Seperti yang kita ketahui, bahwa luas laut Indonesia mencapai ¾ %, lebih luas
dibandingkan dengan daratannya. Hal tersebut memungkinkan Indonesia untuk menjadi
poros maritim dunia. Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah Indonesia sebagai
negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas maritim
negara Indonesia dan pendayagunaan potensi alam kemaritiman yang ada. Dengan
kekuatan baru tersebut, Indonesia harus memiliki daya tawar yang kuat. Gagasan tersebut
juga dapat menjadi pemicu Indonesia untuk membuat tatanan baru terkait aspek
kemaritiman. Selain itu, Indonesia juga dapat menjadi penentu kebijakan tentng tata kelola
kemaritiman yang disegani dan dihormati bangsa lain.
Posisi Indonesia yang strategis yakni terletak di antara persilangan 2 samudera yakni
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta 2 benua yakni Benua Asia dan Benua Australia
menjadikan Indonesia memiliki potensi kemaritiman yang melimpah. Contohnya, Indonesia
merupakan rumah aneka terumbu karang, dengan lebih dari 400 spesies. Dan dari 7000
spesies ikan di dunia, 2000 diantaranya dimiliki Indonesia. Oleh karena itu, potensi alam
tersebut harus dapat dikelola dengan baik. Namun, dalam pengelolaan potensi alam
tersebut kita diwajibkan untuk menjaga kelestariannya. Contohnya, tidak menangkap ikan
menggunakan bahan peledak dan pukat harimau. Karena jika kita menangkap ikan dengan
bahan peledak dapat mengakibatkan rusaknya terumbu karang. Terumbu karang yang rusak
akan sulit dipulihkan kembali karena intinya hanya tersisa puing-puing saja.
Dalam KTT Asia Timur di Nay Pyi Taw, Myanmar, Jokowi menyampaikan 5 pilar
utama yang akan menjadikan Indonesia mewujudkan cita-citanya sebagai poros maritim.
Selain itu, pemerintah juga perlu mengembangkan SDM dan IPTEK maritim. Mengapa
demikian? Karena jika IPTEK nya tidak sejalan dengan kekayaan SDM yang ada, maka
Indonesia bisa tertinggal jauh dari negara martim lainnya. Contohnya Jepang. Jepang
dapat menjadi negara maju karena mereka tahu potensi maritim yang mereka miliki.
Mereka juga tahu bagaimana cara mengembangkan IPTEK, sehingga mereka bisa
mengelola sumber saya alam maritim yang mereka miliki.