Anda di halaman 1dari 20

Pemerintah Daerah

Provinsi Jawa Barat

Dampak dan Permasalahan yang ditimbulkan


oleh Kawasan Bandar Udara Husen
Sastranegara, Kawasan Pelabuhan Cirebon dan
Kawasan Pemerintahan Gedung Sate
Disampaikan oleh : Ir. Bambang Tirtoyuliono, MM.
Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat

Bandung
4 Agustus 2022
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

1 KAWASAN BANDAR UDARA HUSEIN


SASTRANEGARA

2 KAWASAN PELABUHAN CIREBON

3 KAWASAN PEMERINTAHAN GEDUNG SATE

4 UPAYA TINDAK LANJUT

MASUKAN MUATAN STANDAR TEKNIS DAN


5 STANDAR KINERJA
KAWASAN BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

Profil

Bandar udara dalam RTR termasuk pada Sistem Jaringan Transportasi Udara
No Nama Bandar Udara Kabupaten/Kota Peran Tipe

1 Husein Bandung Simpul, Gerbang Ekonomi, Alih Moda Pengumpul Skala Pelayanan
Sastranegara Transportasi, Perindag/Pariwisata, Wawasan Sekunder (PS)
Nusantara
2 Kertajati Majalengka Simpul, Gerbang Ekonomi, Alih Moda Transportasi, Pengumpul Skala Pelayanan Primer
Perindag/Pariwisata, Wawasan Nusantara (PP)
3 Cakrabhuwana Cirebon Simpul, Gerbang Ekonomi, Alih Moda Transportasi, Pengumpan (P)
Wawasan Nusantara
4 Nusawiru Ciamis Simpul, Gerbang Ekonomi, Alih Moda Transportasi, Pengumpan (P)
Perindag/Pariwisata, Wawasan Nusantara, Rawan
Bencana
5 Wiriadinata Tasikmalaya Simpul, Gerbang Ekonomi, Alih Moda Transportasi, Pengumpan (P)
Perindag/Pariwisata, Wawasan Nusantara, Rawan
Bencana
6 Karawang Karawang Simpul, Gerbang Ekonomi, Alih Moda Transportasi, Pengumpul Skala Pelayanan Primer
(Rencana) Perindag/Pariwisata, Wawasan Nusantara, (PP)
7 Sukabumi Sukabumi Simpul, Gerbang Ekonomi, Alih Moda Transportasi, Pengumpul Skala Pelayanan Tersier
(Rencana) Perindag/Pariwisata, Wawasan Nusantara, (PT)

Sumber : Lampiran IIIA Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 166 Tahun 2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

 Berdasarkan RTRWP Jawa Barat


Bandara Husein Sastranegara berfungsi
sebagai Pusat Persebaran Tersier;

 KKOP Bandar Udara Husein


Sastranegara ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Nomor : KM 49
Tahun 2000 tentang Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan Di
Sekitar Bandar Udara Husein
Sastranegara – Bandung.
Sumber
• RTRWP Jawa Barat 2009-2029
• Keputusan Menteri Nomor : KM 49 Tahun 2000
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

Dampak dan Permasalahan

• Memberikan dampak (internalitas), (polusi


suara/bising)
• menghasilkan dampak (eksternalitas) ,
keberadaan Gedung tinggi yang menyulitkan
pesawat landing
• Tambahkan mengenai Gedung tinggi sekitar
bandar, jembatan Fisa
• Kenyamanan diluar Kawasan AU (Jl. Pajajaran)
• Isu pengalihan penumpang ke Bandara Kertajati
• Integrasi dengan moda transportasi lainnya
terbatas (eksklusif Kawasan pertahanan)
KAWASAN PELABUHAN CIREBON DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

Profil
No Nama Pelabuhan Kabupaten/Kota Hierarki
1 Pelabuhan Patimban Subang Pelabuhan Utama
2 Pelabuhan Cirebon Cirebon Pelabuhan Pengumpul
3 Pelabuhan Ratu Sukabumi Pelabuhan Pengumpan
Regional
4 Pelabuhan Bojong Pangandaran Pelabuhan Perikanan
Salawe
5 Pelabuhan Tarumajaya Bekasi Pelabuhan Pengumpan
Lokal
 Pelabuhan dalam RTR termasuk pada 6 Pelabuhan Teluk Sukabumi Pelabuhan Pengumpan
Sistem Jaringan Transportasi Laut; Palangpang Lokal
 Pelabuhan Cirebon termasuk dalam 7 Pelabuhan Tirtamaya Indramayu Pelabuhan Pengumpan
hierarki Pelabuhan Pengumpul*. Lokal
8
SumberPelabuhan Majingklak
: Dinas Perhubungan Pangandaran
Provinsi Jawa Pelabuhan Pengumpan
Barat
Lokal
*) Pelabuhan Pengumpul merupakan pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih
muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asai tujuan penumpang dan/atau barang,
serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi.
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

Pelabuhan Cirebon merupakan salah satu pelabuhan yang


dikelola oleh PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau
Pelindo II;

Pelabuhan Cirebon merupakan pelabuhan alternatif bagi


Pelabuhan Tanjung Priok, khususnya dalam melayani
kegiatan perdagangan antar pulau; dan

Pelabuhan Cirebon merupakan pintu gerbang usaha bagi


hinterland yang luas, karena terletak di lintas utama pantai
Utara Jawa Barat, berada di lintasan jalur jalan rata dan rel
kereta api di Pulau Jawa.

Sumber : https://pelindo.co.id/port/pelabuhan-cirebon
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG

Dampak dan Permasalahan PROVINSI JAWA BARAT

Transportasi Darat dan Laut


Sebagai konsekuensi letak geografis yang strategis menyebabkan
kapasitas infrastruktur yang ada menjadi tidak sebanding
MEMBERIKAN dengan beban. Sehingga saat ini bertambahnya titik-titik
DAMPAK kemacetan terutama di lintasan-lintasan sebidang jalur kereta api,
selain itu jumlah jalan dengan kondisi rusak.
Sumber :
• Materi Teknis RDTR Kota Pengelolaan Bongkar Muat Batu Bara
Cirebon Tahun 2021-2041
• Keputusan Menteri Perhubungan Pengelolaannya masih konvensional sehingga menyebabkan pencemaran
Nomor KP 629 Tahun 2017 udara (debu) dan kerusakan jalan oleh tonase dan frekuensi kendaraan
tentang Rencana Induk
Pelabuhan Cirebon
pengangkut batu bara.

Pelanggaran Tata Ruang


Terdapat pembangunan perumahan liar menyebabkan lingkungan
sekitar pantai cenderung tidak tertata, kumuh dan merusak ekosistem
pantai. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya perlu konsistensi dan
komitmen dalam penegakan hukum.
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

Dampak dan Permasalahan

Kondisi Penggunaan Lahan Eksisting dan


Trend Perkembangannya
Munculnya tanah timbul beserta adanya penambahan
MENGHASILKAN areal pelabuhan berdasarkan rencana induk pelabuhan
DAMPAK Cirebon diperkirakan telah mencapai penambahan
sebesar ± -137,21 Ha.
Sumber :
• Materi Teknis RDTR Kota
Cirebon Tahun 2021-2041
• Keputusan Menteri Perhubungan Sedimentasi dan Kerusakan Ekologis Laut
Nomor KP 629 Tahun 2017
tentang Rencana Induk dan Pantai
Pelabuhan Cirebon
Kerusakan lingkungan di wilayah hulu sungai dan
berkurangnya resapan air berpengaruh terhadap
sedimentasi.
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG

Dampak dan Permasalahan PROVINSI JAWA BARAT

 Gedung Sate termasuk cagar budaya Kota Bandung;


 Gedung Sate merupakan Bangunan Cagar Budaya golongan A, dengan kriteria penetapannya berdasarkan
bangunan yang berusia paling sedikit 50 tahun ditambah paling sedikit 3 (tiga) kriteria lainnya seperti nilai
arsitektur, nilai sejarah, dan nilai ilmu pengetahuan;
 Sebagai upaya pengendalian pertumbuhan di
jalan sekitar Gedung Sate sebagaimana yang
tercantum dalam peraturan cagar budaya Kota Bandung,
meliputi:

a. Mempertahankan intensitas, tata bangunan, fasade


dan karakter lingkungan/koridor;
b. pembangunan harus sesuai karakter lingkungan;
c. menyediakan jalur pejalan kaki menerus;
d. menyediakan prasarana parkir yang memadai dalam
persil; dan
e. Untuk bangunan cagar budaya yang berubah menjadi
Sumber : fungsi komersial diwajibkan untuk menyediakan
• Perda Nomor 10 Tahun 2015 tentang RDTR dan PZ Kota Bandung Tahun 2015-2035; dan lahan parkir yang memadai.
• Perda Nomor 7 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Cagar Budaya.
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG

Dampak dan Permasalahan PROVINSI JAWA BARAT

MENGHASILKAN DAMPAK

Gedung Sate menjadi salah satu ikon Kota


Kegiatan yang beragam di sekitar Gedung Sate
Bandung dan menjadi pusat kegiatan.
(contohnya seperti aktivitas demonstrasi) dari segi
Oleh karena itu, sering kali adanya penutupan keamanan menjadi terganggu.
jalan atau Kemacetan.
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG

Dampak dan Permasalahan PROVINSI JAWA BARAT

Pesatnya pertumbuhan kegiatan di sekitar Gedung Sate


mengganggu keserasian/keselarasan bangunan

MENGHASILKAN
DAMPAK
UPAYA TINDAK LANJUT DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

Penyelesaian Permasalahan

Kawasan Bandar Udara Husein Sastranegara


Tahun
Dokumen Program
Pelaksanaan
RTRWP Jawa Barat Peningkatan Skala Pelayanan Bandara Husein 2018-2023
Sastranegara menjadi Pusat Persebaran Sekunder
Optimalisasi fungsi Bandar dan Pangkalan Udara 2012-2028
RTRW Kota Bandung
RDTR Kota Bandung

Fisa
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

Kawasan Pelabuhan Cirebon


Dokumen Program Tahun Pelaksanaan
RTRWP Jawa Barat Peningkatan kapasitas dan fungsi pelabuhan 2009-2023
RTRW Kota Cirebon Pembangunan Jaringan Jalur Kereta Api menuju 2015-2026
Pelabuhan
Pembangunan Jaringan Jalur Kereta Api menuju 2015-2031
Pelabuhan
Pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang yang 2013-2031
mampu
mendukung peningkatan kapasitas pelayanan
Pelabuhan Cirebon
Pembangunan Terminal Bongkar Muat di 2016-2031
lingkungan Pelabuhan Cirebon
Penanganan Kawasan Strategis Pelabuhan 2014-2031
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT
Lanjutan....

Dokumen Program Tahun Pelaksanaan


RDTR Kota Cirebon Pelabuhan sesuai Rencana Induk Pelabuhan (RIP) 2023-2041
Penguatan dan perbaikan pelayanan jaringan pelabuhan 2023-2041
Pengaturan lintasan dan jadwal angkutan barang dan 2023-2041
angkutan berat
Pembangunan Terminal Peti Kemas (Dry Port) yang 2023-2036
terintegrasi dengan Pelabuhan Cirebon
Penelitian atau pengkajian pengembangan pelabuhan 2023-2036
Pengerukan alur pelabuhan secara rutin 2025-2026
Pembangunan fasilitas konstruksi dan pemeliharaan 2023-2036
kapal
Pembanguan tempat uji coba kapal (percobaan 2023-2036
berlayar)
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT

Kawasan Pemerintahan Gedung Sate

Dokumen Program Tahun Pelaksanaan


RTRWP Jawa Barat Penanganan Sosial Budaya Kawasan Pusat Gedung Sate 2011-2013
RTRW Kota Bandung
RDTR Kota Bandung

Fisa
MASUKAN MUATAN STANDAR TEKNIS DAN DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT
STANDAR KINERJA

Komponen Standar Teknis yang perlu diperhatikan dalam


Kawasan Kawasan Bandar Udara meliputi:
Bandar Udara A. Kelancaran Operasional
B. Keamanan dan Keselamatan
C. Kenyamanan Kawasan
D. Integrasi Kawasan

Berdasarkan amanat pada Permen Tipologi Sub-Tipologi


ATR/BPN No 14/2021 dan Bandar Udara 1. Skala Pelayanan Primer
Permenhub No PM 39/2019, maka Pengumpul (Hub) 2. Skala Pelayanan Sekunder
Usulan Tipologi Dan Sub- 3. Skala Pelayanan Tersier
Tipologi Kawasan Bandar Bandar Udara 1. Mempunyai cakupan pelayanan dan
Udara dibagi menjadi: Pengumpan (Spoke) mempengaruhi perkembangan ekonomi
terbatas;
2. Tujuan atau penunjang dari Bandar Udara
Sumber :
Pengumpul (Hub); dan
• Permen ATR/BPN Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penyusunan Basis Data 3. Menjadi salah satu prasarana penunjang
Dan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Dan Kota,
Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota; dan pelayanan kegiatan local.
• Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 39 Tahun 2019 Tentang Tatanan
Kebandarudaraan Nasional
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT
Lanjutan....

Komponen Standar Teknis yang perlu diperhatikan dalam


Kawasan Kawasan Pelabuhan meliputi:
Pemerintahan A. Integrasi Kawasan
B. Kelengkapan infrastruktur khusus
penunjang kelancaran operasional
C. Keselamatan dan keamanan

Berdasarkan amanat pada Permen Tipologi Sub-Tipologi


ATR/BPN No 14/2021 dan Penyelenggara 1. Otoritas Pelabuhan atau Kesyahbandaran
Permenhub No PM 50/2021, maka Pelabuhan dan Otoritas Pelabuhan pada pelabuhan
Usulan Tipologi Dan Sub- yang diusahakan secara komersial; dan
2. Unit Penyelenggara Pelabuhan pada
Tipologi Kawasan Pelabuhan pelabuhan yang belum diusahakan secara
dibagi menjadi: komersial
Hierarki Pelabuhan 1. Pelabuhan Utama;
Sumber :
2. Pelabuhan Pengumpul; dan
• Permen ATR/BPN Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penyusunan Basis Data 3. Pelabuhan Pengumpan.
Dan Penyajian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Dan Kota,
Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota; dan
• Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 39 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT
Lanjutan....
Komponen Standar Teknis yang perlu diperhatikan dalam
Kawasan Pelabuhan meliputi:
Kawasan A. Kelancaran Operasional
Pemerintahan B. Keamanan dan Keselamatan
Kawasan
C. Kenyamanan Kawasan
D. Integrasi dengan Kawasan Sekitar
E. Keberlanjutan Kawasan

Usulan Tipologi Dan Sub- Tipologi Sub-Tipologi


Tipologi Kawasan Tingkat Kewenangan 1. Pemerintah Pusat;
2. Pemerintah Provinsi; dan
Pemerintahan dibagi menjadi:
3. Pemerintah Kabupaten/Kota.
Aglomerasi 1. Aglomerasi Fungsi Pemerintahan Skala
Nasional;
2. Aglomerasi Fungsi Pemerintahan Skala
Provinsi; dan
3. Aglomerasi Fungsi Pemerintahan Skala
Kabupaten/Kota.
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat

TERIMA
KASIH
DINAS BINA MARGA DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI JAWA BARAT
bimautama.jabar BimautamaTV
bimatarungjabar bimautamajabar

Anda mungkin juga menyukai