Anda di halaman 1dari 14

LK.

1 PROFESIONAL MODUL 3

Judul Modul Apresiasi Seni Dan Pembelajarannya


Judul Kegiatan Belajar 1. Pengertian Jenis, unsur Dan Teknik Tari
(KB) 2. Bentuk, Tema, Dan Nilai Estetis dalam seni tari
3. Ragam Gerak, Musik Iringan Tari, Level, Dan Pola
Lantai dalam Tari
4. Pembelajaran Pengetahuan dan Estetika Seni Tari.
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi KB.1 Pengertian, Jenis, Unsur, dan Teknik Tari 
yang dipelajari
1. Jenis Tari
1.1Tari Tradisional adalah tari yang tumbuh dan
berkembang di kalangan masyarakat yang
memiliki alam pemikiran tradisional cirinya
percaya kepada kekuatan supranatural, percaya
kepadamitologi, kekuatan binatang totem dan
roh leluhur.
1.1.1 Tari Primitif : Tarian dengan
gerak,iringan, tata rias busana yang
bersahaja sudah ada sejak zaman
pra-sejarah.
1.1.2 Tari Rakyat : Garapan Rakyat yang
berpijak pada unsur budaya tradisional
mencerminkan kehidupan dan kebiasaan
masyarakat yg bersahaja.
1.1.3 Tari Klasik : Tari yang berkembang
dikalangan istana raja dan bangsawan
dengan gerak yang terpola dan baku.
1.2Tari Non Tradisional adalah jenis tari yang
tumbuh dan berkembang di kalangan
masyarakat yang tidak taat kepada pola hidup
dan kebiasaan turun- temurun dan memiliki
pola hidup berciri modern
1.2.1 Tari Kreasi Baru : Tari tradisional
modifikasi menjadi gerak baru.
1.2.2 Tari Modern : Tari yang tumbuh dan
berkembang sejak 1890 – 1945 an dengan
tampilan gaya individu yang menonjol.
1.2.3 Tari Post Modern : Jenis tari yang lahir
pada akhir abad 20 / sekitar 1930 an yg
memvisualisasikan pemikiran kritis
terhadap kondisi dalam gerak tari.
1.2.4 Tari Kontemporer : Tari yang
mencerminkan jiwa jaman saat ini/
kekinian.
2. Elemen Tari
● Unsur utama tari adalah gerak. Gerakan
manusia berdasarkan fungsinya dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu gerak
bekerja, gerak bermain dan gerak berkesenian
(Amir Rochiatmo,1986).
● Gerak memiliki ruang, tenaga dan waktu
sehingga menjadi bermakna dan dapat
dikomunikasikan melalui simbol-simbolnya.
● Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
gerak secara umum terbagi menjadi dua
yaitu: 1) gerak keseharian atau gerak yang
dilakukan sehari-hari tanpa memiliki unsur
ruang, waktu dan tenaga, dan 2) gerak yang
berirama, memiliki aturan dan berekspresi
yang disebut dengan gerak tari.
● Gerak dalam tari terbagi menjadi: 1) gerak
maknawi (gesture) yaitu gerak yang memiliki
arti seperti gerak kupu-kupu terbang, gerak
nelayan menjala ikan, gerak petani
mencangkul, dan 2) gerak murni (gerak yang
tidak memiliki makna) yaitu gerak yang
diciptakan hanya untuk keindahannya saja,
misalnya gerak-gerak yang terdapat dalam
tari jaipongan dan gerakan yang dilakukan
oleh para penari latar dan sebagainya.
● Terdapat 2 fungsi gerak dalam tari yaitu:
a) fungsi internal yaitu gerak gerak yang
mempunyai makna bagi diri penari.
b) Fungsi eksternal, yaitu gerak tari yang
dikategorikan sebagai peniruan dan simbol.
3. Elemen Pendukung Tari
● Iringan Tari
Iringan di dalam tari memegang peranan penting,
tari dan iringan tidak dapat dipisahkan satu sama
lain, karena keduanya berasal dari sumber yang
sama yaitu dorongan atau naluri ritmis.
● Level dalam Tari
Level adalah tinggi rendahnya penari dalam
melakukan gerakan.
● Pola Lantai dalam Tari
Pola lantai sering disebut juga dengan disain lantai,
yaitu Desain lantai adalah garis-garis lantai yang
dilalui oleh seorang penari atau garis-garis di lantai
yang dibuat oleh formasi penari kelompok.
● Rias dan Busana Tari
1) Tata Rias, Fungsi Tata Rias :
1.Menyempurnakan penampilan wajah.
2.Membantu menunjukkan perwatakan atau
karakter penari.
3.Memberi efek gerak pada ekspresi wajah
seorang penari di atas panggung, karena tampilan
penari tampak datar ketika tertimpa cahaya
lampu.
4.Memperjelas garis-garis wajah penari untuk
mengekspresikan gerak-gerak tari.
5.Memberi nilai tambah keindahan karya tari.
2) Busana Tari Fungsi Tata Busana :
1.Memperjelas tema tari.
2.Membantu menghidupkan karakter dan peran
penari.
3.Membantu ekspresi penari dalam melakukan
gerak tari.
4.Memberikan nilai tambah pada segi estetika
dan etika.
● Tata Pentas
Apapun bentuknya, suatu pertunjukan selalu
memerlukan ruangan guna menyelenggarakan.
Ruangan tempat pertunjukan dengan sebutan
pentas, dapat berupa lapangan, pendapa, halaman
pura atau gedung pertunjukan yang sering disebut
dengan stage, yang disebut dengan pentas tertutup.
● Tata Cahaya dan Tata Suara
Jika kita menyaksikan suatu pertunjukan tari,
maka unsur tata cahaya dan tata suara akan selalu
dibutuhkan, karena tata cahaya merupakan salah
satu pendukung sebuah tarian yang harus ada.
● Tema dalam Tari
Tema adalah pokok pikiran, gagasan atau ide dasar,
yang biasanya diungkapan dalam sebuah tarian,
namun demikian ada pula tarian yang tidak
mempunyai tema.

● Tari Tradisional dan Tari Non Tradisional.


1.Teknik Tari Tradisional
a) Tari Saman
Ada dua unsur gerak yang menjadi unsur
dasar dalam tarian saman:
a.Tepuk tangan
b.Tepuk dada
b.Tari Randai
b) Gerak- gerak silat.
c) Tari Topeng Tunggal
Teknik gerak Tari Topeng Betawi adalah
Adeg-adeg yang merupakan posisi siap dalam
menari, dari posisi adeg-adeg penari akan
melaukan gerakan lainnya.
d) Tari Legong Lasem
e) Tari bali
khususnya Tari Legong Lasem memiliki
teknik-teknik dasar tari Bali yang harus
dikuasai, terdapat sikap anggota tubuh yang
khas dalam Legong Lasem .
2.Teknik Tari Non Tradisional
a.Shuffle Dance
Shuffle Dance lebih mengutamakan gerakan
kaki yang unik dan atraktif.
Ada beberapa dasar gerakan kaki yang sering
dipakai dalam Shuffle Dance. Gerakan
tersebut antara lain :
1.RunningMan
2.Shuffle
3.GlideSpin
b.Break Dance
Salah satu gerak dasar dalam Break Dance
adalah Freeze, freeze adalah menahan
gerakan dengan pose yang bagus. Freeze,
membutuhkan kekuatan tubuh penari untuk
menahan dirinya, dengan pose seperti
Handstand.

KB 2  Bentuk, Tema, dan Nilai Estetis dalam Seni Tari

2.1Bentuk Tari Tradisional


Bentuk tari ditinjau dari jumlah penari, terbagi
menjadi :
● Tari tunggal
● Tari yang disajikan dan dibawakan oleh satu
orang penari, baik perempuan maupun
laki-laki.
● Tari Kelompok adalah tari yang dilakukan
oleh beberapa penari di mana antara satu
penari dengan penari yang lain gerakannya
berbeda, meskipun geraknya tidak sama
tetapi gerakan tersebut ada hubungan yang
merupakan jalinan untuk mencapai
keterpaduan.
● Tari Berpasangan adalah tari yang dilakukan
oleh dua orang penari dengan karakter tidak
selalu sama, tetapi yang terpenting adalah
gerakannya saling berhubungan atau ada
keterpaduan jalinan gerak antara keduanya,
dapat ditarikan dengan sesama jenis ataupun
dengan lawan jenis.
● Tari massal adalah tari yang dilakukan oleh
banyak penari dengan ragam gerak yang
sama, dan antara penari satu dengan penari
yang lain, tidak ada jalinan gerak yang saling
melengkapi.
2.2 Jenis tari tradisional terbagi dalam tari primitif,
tari kerakyatan dan tari klasik. Jenis tari ini
biasanya merupakan bentuk koreografi
komunal.
● Tari komunal sebagai tari tradisonal merupakan
tarian yang lahir dari semangat kebersamaan
sehingga memiliki fungsi sosio-kultural bahkan
bisa menjadi salah satu pendukung upacara
ritual adat maupun keagamaan.
● Ciri-ciri tari tradisional yang tergolong dalam
komunal , yaitu :
● Diadakan untuk kepentingan komunitas
● Tujuan utama pertunjukan tari adalah untuk
memenuhi kebutuhan komunitas, yaitu
masyarakat pendukung tari tersebut.
● Melibatkan sistem sosial yang telah ada
● Pelaksanaan pertunjukaan tari selalu
melibatkan komponen komponen sosial seperti
para tetua adat, tokoh agama perangkat desa
(kepala desa, ketua rukun kampung).
● Merupakan pengabdian sosial dan lingkungan
● Tatkala ikut terlibat dalam peristiwa komunal
semacam di satu daerah, partisipasi sebagai
sebuah sumbangan atau pengabdian terhadap
komunitas sosial dan lingkungannya.
● Ditarikan oleh satu atau banyak orang
● Seperti telah disingung di atas bahwa walaupun
secara umum tarian komunal melibatkan
banyak orang, karena diadakan atas kebutuhan
orang banyak, namun tidak berarti tari komunal
dalam kelompok tari tradisional selalu
dilakukan secara beramai-ramai.(Dibia dkk.
2003 : 61). Sejumlah tari komunal di Indonesia,
yang dimainkan oleh satu orang (selaku penari
utama), dan ada pula yang ditarikan oleh lebih
dari satu orang.
● Dilaksanakan secara spontan atau terencana.
● Tarian tradisional bisa berupa tarian formal
(tarian yang serius dengan struktur yang jelas)
dan tarian informal (menari-nari dan sejenisnya
yang tidak memiliki bentukyang baku). .(Dibia
dkk, 2003 : 63)
2.3Tema Tari Tradisional
Tema yang terdapat dalam tari tradisional adalah
antara lain :
● Dramatik
Karya seni tari yang dalam penyajiannya
menggunakan cerita atau dalam tari tersebut
ada latar belakang ceritanya. Misalnya pada tari
Menak Kocar (tunggal), Karno Tandhing
(berpasangan).
● Non Dramatik
karya tari yang di dalam penyajiannya tidak
menggunakan cerita atau tidak merupakan
bagian dari suatu cerita, tetapi menggambarkan
sesuatu
● Heroik
Tema heroik biasanya berbentuk perang atau
tandingan yang menggambarkan kegagahan dan
keperwiraan, contoh : Tari Prawiraguna, Tari
Bambangan Cakil.
● Erotik
Karya tari yang bertema erotik menggambarkan
percintaan antara pria dan wanita. Dalam tema
dapat ditarikan tunggal ataupun pasangan,
contoh : Tari Gatutkaca Gandrung, Tari
Karonsih.
● Imitatif/Totemis
Tari yang bertema imitatif adalah gerak
tariannya menirukan binatang atau hewan dan
alam,contoh : Tari Kukila, Tari Kelinci, Tari
Kupu-Kupu.
● Pantomime/Mimitis
Karya tari yang bertema pantomime yaitu gerak
tariannya meniru gerak orang atau
menggambarkan suatu bentuk aktifitas
manusia, contoh : Tari Batik, Tari Nelayan, Tari
Gambyong
2.4Tema merupakan ide dasar/gagasan yang
kembangkan dalam tari. Keunikan gagasan yang
dapat diambil sebagai tema dari karya-karya tari
di nusantara dapat diangkat,antara lain :
● Tema lingkungan dan alam sekitar, seperti
gerak-gerak angin bertiup, pohon bergoyang, air
yang mengalir di sungai, berkaiatan dengan
perburuan, mata pencaharian (nelayan,
peranian, tari berburu, tari perang, dsb)
● Tema upacara adat, yaitu tema tari tradisi yang
berkaitan dengan pelaksanaan upacara adat
setempat, antara lain tari Seblang (Banyuwangi),
tari Baliant (Kalimantan), tari Rejang (Bali), tari
Pajoge (Sulawesi Selatan), dan sebagainya.
● Tema tari social, biasanya diadakan setelah
upacara adat dan berfungsi sebagai hiburan
yang melibatkan penonton dan masyarakat ikut
berpartisipasi, tari Tayub (Jawa Tengah), tari
Lengger (Banyumas), tari Joged Bumbung (Bali),
tari Zapin (Melayu), dan sebagainya
● Tema kehidupan sehari-hari, seperti bermain
peran, jenis permainan anak yang biasa
dilakukan (dolanan dari Jawa, tari Gantar dari
Buton dan sebaginya)
● Tema dengan menggunakan property, di mana
property dapat sebagai pendukung tari untuk
mengekspresikan gerak, seperti bermain
tali/pita, kentongan, tempurung, payung,
topeng, dll.
2.5Nilai Estetis dalam Tari
Estetika merupakan cabang dari filsafat yang mengkaji
tentang keindahan.
Kajian estetika dikemukakan oleh Gie (1983:11-13 )
meliputi 4 hal:
● Nilai estetis
Persoalan yang muncul adalah sesuatu yang
berkenaan dengan hakikat estetis (keindahan).
● Pengalaman estetis
Pengalaman estetis membahahas pengalaman
seseorang dalam hubungannya dengan sesuatu
objek/ kejadian yang indah.
● Perilaku pencipta seni (seniman)
Beberapa persoalan yang dikaji antara lain,
siapakah seniman itu?, Di mana letak
perbedaan antara seniman dan pengrajin?,
bagaimana proses penciptaan sebuah benda
seni?, apakah ada hubungan kepribadian antara
pencipta seni dengan hasil karyanya?
● Seni itu sendiri
Persoalan yang dikaji adalah adakah kriteria
tertentu untuk menetapkan sebuah hasil karya
sebagai benda bernilai seni.
Mengkaji keindahan atau estetika tari harus dimulai
dari langkah mengerti benar jenis tari yang diamati.
Berdasarkan jenis tari yang diamati, selanjutnya
dilakukan kajian, antara lain :
● Nilai estetis dalam tari
Persoalan pertama dalam estetika adalah nilai
estetis. Nilai estetis tari adalah kualitas yang
melekat pada tari. Indikator kualitas apabila tari
memiliki sifat- sifat yang penting dan bermutu
yang disebut dengan sifat keindahan. Secara
umum seni dikatakan indah apabila
menimbulkan rasa puas. Dari sudut pandang
yang berbeda seni dikatakan indah apabila di
dalam seni memiliki sifat-sifatindah.
● Pengalaman estetis
Persoalan yang kedua dalam estetika adalah
pengalaman estetis. Pengalaman estetis dalam
tari adalah perasaan puas pada waktu penonton
melihat tari. Pengalaman estetis akan diperoleh
seseorang apabila dalam mengamati tari dalam
kondisi pikiran yang jernih, sehat fisik, dan
berperasaan tenang, sehingga dapat konsentrasi
dalam mengamati tari.
● Perilaku seniman
Persoalan yang ketiga dalam estetika adalah
perilaku seniman. Seniman tari dikategorikan
menjadi dua, yaitu seniman pencipta yang
disebut koreografer dan seniman pelaku yaitu
penari.
● Monroe Bearsley menjelaskan bahwa karya seni
ciri bentuk karya seni yang indah apabila
memiliki sifat: (a) kesatuan; (b) kerumitan; (c)
kesungguhan.
● Murgianto(2004:56) mengemukakan bahwa
kriteria keindahan bentuk seni tari adalah (a)
kesatuan; (b) variasi; (c) pengulangan; dan (d)
klimaks.
● Parker mengemukakan ciri umum keindahan
bentuk karya seni apabila memiliki asas (a)
kesatuan; (b) tema ; (c) variasi menurut tema; (d)
keseimbangan; (e) perkembangan; dan (f) tata
jenjang. Secara khusus Elisabeth R Hayes
mengemukakan keindahan tari apabila memiliki
sifat-sifat (a) kesatuan antar elemen tari; (b)
variasi; (c) repetisi; (d) kontras; (e) transisi; (f)
berkelanjutan; (g) klimaks; (h) keseimbangan;
dan (i) harmoni.
● Koreografi yang indah bukan satu-satunya
sumber keindahan tari. Penari juga merupakan
sumber keindahan tari. Penari untuk jenis tari
tontonan kehebatannya terletak kepada
kemampuan teknis bergerak yang benar
(wiraga), rasa musikal dalam menari (wirama),
atau kemampuan menghayati dan
mengekpresikan karakter tari atau karakter
tokoh (wirasa), sehingga dapat mengekpresikan
tari seperti ide dasar tari.
KB 3  Ragam Gerak, Musik Iringan Tari, Level dan
Pola Lantai dalam Tari
1.Ragam Gerak Tari
● Gaya dalam tari disebut style, yaitu bentuk
yanag tersusun dalam simbol-simbol,
bentuk-bentuk (from) dan orientasi-orientasi
nilai yang mendasarinya, sehingga gaya
menandai identitas dan keseluruhan ciri yang
komplek yang dijadikan dsar seseorang (Royce,
1975 : 54).
● Macam-macam ragam gerak tari :
a.Ragam gerak tari klasik yaitu gerak tari yang
banyak menggunakan gerak murni dan gerak
ekspresif serta imitatif yang telah distilir atau
diperhalus.
b.Ragam gerak tari kerakyatan, yaitu gerak tari
yang banyak mengguakan gerak imitatif dan
ekspresif.
c.Ragam gerak tari kreasi baru, yaitu gerak tari
yang dibentuk dari paduan beberapa ragam
gerak tari tradisional sehingga dapat menjadi
bentuk baru.
● Contoh ragam gerak pada tari Saman:
a.Cerkop : gerakan kedua tangan yang berhimpit
dan searah
b.Cilok : menggerakan ujung jari telunjuk
seakan-akan mengambil sebuah benda ringan
seperti garam
c.Tepok : gerakan tangan yang dilakukan dalam
berbagai posisi misalnya baling-baling dan
horizontal.
d.Anguk : gerakan kepala seperti mengangguk
dalam tempo yang lambat sampai dengan tempo
yang cepat.
e.Girek : gerakan kepala berputar seperti sebuah
baling-baling
a.Contoh ragam gerak tari klasik di Jawa
Tengan dan Yogyakarta ; Tancep,
Srisig/nyamber, Kicat/enjer, Ulap-ulap, Muryani
busana
● Contoh ragam gerak tari Bali ; Agem, Nyawisnu,
Gelatik nuut papah, Lasan megat iye.
2.Musik iringan dalam tari
● Musik dalam tari dapat memberikan
keselarasan, keserasian, dan keseimbangan
(Jazuli, 2008 : 10).
a.Keselarasan mengandung maksud antara jiwa
dan melodi lagu dengan jiwa gerak-gerak tari
yang diiringinya selaras.
b.Keserasian menganduk maksud kecocokan
antara musik iringan dengan gerak tari melalui
indera penglihatan penonton dan penggarap seni
itu sendiri.
c.Keseimbangan mengandung maksud
kecocokan rasa musikalitas dengan yang
diiringainya (tari)
● Fungsi iringan dalam tari dilihat dari tujuan /
pesan yang ingin disampaikan :
a.Sebagai pengiring tari dapat dilihat dari
tari-tari tradisi atau kreasi yang sudah
berkembang.
1.Tangga nada pentatonis yang dikenal
dengan musik tradisi.
2.Tangga nada diatinis berupa musik non
tradisi.
b.Sebagai pedukung suasana , apabila tari
tersebut memiliki tema tertentu, misalnya tema
percintaan, kematian yang iringannya harus
dibuat sedemikian rupa agar penonton memiliki
perasaan yang mendukung terhadap tema.
c.Sebagai ilustrasi, biasanya dapat dilihat pada
penari-penari latar, dimana gerak tarinya
terkadang mengikuti iringan tari yang didengar
atau dapat bertolak belakang tidak sesuai
dengan iringan tari.
● Jenis musik iringan tari :
a.Musik internal adalah musik yang dihasilkan
dari penarinya itu sendiri.
b.Musik eksternal adalah musik yang digunakan
sebagai pengiring tari dengan sumber bunyi
yang berasal dari instrumen atau alat bunyi
lainnya.

3.Level dan pola lantai dalam tari


● Level adalah tinggi rendahnya penari dalam
melakukan gerak.
a.Level tinggi menunjuk pada gerakan-gerakan
yang mengarah ke garis vertikal.
b.Level sedang menunjuk pada posisi penari
yang bergerak dalam posisi berdiri lurus di atas
pentas.
c.Level rendah merupakan gerak yang dilakukan
oleh penari dalam posisi rendah seperti
berunduk, duduk dan berguling.
● Pola lantai adalah posisi atau formasi penari
saat melakukan tarian. Pola lantai sering
disebut juga dengan desain lantai, desain lantai
yaitu garis-garis lantai yang dilalui oleh seorang
penari atau garis-garis dilantai yang dibuat oleh
formasi penari kelompok. Secara garis besar ada
dua pola garis dasar dalam pola lantai yaitu
garis lurus dan garis lengkung.

KB 3  Pembelajaran
pengetahuan dan estetika seni
tari Macam-macam Model Pembelajaran :
1.Model Pembelajaran Inkuiri
● Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan.
● Implementasi model pembelajaran inkuiri dalam
pembelajaran tari :
a.Orientasi
b.Merumuskan masalah
c.Mengajukan hipotesis
d.Mengumpulkan data
e.Menguji hipotesis
f.Merumuskan kesimpulan

2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah


● Strategi pembelajaran berbasis masalah adalah
menyodorkan masalah kepada peserta didik
untuk dipecahkan secara individu atau
kelompok, strategi ini pada intinya melatih
keterampilan kognitifnya peserta didik terbiasa
dalam pemecahan masalah, mengambil
keputusan, menarik kesimpulan, mencari
informasi, dan membuat artefak sebagai laporan
mereka (Yamin, 2013: 81).
● Implementasi model pembelajaran berbasis
masalah dalam pembelajaran tari :
1.Mengarahkan peserta didik ke
permasalahannya
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tari
pada materi tari tradisional Indonesia, dan
hal-hal penting lainnya, dan memotivasi
peserta didik untuk ikut terlibat dalam
kegiatan problem solving yang dipilih sendiri.
2.Mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar
Guru membantu peserta didik untuk
mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas-tugas pembelajaran yang berhubungan
dengan permasalahannya.
3.Membantu investigasi mandiri dan
kelompok
Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang tepat guna
melaksanakan eksperimen, dan berusaha
menemukan penjelasan dan solusi.
4.Mengembangkan dan mempresentasikan
artefak dan exhibits
Guru membantu peserta didik dalam
mencernakan dan mempersiapkan artefak
sebagai laporan, video, dan model yang
membantu mereka untuk berbagi karya
dengan orang lain.
5.Menganalisis dan mengevaluasi proses
problem solving Guru membantu peserta
didik untuk merefleksikan investigasinya dan
proses- proses yang mereka gunakan.
3.Model Pembelajaran Kooperatif
● Model pembelajaran kooperatif atau kelompok
adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok
tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan, Ada empat unsur
penting dalam model pembelajaran kooperatif.
● Implementasi model pembelajaran kooperatif
pada materi seni tari :
● Prosedur pembelajaran kooperatif pada
prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu :
1)Penjelasan Materi
2)Belajar dalam Kelompok
3)Penilaian
4)Pengakuan Kelompok
4.Model Pembelajaran Kontekstual
● Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah
suatu model pembelajaran yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari
dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa
untuk.dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka.
a.Pendahuluan
1. Guru menjelaskan kompetensi yang harus
dicapai serta manfaat dari proses
pembelajaran dan pentingnya materi
pelajaran yang akan dipelajari.
2. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran
CTL
3. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
sesuai dengan jumlah siswa.
4. Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan
observasi, misalnya
5. kelompok 1 dan 2 melakukan observasi ke
sanggar tari A dan kelompok 3 dan 4 ke
sanggar tari B.
6. Melalui observasi, siswa ditugaskan untuk
mencatat berbagai hal yang dapatkan dan
pelajari di sanggar tari tersebut.
7. Guru melakukan tanya jawab seputar tugas
yang harus dikerjakan oleh siswa
8. Model Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)
9. Pembelajaran merupakan salah satu unsur
penentu baik tidaknya lulusan yang
dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Ia
ibarat jantung dari proses pembelajaran.
Pembelajaran yang baik cenderung
menghasilkan lulusan dengan hasil belajar
yang baik pula.
▪ Implementasi model pembelajaran PAIKEM dalam
pembelajaran tari :
1)Guru merancang dan mengelola KBM yang
mendorong siswa berperan aktif dalam pembelajaran
tari. Misalnya dengan diskusi kelompok tentang tari
tradisional atau berkunjung langsung ke sanggar tari
tradisional.
2)Guru menggunakan alat bantu dan sumber yang
beragam. Misalnya guru menyiapkan beberapa foto dan
video tentang tari-tari tradisional yang ada di
Indonesia.
3)Guru memberikan kepada siswa untuk
mengembangkan keterampilan. Siswa diberikan tugas
melakukan pengamatan langsung ke sanggar tari
tradisional dan menulis laporan dengan kata-kata
mereka sendiri.
4)Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau
tulisan. Diskusi dan menjawab pertanyaan seputar
materi tari tradisional.
5)Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar
dengan kemampuan siswa.
6)Guru mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman
siswa sehari-hari. Siswa menceritakan atau
memanfaatkan pengalaman yang pernah mereka alami
sendiri.
7)Guru menilai pembelajaran dan kemajuan siswa
secara terus menerus. Guru memantau kerja siswa,
dan memberikan umpan balik.
2.Estetika dalam Tari
Ruang lingkup kajian filsafat meliputi seluruh
persoalan manusia yang dikelompokkan menjadi enam
persoala(Gie:1983:7-10 ), yaitu:
▪ a.Persoalan metafisik (eksistensi, keberadaan).
Persoalan metafisik mempersoalkan hakikat dan
sifat dasar dari eksistensi alam sekitar, adanya
Tuhan, manusia dengan segala persoalannya,
jalan pikiran, dan realita kehidupannya.
▪ b.Persoalan epistemologi (pengetahuan).
Persoalan epistemologi mengupas tentang
sumber dan batas pengetahuan manusia
termasuk persoalan cara seseorang memperoleh
pengetahuan. Pengetahuan diperoleh melalui
akal atau indera.
▪ c.Persoalan metodologis (metode).
Persoalan metodologis lebih berkaitan dengan
metode-metode untuk memperoleh ilmu
pengetahuan.
▪ d.Persoalan logis (logika).
Persoalan logis berhubungan erat dengan proses
penalaran yang tepat. Adakah kriteria tertentu
yang dapat menjamin bahwa kesimpulan atau
tindakan yang diambil seseorang sudah tepat
dalam mengatasi persoalan.
▪ e.Persoalan etis (etika, moralitas).
Persoalan etis tentang perilaku manusia yang
berhubungan dengan moral, dan susila.
Ukuran-ukuran tertentu untuk menilai tingkah
laku manusia, serta dampaknya terhadap
lingkungan sekitar.
▪ f.Persoalan estetis (estetika, keindahan).
Persoalan estetis memerlukan penelaahan yang
lebih terperinci, karena mencakup kajian yang
luas, yaitu: nilai estetis, pengalaman estetis,
perilaku pencipta seni (seniman), dan seni itu
sendiri.
Kajian estetika dikemukakan oleh Gie (1983:11-13 )
meliputi 4 hal,
yaitu :
a.Nilai estetis
b.Pengalaman estetis
c.Perilaku pencipta seni (seniman)
d.Seni itu sendiri
Faktor-faktor estetika dalam tari tradisional dapat
diamati dari beberapa aspek, yaitu dari koreografinya,
penarinya atau dari simbol-simbol yang dihadirkan
dalam tarian itu.
2 Daftar materi yang 1. Mengenal Pola Lantai dengan pembelajaran HOTS
sulit dipahami di 2. Implementasi Pembelajaran Konstruktif
modul ini 3. Teknik dan nama Ragam gerak tari tradisional tiap
daerah.
4. Pemahaman tentang tari komunal.
5. pemikiran tari postmodern yang mencerminkan
pemikiran kritis terhadap kondisi ke dalam
koreografi.
6. gerak dalam tari, Thraves dan Wiiliamson (1993:1)
menyatakan bahwa “These movement, necessary
for living can be extended by reguler practice into
another dimension. They can become a dance”.
7. Implementasi model pembelajaran
3 Daftar materi yang 1. Tari Modern dengan Tari Post Modern
sering mengalami 2. Tari Komunal dengan Tari Rakyat
miskonsepsi 3. Tari Kreasi Baru dengan Tari Kontemporer
4. tari komunal yang dibatasi hanya boleh dilakukan
oleh gadis-gadis yang belum menginjak fase
menstruasi
5. tradisi trasvestite- nya (laki-laki yang berperan
sebagai perempuan).
6. Estetika dan estetis.
7. Model pembelajaran inquiry dan Problem Solving

Anda mungkin juga menyukai