Anda di halaman 1dari 11

LK.

1 PROFESIONAL MODUL 5

Judul Modul Apresiasi Seni dan Pembelajarannya


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa
2. Pembelajaran Apresiasi Seni Musik
3. Pembelajaran Apresiasi Seni Tari
4. Pembelajaran Apresiasi Teater
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang dipelajari KB 1 (Pembelajaran Apresiasi Seni Rupa)

1. Pengertian Apresiasi Seni Rupa


Apresiasi (appreciation) yang artinya
penghargaan dan pengertian, dan disebut
dengan pengamatan
Tujuan apresiasi seni 

Tujuan pembelajaran Apresiasi Seni diajarkan  di


sekolah agar peserta didik:
Memahami estetika untuk meningkatkan sensitivitas
agar mampu menghayati keindahan serta harmoni
yang mencakup apresiasi dan ekspresi, 
Memanfaatkan lingkungan setempat untuk latihan
apresiasi seni.
Menghargai kekhasan lokal karya seni rupa dan
keterampilan atau kriya.
Meningkatkan kegemaran membaca dan menulis
tentang karya seni.

2. Pendekatan apresiasi seni


Proses pembelajaran apresiasi seni, dapat
dilakukan melalui metode dan pendekatan
seperti 
Pendekatan aplikatif:   Pendekatan ini dilakukan
melalui proses penciptaan seni secara langsung
Pendekatan Historis: Ditempuh melalui pengenalan
sejarah seni. Penciptaan demi penciptaan, peristiwa
demi peristiwa yang masing-masing memiliki
problema sendiri, dibicarakan dan dibahas secara
urut.
Pendekatan problematik: Menyoroti masalah serta
liku-liku seni sebagai sarana untuk dapat
menikmatinya secara semestinya, kemudian deretan
problem-problem senilah yang harus dibahas satu
persatu.
421752176. Prosedur apresiasi seni
Merujuk pendapat Brent G. Wilson (1971) aktivitas
mengapresiasi karya Seni Rupa dapat diawali
dengan pengalaman
Mengamati (Observing): pengalaman merespon karya
seni dengan mengaktifkan fungsi inderawi
(penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman)
untuk mengenali unsur-unsur visual pada karya
Merasakan (Feeling): mengaktifkan pengalaman
merasakan keindahan melalui sensasi inderawi
(penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman).
Mengempati (Emphatizing): setelah mengamati karya
seni dengan penuh perasaan, maka rasa empati akan
muncul.
Menilai (Evaluing): melibatkan kemampuan berpikir
logis dan kritis dalam mengevaluasi karya seni
melalui aktivitas berasosiasi, melakukan komparasi,
analogi, diferensiasi dan sintesa (menyimpulkan).
Menghargai (Appreciation): Penghargaan terhadap
karya seni akan tampak pada seseorang didalam
menyikapi karya seni tersebut. Antara lain bagaimana
apresiator memberikan perhatian terhadap karya seni,
bagaimana apresiator memelihara dan menempatkan
karya yang dikoleksinya
Objek apresiasi seni
Objek apresiasi meliputi berbagai karya seni rupa
sebagai berikut:
Karya Seni Murni : penciptaan karya    seni yang
ditujukan untuk memenuhi fungsi ekspresi sebagai
sarana mencurahkan ekspresi atau emosi dan tidak
berfungsi sebagai benda pakai dan benda hiasan,
seperti: seni lukis, seni patung, seni grafis,
Karya Seni Terapan: penciptaan karya ditujukan
untuk fungsi pakai, fungsi komunikasi dan fungsi
hias, terutama untuk memenuhi keperluan
sehari-hari.
Karya Seni Media Baru: sebuah istilah yang merujuk
kepada karya seni yang dibuat menggunakan
teknologi media baru. Seni media visual hadir
merespon perkembangan teknologi informasi dan
digitalisasi.
Implementasi pembelajaran apressiasi karya seni
rupa
Apresiasi dalam pembelajaran seni rupa
merupakan proses yang berkaitan dengan
penikmatan terhadap suatu karya seni. Untuk
dapat memperoleh pengetahuan dalam
kegiatan berapresiasi pada karya seni rupa ada
beberapa proses yaitu mengamati (observing),
merasakan (feeling), memahami (emphaty),
menikmati (enjoying), dan menilai (valuing).
Evaluasi Hasil Apresiasi Karya Seni Rupa
Mengeveluasi hasil apresiasi karya seni rupa
diperlukan kemampuan dan pengalaman
estetis dalam menilai karya. Sehingga pada saat
menilai sebuah karya tahapan-tahapan desain
dalam proses mengapresiasi karya seni rupa
desain khususnya poster, sehingga pada saat
melakukan kegiatan apresiasi dapat dilakukan
dengan mudah.
Hakikat Evaluasi dalam Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar dapat diartikan sebagai
suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai keberhasilan belajar setelah ia
mengalami proses belajar selama satu periode
tertentu (Mulyana, dkk, 2004:2)
Fungsi Evaluasi dalam Pembelajaran
    fungsi evaluasi dalam pembelajaran adalah
a) berfungsi diagnostik, 
b) berfungsi penempatan, 
c) berfungsi selektif dan 
d) mengukur keberhasilan.
Prinsip Dasar Tes Hasil Belajar
     Prinsip tersebut adalah :
1. Tes Hasil Belajar hendaknya dapat mengukur
berbagai hasil belajar yang sesuai dengan
tujuan pengajaran
2. Tes Hasil Belajar hendaknya mengukur sampel
yang representatif dari hasil belajar dan
materi-materi yang tercakup dalam
pengajaran,
3. Hasil Belajar hendaknya mencakup jenis-jenis
pertanyaan yang paling sesuai untuk
mengukur hasil belajar yang diinginkan. Jenis
pertanyaan terbagi menjadi 2 jenis yaitu : (1)
Memberikan Jawaban (peserta didik
memberikan jawaban) seperti esai (2) Memilih
Jawaban (peserta didik memilih jawaban)
seperti menjodohkan (benar-salah),
menjodohkan dan pilihan ganda.
4. Tes Hasil Belajar hendaknya direncanakan agar
hasilnya sesuai dengan hasil yang akan
digunakan secara khusus. Tes ini dapat
diapakai mengukur 
tingkah laku peserta didik pada permulaan pelajaran
(tes penentuan), 
kemajuan belajar yang dicapai selama belajar (tes
formatif),
sebab-sebab kesukaran belajar selama pengajaran
(tes diagnostik),
hasil belajar secara menyeluruh sesudah pengajarn
selesai (tes sumatif).
Tes Hasil Belajar hendaknya dibuat dengan
reliabilitas yang sebesar-besarnya dan kemudian
harus ditafsirkan dengan hati-hati.
Tes Hasil Belajar hendaknya dipakai untuk
memperbaiki hasil belajar.
Teknik Evaluasi dalam Pembelajaran
Ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu
penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian
tertulis, penilaian proyek, penilaian produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri
(Puskur, 2006)
Evaluasi Dalam Perspektif Pembelajaran Seni Rupa
kita perlu mengkaji lebih mendalam tentang
kemampuan-kemampuan yang akan dinilai
sehubungan dengan aktivitas berkarya seni
dalam konteks kependidikan yang memiliki
karakteristik khusus yang agak berbeda dari
proses kreatif seorang seniman
Fungsi Penilaian dalam Pembelajaran Seni
 Sehubungan dengan kompleksnya perspektif
evaluasi dalam pendidikan seni, Amri
(2001:2-3) menyatakan bahwa penilaian dalam
pendidikan seni merupakan pengukuran
perilaku individu (peserta didik) dalam
kaitannya dengan proses pembelajaran seni dan
karya seni.
Dimensi Kompetensi dalam Pembelajaran Seni
Rupa
Secara khusus sebenarnya tujuan pendidikan Seni
yang paling penting adalah mengembangkan:
Kompetensi perseptual, yakni respon persepsi
inderawi terhadap unsur rupa, bunyi, gerak dan
perpaduannya serta keterampilan kerajinan,
Kompetensi pengetahuan, meliputi pengetahuan
tentang terminologi, fakta, trends dan tata urutan/
kronologi, simbol dan makna, klasifikasi dan kategori,
metodologi dan kriteria.
Kompetensi apresiasi, meliputi :
● Kemampuan pengamatan: kemampuan
mengobservasi dan mengeksplorasi media dan
teknik untuk mempertajam kepekaan inderawi
dan perasaan.
● Kemampuan berempati/penghayatan: kemampuan
merasakan/ menghayati dalam merespons
stimulus dengan sensitivitas persepsi dan
perasaan yang mendalam.
● Kemampuan penikmatan: kemampuan
penikmatan terhadap pengalaman dan kualitas
estetik suatu karya seni yang memberikan
kesenangan dan kepuasan batin.
d. Kompetensi kreasi yang meliputi :
● Kreativitas: kemampuan mencipta kombinasi,
keunikan gagasan dan nilai kebaruan dari
bentuk ekspresi suatu karya seni.
● Keterampilan: kemampuan psikomotorik
berkaitan dengan penguasaan teknik dalam
pengolahan dan penyajian media seni secara
optimal melalui kegiatan eksplorasi dan
eksperimentasi.

KB 2 (Pembelajaran Apresiasi Seni Musik)


1.  Pengertian, Tujuan, Pendekatan, Prosedur,
dan Objek Apresiasi Musik
1. Apresiasi seni musik merupakan suatu proses
sadar yang dilakukan seseorang untuk
mendengarkan musik dalam memahami dan
menghargai suatu ekspresi pandangan dan
perasaan yang tertuang dalam bentuk lagu atau
komposisi musik.
2. Tujuan dalam apresiasi musik yaitu
meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan berkreasi dan berimajinasi,
menciptakan dan mengembangkan rasa
sensitivitas dan kepekaan terhadap karya
musik, menumbuh kembangkan rasa
menghargai karya musik, dan terakhir yaitu
untuk menyempurnakan keindahan karya
musik.
3. Pendekatan-pendekatan yang perlu dipahami
dalam melakukan kegiatan apresiasi seni
musik. Pendekatan dalam apresiasi musik
meliputi gaya musikal, sejarah musik, biografi
pencipta karya musik, dan interpretasi.
4. Prosedur tahapan dalam apresiasi musik
1. Tahap identifikasi
2. Tahap Analisis
3. Tahap penghayatan.
4. Tahap Penilaian
5. Objek Apresiasi

Evaluasi Karya Musik


Evaluasi dalam apresiasi musik selalu melibatkan
tiga komponen utama yaitu komposer, pemain,
dan pendengar.
Untuk mengevaluasi karya musik melalui
pendengaran sebagai hasil dari apresiasi
musik dapat dibedakan  sesuai dengan
Miller yakni:
Mendengarkan secara pasif
Mendengarkan dengan serius
Mendengarkan secara emosional
Mendengarkan secara perseptif

Refleksi Hasil Apresiasi Musik


Refleksi sendiri bisa diartikan sebagai proses kognitif
dan afektif yang membutuhkan keterlibatan aktif
pikiran dari individu terhadap sesuatu yang
terjadi, melibatkan pemeriksaan terhadap
tanggapan seseorang, dimana hasilnya sebuah
pemahan baru ke dalam pengalaman seseorang
(Rogers, 2001)
Pembelajaran Apresiasi Musik
Dengan belajar apresiasi, kita belajar tentang
menghargai sebuah karya seni orang lain, juga
mampu mengembangkan rasa sensitivitas dan
empati terhadap orang lain.
KB 3 (Pembelajaran Apresiasi Seni Tari)
1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Apresiasi Tari
Apresiasi merupakan kegiatan di wilayah
penikmatan yaitu kegiatan penonton dalam
menikmati sesuatu (karya seni), dengan
pengamatan yang cermat melibatkan
kemampuan intelektual, kepekaan emosi dan
kemampuan evalusi, agar memiliki kesadaran
terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam
tari.
Fungsi tari apresiasi tari yaitu memberikan
penghargaan, penikmatan, penilaian terhadap
seni tari atau kesadaran terhadap seni tari.
maksud apresiasi seni tari adalah kesanggupan
mengenal memahami suatu nilai yang terhadap
pada sesuatu yang sangat agung atau luhur.
Apresiasi tari mempunyai tujuan untuk
mendapatkan pengalaman estetis
yang didasari pengalaman si
pengamat dalam kesanggupan
menerima karya seni yang terarah
dan bertujuan didapat dari seni murni
atau seni pakai.

Implementasi pembelajaran Apresiasi Tari


Kegiatan belajar, meliputi:
1. Kegiatan mengamati tari
2. Kegiatan menjelaskan tari
3. Kegiatan menganalisis tari
4. Kegiatan menginterpretasi
5. Kegiatan mengevaluasi
Langkah - Langkah Pembelajaran Kegiatan
Apresiasi
Dalam kegiatan pembelajaran apresiasi
seni tari, guru dapat melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
Memberikan pengarahan dalam kegiata
apresiasi
Penyusunan rencana kegiatan yang dapat
dilakukan di luar kelas
Memberikan cara penilaian terhadap karya tari yang
bersifat obyektif
Proses kegiatan apresiasi yang dapat dilakukan

Pengenalan terhadap seniman dan karya tari


indonesia
Melakukan penilaian karya tari
Mengisi formal evaluasi.
Tahapan-tahapan dalam apresiasi
a. pengamatan
b. penghayatan
c. penilaian dan penghargaan
d. empati
Evaluasi Hasil Apresiasi Tari
Evaluasi merupakan bagian dari komponen
pembelajaran untuk mengukur dan menilai tingkat
ketercapaian dari tujuan pembelajaran
Konsep refleksi dalam apresiasi tari 
Refleksi merupakan aktivitas pembelajaran berupa
penilaian atau umpan balik peserta didik terhadap
guru setelah mereka mengikuti serangkaian proses
belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
Prinsip refleksi dalam apresiasi tari
1. Ada kesadaran bersama pendidik dan peserta
didik untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran apresiasi tari di dalam kelas
2. Penilaian oleh peserta didik dilakukan dengan
sangat kritis; 
3. Penilaian dilaksanakan sejak awal pembelajaran
sampai akhir pembelajaran;
4. Hasil penilaian oleh peserta didik dijadikan
masukan oleh pendidik untuk perbaikan
pembelajaran agar lebih baik dalam
pembelajaran apresiasi tari kedepannya.
Tujuan dan sasaran refleksi dalam pembelajaran
apresiasi tari

1. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan proses


dan hasil belajar peserta didik;
2. Untuk melakukan evaluasi diri terhadap proses
belajar yang telah dilakukan;
3. untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
kegagalan dan pendukung keberhasilan;
4. untuk merancang upaya optimalisasi proses
dan hasil belajar, 
5. Untuk memperbaiki dan mengembangkan
pembelajaran sesuai dengan mata pelajaran
yang diampu
Teknik-teknik refleksi dalam pembelajaran
apresiasi tari
Belajar mitra (kelompok atau kerjasama)
mendiskusikan ide-ide yang dibangkitkan,
mengeksplorasi kepentingan mereka sendiri,
b. Belajar kontrak
- Sebelum penyusunan sebuah draft awal
- Sebelum penyerahan hasil ahir belajar
- Jadwal Penilaian diri
Penyusunan instrumen refleksi pembelajaran
Instrumen adalah alat untuk merekam informasi yang
akan dikumpulkan. Instrumen observasi digunakan
berdasarkan teknik yang dilakukan.
KB 4 (Pembelajaran Apresiasi Teater)
1. Pengertian Apresiasi Teater
Apresiasi teater merupakan pemberian penghargaan
atau menyampaikan persepsi yang baik terhadap
suatu karya teater.Apresiasi dilakukan atas kehendak
sendiri atau tanpa dipaksakan maupun oleh
sebab-sebab popularitas pelaku maupun
penyelenggaranya.
Tujuan Mengapresiasi Seni
Tujuan dari pada apresiasi seni teater adalah agar
seniman mengetahui bagaimana pendapat para
penikmat seni dalam menilai hasil karyanya.
Bentuk Mengapresiasi Seni Teater
Ada beberapa bentuk dalam mengapresiasi suatu
karya seni teater, antara lain:
Memberikan komentar langsung mengenai karya seni
teater
Menyebarkan hasil karya seni teater kepada orang
lain
Menggunakan secara langsung hasil karya
pertunjukanya.
Sikap Mengapresiasi Seni
Dalam mengapresiasi suatu hasil karya seni juga
meliputi banyak sikap apresiasi, seperti:
Apresiasi empatik, seperti melihat pertunjukan
Apresiasi estetis, merupakan suatu sikap apresiasi
untuk memknai suatu karya seni
Apresiasi kritik, merupakan suatu sikap apresiasi
mendeskripsikan dan menyimpulkan hasil
pengamatan tersendiri dan menunjukkan kepada
banyak orang
Fungsi Apresiasi Teater
Adapun fungsi-fungsi apresiasi adalah
Menjadi media dalam memahami dan menjelajahi
kehidupan melalui teater
Menumbuh kembangkan teater
Memberikan dorongan untuk melakukan kerja kreatif
teater
Menumbuhkan kepercayaan diri pelaku teater
Memperluas pengetahuan teater
Teknik Apresiasi
Beberapa teknik apresiasi teater adalah
Menyaksikan pertunjukan teater dan
mempelajari komponen maupun
unsur-unsur pendukung pertunjukan
\teater
Membaca karya-karya Drama dan mempelajari
unsur-unsur drama
Mendiskusikan pesan-pesan yang
dikandung dalam pertunjukan teater
Jenis Kritik
Berbagai jenis kritik terhadap karya Teater dapat
dilakukan dan disesuaikan dengan objek dan subjek
kekaryaan yang disaksikan.
Kritik yang teoritik merupakan salah satu basis dari
hampir semua jenis kritik.Suatu karya kritik yang
didasarkan pada teori tertentu.
kritik praksis/terapan juga dapat dilakukan dengan
memberikan kritik pada upaya penggunaan
aspek-aspek pemanggungan. Penerapan
pemanggungan dapat menjadi objek kritik berkaitan
dengan cara yang dilakukan sutradara maupun aktor
di atas panggung.
Fungsi Kritik (pada Teater Tradisional)
Pada teater Tradisional, kritik diperlukan untuk
menjembatani pertunjukan teater tradisional dan
memberikan pandangan-pandangan yang dapat
menunjang pertumbuhannya.
Penulisan Kritik ( pada Teater Tradisional dan Teater
Modern)
Beberapa tahapan dalam penulisan kritik adalah
Saksikan suatu pertunjukan teater tradisional dan
teater modern
Setelah menyaksikan pertunjukan, buatlah
catatan-catatan yang melekat dalam ingatan sesegera
mungkin
Temukan dan buatlah istilah-istilah teknis dari
pertunjukan yang disaksikan,
Buatlah pertanyaan yang spesifik untuk ditemukan
jawabannya secara jelas dan singkat dari pertunjukan
teater yang disaksikan
Nyatakanlah opini terhadap pertunjukan yang
disaksikan
Buatlah kerangka sistematika penulisan kritik yang
akan dituliskan
Berilah kesempatan pihak lain untuk membaca
penulisan kritik karya teater tradisional maupun
modern yang telah dibuat
Menulis Kritik Teater Tradisi
Jika kita mengacu kepada konsep teater tradisi yang
berakar pada sistem religi tertentu, kita akan
menemukan setidaknya tiga jenis teater tradisi.
Ketiga jenis teater tradisi tersebut adalah teater
tradisi yang mengacu kepada sistem religi asli
(masyarakat Animisme dan Dinamisme) yang sering
dinamakan sebagai bentuk teater primitif, teater
yang mengacu kepada sistem religi Hindu-Budha,
dan teater tradisi yang mengacu kepada sistem religi
Islam.
Kritik pada teater modern
Menurut H.B Jassin, untuk menjadi seorang kritikus
apalagi kritikus seni harus memiliki kemampuan dan
pengetahuan khusus, antara lain berbakat seniman,
berjiwa seniman, berjiwa besar, serta berpengalaman.
Seorang kritikus dalam melakukan tugasnya selalu
menggunakan kepekaan untuk mengetahui,
menemukan, memaparkan, menjelaskan dan
memahami karya teater.
2 Daftar materi yang sulit Evaluasi dalam perspektif pembelajaran seni rupa.
dipahami di modul ini Teknik-teknik refleksi pembelajan
Jenis kritik 
3 Daftar materi yang sering Prinsip refleksi dalam apresiasi tari.
mengalami miskonsepsi Menulis kritik teater tradisi.

Anda mungkin juga menyukai