Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323999918

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PENILAIAN PROPORSI


LUAS LAUT INDONESIA

Article · August 2013

CITATIONS READS

13 7,806

2 authors:

Muhammad Ramdhan Taslim Arifin


Ministry of Marine Affairs and Fisheries Badan Riset & SDM Kelautan dan Perikanan
71 PUBLICATIONS   75 CITATIONS    32 PUBLICATIONS   63 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

T. Arifin 2014 View project

Pusriskel View project

All content following this page was uploaded by Muhammad Ramdhan on 11 May 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Penilaian Proporsi Luas Laut .........................................................(Ramdhan, M. dan Arifin, T.)

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PENILAIAN


PROPORSI LUAS LAUT INDONESIA

(Application of Geographic Information System for Assessment


of Indonesia Marine Proportion)
Muhammad Ramdhan1 dan Taslim Arifin2
1
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir, KKP
2
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, KKP
Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur, Jakarta 14430
E-mail : m.ramdhan@kkp.go.id

Diterima (received): 17 Oktober 2013; Direvisi (revised): 10 November 2013; Disetujui dipublikasikan (accepted): 21 November 2013

ABSTRAK

Wilayah perairan Indonesia meliputi laut teritorial Indonesia, perairan kepulauan, dan perairan pedalaman. Laut sebagai
komponen wilayah yang utama dari negara kepulauan perlu mendapat perhatian khusus. Sistem Informasi Geografis (SIG)
merupakan suatu sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi
geografis, termasuk di dalamnya penilaian proporsi laut. Penelitian ini menyajikan aplikasi pengolahan peta digital untuk
menghitung luasan suatu wilayah, dengan tujuan memperoleh angka proporsi laut Indonesia. Hasil yang diperoleh adalah
proporsi wilayah laut terhadap luas keseluruhan NKRI adalah 76,94 %. Dari keseluruhan laut tersebut yang menjadi
kewenangan pusat adalah 78,86 % dan kewenangan daerah adalah 21,14 %.

Kata Kunci: SIG, luas laut, proporsi, wilayah NKRI

ABSTRACT

Indonesian waters area includes the Indonesian territorial sea, archipelagic waters, and inland waters. Sea as a major
component of the area of the archipelagic nation needs special attention. Geographic Information Systems (GIS) is a system
(computer-based) that are used to store and manipulate geographic information, including the proportion of marine
assessment. This study presented the application of digital map processing to calculate the area of a region, with the aim of
obtaining the proportion of Indonesian sea figures. The result showed the proportion of sea area to the total area of the
Republic of Indonesia was 76.94 %. Of the whole sea under the authority of the cental government was 78.86 % and 21.14
% was in the regional government authority.

Keywords: GIS, sea area, proportion, Indonesia region

PENDAHULUAN (2013), luas wilayah daratan Indonesia ±


2.012.402 km2 dan luas perairannya ± 5.877.879
Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia km2. Fakta fisik inilah yang menjadikan Indonesia
menganut prinsip negara kepulauan (Archipelagic merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan
State), sehingga perairan antar pulau pun diakui oleh dunia internasional.
merupakan wilayah Republik Indonesia (RI) dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang
bukan kawasan bebas. Deklarasi Djuanda Hukum Laut menjamin kedaulatan NKRI terhadap
selanjutnya diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 perairan pedalaman, perairan teritorial serta zona
tentang Perairan Indonesia. Akibatnya luas wilayah ekonomi eksklusif untuk keperluan eksplorasi dan
Republik Indonesia berganda 2,5 kali lipat dari eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumber
2.027.087 km² menjadi 5.193.250 km². Dengan kekayaan alam, baik hayati maupun non-hayati.
perhitungan 196 garis batas lurus (straight Berdasarkan Pasal 77 UNCLOS 1982 negara
baselines) dari titik pulau terluar, terciptalah garis pantai menikmati hak berdaulat untuk
maya batas mengelilingi RI sepanjang 8.069,8 mil mengeskplorasi dan mengeksploitasi sumberdaya
laut. alam di landas kontinen yang berada dalam batas
Pada Tahun 1982 Deklarasi Djuanda diterima 200 mil zona ekonomi eksklusif. Hak-hak tersebut
dan ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB ke- bersamaan dengan hak-hak yang dinikmati
III Tahun 1982 (United Nations Convention on the berdasarkan pasal 56 UNCLOS 1982 tentang zona
Law of the Sea/UNCLOS 1982). Selanjutnya ekonomi eksklusif.
delarasi ini dipertegas kembali dengan UU Nomor Berdasarkan Pasal 3 UU No. 6/1996 tentang
17 Tahun 1985 tentang ratifikasi UNCLOS 1982 Perairan Indonesia, Gambar 1, menyajikan
bahwa Indonesia adalah negara kepulauan. wilayah perairan Indonesia mencakup : (1) Laut
Menurut Janhidros (2006) dalam Rumampuk Teritorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12 mil

141
Jurnal Ilmiah Geomatika Volume 19 No. 2 Desember 2013 : 141 - 146

laut diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia; km2 dan luas laut 12 Mil seluas 279.322,000 km2
(2) Perairan Kepulauan, adalah semua perairan yang disajikan pada Tabel 1. Namun metode
yang terletak pada sisi dalam garis pangkal lurus penghitungan luas dari kedua sumber tersebut
kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman dan tidak diketahui.
jarak dari pantai; dan (3) Perairan Pedalaman Indonesia menyimpan potensi kekayaan
adalah semua perairan yang terletak pada sisi darat sumberdaya kelautan yang belum dieksplorasi dan
dari garis air rendah dari pantai-pantai Indonesia, dieksploitasi secara optimal, bahkan sebagian
termasuk di dalamnya semua bagian dari perairan belum diketahui potensi yang sebenarnya. Dalam
yang terletak pada sisi darat pada suatu garis hal pemanfaatan wilayah laut, Sutisna (2006)
penutup. menyatakan bahwa luas wilayah laut perlu
Luas wilayah perairan mencapai 5,8 juta km 2 dimasukkan dalam perhitungan Dana Alokasi
atau sama dengan 2/3 dari luas wilayah Indonesia, Umum (DAU), yang merupakan salah satu
terdiri dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 2,7 juta komponen dari dana perimbangan pada APBN.
km2 dan wilayah laut territorial 3,1 juta km 2. Luas Kebutuhan akan informasi tentang proporsi laut
wilayah perairan Indonesia tersebut telah diakui Indonesia sangat dibutuhkan saat ini, sehingga laut
sebagai Wawasan Nusantara oleh United Nation sebagai sumberdaya alternatif yang dapat
Convention of the Law of the Sea (UNCLOS, 1982). diperhitungkan pada masa mendatang akan
Pada Tahun 2010 Kemendagri telah merilis semakin berkembang. Berdasarkan alasan-alasan
bahwa luas daratan NKRI adalah 1.910.931,32 km2 tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk
atau 35% dari total seluruh wilayah NKRI. Wilayah memaparkan aplikasi pengolahan peta digital untuk
laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menghitung luasan perairan Indonesia. Dari hasil
dalam buku statistik Kelautan dan Perikanan Tahun penelitian ini diharapkan dapat memberikan
2011 dinyatakan bahwa Indonesia memiliki luas informasi baru mengenai angka proporsi laut
laut teritorial pedalaman seluas 284.210,900 km2, Indonesia.
luas Zone Ekonomi Eksklusif seluas 2.981.211,000

Gambar 1. Peta Perairan Indonesia berdasarkan UU No. 6 Tahun 1996 (Dewan Kelautan Indonesia, 2008).

Tabel 1. Luas wilayah Indonesia menurut kementerian terkait.


Proporsi terhadap
Komponen Luas NKRI (km2) Sumber
Luas Total NKRI (%)
Luas Daratan 1.910.931,320 35,03 Kemendagri, 2010
Luas Lautan NKRI 3.544.743,900 64,97 KKP, 2011
- Luas Laut Teritorial 284.210,900
- Luas Zone Ekonomi Eksklusif 2.981.211,000
- Luas Laut 12 Mil 279.322,000
Total Luas NKRI 5.455.675,220 100,00

142
Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Penilaian Proporsi Luas Laut .........................................................(Ramdhan, M. dan Arifin, T.)

METODE juga digunakan untuk membuat batas area 12 mil


laut dari garis pantai. Menurut UU 27 tahun 2007,
Metode yang digunakan adalah pengolahan peta laut daerah atau laut yang menjadi kewenangan
digital menggunakan software Sistem Informasi provinsi adalah 12 mil dari garis pantai.
Geografis (SIG) untuk mengekstrak informasi Data kedua berupa Wilayah Pengelolaan
luasan suatu area. Adapun peta digital yang dipakai Perikanan (WPP)-RI yang dikeluarkan oleh
adalah data garis pantai pulau dari Bakosurtanal Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui
dan peta WPP dari P3SDLP. Deskripsi dari data Permen-KP No. 01 Tahun 2009 (KKP, 2009). Peta
yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2. digital WPP ini menjadi data dasar untuk
menghitung luas lautan seluruh Indonesia.
Tabel 2. Data yang digunakan. Seluruh data awal memiliki sistem koordinat
Nama File Ukuran Sumber Keterangan yang sama yaitu koordinat geografis dengan lintang
Sistem dan bujur, dengan format angka desimal derajat.
49,741 koordinat
Provinsi.shp
kB
Bakosurtanal/BIG
geografis, Untuk menghitung luas, diperlukan transformasi
datum WGS-84 koordinat tersebut ke dalam koordinat kartesian
Sistem yang telah didatarkan. Adapun sistem koordinat
WPP Juni 35,741 koordinat yang umum dipakai dalam dunia pemetaan di
P3SDLP
2011.shp kB geografis,
datum WGS-84
Indonesia adalah Universal Transverse Mercator
(UTM). UTM membagi bola bumi menjadi bidang
datar selebar 6 derajat, sehingga total ada 60 zona
UTM, sedangkan untuk wilayah Indonesia terletak
pada zona 46 hingga zona 54.
Luas dihitung dengan terlebih dahulu
memproyeksikan peta digital menjadi sistem UTM
zone 50, pemilihan zone 50 dikarenakan zona
tersebut berada di tengah Indonesia, sehingga
diharapkan distorsi jarak yang terjadi menjadi
minimum. Karakteristik sistem proyeksi UTM adalah
Gambar 2. Ilustrasi poligon dalam peta digital. (Soedomo, 2009) :
- Membagi daerah di atas muka bumi menjadi
Peta digital berbentuk poligon yang dilustrasikan zona-zona selebar 6o meridian.
pada Gambar 2 terdiri dari titik-titik koordinat - Meridian tengah zona, disebut meridian sentral.
yang disebut dengan vertex. Pada bidang datar - Sistem proyeksi konform dengan faktor
penghitungan luas dapat dilakukan dengan perbesaran standard : mo = 0,9996.
mengalikan koordinat-koordinat vertex yang ada - Faktor perbesaran standard, hanya terjadi pada
pada peta digital secara berurutan dari vertex titik potong meridian sentral dengan equator.
pertama melingkar searah jarum jam hingga - Pusat koordinat semula (sejati), adalah
kembali lagi ke vertex awal. Luasan dihitung perpotongan meridian sentral dengan equator.
dengan menggunakan rumus pada Persamaan 1. - Pusat koordinat semu, diletakkan di barat daya,
sebesar 500.000 m di barat, 10.000.000 m
( ) ( ) ( ) selatan.
| |...(1) Penomoran zona, dengan nomor standard yang
sudah tertentu. Setelah berkoordinat UTM Zona
dimana : 50, software ArcGIS 9.3 dapat melakukan
x1 = koordinat x dari vertex 1 perhitungan luas secara otomatis dari Area Daratan
y2 = koordinat y dari vertex ke-2, hingga ke-n Indonesia (ADI), Area Laut Daerah (ALD) dan Area
Laut Indonesia Keseluruhan (ALIK). Dari data yang
Pada perkalian terakhir koordinat vertex ke-n dihasilkan, dapat dihitung Luas Total Indonesia
dikalikan kembali dengan koordinat vertex pertama. yang merupakan jumlah dari luas laut Indonesia
(mathopenref). Software SIG yang digunakan keseluruhan dengan luas daratan. Juga dapat
adalah ArcGIS 9.3. Secara global penelitian ini dihitung luas laut yang menjadi kewenangan pusat
dilaksanakan menggunakan alur kerja seperti (laut nasional) yaitu luas laut keseluruhan
tersaji pada Gambar 3. dikurangi dengan luas laut daerah. Selanjutnya
Data pertama berupa file peta digital provinsi proporsi laut Indonesia dapat diketahui.
seluruh Indonesia, akan dijadikan sebagai dasar
penghitungan luas daratan. Data provinsi tersebut

143
Jurnal Ilmiah Geomatika Volume 19 No. 2 Desember 2013 : 141 - 146

Provinsi.shp WPPjuni2011
.shp

Buffer 12 Mil
Laut

Laut Daerah Daratan Laut Indonesia


(LD) Indonesia (DI) Keseluruhan (LIK)

Transformasi Koordinat Geografis


menjadi UTM zona 50

Menghitung Luas Area (ADI,


ALD, ALIK)

Luas Total Luas Luas Laut Luas Laut


Indonesia Daratan Daerah Nasional
(ADI + ALIK) Indonesia (ALD) (ALIK - ALD)

Proporsi Laut
Indonesia

Gambar 3. Diagram alir proses penghitungan proporsi laut Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Proporsi Laut dalam Kerangka Pengelolaan
Proporsi Laut Indonesia Secara Terpadu

Peta digital yang diolah dapat ditampilkan dalam Wilayah perairan beserta sumberdaya alamnya
suatu layout peta pada Gambar 4, yang memiliki makna strategis bagi pengembangan
merupakan tampilan secara visual mengenai ekonomi Indonesia, karena dapat diandalkan
proporsi laut di Indonesia. Pada gambar tersebut sebagai salah satu pilar ekonomi nasional.
terlihat bahwa warna abu-abu yang mewakili Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
wilayah laut di Indonesia lebih dominan dari warna 2004 tentang Pemerintahan Daerah, ditegaskan
hijau yang mewakili daratan Indonesia. bahwa daerah yang memiliki wilayah laut diberikan
Adapun angka hasil penghitungan luas dari kewenangan untuk mengelola sumberdaya di
masing-masing komponen wilayah dapat dilihat wilayah laut. Kewenangan daerah dalam mengelola
pada Tabel 3. Diperoleh angka 8.647.003,475 km2 wilayah lautnya, yaitu paling jauh 12 mil-laut
sebagai luas keseluruhan dari NKRI, dengan luas untuk provinsi, yang dihitung dari garis pantai ke
daratan sebesar 1.993.662,036 km2 atau 23,06% arah laut lepas dan/atau ke arah perairan
dari total keseluruhan wilayah NKRI. Sedangkan kepulauan, dan 1/3 dari itu untuk kabupaten/kota.
lautan memiliki porsi 76,94% dari total luasan NKRI Apabila lebar wilayah laut antara dua Provinsi yang
atau seluas 6.653.341,439 km2. berhadapan < 24 mil-laut, maka kewenangan
Dari seluruh lautan NKRI, ternyata luas laut dibagi sama jarak, dan kabupaten/kota
daerah adalah 1.406.272,582 km2 atau 21,14% memperoleh 1/3 dari wilayah kewenangan provinsi
saja, sedangkan laut yang menjadi kewenangan (Pasal 18 ayat 5). Kewenangan daerah untuk
pusat 5.247.068,857 km2 atau 78,86 %. Hal ini mengelola sumberdaya di wilayat laut, meliputi: (a)
menunjukkan bahwa pemerintah pusat harus dapat eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan
mengelola 78,86 % lautan Indonesia agar dapat kekayaan laut; (b) pengaturan administratif; (c)
dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran pengaturan tata ruang; (d) penegakan hukum
seluruh rakyat Indonesia. Beban yang cukup berat terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah
bila hanya ditimpakan kepada Kementerian atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh
Kelautan dan Perikanan yang hanya mendapat porsi pemerintah; (e) ikut serta dalam pemeliharaan
APBN Tahun 2013 sebesar 1,19% dari total seluruh keamanan; dan (f) ikut serta dalam pertahanan
kementerian dan lembaga yang ada di kedaulatan negara (pasal 18 ayat 5).
pemerintahan NKRI. Untuk itu diperlukan berbagai Model ICZM (Integrated Coastal Zone
usaha kerjasama disamping kenaikan anggaran. Management) telah diadopsi sebagai paradigma

144
Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Penilaian Proporsi Luas Laut .........................................................(Ramdhan, M. dan Arifin, T.)

kunci bagi pembangunan berkelanjutan wilayah Dalam hal pengelolaan laut dan pesisir secara
pesisir (Billé, 2008). ICZM dilakukan sebagai respon terpadu, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan
terhadap kurangnya koordinasi antara stakeholder Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
(Babin, 1999). Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Untuk mengimplementasikan pengelolaan pesisir (WP-3-K). Pengelolaan WP-3K meliputi kegiatan
dan laut secara terpadu di tataran praktis perencanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan
(kebijakan dan program) maka perlu pengendalian terhadap interaksi manusia dalam
memperhatikan hal-hal berikut: (1) Penerapan memanfaatkan Sumber Daya Pesisir dan Pulau-
konsep pembangunan berkelanjutan dalam Pulau Kecil serta proses alamiah secara
pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara berkelanjutan dalam upaya meningkatkan
terpadu, termasuk di dalamnya integrasi ke dalam kesejahteraan masyarakat dan menjaga keutuhan
rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten; Negara Kesatuan Republik Indonesia (Pasal 5).
(2) Mengacu pada prinsip-prinsip dasar dalam Pengelolaan WP-3K tersebut wajib dilakukan
pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara dengan cara mengintegrasikan kegiatan: (a) antara
terpadu; (3) Proses perencanaan pengelolaan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; (b)
wilayah pesisir dan lautan secara terpadu; (4) antar-Pemerintah Daerah; (c) antar sektor; (d)
Elemen dan struktur pengelolaan wilayah pesisir antara Pemerintah, dunia usaha, dan Masyarakat;
dan lautan secara terpadu; dan (5) Penerapan (e) antara ekosistem darat dan ekosistem laut; dan
pengelolaan wilayah pesisir dan lautan secara (f) antara ilmu pengetahuan dan prinsip-prinsip
terpadu dalam perencanaan pembangunan daerah manajemen (Pasal 6).
(Darajati, 2004).

Tabel 3. Hasil penghitungan proporsi laut di Indonesia.


Persentase terhadap Persentase Terhadap
Luasan NKRI km2
Seluruh Wilayah NKRI (%) Wilayah Laut (%)
Seluruh Wilayah 8.647.003,475 100,00
Daratan 1.993.662,036 23,06
Luas Laut 6.653.341,439 76,94 100,00
Luas Laut Daerah 1.406.272,582 16,26 21,14
Luas Laut Pusat 5.247.068,857 60,68 78,86
Seluruh Wilayah 8.647.003,475 100,00

Gambar 4. Peta hasil penghitungan proporsi laut Indonesia.

145
Jurnal Ilmiah Geomatika Volume 19 No. 2 Desember 2013 : 141 - 146

KESIMPULAN Pengelolaan Pertanahan. Biro Hukum, Setjend


Dephan. Jakarta.
Data Tahun 2011 menyatakan bahwa proporsi Dewan Kelautan Indonesia. (2008). Evaluasi Kebijakan
laut Indonesia adalah 64,97% dari keseluruhan dalam Rangka Implementasi Konvensi Hukum Laut
Internasional (UNCLOS 1982) di Indonesia.
total wilayah NKRI. Penelitian ini menghasilkan
Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta. 101
angka yang berbeda, proporsi wilayah laut hal.
terhadap luas keseluruhan NKRI adalah 76,94 % Djunarsjah, E. (2011). Sejarah Hukum Laut. Mata Kuliah
lebih luas 9,28 % dari data sebelumnya. Dari GD-4205 Aspek Teknis Hukum Laut. FITB-ITB,
keseluruhan laut tersebut yang menjadi Bandung.
kewenangan pusat adalah 78,86% dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2009). Peraturan
kewenangan daerah adalah 21,14%. Kewenangan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan Nomor Per.01/Men/2009 Tentang Wilayah
wilayah laut dan pesisir, agar memperhatikan Pengelolaan Perikanan Republik. Jakarta.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2011). Kelautan
konsep ICZM.
dan Perikanan dalam Angka 2011. Pusdatin-KKP.
Jakarta
UCAPAN TERIMA KASIH Kementerian Keuangan. (2012). Data Pokok APBN 2007–
2013. Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Diucapkan terima kasih kepada Kepala Pusat Jakarta.
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut Rumampuk, R. (2013). Hak atas pengelolaan kawasan
dan Pesisir, Badan Penelitian dan Pengembangan pesisir di Provinsi Sulawesi Utara. Lex et Societatis.
Kelautan dan Perikanan, KKP yang telah memberi I(5): 54-63.
kesempatan kepada peneliti untuk melakasnakan Soedomo, A.S. (2009). Sistem dan Transformasi
Koordinat. Presentasi Modul Kuliah. FITB-ITB,
penelitian ini. Juga kepada Dewan Kelautan
Bandung.
Indonesia yang telah memberikan dukungan data Sutisna, S. (2006). Kemungkinan Luas Laut Sebagai
yang sangat berguna bagi penelitian ini. Juga Bagian dari Luas Wilayah dalam Perhitungan DAU,
kepada Badan Informasi Geospasial yang telah Workshop Nasional Penguatan Pelaksanaan Kebijakan
memberikan akses data geospasial untuk Desentralisasi Fiskal. Bakosurtanal. Bogor.
mendukung penelitian ini. The Math Open Reference Project. (2009). Dimuat pada
http://www.mathopenref.com/coordpolygonarea.html
DAFTAR PUSTAKA [Diakses pada 5 September 2013].
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1973 tentang Landas
Babin, D. (1999). Patrimonial mediation and management Kontinen Indonesia. Sekretariat Negara. Jakarta.
subsidiarity: managing pluralism for sustainable United Nations Convention on the Law of the Sea
forestry and rural development. FAO-IUFRO-CIRAD. (UNCLOS). (1982).
p.277-303. Rome. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1996
Billé, R. (2008). Integrated Coastal Zone Management: tentang Perairan Indonesia. Sekretariat Negara.
Surveys and Perspectives Integrating Environment & Jakarta.
Society. Institut Veolia Environment. 1(2). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
Darajati, W. (2004). Strategi Pengelolaan Wilayah Pesisir 2004 tentang Pemerintah Daerah. Sekretariat
dan Lautan Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Negara. Jakarta.
Makalah Sosialisasi Nasional MFCDP. 22 September Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2004. 7 hal. 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Departemen Pertahanan. (2007). Himpunan Perundang- Pulau Kecil. Menteri dan HAM RI. Jakarta.
Undangan yang Terkait dengan Penyelenggaraan dan

146

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai