Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL

PENGUATAN SISTEM KEAMANAN


PERAIRAN INDONESIA

Kelompok 7 : 1. Brilian Danuarta


2. Della Nur A
3. Fauzan Hibatullah B
4. Izzaty Khayla
PENGUATAN SISTEM KEAMANAN PERAIRAN INDONESIA

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Terbentang dari Sabang hingga
Merauke, Indonesia memiliki 17.499 pulau dengan luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81
juta km2. Dari total luas wilayah tersebut, 3,25 juta km2 adalah lautan dan 2,55 juta km2
adalah Zona Ekonomi Eksklusif. Hanya sekitar 2,01 juta km2 yang berupa daratan. Dengan
luasnya wilayah laut yang ada, Indonesia memiliki potensi kelautan dan perikanan yang
sangat besar.
 
Perikanan adalah salah satu sektor yang diandalkan untuk pembangunan nasional. Pada
tahun 2019, nilai ekspor hasil perikanan Indonesia mencapai Rp 73.681.883.000 dimana nilai
tersebut naik 10.1% dari hasil ekspor tahun 2018. Hasil laut seperti udang, tuna, cumi-cumi,
gurita, rajungan serta rumput laut merupakan komoditas yang dicari. Banyaknya hasil
produksi perikanan di Indonesia perlu dipertahankan dan dijaga. Tanpa pengelolaan dan
pengawasan yang baik, perikanan di Indonesia rentan terjadi pelanggaran.
 
Pembentukan kawasan konservasi perairan merupakan salah satu usaha Indonesia dalam
menjaga kelangsungan sumberdaya perikanannya. Selain sebagai bentuk perlindungan dan
pelestarian, kawasan konservasi perairan juga berfungsi sebagai penggerak ekonomi melalui
program pariwisata alam perairan dan sebagai tanggung jawab sosial untuk menyejahterakan
masyarakat. Pembentukan Kawasan konservasi perairan diharapkan dapat menjaga jumlah
dan kualitas stok ikan agar tidak terjadi eksploitasi yang berlebihan.
 
Hingga akhir Desember 2019, kawasan konservasi perairan saat ini memiliki luas mencapai
23,14 juta hektar atau sekitar 7,12 persen dari luas perairan yang dimiliki Indonesia. Dari
jumlah itu, 166 kawasan dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan serta 30 kawasan
lain dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kementerian Kelautan
dan Perikanan menargetkan terbentuknya kawasan konservasi perairan seluas 32,5 juta hektar
atau sekitar 10 persen dari luas perairan Indonesia pada tahun 2030.
 
Agar tercapainya target konservasi yang telah dicanangkan, Indonesia harus bekerja keras.
Tujuan besarnya adalah pemanfaatan secara efektif sumberdaya perikanan yang ada dan juga
menjaga ketersediaannya. Dengan kekayaan sumberdaya laut perikanan yang dimiliki dan
pengelolaan sumberdaya yang baik melalui pembentukan kawasan konservasi perairan,
Indonesia pasti mampu menjadi pemimpin di sektor kelautan dan perikanan. (BPSPL
Makassar)

Indonesia termasuk negara kepualuan terbesar di dunia. Guna mewujudkan Indonesia


sebagai poros maritim dunia, ada 5 pilar yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.
Salah satu dari pilar tersebut adalah membangun kekuatan pertahanan maritim. Hal ini sangat
penting karena dalam rangka mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia,
Indonesia memerlukan memerlukan pertahanan maritim yang kuat untuk menghadapi segala
ancaman yang berkaitan dengan kemaritiman Indonesia. Kekuatan pertahanan maritim
tersebut termasuk untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan maritim, menjaga keselamatan
pelayaran dan keamanan maritim di wilayah yurisdiksi nasional, serta memelihara situasi
damai di wilayah Samudra Hindia dan Pasifik.
Saat ini, Indonesia memiliki beberapa masalah di perairan, terutama terkait dengan adanya
klaim wilayaah negara lain yang berpotongan dengan wilayah Indonesia.
1.ZEE Laut Natuna Utara yang sempat diklaim, oleh Cina berdasarkan landasan historis
nelayan Cina yang dikenal dengan istilah nine dash line (sembilan garis putus-putus) yang
bertentangan dengan Konfensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang hukum laut 1982
(UNCLOS 1982)
2.Vietnam kembali berulah di Laut Natuna Utara, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan
Riau. Di kawasan perairan yang masuk dalam wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE),
Vietnam mengirimkan 13 kapal patroli untuk berjaga sepanjang tahun tanpa seizin Indonesia.
3.Masih maraknya illegal fishing dari negara lain di landas kontinental tanpa seizin
Indonesia.
4.Indonesia mempunyai perbatasan laut langsung dengan 10 negara tetangga termasuk India,
Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, Filipina, Palau, Timor Leste, Papua Nugini, dan
Australia.
5.Dari 10 negara tersebut, Indonesia baru mencapai kesepakatan soal perbatasan laut secara
penuh dengan Papua Nugini saja.
6.Negosiasi dengan sembilan negara tetangga lain masih terus dalam proses. Sebagian sudah
disepakati dan ada perjanjian bilateralnya. Misalnya, perjanjian batas laut teritorial Indonesia
dan Malaysia tahun 1970 dan perjanjian batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia dan
Filipina tahun 2014.
Upaya pemerintah untuk menjaga wilayah perairan Indonesia dari negara asing, yaitu:
1. Memperkuat keberadaan kapal patroli.
2. Melaksanakan penguatan pengawasan keamanan maritim secara terpadu melalui Indonesia
Maritime Information Center (IMIC) pada Badan Keamanan Laut (Bakamla).
3. Menegakkan hukum di wilayah laut Indonesia.

Permasalahan perairan semakin turun khusunya penangkapan ikan secara illegal yang
semakin jarang ditemui karena kuatnya upaya pengutan hukum di Indonesia. Kondisi
penegakan hukum untuk sektor perikanan di Indonesia relative masih lemah, baik secara
kuantitas dan kualitas. Belum kuatnya penegakkan hukum di bidang perikanan ini, yang
membuat maraknya kegiatan illegal fishing

Sesuai dengan kharakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya akan sumber
maritim yang melimpah dengan letaknya yang sangat strategis bagi jalur ekonomi
perdagangan regional dan global, sangat membuka peluang bukan hanya bagi rakyat dan
bangsa Indonesia sendiri untuk mengelola dan memanfaatkan, tetapi pihak pihak lain
punturut mengambil bagian dalam pengelolaan dan pemanfaatan potensi dan sumber daya
maritim Indonesia.
Pengelolaan dan pemanfaatan secara illegal dan tidak seimbang menjadi ancaman bagi
keamanan maritim, untuk itu TNI AL membutuhkan sinergisitas dengan kekuatan maritim
nasional lainnya serta kerja sama dengan Angkatan laut negara sahabat guna mendukung
tugas pokok.

Tugas TNI AL dalam pengamanan wilayah laut dijabarkan dengan operasi laut sepanjang
tahun, operasi waktu tertentu dan operasi khusus. Gelar operasi TNI AL menunjukan pula
pentingnya fungsi laut bagi Indonesia dan negara lain dikawasan guna mewujudkan
keamanan maritim Indonesia dan Kawasan.

Anda mungkin juga menyukai