Secara teroretik menurut Brent G .Wilson dalam bukunya Evaluation of Learning in Art
Education,apresiasi seni memiliki 3(tiga) dominan,yakni:
Kemampuan mengamati karya seni rupa murni dan seni rupa terapan,dalam arti praksis
adalah kemampuan mengklasifikasi,mendeskripsi,menjelaskan,menganalisis,menafsirkan
dan mengevaluasi serta menyimpulkan makna karya seni.
Apresiasi seni budaya,termasuk seni rupa,sebagai bagian dari estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas kemampuan mengapresiasi keindahan serta harmoni mencakup
apresiasi dan ekspresi baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan
mensyukuri hidup,maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
Kata budaya berasal dari bahasa sansekerta,buddayah bentuk jamak dari kata budhi yang
berarti akal dan nalar. Jadi kata kebudayaan dapat di artikan hal hal yang berhubungan
dengan budi,akal dan nalar. Menurut Koentjaraningrat,kebudayaan berarti keseluruhan
gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar,beserta keseluruhan
dari hasil budi dan karyanya.
Kata budaya sering juga dipadankan dengan kata adab,yang menunjukan unsur-unsur budi
luhur dan indah. Misalnya,kesenian,sopan santun dan ilmu pengetahuan,adalah peradaban
atau kebudayaan. Namun menurut Van Peursen,dewasa ini filsafat kebudayaan modern akan
meninjau kebudayaan terutama dari sudut policy tertentu sebagai satu strategi atau master
plan.
D. Interaksi dan Komunikasi Efektif dengan Lingkungan Seni Budaya
Dari perolehan kehidupan berbudaya dalam proses pembelajaran disekolah dan dari
interaksi siswa dengan dunia seni yakni kunjungan pameran,museum,galeri,sanggar atau
pergaulan langsung,misalnya dalam kegiatan diskusi dalam kegiatan pameran disekolah
dan lain-lain. Di harapkan para siswa dapat berinteraksi dengan santun dan efektif dengan
lingkungan masyarakat yang lebih luas,termasuk lingkungan seni budaya,dimana ia
bermukim.
Dengan sikap berbudaya seperti itu,maka para siswa dapat mengamalkan perilaku positif
dan optimistic dalam berinteraksi dengan masyarakat seni rupa,seni pertunjukan dan
masyarakat dalam konteks local,nasional dan internasional.
E. Rangkuman
F. Refleksi
Setiap manusia di anugerahi oleh Tuhan perasaan keindahan,sadar atau tidak manusia
menerapkan rasa keindahan ini dalam kehidupan sehari-hari. Dalam aktivitas
kesenirupaan,baik dalam proses penciptaan,pengkajian dan penyajiannya senantiasa
dipandu oleh rasa keindahan yang sifatnya esensial dalam seni. Pada
hakikatnya,pengalaman menikmati rasa keindahan memberikan kebahagiaan spiritual bagi
manusia. Oleh sebab itu,sudah selayaknya manusia mensyukuri anugerah Tuhan dan
memuliakan namaNya.