Anda di halaman 1dari 78

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat Telp. 021-34832942

Materi FGD

PERMASALAHAN PENYELENGGARAAN
TERMINAL ANGKUTAN UMUM JALAN DI INDONESIA, SOLUSI DAN
PENGEMBANGANNYA

Oleh :
DR. HARIS MUHAMMADUN, ATD.MM
BIO DATA SINGKAT KETUA TIM
PENYUSUN DOKUMEN ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS
APARTEMEN CALVA RESIDENCE TAHUN 2015
BIODATA SINGKAT

Nama : DR. H. HARIS MUHAMMADUN, ATD, MM


Tempat/Tanggal Lahir : Grobogan, 01 Mei 1972
No Sertifikat Keahlian : 004698/SKA/INTAKINDO/VI/2013
Klasifikasi dan Kualifikasi : AHLI MADYA TRANSPORTASI
Pendidikan : 1 Sekolah Dasar Negeri, 1985, di Grobogan.
2 SMPN 1 Purwodadi , 1988, di Grobogan.
3 SMAN 1 Purwodadi , 1991, di Grobogan
4 A.Md. LLAJ (Ahli Madya Lalu Lintas Angkutan
Jalan), 1994, D.III Ahli LLAJ, Dephub RI, di Bekasi
5 ATD (Ahli Transportasi Darat), 1998, D.IV. Sekolah
Tinggi Transportasi Darat, Dephub RI, di Bekasi.
6 MM (Magister Manajemen), 2003, Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Jakarta, di Jakarta.
7 S-3 Doktor Ilmu Teknik Sipil Konsentrasi
Transportasi, 2011, Universitas Tarumanagara, di
Jakarta,.
Alamat : Akasia Extention Blok AX 5 No. 1 RT 011/RW 015
Taman Royal 3 Kelurahan Tanah Tinggi Kota
Tangerang
Telepon : 08161322400
Email : hardun.all13@gmail.com

Tangerang, Maret 2015


BIODATA SINGKAT
Pengalaman PNS PNS
Pengalaman :
1 Kasubsi Manajemen Lalu Lintas, DLLAJ Kabupaten
Sumedang, 1996-1999.
2 Kasubsi Manajemen Lalu Lintas, DLLAJ Kabupaten
Tangerang, 1999-2000
3 Kepala Perwakilan DLLAJ Tangerang Selatan,
2000-2001
4 Kasi Pengendalian dan Operasi DISHUB Kabupaten
Tangerang, 2001-2005
5 Kasubag Umum dan Perencanaan DISHUB
Kabupaten Tangerang, 2005-2006.
6 Cuti Diluar Tanggungan Negara – S-3

Pengalaman Non PNS :


1 Lulus S-3 Program Doktor Teknik Sipil Transportasi
Universitas Tarumanagara Jakarta, 2011.
2 Berhenti Dengan Hormat Atas Permintaan Sendiri
Sebagai PNS Pemerintah Kabupaten Tangerang,
2011.
3 Direktur Teknik dan Perencanaan PT Wahana Trans
Utama, 2011.
4 Direktur Utama PT Wahana Trans Utama, 2011-
Sekarang.
5 Sekretaris BSAP (Badan Sertifikasi dan Akreditasi
Provinsi) INKINDO DKI Jakarta, 2013-2014.
6 Ketua BSAP (Badan Sertifikasi dan Akreditasi
Provinsi) INKINDO DKI Jakarta, 2015-Sekarang.
PERMASALAHAN PENYELENGGARAAN
TERMINAL ANGKUTAN UMUM JALAN DI INDONESIA
SOLUSI DAN PENGEMBANGANNYA

PENDAHULUAN STANDAR GUIDLINE TERMINAL-STATION


Dasar Hukum City Center Terminal
Data Terminal Tipe A di Indonesia Seaport and Airport Terminal
Fenomena Operasionalisasi Terminal Penumpang Regional Park and Ride Terminal
Angkutan Jalan di Inodnesia Town Center Terminal
Local Park and Ride Terminal
MALLPRAKTEK ENYELENGGARAAN TERMINAL Neighborhood Terminal
Terbelenggu Luasan Lahan Employement Center Terminal
Follower dan Apriori Terhadap Lokasi Special Event Terminal
Perencanaan Parsial dan Tidak Integrated
Desain Sirkulasi Melemahkan Operasionalisasi SOLUSI DAN PENGEMBNGAN
Konsep TOD (Transit Oriented Development)
SUCCESS STORY TERMINAL DI INDONESIA Sistem Integrasi Simpul
Terminal Bungurasih Surabaya Pelaksanaan SPM Penyelenggaraan Terminal
Terminal Tirtonadi Solo Pengenaan Insentif dan Desinsentif
Rest Area Tol Jakarta Cikampek
Rest Area Tol Cipularang CONTOH PENERAPAN DESAIN
Penyelenggaraan Elevated Busway Batas DKI-Ciledug
SUCCES STORY TERMINAL DI LUAR INDONESIA Kerjasama DKI Jakarta-Kota Tangerang-Swasta
Terminal KL Center Kualalumpur Malaysia Terminal Polewali Mandar Sulawesi Barat
Terminal Bus Vienna Austria Kesimpulan
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Dasar Hukum

Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran ;


2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan ;
3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan ;
6. Peraturan pemerintah Nomor 69 Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional ;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan ;
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 40 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan.

Selama ini penyelenggaraan terminal


Penumpang angkutan jalan hampir
Seluruhnya terfokus pada ketentuan
Peraturan perundang-undangan tentang
LLAJ saja.
PENDAHULUAN
Dasar Hukum

Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan

PER-UU-AN PELAYARAN :
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-
batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau
bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

PER-UU-AN PENERBANGAN :
Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu
yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun
penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda
transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya, yang terdiri atas
bandar udara umum dan bandar udara khusus yang selanjutnya bandar udara umum
disebut dengan Bandar udara.
PENDAHULUAN
SK DIRJEN PHB DARAT No. SK.1361/AJ.106/DRJD/2003 Data Terminal Tipe A
PENDAHULUAN
SK DIRJEN PHB DARAT No. SK.1361/AJ.106/DRJD/2003 Data Terminal Tipe A
PENDAHULUAN
Fenomena Operasional Terminal di Indonesia Pulau Sumatera
PENDAHULUAN
Fenomena Operasional Terminal di Indonesia Pulau Jawa
PENDAHULUAN
Fenomena Operasional Terminal di Indonesia Pulau Bali
PENDAHULUAN
Fenomena Operasional Terminal di Indonesia Pulau Kalimantan
PENDAHULUAN
Fenomena Operasional Terminal di Indonesia Pulau Sulawesi
MALPRAKTEK PENYELENGGARAAN TERMINAL
MALL PRAKTEK PENYELENGGARAAN TERMINAL
Terbelenggu Luasan Lahan Terminal

Persyaratan luas menjadi lokasi tidak setrategis


A KENDARAAN TIPE A TIPE B TIPE C SATUAN
1 Ruang parkir m2
a. AKAP 1,120 - - m2
b. AKDP 540 540 - m2
c. AK 800 800 - m2
d. ADES 900 900 900 m2
e. K. Pribadi 600 500 200 m2
2 Ruang service 500 500 - m2
3 Pompa bensin 500 - - m2
4 Sirkulasi kendaraan 3,960 2,740 1,100 m2
5 Bengkel 150 100 - m2
6 Ruang istirahat 50 40 30 m2
7 Gudang 25 20 - m2
8 Pelataran parkir cadangan 1,980 1,370 550 m2
Berdasarkan
B PEMAKAI JASA m2
Kepmenhub Nomor 1 Ruang tunggu 2,625 2,250 480 m2
KM 31 Tahun 1995, 2 Sirkulasi manusia 1,050 900 192 m2
3 Kamar mandi 72 60 40 m2
kebutuhan lahan 4 Kios 1,575 1,350 288 m2
terminal 5 Musholla 72 60 40 m2

C OPERASIONAL m2
1 Ruang administrasi 78 59 39 m2
2 Ruang pengawas 23 23 16 m2
3 Loket 3 3 2 m2
4 Peron 4 4 3 m2
5 Retribusi 6 6 6 m2
6 Ruang informasi 12 10 8 m2
7 Ruang pertolongan pertama 45 30 15 m2
8 Ruang perkantoran 150 100 - m2
m2
D RUANG LUAR m2
(taman & ruang terbuka) 6,653 4,890 1,554 m2
m2
LUAS TOTAL 23,493 17,255 5,463 m2
CADANGAN PENGEMBANGAN 23,493 17,255 5,463 m2
KEBUTUHAN LAHAN 46,986 34,510 10,926 m2
4.7 3.5 1.1 ha
Sumber : Kepmenhub No. KM 31/th. 1995
MALL PRAKTEK PENYELENGGARAAN TERMINAL
Follower dan Apriori Terhadap Lokasi

Perubahan konsep terminating tidak selektif

Central Terminating Near Site Terminating

Pada era tahun 90-an, hampir seluruh terminal penumpang angkutan jalan di Indonesia berfungsi
dengan baik, bahkan terdapat kebutuhan baik oleh OPERATOR maupun USER untuk datang ke
Terminal, agar mendapatkan pelayanan angkutan umum dengan baik. Seiring dengan
perkembangan terminal berada di tengah kota dan menjadi daerah rawan macet. Kebijakan
RELOKASI PARSIAL menjadi pilihan, tanpa mempertimbangkan apakah terminal ditempat baru bisa
beroperasi dengan baik atau tidak?
SANGAT JARANG DAERAH YANG MENGAMBIL KEBIJAKAN
REVITALISASI ATAU RESTRUKTURISASI DENGAN PENDEKATAN
KONSEP PENGATURAN HINGGA KEMACETAN LALU LINTAS DAPAT DIHINDARI
TAPI TERMINAL TETAP BERFUNGSI
MALL PRAKTEK PENYELENGGARAAN TERMINAL
Perencanaan Parsial dan Tidak Integrated

Pola pemisahan terminal dengan pusat kegiatan

Terminal
Baru

Terminal

Pasar

Tempat Parkir
Pemindahan terminal dan pasar tidak bersamaan,
bahkan seolah-olah TERMINAL harus terpisah dengan
pasar. Pada akhirnya, terminal dipindahkan keluar kota
tanpa dibarengi dengan pusat kegiatan, sehingga
menyebabkan terminal tidak berfungsi dengan baik.
MALL PRAKTEK PENYELENGGARAAN TERMINAL
Desain Sirkulasi Melemahkan Operasionalisasi Terminal

Kalau didepan bisa ganti moda untuk apa masuk terminal

Terminal
Baru

Terminal
Baru

Terminal Bayangan Sirkulasi kedatangan dan keberengakatan diatur


Orang turun naik di jalan sedemikian rupa sehingga pertemuan angkutan
Pindah Moda dijalan umum PER ORIENTASI ARAH BERADA DI DALAM
Ramai di depan TERMINAL. Kalau desain seperti itu sudah dapat
Terminal di dalam SEPI dipastikan TRANSFER MODA berada di dalam
terminal dan OPERATOR akan membutuhkan
adanya TERMINAL
MALL PRAKTEK PENYELENGGARAAN TERMINAL
Desain Sirkulasi Melemahkan Operasionalisasi Terminal

Kalau didepan bisa ganti moda untuk apa masuk terminal

Terminal 1
(Orientasi Utara)

Terminal 2
(Orientasi Barat)

Terminal 3
(Orientasi Selatan)
SUCCESS STORY TERMINAL INDONESIA
SUCCESS STORY TERMINAL DI INDONESIA
Terminal Bungurrasih
Contoh Sukses Relokasi Terminal Joyoboyo-Bungurasih

Lokasi pembangunan terminal Purabaya berada di desa Bungurasih Kecamatan Waru Kabupaten
Sidoarjo dengan luas ± 12 Ha. Dipilihnya lokasi tersebut karena mempunyai akses yang sangat baik
dan strategis sebagai pintu masuk ke kota Surabaya serta berada pada jalur keluar kota Surabaya
arah timur selatan dan barat. Walaupun lokasi terminal Purabaya berada di Kabupaten Sidoarjo
namun pengelolaan terminal dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Hal tersebut berdasarkan
perjanjian kerjasama (MOU) antara Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dengan Pemerintah Kota
Surabaya.
SUCCESS STORY TERMINAL DI INDONESIA
Terminal Tirtonadi
RESTRUKTURISASI TERMINAL TIRTONADI SOLO

RRESTRUKTURISASI
ZONING
TERMINAL TIRTONADI INTEGRATED CONECTIVITY
SOLO CONCEPT
SUCCESS STORY TERMINAL DI INDONESIA
Terminal Tirtonadi
RESTRUKTURISASI TERMINAL TIRTONADI SOLO

Terminal Tirtonadi dikembangkan dengan 5 lantai, dengan konsep MIXED USE. Tak hanya diperuntukan
bagi aktivitas angkutan penumpang, namun TERMINAL TIRTONADI juga akan dilengkapi dengan mal,
hotel, tempat parkir dan pertokoan. Ada 3 sistem yang akan kami terapkan di dalam Terminal Tirtonadi.
Pertama terintegrasi, aglomerasi dan pusat bisnis. Pembangunan terminal lantai 2 hingga 5 ditargetkan
selesai 2018. Pihak DISHUB SOLO akan menggandeng investor dengan melakukan lelang mulai 2016
mendatang. Anggaran untuk pembangunan lantai 2 hingga 5 diperkirakan mencapai Rp 260-300 miliar.
SUCCESS STORY TERMINAL DI INDONESIA
Rest Area Tol
Menjadi tempat istirahat angkutan pribadi dan umum
SUCCESS STORY TERMINAL DI LUAR NEGERI
SUCCESS STORY TERMINAL DI LUAR NEGERI
KL Sentral Kualalumpur
KAWASAN BISNIS BERBASIS TRANSPORTASI
SUCCESS STORY TERMINAL DI LUAR NEGERI
KL Sentral Kualalumpur
KAWASAN BISNIS BERBASIS TRANSPORTASI
SUCCESS STORY TERMINAL DI LUAR NEGERI
KL Sentral Kualalumpur
KAWASAN BISNIS BERBASIS TRANSPORTASI
SUCCESS STORY TERMINAL DI LUAR NEGERI
KL Sentral Kualalumpur
KAWASAN BISNIS BERBASIS TRANSPORTASI

KL SENTRAL - KLIA KL SENTRAL - LCCT


SUCCESS STORY TERMINAL DI LUAR NEGERI
THE NEW TERMINAL BUS VIENNA AUTRIA

KAWASAN BISNIS BERBASIS TRANSPORTASI


STANDAR GUIDLINE TERMINAL-STATION
STANDAR GUIDLINES TERMINAL-STATION
Tipologi Terminal-Station
STANDAR GUIDLINES TERMINAL-STATION
City Center Terminal
STANDAR GUIDLINES TERMINAL-STATION
Airport/Seaport Terminal
STANDAR GUIDLINES TERMINAL-STATION
Town Center Terminal
STANDAR GUIDLINES TERMINAL-STATION
Regional Park and Ride Terminal
STANDAR GUIDLINES TERMINAL-STATION
Neighborhood Terminal
STANDAR GUIDLINES TERMINAL-STATION
Employment Center Terminal
STANDAR GUIDLINES TERMINAL-STATION
Local Park and Ride Terminal
STANDAR GUIDLINES TERMINAL-STATION
Special Event Terminal
SOLUSI DAN PENGEMBANGAN TERMINAL
TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)
Konsep TOD

TOD (transit ortiented development) adalah suatu konsep


pengembangan kawasan yang berorientasi pada titik-titik
transit, yaitu lokasi dimana angkutan umum massal (mass
public transport) berhenti. Dalam paradigma ini, angkutan
umum massal menjadi tulang punggung pergerakan
manusia. Titik-titik perpindahan angkutan umum menjadi
titik awal dari pergerakan manusia untuk mencapai
tujuannya masing-masing. Penentuan zoning fungsi-fungsi
ini didasarkan atas bangkitan pergerakan setiap jenis
fungsi dan jangkauan yang bisa dicapai pejalan kaki
(jangkauan yang nyaman + 400 m). Fungsi-fungsi yang
menghasilkan bangkitan pergerakan yang tinggi ➔ fungsi
komersial, diletakkan lebih dekat dengan titik transit.
Sedangkan fungsi-fungsi hunian bisa diletakkan pada jarak
yang lebih jauh.

Oleh karenanya, hal-hal yang harus diperhatikan dalam


menggunakan konsep TOD tersebut adalah density,
diversity dan design. Density adalah kepadatan kawasan
pengembangan yang terkait dengan radius titik transitnya.
Diversity, artinya harus beragamnya fungsi di kawasan
(mixed use).
TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD)
Prinsip TOD
Prinsip-prinsip konsep pengembangan berorientasi transportasi adalah sebagai berikut :
1. Pengintegrasian fungsi transit dengan perkembangan kawasan sekitarnya.
2. Fungsi-fungsi seperti komersial, hunian, perkantoran, ruang terbuka harus dapat diakses dengan mudah dari
titik transit kawasan (TERMINAL/HALTE) dengan jarak yang masih nyaman ditempuh dengan berjalan.
3. Penciptaan jalur pejalan kaki yang nyaman dan terintegrasi dengan fungsi yang berada dalam kawasan
pengembangan TOD (transit oriented development).
4. Menyediakan hunian yang bervariasi berdasarkan tipe, kepadatan dan harga sewa.
5. Penciptaan ruang terbuka publik sebagai salah satu ruang pengikat antar massa bangunan yang akan menjadi
orientasi massa bangunan dalam kawasan dan sebagai tempat beraktivitas publik.
6. Melakukan pengembangan baru disepanjang jalur transit yang dipadukan dengan bangunan eksisting yang
sudah ada dalam kawasan.
TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (tod)
Prinsip TOD

TANGERANG
INTEGRASI SIMPUL TRANSPORTASI
Studi Kasus Simpul Transportasi Merak
INTEGRASI SIMPUL TRANSPORTASI
Studi Kasus Simpul Transportasi Merak
INTEGRASI SIMPUL TRANSPORTASI
Studi Kasus Simpul Transportasi Merak
INTEGRASI SIMPUL TRANSPORTASI
Studi Kasus Simpul Transportasi Merak
KONSEP DESAIN INTEGRASI
Konsep desai integrasi dengan penanganan restrukturisasi kawasan simpul transportasi Merak dilakukan dengan
memperhatikan Penataan sirkaluasi lalu lintas, Keberpihakan kepada angkutan bus dan truk antar lintas Sumatera
dan Keterpaduan penataan kawasan simpul. Pelaksanaan restrukturisasi kawasan simpul transportasi Merak melalui
integrasi lokasi terminal penyeberangan, stasiun kereta api dan terminal bus, serta penataan sistem sirkulasi lalu
lintas, menetapkan capaian target kinerja, sebagaimana dapat dijelaskan sebagai berikut :

INDIKATOR KINERJA UTAMA


NO INDIKATOR KINERJA UTAMA
Saat Ini Target
1 Fa s i l i tas peja l a n ka ki (a l i h moda penumpa ng)
a Termi na l penyebera nga n-s tas i un KA 375 m ; Non AC < 100 m ; AC
b Termi na l penyebera nga n-termi na l bus 266 m ; Non AC < 100 m ; AC
c Stas i un KA-termi na l bus 641 m ; Non AC < 100 m ; AC
d Termi na l penyebera nga n-derma ga 1 75 m ; Non AC < 200 m ; AC
e Termi na l penyebera nga n-derma ga 2 272 m ; Non AC < 200 m ; AC
f Termi na l penyebera nga n-derma ga 3 475 m ; Non AC < 200 m ; AC
g Termi na l penyebera nga n-derma ga 4 800 m ; Non AC < 200 m ; AC
h Termi na l penyebera nga n-derma ga 5 894 m ; Non AC < 200 m ; AC
2 Keterpa dua n s i s tem penja dwa l a n
a Ja dwa l ka pa l penyebera nga n 98 tri p/ha ri ; tak terja dwa l > 98 tri p/ha ri ; terja dwa l
b Ja dwa l kereta a pi 4 tri p/ha ri ; terja dwa l > 4 tri p/ha ri ; terja dwa l
c Ja dwa l bus 430 tri p/ha ri ; tak terja dwa l > 430 tri p/ha ri ; terja dwa l
d Koneks i ja dwa l ka pa l -kereta a pi - < 15 meni t
e Koneks i ja dwa l ka pa l -bus - < 15 meni t
f Koneks i ja dwa l kereta a pi -bus - < 15 meni t
3 Pena taa n s i rkul a s i l a l u l i ntas i nterna l ka wa s a n 5 titik utama da n terca mpur 0 da n ja l ur terpi s a h
4 Keperpi ha ka n a ngkutan ba ra ng da n bus a ntar 940 m da ri derma ga terdeka t < 50 meter da ri s etia p derma ga
l i ntas Ja wa -Suma tera
5 Keterpa dua n pena taa n ka wa s a n s i mpul s epora di s s i s tem zoni ng
INTEGRASI SIMPUL TRANSPORTASI
Studi Kasus Simpul Transportasi Merak

BLOK PLAN
INTEGRASI SIMPUL TRANSPORTASI
Studi Kasus Simpul Transportasi Merak

PERSPEFTIF VIEW UTARA


INTEGRASI SIMPUL TRANSPORTASI
Studi Kasus Simpul Transportasi Merak

PERSPEFTIF VIEW TIMUR


INTEGRASI SIMPUL TRANSPORTASI
Studi Kasus Simpul Transportasi Merak

PERSPEFTIF VIEW SELATAN


INTEGRASI SIMPUL TRANSPORTASI
Studi Kasus Simpul Transportasi Merak

PERSPEFTIF VIEW BARAT


INTEGRASI SIMPUL TRANSPORTASI
Studi Kasus Simpul Transportasi Merak

PERSPEFTIF VIEW ENTRANCE


INTEGRASI SIMPUL TRANSPORTASI
Studi Kasus Simpul Transportasi Merak

PERSPEFTIF VIEW JALUR DAN DERMAGA


INTEGRASI SIMPUL TRANSPORTASI
Studi Kasus Simpul Transportasi Merak

PERSPEFTIF VIEW BANGUNAN UTAMA SIMPUL TRANSPORTASI MERAK


INTEGRASI SIMPUL No.
ITEM PEKERJAAN VOLUME
HARGA SATUAN
(Rp)
JUMLAH HARGA
(Rp)

TRANSPORTASI I PEKERJAAN PERSIAPAN 1,00 Ls 15.036.181.600,00 15.036.181.600,00

Studi Kasus Simpul II BANGUNAN SIMPUL TRASPOTASI


Transportasi Merak a. LANTAI -1 STASIUN KA.
1 Pekerjaan Struktur 14.352,00 m²
7.500.000,00
3.000.000,00
107.640.000.000,00
43.056.000.000,00
2 Pekerjaan Arsitektur 14.352,00 m² 2.250.000,00 32.292.000.000,00
3 Pekerjaan Mekanikal 14.352,00 m² 750.000,00 10.764.000.000,00
4 Pekerjaan Elektrikal 14.352,00 m² 1.125.000,00 16.146.000.000,00
5 Pekerjaan Lain-Lain 14.352,00 m² 375.000,00 5.382.000.000,00

b. LANTAI -2 TERMINAL BUS. 8.175.000,00 130.162.350.000,00


1 Pekerjaan Struktur 15.922,00 m² 3.270.000,00 52.064.940.000,00
2 Pekerjaan Arsitektur 15.922,00 m² 2.452.500,00 39.048.705.000,00
3 Pekerjaan Mekanikal 15.922,00 m² 817.500,00 13.016.235.000,00
4 Pekerjaan Elektrikal 15.922,00 m² 1.226.250,00 19.524.352.500,00

RENCANA BIAYA 5 Pekerjaan Lain-Lain 15.922,00 m² 408.750,00 6.508.117.500,00

RESTRUKTURISASI c. LANTAI -3 PELABUHAN ASDP 8.400.000,00 133.744.800.000,00


1 Pekerjaan Struktur 15.922,00 m² 3.360.000,00 53.497.920.000,00
SIMPUL 2 Pekerjaan Arsitektur 15.922,00 m² 2.520.000,00 40.123.440.000,00
TRANSPORTASI MERAK 3 Pekerjaan Mekanikal
4 Pekerjaan Elektrikal
15.922,00
15.922,00


840.000,00
1.260.000,00
13.374.480.000,00
20.061.720.000,00
Core Zone 5 Pekerjaan Lain-Lain 15.922,00 m² 420.000,00 6.687.240.000,00

d. JALAN PENGHUBUNG DARI TERMINAL KE DERMAGA dan Ruang Tunggu 76.193.600.000,00


1 Terminal ASDP ke Dermaga-1 dan 2 (sky bridge) 1.272,00 m² 5.600.000,00 7.123.200.000,00
2 Terminal ASDP ke Dermaga-1 dan 2 (R. Tunggu) 1.860,00 m² 5.600.000,00 10.416.000.000,00
3 Terminal ASDP ke Dermaga-3 dan 4(sky bridge) 1.098,00 m² 5.600.000,00 6.148.800.000,00
4 Terminal ASDP ke Dermaga-3 dan 4 (R. Tunggu) 1.860,00 m² 5.600.000,00 10.416.000.000,00
5 Terminal ASDP ke Dermaga-5(sky bridge dan R. Tunggu) 7.516,00 m² 5.600.000,00 42.089.600.000,00

III GEDUNG PARKIR DAN AREA COMERSIAL.


1 Gedung parkir Lt-1 s/d Lt-6 19.200,00 m² 96.537.600.000,00
Lantai - 1 3.200,00 m² 4.500.000,00 14.400.000.000,00
Lantai - 2 3.200,00 m² 4.905.000,00 15.696.000.000,00
Lantai - 3 3.200,00 m² 5.040.000,00 16.128.000.000,00
Lantai - 4 3.200,00 m² 5.107.500,00 16.344.000.000,00
Lantai - 5 3.200,00 m² 5.229.000,00 16.732.800.000,00
Lantai - 6 3.200,00 m² 5.386.500,00 17.236.800.000,00
INTEGRASI SIMPUL TRANSPORTASI
Studi Kasus Simpul Transportasi Merak

2 Gedung fasilitas penunjang komersial Lt-1 s/dLt-6 7.200,00 m² 44.246.400.000,00


Lantai - 1 1.200,00 m² 5.500.000,00 6.600.000.000,00
Lantai - 2 1.200,00 m² 5.995.000,00 7.194.000.000,00
Lantai - 3 1.200,00 m² 6.160.000,00 7.392.000.000,00
Lantai - 4 1.200,00 m² 6.242.500,00 7.491.000.000,00
Lantai - 5 1.200,00 m² 6.391.000,00 7.669.200.000,00
Lantai - 6 1.200,00 m² 6.583.500,00 7.900.200.000,00
RENCANA BIAYA
RESTRUKTURISASI 3 Gd. Kantor Pengelola Lt-7 1.244,00 m² 9.270.000,00 11.531.880.000,00

SIMPUL 4 Gedung Hotel dari Lt-8 s/d lt-18 13.684,00 m² 151.752.450.000,00

TRANSPORTASI MERAK Lantai - 8


Lantai - 9 s/d 18 Koeffisien Harga Konsultasi ke Dinas
1.244,00 9.487.500,00 11.802.450.000,00

Core Zone Teknis Maksimal Pengali 1.5 12.440,00 m² 11.250.000,00 139.950.000.000,00

IV. PEKERJAAN LUAR BANGUNAN. 82.810.500.000,00


1 Jalur Akses keluar dan masuk kawasan simpul terpadu. 54.207,00 m² 1.350.000,00 73.179.450.000,00
2 Saran fasilitas landskape (kawasan hijau) 10.841,40 m² 750.000,00 8.131.050.000,00
3 Signage / cutting acrylic led lamp 1,00 Ls 1.500.000.000,00 1.500.000.000,00

RIIL COAST 849.655.761.600,00


PPn 10% 84.965.576.160,00
GRAND TOTAL 934.621.337.760,00
HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
ITEM PEKERJAAN VOLUME

INTEGRASI SIMPUL
No. (Rp) (Rp)

TRANSPORTASI I PEKERJAAN PERSIAPAN 1,00 Ls 60.610.465.000,00 60.610.465.000,00

Studi Kasus Simpul BANGUNANKAWASAN BAFER ZONA.

Transportasi Merak
II. GEDUNG PARKIR DAN PERKANTORAN 1.738.914.750.000,00
1 Gedung parkir Lt-1 s/d Lt-6
Lantai - 1 4.500,00 m² 4.500.000,00 20.250.000.000,00
Lantai - 2 4.500,00 m² 4.905.000,00 22.072.500.000,00
Lantai - 3 4.500,00 m² 5.040.000,00 22.680.000.000,00
Lantai - 4 4.500,00 m² 5.107.500,00 22.983.750.000,00
Lantai - 5 4.500,00 m² 5.229.000,00 23.530.500.000,00
Lantai - 6 4.500,00 m² 5.386.500,00 24.239.250.000,00
Gd. Kantor Perkantoran Lt-7 s/d Lt-30
lantai -7 4.500,00 m² 9.270.000,00 41.715.000.000,00
Lantai - 8 4.500,00 m² 9.487.500,00 42.693.750.000,00
Lantai - 9 s/d lt-30 Koeffisien Harga Konsultasi ke Dinas
Teknis Maksimal Pengali 1.5 135.000,00 m² 11.250.000,00 1.518.750.000.000,00

RENCANA BIAYA 2 GEDUNG APARTEMEN DAN HOTEL. 1.051.228.500.000,00

RESTRUKTURISASI SIMPUL
Lantai - 1 Ruangan parkir 7.000,00 m² 4.500.000,00 31.500.000.000,00
Lantai - 2 7.000,00 m² 4.905.000,00 34.335.000.000,00

TRANSPORTASI MERAK Lantai - 3


Lantai - 4
7.000,00
7.000,00


5.040.000,00
5.107.500,00
35.280.000.000,00
35.752.500.000,00
Buffer Zone Lantai - 5 7.000,00 m² 5.229.000,00 36.603.000.000,00
Lantai - 6 7.000,00 m² 5.386.500,00 37.705.500.000,00
Gd. Kantor Perkantoran Lt-7 s/d Lt-17
lantai -7 7.000,00 m² 9.270.000,00 64.890.000.000,00
Lantai - 8 7.000,00 m² 9.487.500,00 66.412.500.000,00
Lantai - 9 s/d lt-17 Koeffisien Harga Konsultasi ke Dinas
Teknis Maksimal Pengali 1.5 63.000,00 m² 11.250.000,00 708.750.000.000,00

3 PENGEMBANGAN BUISNESS & COMERSIAL. 240.380.000.000,00


Lantai - 1 Ruangan parkir 14.000,00 m² 4.500.000,00 63.000.000.000,00
Lantai - 2 (Mall ). 14.000,00 m² 7.630.000,00 106.820.000.000,00
Lantai - 3 (Mall ). 14.000,00 m² 5.040.000,00 70.560.000.000,00

III. PEKERJAAN LUAR BANGUNAN. 12.580.000.000,00

1 Jalur Akses keluar dan masuk kawasan simpul terpadu. 6.300,00 m² 1.350.000,00 8.505.000.000,00
2 Saran fasilitas landskape (kawasan hijau) 5.100,00 m² 750.000,00 3.825.000.000,00
3 Signage / cutting acrylic led lamp 1,00 Ls 250.000.000,00 250.000.000,00

RIIL COAST 3.103.713.715.000,00


PPn 10% 310.371.371.500,00
GRAND TOTAL 3.414.085.086.500,00
SPM TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN JALAN
Keselamatan
SPM TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN JALAN
Keselamatan
SPM TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN JALAN
Keamanan
SPM TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN JALAN
Kehandalan/Keteraturan
SPM TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN JALAN
Kehandalan/Keteraturan
SPM TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN JALAN
Kenyamanan
SPM TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN JALAN
Kenyamanan
SPM TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN JALAN
Kenyamanan
SPM TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN JALAN
Kemudahan/Keterjangkauan
SPM TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN JALAN
Kemudahan/Keterjangkauan
SPM TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN JALAN
Kemudahan/Keterjangkauan
SPM TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN JALAN
Kemudahan/Keterjangkauan
SPM TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN JALAN
Keselarasan
CONTOH LAIN PENERAPAN DESAIN TERMINAL
CONTOH PENERAPAN DESAIN TERMINAL
Terminal Elevated Busway CBD Ciledug

FILE
CONTOH PENERAPAN DESAIN TERMINAL
Terminal Polewali Mandar SULBAR

FILE
KESIMPULAN

1. Adanya pengaturan kembali tentang Penyelenggaraan Terminal Tipe A, berdasarkan Undang-


Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, harus dijadikan MOMENTUM
untuk melaksanakan perbaikan penyelenggaraan terminal ;
2. Selain tipologi terminal penumpang angkutan umum yang telah diatur berdasarkan peraturan
perundang-undangan tentang lalu lintas dan angkutan jalan (Tipe A, B dan C), perlu pula
melakukan ELOBORASI dengan tipologi berdasarkan Standar Guidlines Terminal-Station,
dimana terdapat 8 tipologi terminal, yaitu :
• City center terminal ;
• Airport and seaport terminal ;
• Town center terminal ;
• Regional park and ride terminal ;
• Neighborhood terminal ;
• Employment center terminal ;
• Local park and ride terminal ;
• Special event terminal.
3. Solusi perbaikan penyelenggaraan terminal dilakukan dengan melakukan RESTRUKTURISASI
Terminal Penumpang Angkutan Jalan dengan pendekatan konsep Integrasi Inter dan Antar
Moda, Transit Oriented Development dan konektivitas.
4. Percepatan pelaksanaan RESTRUKTURISASI terminal dapat dilakukan melalui kerjasama
antara Kemenhub, Provinsi, Kabupaten/kota serta swasta.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai