. Tahap identifikasi 2. Tahap Analisis 3. Tahap penghayatan. 4. Tahap Penilaian 5. Objek Apresiasi
Evaluasi Karya Musik
Evaluasi dalam apresiasi musik selalu melibatkan tiga komponen utama yaitu komposer, pemain, dan pendengar. Untuk mengevaluasi karya musik melalui pendengaran sebagai hasil dari apresiasi musik dapat dibedakan sesuai dengan Miller yakni: Mendengarkan secara pasif Mendengarkan dengan serius Mendengarkan secara emosional Mendengarkan secara perseptif
Refleksi Hasil Apresiasi Musik
Refleksi sendiri bisa diartikan sebagai proses kognitif dan afektif yang membutuhkan keterlibatan aktif pikiran dari individu terhadap sesuatu yang terjadi, melibatkan pemeriksaan terhadap tanggapan seseorang, dimana hasilnya sebuah pemahan baru ke dalam pengalaman seseorang (Rogers, 2001) Pembelajaran Apresiasi Musik Dengan belajar apresiasi, kita belajar tentang menghargai sebuah karya seni orang lain, juga mampu mengembangkan rasa sensitivitas dan empati terhadap orang lain. KB 3 (Pembelajaran Apresiasi Seni Tari) 1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Apresiasi Tari Apresiasi merupakan kegiatan di wilayah penikmatan yaitu kegiatan penonton dalam menikmati sesuatu (karya seni), dengan pengamatan yang cermat melibatkan kemampuan intelektual, kepekaan emosi dan kemampuan evalusi, agar memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam tari. Fungsi tari apresiasi tari yaitu memberikan penghargaan, penikmatan, penilaian terhadap seni tari atau kesadaran terhadap seni tari. maksud apresiasi seni tari adalah kesanggupan mengenal memahami suatu nilai yang terhadap pada sesuatu yang sangat agung atau luhur. Apresiasi tari mempunyai tujuan untuk mendapatkan pengalaman estetis yang didasari pengalaman si pengamat dalam kesanggupan menerima karya seni yang terarah dan bertujuan didapat dari seni murni atau seni pakai.
Implementasi pembelajaran Apresiasi Tari
Kegiatan belajar, meliputi: 1. Kegiatan mengamati tari 2. Kegiatan menjelaskan tari 3. Kegiatan menganalisis tari 4. Kegiatan menginterpretasi 5. Kegiatan mengevaluasi Langkah - Langkah Pembelajaran Kegiatan Apresiasi Dalam kegiatan pembelajaran apresiasi seni tari, guru dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut : Memberikan pengarahan dalam kegiata apresiasi Penyusunan rencana kegiatan yang dapat dilakukan di luar kelas Memberikan cara penilaian terhadap karya tari yang bersifat obyektif Proses kegiatan apresiasi yang dapat dilakukan
Pengenalan terhadap seniman dan karya tari
indonesia Melakukan penilaian karya tari Mengisi formal evaluasi. Tahapan-tahapan dalam apresiasi a. pengamatan b. penghayatan c. penilaian dan penghargaan d. empati Evaluasi Hasil Apresiasi Tari Evaluasi merupakan bagian dari komponen pembelajaran untuk mengukur dan menilai tingkat ketercapaian dari tujuan pembelajaran Konsep refleksi dalam apresiasi tari Refleksi merupakan aktivitas pembelajaran berupa penilaian atau umpan balik peserta didik terhadap guru setelah mereka mengikuti serangkaian proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Prinsip refleksi dalam apresiasi tari 1. Ada kesadaran bersama pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran apresiasi tari di dalam kelas 2. Penilaian oleh peserta didik dilakukan dengan sangat kritis; 3. Penilaian dilaksanakan sejak awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran; 4. Hasil penilaian oleh peserta didik dijadikan masukan oleh pendidik untuk perbaikan pembelajaran agar lebih baik dalam pembelajaran apresiasi tari kedepannya. Tujuan dan sasaran refleksi dalam pembelajaran apresiasi tari
1. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan proses
dan hasil belajar peserta didik; 2. Untuk melakukan evaluasi diri terhadap proses belajar yang telah dilakukan; 3. untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan; 4. untuk merancang upaya optimalisasi proses dan hasil belajar, 5. Untuk memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang diampu Teknik-teknik refleksi dalam pembelajaran apresiasi tari Belajar mitra (kelompok atau kerjasama) mendiskusikan ide-ide yang dibangkitkan, mengeksplorasi kepentingan mereka sendiri, b. Belajar kontrak - Sebelum penyusunan sebuah draft awal - Sebelum penyerahan hasil ahir belajar - Jadwal Penilaian diri Penyusunan instrumen refleksi pembelajaran Instrumen adalah alat untuk merekam informasi yang akan dikumpulkan. Instrumen observasi digunakan berdasarkan teknik yang dilakukan. KB 4 (Pembelajaran Apresiasi Teater) 1. Pengertian Apresiasi Teater Apresiasi teater merupakan pemberian penghargaan atau menyampaikan persepsi yang baik terhadap suatu karya teater.Apresiasi dilakukan atas kehendak sendiri atau tanpa dipaksakan maupun oleh sebab-sebab popularitas pelaku maupun penyelenggaranya. Tujuan Mengapresiasi Seni Tujuan dari pada apresiasi seni teater adalah agar seniman mengetahui bagaimana pendapat para penikmat seni dalam menilai hasil karyanya. Bentuk Mengapresiasi Seni Teater Ada beberapa bentuk dalam mengapresiasi suatu karya seni teater, antara lain: Memberikan komentar langsung mengenai karya seni teater Menyebarkan hasil karya seni teater kepada orang lain Menggunakan secara langsung hasil karya pertunjukanya. Sikap Mengapresiasi Seni Dalam mengapresiasi suatu hasil karya seni juga meliputi banyak sikap apresiasi, seperti: Apresiasi empatik, seperti melihat pertunjukan Apresiasi estetis, merupakan suatu sikap apresiasi untuk memknai suatu karya seni Apresiasi kritik, merupakan suatu sikap apresiasi mendeskripsikan dan menyimpulkan hasil pengamatan tersendiri dan menunjukkan kepada banyak orang Fungsi Apresiasi Teater Adapun fungsi-fungsi apresiasi adalah Menjadi media dalam memahami dan menjelajahi kehidupan melalui teater Menumbuh kembangkan teater Memberikan dorongan untuk melakukan kerja kreatif teater Menumbuhkan kepercayaan diri pelaku teater Memperluas pengetahuan teater Teknik Apresiasi Beberapa teknik apresiasi teater adalah Menyaksikan pertunjukan teater dan mempelajari komponen maupun unsur-unsur pendukung pertunjukan \teater Membaca karya-karya Drama dan mempelajari unsur-unsur drama Mendiskusikan pesan-pesan yang dikandung dalam pertunjukan teater Jenis Kritik Berbagai jenis kritik terhadap karya Teater dapat dilakukan dan disesuaikan dengan objek dan subjek kekaryaan yang disaksikan. Kritik yang teoritik merupakan salah satu basis dari hampir semua jenis kritik.Suatu karya kritik yang didasarkan pada teori tertentu. kritik praksis/terapan juga dapat dilakukan dengan memberikan kritik pada upaya penggunaan aspek-aspek pemanggungan. Penerapan pemanggungan dapat menjadi objek kritik berkaitan dengan cara yang dilakukan sutradara maupun aktor di atas panggung. Fungsi Kritik (pada Teater Tradisional) Pada teater Tradisional, kritik diperlukan untuk menjembatani pertunjukan teater tradisional dan memberikan pandangan-pandangan yang dapat menunjang pertumbuhannya. Penulisan Kritik ( pada Teater Tradisional dan Teater Modern) Beberapa tahapan dalam penulisan kritik adalah Saksikan suatu pertunjukan teater tradisional dan teater modern Setelah menyaksikan pertunjukan, buatlah catatan-catatan yang melekat dalam ingatan sesegera mungkin Temukan dan buatlah istilah-istilah teknis dari pertunjukan yang disaksikan, Buatlah pertanyaan yang spesifik untuk ditemukan jawabannya secara jelas dan singkat dari pertunjukan teater yang disaksikan Nyatakanlah opini terhadap pertunjukan yang disaksikan Buatlah kerangka sistematika penulisan kritik yang akan dituliskan Berilah kesempatan pihak lain untuk membaca penulisan kritik karya teater tradisional maupun modern yang telah dibuat Menulis Kritik Teater Tradisi Jika kita mengacu kepada konsep teater tradisi yang berakar pada sistem religi tertentu, kita akan menemukan setidaknya tiga jenis teater tradisi. Ketiga jenis teater tradisi tersebut adalah teater tradisi yang mengacu kepada sistem religi asli (masyarakat Animisme dan Dinamisme) yang sering dinamakan sebagai bentuk teater primitif, teater yang mengacu kepada sistem religi Hindu-Budha, dan teater tradisi yang mengacu kepada sistem religi Islam. Kritik pada teater modern Menurut H.B Jassin, untuk menjadi seorang kritikus apalagi kritikus seni harus memiliki kemampuan dan pengetahuan khusus, antara lain berbakat seniman, berjiwa seniman, berjiwa besar, serta berpengalaman. Seorang kritikus dalam melakukan tugasnya selalu menggunakan kepekaan untuk mengetahui, menemukan, memaparkan, menjelaskan dan memahami karya teater. 2 Daftar materi yang sulit Evaluasi dalam perspektif pembelajaran seni rupa. dipahami di modul ini Teknik-teknik refleksi pembelajan Jenis kritik 3 Daftar materi yang sering Prinsip refleksi dalam apresiasi tari. mengalami miskonsepsi Menulis kritik teater tradisi.