TUGAS PAPER PEKAN 3: SUB MATERI I - LETAK GEOGRAFIS NKRI &
DISTRIBUSI PEMETAAN POTENSI SUMBERDAYA 1. Letak Geografis Indonesia Geografi merupakan ilmu yang sangat kompleks, dikarenakan objek material geografi yang sangat luas (Arild Holt-Jensen, 2003). Adapun definisi geografi yang dirumuskan oleh para ahli geografi Indonesia pada Seminar dan Lokakarya di Semarang pada tahun 1988 menjelaskan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan menggunakan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan oleh para ahli, maka ditetapkanlah batasan letak geografis Indonesia secara umum, yang adalah sebagai berikut. a. Bagian barat laut: wilayah Indonesia berbatasan dengan benua Asia. b. Bagian tenggara: wilayah Indonesia berbatasan dengan benua Australia. c. Bagian barat: wilayah Indonesia berbatasan dengan Samudra Hindia. d. Bagian timur: wilayah Indonesia berbatasan dengan Samudra Pasifik. Indonesia juga terbentuk dari wilayah pertemuan tiga buah lempeng, yaitu Indo- Australia, Eurasia, dan Lempeng Pasifik, serta terletak pada pertemuan dua jalur pergunungan aktif, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania sehingga mengakibatkan Indonesia memiliki pegunungan aktif dalam jumlah yang cukup besar dan tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, Indonesia juga dikenal dengan sebutan negara maritim, hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia dibentuk oleh perairan. Melalui Deklarasi Djuanda, 13 Desember 1957, Indonesia menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia (laut sekitar, di antara, dan di dalam kepulauan Indonesia) menjadi satu kesatuan wilayah NKRI. Dan Indonesia sebagai negara kepulauan, telah diakui dunia internasional melalui konvensi hukum laut PBB ketiga, United Nation Convention on the Law of the Sea 1982 (UNCLOS 1982), kemudian diratifikasi oleh Indonesia dengan Undang- Undang No.17 Tahun 1985.
2. Luas Wilayah NKRI
Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia menganut prinsip negara kepulauan (Archipelagic State), sehingga perairan antar pulau pun merupakan wilayah Republik Indonesia (RI) dan bukan kawasan bebas. Deklarasi Djuanda selanjutnya diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia. Akibatnya luas wilayah Republik Indonesia berganda menjadi 2,5 kali lipat dari 2.027.087 km² menjadi 5.193.250 km². Adapun juga, dengan perhitungan 196 garis batas lurus (straight baselines) dari titik pulau terluar, terciptalah garis maya batas mengelilingi RI sepanjang 8.069,8 mil laut. Pada Tahun 1982, Deklarasi Djuanda pun diterima dan ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB ke-III Tahun 1982 (United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS 1982). Selanjutnya deklarasi ini dipertegas kembali dengan UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang ratifikasi UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah negara kepulauan. Menurut Janhidros (2006) dalam Rumampuk (2013), luas wilayah daratan Indonesia adalah sebesar ± 2.012.402 km2 dan luas perairannya sebesar ± 5.877.879 km2. Fakta fisik inilah yang menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan diakui
oleh dunia internasional.
Gambar 1. Peta Perairan Indonesia berdasarkan UU No. 6 Tahun 1996 (Dewan Kelautan Indonesia, 2008)
Tabel 1. Luas Wilayah Indonesia menurut kementerian terkait.
Proporsi terhadap Komponen Luas NKRI (km2) Sumber Luas Total NKRI (%) Luas Daratan 1.910.931,320 35,03 Kemendagri, 2010 Luas Lautan NKRI 3.544.743,900 64,97 KKP, 2011 - Luas Laut Teritorial 284.210,900 - Luas Zona Ekonomi 2.981.211,000 Eksklusif - Luas Laut 12 Mil 279.322,000 Total Luas NKRI 5.455.675,220 100,00
Berdasarkan Pasal 3 UU No. 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia, Gambar 1
menyajikan wilayah perairan Indonesia yang mencakup: a. Laut Teritorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12 mil yang diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia. b. Perairan Kepulauan, adalah semua perairan yang terletak pada sisi dalam garis pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman dan jarak dari pantai. c. Perairan Pedalaman, adalah semua perairan yang terletak pada sisi darat dan garis air rendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk di dalamnya semua bagian dari perairan yang terletak pada sisi darat pada suatu garis penutup. Kemudian seperti yang tampak pada Tabel 1, pada tahun 2010, Kemendagri telah merilis bahwa luas daratan NKRI adalah sebesar 1.910.931,32 km2 atau sebesar 35% dari total seluruh wilayah NKRI. Sementara itu mengenai wilayah laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2011 menyatakan dalam buku Statistik Kelautan dan Perikanan, bahwa Indonesia memiliki: (1) Luas Laut Teritorial Pedalaman sebesar 284.210,900 km2, (2) Luas Zona Ekonomi Eksklusif sebesar 2.981.211,000 km2, dan (3) Luast Laut 12 Mil sebesar 279.322,000 km2.
3. Distribusi dan Pemetaan Potensi Sumberdaya Kemaritiman NKRI
a. Potensi Wilayah Letak geografis kepulauan Indonesia sangat strategis karena merupakan pusat lalu lintas maritim antarbenua. Indonesia juga memiliki kedaulatan atas laut teritorialnya, antara lain; perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut teritorial (12 mil dari garis pangkal). Selain itu, ada lagi zona Indonesia yang memiliki hak berdaulat dan kewenangan tertentu. Selain itu, pada jarak 200 mil dari garis pangkal adalah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), dimana Indonesia memiliki hak berdaulat atas sumber daya alam (perikanan), memiliki kekuasaan untuk melindungi lingkungan laut, mengatur dan mengesahkan penelitian kelautan, izin yang dikeluarkan . untuk pembangunan pulau buatan, tanaman dan struktur lainnya. b. Potensi Sumberdaya Hayati Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya hayati yang tercermin dari tingginya tingkat keanekaragaman hayati. Dari 7.000 spesies ikan dunia, 2.000 diantaranya terdapat di Indonesia. Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia sekitar 6,4 juta ton per tahun dan terdiri dari: ikan pelagis besar (1,16 juta ton), ikan pelagis kecil (3,6 juta ton), ikan demersal (1,36 juta ton), udang penaid (0,094 juta ton), lobster (0,004 juta ton), cumi-cumi (0,028 juta ton) dan ikan karang digunakan untuk konsumsi (0,14 juta ton). Potensi bioteknologi kelautan masih memiliki potensi yang besar, antara lain pada industri bahan baku pangan, industri bahan pangan alami, dan industri benih ikan dan udang, serta karang yang terdapat lebih dari 400 jenis dengan fokus di perairan Samudra Hindia dan Pasifik terutama di perairan Indonesia. Berbagai jenis alga juga tersebar di berbagai wilayah pesisir. c. Potensi Sumberdaya Mineral dan Energi Sekitar 70% produksi migas Indonesia berasal dari wilayah pesisir dan laut. Dari 60 reservoir yang mungkin mengandung minyak dan gas, terdapat 40 di lepas pantai, 14 di lepas pantai dan hanya 6 di lepas pantai. Potensi seluruh cekungan diperkirakan mencapai 11,3 miliar barel minyak. Cadangan gas alam di wilayah itu diperkirakan mencapai 101,7 triliun meter kubik. Selain itu, kawasan ini juga kaya akan berbagai mineral dan mineral seperti: Emas, Perak, Timbal, Bijih Besi, dan Mineral Berat. Perairan pesisir dan laut Indonesia juga memiliki bentuk baru energi pengganti bahan bakar berupa gas hidrat dan gas bionik dari pantai barat Sumatera, selatan Jawa Barat dan utara Selat Makassar yang memiliki potensi sangat besar. melampaui semua peluang minyak dan gas alam. d. Potensi Industri dan Jasa Maritim Karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah pesisir dan lautan yang luas, maka sektor industri dan jasa maritim yang berpotensi untuk dikembangkan, adalah: (1) Galangan (pembuatan) kapal dan dock-yard; (2) Industri mesin dan peralatan kapal; (3) Industri alat penangkapan ikan (fishing gears); (4) Industri kincir air tambak (pedal wheel), pompa air, dan lainnya; (5) Off-shore engineering and structures; (6) Coastal engineering and structures; (7) Kabel bawah laut dan fiber optics; (8) Remote sensing, GPS, GIS, ICT, dan lainnya. e. Potensi Transportasi Laut dan Jasa Lingkungan Seiring dengan pusat ekonomi dunia yang berpindah dari poros Atlantik ke kawasan Asia-Pasifik, 70% perdagangan dunia kini terjadi di kawasan Asia-Pasifik. Sekitar 75% produk dan barang niaga Indonesia diangkut melalui jalur laut, dengan nilai sekitar 1,3 triliun dolar AS per tahun. Sejak 1987, Indonesia telah menghabiskan rata-rata $14 miliar per tahun untuk membayar armada pelayaran asing. Sekitar 97% barang dan komoditas yang diekspor dan diimpor oleh Indonesia diangkut oleh kapal asing, dan sekitar 55% dari seluruh barang dan komoditas yang diangkut antar pulau di laut Indonesia juga diangkut oleh kapal asing. Letak Indonesia yang strategis, serta estetika lingkungannya yang sulit ditemukan pada negara kepulauan lainnya, gugusan pulau yang indah dan kekayaan keanekaragaman hayati lautnya, menjanjikan potensi ekonomi wisata alam dan wisata bahari di segala penjuru. variasinya. Oleh karenanya, dapat diestimasikan bahwa potensi ekonomi wisata bahari Indonesia dapat mencapai nominal sebesar 54,3 miliar USD per tahun (PKSPL IPB 2009 dalam Dahur 2010). f. Potensi Kultural Salah satu potensi kelautan Indonesia adalah benda peninggalan budaya masa lalu yang memiliki nilai ekonomis tinggi yaitu, Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT). Saat ini diperkirakan terdapat 463 titik lokasi kapal tenggelam, yang terjadi sejak abad ke-14 hingga abad ke-19. Pemerintah telah membentuk Panitia Nasional BMKT melalui Keppres No.107 Tahun 2000, agar pemanfaatan BMKT dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dan negara, serta mencegah pengangkatan BMKT secara ilegal. Nilai BMKT secara keseluruhan diperkirakan mencapai US$ 40 juta. Dari potensi sumberdaya pesisir dan lautan di atas, sedikitnya terkait dengan 11 sektor ekonomi kelautan yang dapat dikembangkan yaitu: (1) perikanan tangkap, (2) perikanan budidaya, (3) industri pengolahan hasil perikanan, (4) industri bioteknologi kelautan, (5) pertambangan dan energi, (6) pariwisata bahari, (7) perhubungan laut, (8) industry dan jasa maritim, (9) sumberdaya pulau-pulau kecil, (10) coastal forestry (mangrove), dan (11) SDA nonkonvensional. Sektor ekonomi kelautan adalah kegiatan ekonomi yang berlangsung di wilayah pesisir dan lautan, dan/atau yang menggunakan SDA dan jasa-jasa lingkungan kelautan untuk menghasilkan goods and services yang dibutuhkan umat manusia (Kildow, 2005 dalam Dahuri 2010). Menurut PKSPL-IPB 2009, total potensi ekonomi kelautan Indonesia: sebesar US$ 1.200 miliar/tahun. DAFTAR PUSTAKA Aksa, Furqan Ishak, Sugeng Utaya, dan Syamsul Bachri. 2019. “Geografi dalam Perspektif Filsafat Ilmu”. Majalah Geografi Indonesia Vol. 33, No. 1. Diakses melalui https://core.ac.uk/download/pdf/295187059.pdf pada hari Jumat, 10 Maret 2023, pukul 23.19. Arianto, Mukhamad Fredy. 2020. “Potensi Wilayah Pesisir di Negara Indonesia”. Jurnal Geografi dan Pengajarannya Vol. XX, No. XX. Diakses melalui https://www.researchgate.net/profile/Mukhamad-Fredy- Arianto/publication/345775038_POTENSI_WILAYAH_PESISIR_DI_NEGARA_IND ONESIA/links/5fad81c0458515078112f6b2/POTENSI-WILAYAH-PESISIR-DI- NEGARA-INDONESIA.pdf pada hari Sabtu, 11 Maret 2023, pukul 01.17. Ramdhan, Muhammad dan Taslim Arifin. 2013. “Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dalam Penilaian Proporsi Luas Laut Indonesia”, (daring). Diakses melalui https://www.researchgate.net/profile/Muhammad-Ramdhan- 2/publication/323999918_APLIKASI_SISTEM_INFORMASI_GEOGRAFIS_DALA M_PENILAIAN_PROPORSI_LUAS_LAUT_INDONESIA/links/5af506850f7e9b026 bcd9091/APLIKASI-SISTEM-INFORMASI-GEOGRAFIS-DALAM-PENILAIAN- PROPORSI-LUAS-LAUT-INDONESIA.pdf pada hari Sabtu, 11 Maret 2023, pukul 10.35. Arifin, Aisyah, Moehammad Awaluddin, dan Fauzi Janu Amarrohman. 2020. Jurnal Geodesi Undip Vol. 9, No. 1. Diakses melalui https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/download/26159/23191#:~:text= Indonesia%20merupakan%20salah%20satu%20negara,panjang%20garis%20pantai%2 099.093%20km. pada hari Sabtu, 11 Maret 2023, pukul 11.02. Lasabuda, R. 2013. “Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan Dalam Perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia”. Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 1, No. 2. Diakses melalui https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/platax/article/view/1251/1019 pada hari Sabtu, 11 Maret 2023, pukul 11.17. Anggaraini, Nanin, Sartono Marpaung, dan Maryani Hartuti. 2017. “Analisis Perubahan Garis Pantai Ujung Pangkah Dengan Menggunakan Metode Edge Detection dan Normalized Difference Water Index”, (daring). Diakses melalui http://repositori.lapan.go.id/1000/1/Jurnal_Nanin%20A_Pusfatja_2017.pdf pada hari Sabtu, 11 Maret 2023, pukul 11.34. Kusumo, Ayub Torry Satriyo. 2010. “Optimalisasi Pengelolaan dan Pemberdayaan Pulau- Pulau Terluar Dalam Rangka Mempertahankan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Jurnal Dinamika Hukum Vol. 10, No. 3. Diakses melalui http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/download/102/52 pada hari Sabtu, 11 Maret 2023, pukul 11.37.