Anda di halaman 1dari 19

Makalah

PERAIRAN INDONESIA

Oleh

SUKTI NURMAN ILHAM (1121418005)

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
2018
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucapkan
kepada allah SWT, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan
sebuah makalah tentang “Perairan Indonesia”.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktutertentu


sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Saya
mengucapkan terimah kasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya dalam
menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa
masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.

Terimah kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif
bagi kita semua. amin

Gorontalo, 30 Agustus 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.......................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................2
C. Tujuan penulisan...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Perairan indonesia.................................................................................3
B. Laut teritorial atau perairan teritorial....................................................8
C. Zona Ekonomi Eklusif..........................................................................10
D. Laut Lepas............................................................................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................15
B. Saran.....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan unclos 1982 indonesia merupakan Negara kepulauan .Indonesia


memiliki laut yang luas yaitu lebih kurang 5,6 juta km 2 dengan garis pantai sepanjang
81.000 km, dengan berbagai potensi sumberdaya, terutama perikanan laut yang cukup
besar.

Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas dan kurang terjaga
sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan negara
tetangga. Untuk landas kontinen negara Indonesia berhak atas segala kekayaan alam
yang terdapat di laut sampai dengan kedalaman 200 meter. Batas laut teritorial sejauh
12 mil dari garis dasar lurus dan perbatasan zona ekonomi ekslusif (ZEE) sejauh 200
mil dari garis dasar laut.

Hal tersebut tidak terlepas dari semakin meningkatnya aktifitas pelayaran di


wilayah perairan Indonesia, Khususnya di laut territorial. peningkatan intensitas
pelayaran, sebagian diantaranya kapal barang dan penangkap ikan, tidak menutup
kemungkinan terjadinya kecelakaan laut. Selain itu Indonesia  masih banyak mengalami
sengketa perbatasan dengan Negara tetangga .

Untuk itu diperlukan peraturan yang baku mengenai hukum laut Indonesia
kususnya dilaut territorial yang sering dilalui oleh kapal asing dan banyak menimbulkan
konflik yang berkepanjangan dengan negara tetangga.kurang seriusnya pemerintah
dalam meyelesaikan sengketa perbatasan mengenai laut territorial telah banyak
menyebabkan lepasnya wilayah laut territorial dari pangkuan Negara ndonesia.selain itu
kurangnya pengawasan terhadap laut territorial diwilayah Indonesia telah banyak
menyebabkan hilangnya kekayaan alam yang terkandung didalamnya terutama  potensi
perikanan yang banyak dicuri nelayan asing.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja yang mencakup tentang perairan indonesia ?
2. Apa peraturan dari hukum laut indonesia ?
3. Apa itu perairan teritorial ?
4. Apa itu zona ekonomi ekslusif ?
5. Apa saja pengwasan di laut lepas ?
C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui tentang perairan indonesia


2. Untuk mengetahui peeraturan hukum laut indonesia
3. Untuk mengetahui perairan teritorial
4. Untuk mengetahui Zona Ekonomi Eklusif
5. Untuk mengetahui pengawasan di laut lepas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perairan indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan yang besar dan penting. Sebagai


negarakepulauan, maka jelas Negara Indonesia memiliki wilayah daratan dan lautan
(perairan). Wilayah perairan Indonesia berada diantara dan sekitar pulau-pulaunya,
dengan luas kurang lebih 5.193.250 km2 terletak pada posisi silang antara dua benua,
Asia dan Australia, dan antara dua samudra Hindia dan Pasifik.

Sebelum tahun 1957 dalam menentukan luas perairan Indonesia berpatokan pada
Territoriale Zee en Marietieme Kringen Ordonantie (Staatblad tahun 1939 No.442).
Dalam ketentuan Territoriale Zee en Marietieme Kringen Ordonantie (TZMKO) tahun
1939 itu memuat 4 kelompok mengenai perairan Indonesia. Pertama, apa yang disebut
dengan “de Nederlandsch Indische territoriale zee” (Laut Teritorial Indonesia). Kedua,
apa yang disebut dengan “Het Nederlandsch-indische Zeege bied”, yaitu Perairan
Teritorial Hindia Belanda, termasuk bagian laut territorial yang terletak pada bagian sisi
darat laut pantai, daerah liar dari telu-teluk, ceruk-ceruk laut, muara-muara sungai dan
terusan. Ketiga, apa yang dinamakan “de Nederlandsch-Indische Binnen Landsche
wateren” yaitu semua perairan yang terletak pada sisi darat laut territorial Indonesia
termasuk sungai-sungai, terusan-terusan dan danau-danau, dan rawa-rawa Indoneasia.
Keempat, apa yang dinamakan dengan “de Nederlandsch-Indische Wateren “, yaitu laut
territorial termasuk perairan pedalaman Indonesia.

3
Peraturan Hukum Laut Indonesia

Secara nasional pengaturan mengenai hak lintas damai terdapat dalam:

1) UU No 4 Prp Tahun 1960 tentang Perairan Indonesia


2) Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 1962 tentang Hak Lintas Damai kendaraan
Air Asing.
3) UU No 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nation Convention of the
Law of the Sea 1982.
4) UU No 6 Tahun 1996 tentang Perairan
5) Peraturan Pemerintah No 36 Tahun 2002 tentang Hak dan Kewajiban Kapal
Asing dalam Melaksanakan Lintas Damai Melalui Perairan Indonesia
6) PP no.19 tahun 1999 tentang pengendalian dan atau perusakan laut.

Tindak Pidana Tertentu Diwilayah Perairan Laut

Suatu perbuatan yang dikategorikan sebagai tindak pidana pada dasarnya


merupakan perbuatan yang dicela dan dilarang untuk dilakukan sebab dapat merugikan
kepentingan orang lain maupun kepentingan umum. Menurut simons, tindak pidana
(Strafbaar Feit) ialah tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja
ataupun tidak dengan sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas
tindakanya dan oleh Undang-Undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat
dihukum.
Sedangkan menurut Hazewinkel Suringa tindak pidana ialah suatu kelakuan
manusia (yang meliputi perbuatan dan pengabaian) yang memenuhi rumusan yang
dilarang oleh Undang-Undang dan diancam dengan pidana. Dengan demikian suatu
perbuatan yang dikategorikan sebagai tindak pidana adalah apabila perbuatan tersebut
dilarang oleh Undang-Undang dan diancam dengan pidana. Oleh karena itu segala
perbuatan ataupun aktivitas yang dilakukan diwilayah perairan laut Indonesia yang
dengan tegas dinyatakan sebagai keharusan atau larangan oleh undang-undang dan
diancam dengan pidana bagi barang siapa yang melanggarnya adalah merupakan suatu
tindak pidana.
Hukum pidana dalam ilmu hukum dibagi menjadi hukum pidana umum dan hukum
pidana khusus, pembagian ini sebagaimna ditegaskan dalam pasal 103 Kitab Undang-
undang Hukum Pidana (KUHP), yang menyatakan bahwa

“Ketentuan-ketentuan dalam Bab I sampai Bab VIII Buku ini juga berlaku bagi
perbuatan-perbuatan yang oleh ketentuan perundang-undangan lain diancam dengan
pidana, kecuali jika oleh undang-undang ditentukan lain”

4
Pasal 103 KUHP ini secara tersirat menyatakan bahwa segala ketentuan didalam
KUHP merupakan ketentuan umum, sedangkan undang-undang diluar KUHP
merupakan ketentuan khusus. oleh karena itu tindak pidana juga dibagi menjadi tindak
pidana umum dan tindak pidana khusus.

Tindak pidana umum adalah semua tindak pidana yang tercantum didalam
KUHP beserta perundang-undangan yang mengubah atau menambah KUHP itu, seperti
Undang-undang No. Tahun 1946 dan Undang-undang No. 73 Tahun 1948. Sedangkan
tindak pidana khusus adalah semua tindak pidana yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan diluar KUHP, beserta semua peraturan perundang-undangan
pelengkapnya baik peraturan perundang-undangan pidana maupun bukan pidana tetapi
bersanksi pidana.

 Persebaran Sumber Daya Alam Wilayah Perairan di Indonesia

Sebagai negara maritim, Indonesia mempunyai perairan yang sangat luas. Di


dalam laut yang luas itu, terkandung sumber daya alam yang tidak ternilai harganya.
Bayangkan, berbagai macam jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis ada di
dalamnya. Laut pun bisa digunakan sebagai tempat budi daya rumput laut dan kerang
mutiara. 

Air laut bisa diubah menjadi garam. Jauh di dasar laut terdapat berbagai macam
tambang. Bahkan fenomena dalam laut merupakan aset pariwisata yang potensial.
Sadarilah, betapa besarnya potensi lautan. Kapan saja kamu bisa mengembangkannya.
Ternyata, kekayaan laut di Indonesia belum seluruhnya ditangani secara optimal.
Terbukti dengan sering terjadinya kasus pencurian ikan oleh kapal nelayan asing serta
kerusakan potensi laut. Nah, hal ini kelak menjadi tanggung jawab untuk mengelola
kekayaan Indonesia.

- Perikanan

Kegiatan perikanan tidak dapat dipisahkan dengan sumber daya air. Tanpa air,
tidak ada ikan yang dapat ditangkap maupun dipelihara. Maka betapa beruntungnya
negara yang mempunyai perairan yang sangat luas. Salah satu negara beruntung tersebut
adalah negara kita. 

5
Sekitar 75% luas wilayah Indonesia adalah lautan. Menurut data dari
Departemen Kelautan dan Perikanan, potensi perikanan luat Indonesia terdiri atas
perikanan pelagis dan demersal yang tersebar hampir di semua bagian laut Indonesia.
Seperti di perairan teritorial, laut Nusantara, dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
(ZEEI). 

Luas perairan laut Indonesia diperkirakan 5,8 juta km2, memiliki potensi yang
diperkirakan sebanyak 6,26 juta ton per tahun yang dapat dikelola. Dari jumlah tersebut
sebanyak 4,4 juta ton dapat ditangkap.

- Kekayaan Pesisir

Selain kekayaan perikanan, Indonesia juga mempunyai kekayaan-kekayaan yang


berada di wilayah pesisir. Kawasan pesisir meliputi kawasan daratan dan wilayah
perairan. Kawasan darat mencakup kawasan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses
yang terjadi di laut. Meliputi bagian lahan yang kering serta lahan yang terendam oleh
air laut pada waktu pasang surut dan juga dipengaruhi oleh gelombang. Wilayah ini
sering ditandai dengan adanya intrusi air laut. 

Wilayah pesisir juga terdiri atas wilayah perairan sejauh 4 sampai dengan 12 mil
dari garis pantai dan masih dipengaruhi oleh hasil proses yang terjadi di daratan seperti
pengendapan hasil erosi di darat, pembuangan air limbah, serta aliran sungai. Setelah
mengetahui deskripsi kondisi pesisir setidaknya kamu bisa membayangkan apa saja
potensi yang dimiliki kawasan ini.

- Terumbu Karang

Terumbu karang, kamu pasti sudah mengenal kekayaan laut yang satu ini.
Potensinya besar, namun sering kita mengabaikan keberadaannya yang dekat dengan
permukiman penduduk. Terumbu karang banyak terdapat di pinggir pantai, hanya di
kedalaman sampai dengan 40 m. Namun, kita hampir tidak pernah menyadari dari
kedalamannya yang dangkal tersebut, terumbu karang justru mudah rusak oleh aktivitas
yang telah dilakukan manusia. Keberadaannya dipengaruhi oleh kejernihan air.

6
Terumbu karang merupakan kekayaan khas wilayah perairan tropik pada posisi
30° LU sampai 30° LS. Keberadaannya terdapat di perairan dangkal, hangat, dan
umumnya dekat pantai. Tidak hanya itu, untuk dapat berkembang, terumbu karang
memerlukan perairan yang jernih dengan temperatur 15–30°C. Terumbu karang juga
memerlukan penetrasi cahaya yang cukup dan kedalaman yang sesuai, yaitu antara 1–30
meter dengan gelombang yang tidak terlalu besar dan perbedaan pasang surut tidak
terlalu besar pula. Nah, beberapa perairan di Indonesia memenuhi persyaratan ini,
seperti di Kepulauan Seribu yang telah mengalami kerusakan yang cukup parah.
Terdapat juga di kawasan Taman Wisata Sangalaki, kawasan terumbu karang dan atol
Pulau Maratua, Pulau Derawan, Pulau Panjang di Kalimantan, dan masih banyak lagi. 

- Mangrove dan Padang Lamun

Sumber daya alam ini mempunyai manfaat ganda, secara ekonomis dan
ekologis. Secara ekologis, keberadaan mangrove menjadi habitat berbagai jenis fauna,
pengendali intrusi air laut, pembangun lahan melalui proses sedimentasi, memelihara
kualitas laut, penyerap CO2 dan penghasil O2 yang relatif lebih tinggi dibanding hutan
lain, serta pengontrol penyakit malaria. Ketika ada abrasi mangrove pun menjadi
pelindung. Sekarang, cobalah temukan alasan mengapa mangrove mempunyai peranan
seperti yang telah disebutkan.

Luas mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia


Tenggara, atau sekitar 27% dari luas mangrove dunia. Sebaran mangrove di Indonesia
terutama di wilayah pesisir Sumatra, Kalimantan, dan Papua. 

- Pariwisata

Selain sumber daya perikanan, laut masih menyimpan suatu kekayaan antara
lain kekayaan panorama yang indah yaitu pantai. Pantai jenis ini justru dikembangkan
untuk pariwisata. Pantai dapat digolongkan sebagai objek wisata alam, yaitu objek yang
bersifat alamiah dan berkaitan dengan sifat-sifat alam dan lingkungan hidup. Misalnya
pemandangan bawah laut.

Jenis wisata seperti ini dikenal dengan wisata bahari. Wisata ini dapat
dikembangkan di daerah yang memiliki terumbu karang, karena mempunyai
pemandangan dasar laut yang indah. Selain persyaratan karakteristik perairan,
kelayakan suatu kawasan terumbu karang menjadi kawasan wisata bahari hanya
ditentukan oleh ada tidaknya sarana dan prasarana yang menunjang ke arah
pengembangan wisata bahari, seperti kemudahan mencapai kawasan tersebut, ada
sarana penginapan/hotel yang memadai, restoran, dan tentunya didukung oleh
masyarakat sekitar.

7
- Pertambangan dan Energi

Beberapa sumber daya alam seperti minyak, mineral, dan logam berada di
bawah laut. Selain itu, di laut masih banyak kekayaan yang bisa dimanfaatkan. Air laut
mengandung sekurang-kurangnya delapan puluh unsur, antara lain uranium, mangan,
karbon, dan belerang. Unsur yang paling dominan adalah klorin dan natrium. 

Beberapa negara telah memanfaatkannya seperti mendirikan pabrik ekstraksi


uranium dan penambangan bintil mangan. Bukan hanya unsur-unsur mineral yang bisa
dimanfaatkan, bahkan air laut pun dapat juga dimanfaatkan untuk pembangkit listrik
tenaga gelombang (PLTG). Tidak itu saja, air laut yang asin pun dapat dibuat menjadi
tawar di pabrik penawaran air. 

Endapan minyak dan gas alam di Indonesia terdapat pada cekungan-cekungan


sedimen tersier yang banyak mengandung senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa yang
mengandung banyak minyak dan gas bumi. Cekungan sedimen tersier tersebut terbagi
atas beberapa sub-sub cekungan dan blok-blok, baik di daratan maupun lepas pantai.
Secara garis besar, cekungan sedimen tersier di Indonesia dibagi menjadi dua wilayah,
yaitu cekungan sedimen tersier wilayah barat dan timur. 

Kedua cekungan tersebut dibatasi oleh garis isobat 200 meter, memanjang dari
utara ke selatan di sebelah timur garis bujur 115° 30', yaitu mulai lepas pantai timur
Kalimantan Timur (Selat Makassar) ke arah selatan melintasi Selat Lombok. Isobat
adalah garis-garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan kedalaman
yang sama.

B. Laut teritorial atau perairan teritorial

Konsep laut teritorial muncul karena kebutuhan untuk menumpas pembajakan


dan untuk mempromosikan pelayaran dan perdagangan antar negara. Prinsip ini
mengijinkan negara untuk memperluas yurisdiksinya melebihi batas wilayah pantainya
untuk alasan keamanan. Secara konseptual, laut teritorial merupakan perluasan dari
wilayah teritorial darat. Sejak Konferensi Den Haag 1930 kemudian Konferensi Hukum
Laut 1958, negara-negara pantai mendukung rencana untuk konsep laut teritorial
ditetapkan dalam doktrin hukum laut. Kemudian ketentuan laut teritorial
dikodifikasikan dalam Konvensi Hukum Laut 1982 (UNCLOS). UNCLOS mengijikan
negara pantai untuk menikmati yurisdiksi eksklusif atas tanah dan lapisan tanah
dibawahnya sejauh 12 mil laut diukur dari garis dasar sepanjang pantai yang
mengelilingi negara tersebut. Pengertian laut teritorial menurut hukum laut Internasional
maupun nasional adalah sebagai berikut :
Menurut UNCLOS, laut teritorial adalah garis-garis dasar (garis pangkal /
baseline), yang lebarnya 12 mil laut diukur dari garis dasar laut teritorial didefinisikan
sebgai laut wilayah yang terletak disisi luar dari garis pangkal.

8
Laut teritorial atau perairan teritorial adalah wilayah kedaulatan suatu negara
pantai selain wilayah daratan dan perairan pedalamannya; sedangkan bagi suatu negara
kepulauan seperti Indonesia, Jepang, dan Filipina, laut teritorial meliputi pula suatu
jalur laut yang berbatasan dengannya perairan kepulauannya dinamakan perairan
internal termasuk dalam laut teritorial pengertian kedaulatan ini meliputi ruang udara di
atas laut teritorial serta dasar laut dan tanah di bawahnya dan, kedaulatan atas laut
teritorial dilaksanakan dengan menurut ketentuan Konvensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa tentang Hukum Laut (United Nations Convention on the Law of the Sea) lebar
sabuk perairan pesisir ini dapat diperpanjang paling banyak dua belas mil laut (22,224
km) dari garis dasar (baseline-sea)
Istilah laut teritorial dan perairan teritorial kadang-kala digunakan pula secara
informal untuk menggambarkan di mana negara memiliki yurisdiksi, termasuk perairan
internal, zona tambahan, zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen berpotensi.

Pengaturan Hukum Laut Internasional Mengenai Laut Teritorial Dalam UNCLOS 1982
laut Teritorial diatur dalam :
1. Pasal 1 sampai Pasal 3
2. Batas Laut Teritorial
3. Lintas damai di Laut Teritorial
a) Peraturan yang berlaku bagi semua kapal (Pasal 17 sampai Pasal 26).
b) Peraturan yang berlaku bagi kapal dagang dan kapal pemerintah yang
dioperasikan untuk tujuan komersial (Pasal 27 sampai Pasal 28).
c) Peraturan yang berlaku bagi kapal perang dan kapal pemerintah lainnya yang
dioperasikan untuk tujuan non-komersial (Pasal 29 sampai Pasal 32).

Zona Laut Teritorial

Batas laut atau zona laut Teritorial merupakan garis khayal yang berjarak 12 mil
laut dari garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih yang menguasai
suatu lautan, sedangkan lebar lautan tersebut kurang dari 24 mil laut, maka garis
teritorial dapat di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara itu. 

Laut yang terletak antara garis dasar dan garis batas teritorial di sebut zona laut
teritorial. Laut yang terletak di bagian dalam garis dasar disebut laut internal atau
perairan dalam (laut nusantara). Garis dasar merupakan garis khayal yang
menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau paling terluar di suatu negara.

Sebuah negara memiliki hak kedaulatan sepenuhnya hingga batas laut teritorial
negara tersebut, tetapi memiliki kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran lintas
damai baik di atas ataupun di bawah permukaan lautnya.
 
Dalam laut teritorial berlaku hak lintas laut damai bagi kendaraan-kendaraan air
asing. Kapal asing yang menyelenggarakan lintas laut damai di laut teritorial tidak boleh
melakukan ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah
atau kemerdekaan politik negara pantai serta tidak boleh melakukan kegiatan survey

9
atau penelitian, mengganggu sistem komunikasi, melakukan pencemaran dan
melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubungan langsung dengan lintas laut damai.
Pelayaran lintas laut damai tersebut harus dilakukan secara terus menerus, langsung
serta secepatnya, sedangkan berhenti dan membuang jangkar hanya dapat dilakukan
bagi keperluan navigasi yang normal atau kerena keadaan memaksa atau dalam keadaan
bahaya atau untuk tujuan memberikan bantuan pada orang, kapal atau pesawat udara
yang berada dalam keadaan bahaya.

Arah Menentukan Lebar Dan Garis Batas Laut Teritorial

Seperti yang diuraikan diatas bahwa penentuan laut teritorial  suatu Negara pantai
dilakukan dengan cara penarikan sejauh 12 mil dari garis pangkal terluar yang
merupakan titik pasang surut terendah seperti yang diatur dalam Pasal 5 UNCLOS dan
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996. Namun UNCLOS dan Undang-undang Nomor 6
Tahun 1996 memberikan pengecualian terhadap wilayah laut yang memiliki pantai yang
saling berhadapan antar Negara pantai

Namun melihat peraturan yang ada mengatur tentang laut teritorial di Indonesia masih
banyak terdapat berbagai kekurangan diantaranya tidak adanya pengaturan batas laut
Indonesia.

C. Zona Ekonomi Eklusif 


Zona Ekonomi Eklusif adalah zona yang luasnya 200 mil laut dari garis dasar
pantai, yang mana dalam zona tersebut sebuah negara pantai mempunyai hak atas
kekayaan alam di dalamnya, dan berhak menggunakan kebijakan hukumnya, kebebasan
bernavigasi, terbang di atasnya, ataupun melakukan penanaman kabel dan pipa. Konsep
dari ZEE muncul dari kebutuhan yang mendesak. Sementara akar sejarahnya
berdasarkan pada kebutuhan yang berkembang semenjak tahun 1945 untuk memperluas
batas jurisdiksi negara pantai atas lautnya, sumbernya mengacu pada persiapan untuk
UNCLOS III.
Konsep dari ZEE telah jauh diletakkan di depan untuk pertama kalinya oleh
Kenya pada Asian-African Legal Constitutive Committee pada Januari 1971, dan pada
Sea Bed Committee PBB pada tahun berikutnya. Proposal Kenya menerima dukungan
aktif dari banyak Negara Asia dan Afrika. Dan sekitar waktu yang sama banyak Negara
Amerika Latin mulai membangun sebuah konsep serupa atas laut patrimonial. Dua hal
tersebut telah muncul secara efektif pada saat UNCLOS dimulai, dan sebuah konsep
baru yang disebut ZEE telah dimulai.
Ketentuan utama dalam Konvensi Hukum Laut yang berkaitan dengan ZEE
terdapat dalam bagian ke-5 konvensi tersebut. Sekitar tahun 1976 ide dari ZEE diterima
dengan antusias oleh sebagian besar anggota UNCLOS, mereka telah secara universal
mengakui adanya ZEE tanpa perlu menunggu UNCLOS untuk mengakhiri atau
memaksakan konvensi. Penetapan universal wilayah ZEE seluas 200 mil laut akan
memberikan setidaknya 36% dari seluruh total area laut. Walaupun ini porsi yang relatif

10
kecil, di dalam area 200 mil laut yang diberikan menampilkan sekitar 90% dari seluruh
simpanan ikan komersial, 87% dari simpanan minyak dunia, dan 10% simpanan
mangan.
Lebih jauhnya, sebuah porsi besar dari penelitian scientific kelautan mengambil
tempat di jarak 200 mil laut dari pantai, dan hampir seluruh dari rute utama perkapalan
di dunia melalui ZEE negara pantai lain untuk mencapai tujuannya. Melihat begitu
banyaknya aktivitas di zona ZEE, keberadaan rezim legal dari ZEE dalam Konvensi
Hukum Laut sangat penting adanya.
- Batas luar
Batas dalam ZEE adalah batas luar dari laut teritorial. Zona batas luas tidak
boleh melebihi kelautan 200 mil laut dari garis dasar dimana luas pantai teritorial telah
ditentukan. Kata-kata dalam ketentuan ini menyarankan bahwa 200 mil laut adalah
batas maksimum dari ZEE, sehingga jika ada suatu negara pantai yang menginginkan
wilayahnya ZEE-nya kurang dari itu, negara itu dapat mengajukannya. Di banyak
daerah tentu saja negara-negara pantai tidak akan memilih mengurangi wilayahnya ZEE
kurang dari 200 mil laut, karena kehadiran wilayah ZEE negara tetangga. Kemudian
timbul pertanyaan mengapa luas 200 mil laut menjadi pilihan maksimum untuk ZEE.
Alasannya adalah berdasarkan sejarah dan politik: 200 mil laut tidak memiliki geografis
umum, ekologis, dan biologis nyata. Pada awal UNCLOS zona yang paling banyak
diklaim oleh negara pantai adalah 200 mil laut, diklaim negara-negara Amerika Latin
dan Afrika. Lalu untuk mempermudah persetujuan penentuan batas luar ZEE maka
dipilihlah figur yang paling banyak mewakili klaim yang telah ada. Tetapi tetap
mengapa batas 200 mil laut dipilih sebagai batas luar jadi pertanyaan. Menurut Prof.
Hollick, figur 200 mil laut dipilih karena suatu ketidaksengajaan, dimulai oleh negara
Chili. Awalnya negara Chili mengaku termotivasi pada keinginan untuk melindungi
operasi paus lepas pantainya. Industri paus hanya menginginkan zona seluas 50 mil laut,
tapi disarankan bahwa sebuah contoh diperlukan. Dan contoh yang paling menjanjikan
muncul dalam perlindungan zona diadopsi dari Deklarasi Panama 1939. Zona ini telah
disalahpahami secara luas bahwa luasnya adalah 200 mil laut, padahal faktanya luasnya
beraneka ragam dan tidak lebih dari 300 mil laut.
- Batasan
Dalam banyak wilayah negara banyak yang tidak bisa mengklaim 200 mil laut
penuh, karena kehadiran negara tetangga, dan itu menjadikan perlu menetapkan batasan
ZEE dari negara-negara tetangga, pembatasan ini diatur dalam hukum laut internasional.
- Pulau-pulau
Pada dasarnya semua teritori pulau bisa menjadi ZEE. Namun, ada 3 kualifikasi
yang harus dibuat untuk pernyataan ini. Pertama, walau pulau-pulau normalnya bisa
menjadi ZEE, artikel 121(3) dari Konvensi Hukum Laut mengatakan bahwa, " batu-batu
yang tidak dapat membawa keuntungan dalam kehidupan manusia atau kehidupan
ekonomi mereka, tidak boleh menjadi ZEE."

11
- Wilayah yang tidak berdiri sendiri
sendiri atau pemerintahan mandiri lain yang statusnya dikenal PBB, dan pada
wilayah yang berada dalam dominasi kolonial. Resolusi III, diadopsi oleh UNCLOS III
pada saat yang sama pada teks Konvensi, menyatakan bahwa dalam kasus tersebut
ketentuan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban berdasarkan Konvensi harus
diimplementasikan untuk keuntungan masyarakat wilayah tersebut, dengan pandangan
untuk mempromosikan keamanan dan perkembangan mereka.

Hak berdaulat dan hak- hak lain serta kewajiban-kewajiban negara Republik Indonesia
dalam hal Zona Ekonomi Eksklusif adalah sebagai berikut.
a.    Hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi, pengelolaan dan konservasi
sumber daya alam hayati dan nonhayati dari dasar laut dan tanah di bawahnya serta air
di atasnya dan kegiatan-kegiatan lainnya.
b.  Penelitian ilmiah mengenai kelautan, perlindungan, pelestarian lingkungan laut serta
pembuatan dan penggunaan pulau buatan.
c.    Di zona ekonomi ekslusif Indonesia, kebebasan pelayaran dan penerbangan
internasional serta kebebasan pemasangan kabel dan pipa bawah laut diakui sesuai
dengan prinsip -prinsip hukum laut internasional yang berlaku (Sumber: Hukum Laut
dan Undang-Undang Perikanan Indonesia Nomor 5 Tahun 1983).

Kegiatan- kegiatan di Zona Ekonomi Eksklusif

Mengenai kegiatan- kegiatan di Zona Ekonomi Eksklisif Indonesia ini diatur


dalam Undang- Undang No. 5 tahun 1983 pasal 5 tentang Zona Ekonomi Eksklusif.
Kegiatan untuk eksplorasi atau eksploitasi sumber daya alam atau kegiatan- kegiatan
lainnya untuk eksplorasi atau eksploitasi ekonomi seperti pembangkit energi dari air,
arus dan juga angin di Zona Ekonomi Eksklusif di Indonesia yang dilakukan oleh warga
Indonesia atau badan hukum Indonesia harus berdasar pada izin dari Pemerintah
Republik Indonesia. Sementara kegiatan- kegiatan tersebut apabila dilakukan oleh
negara asing baik orang ataupun badan hukum asing maka harus berdasar pada
persetujuan internasional antara Pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah
negara asing yang bersangkutan.

Sementara dalam syarat- syarat dan atau persetujuan internasional dicantumkan


hak- hak dan juga kewajiban- kewajiban yang harus dipatuhi oleh pihak- pihak yang
bersangkutan yang melakukan kegiatan eksplorasi dan juga eksploitasi di zona tersebut,
seperti kewajiban untuk membayar pungutan kepada pemerintah Republik Indonesia.
Sementara itu sumber daya alam hayati pada dasarnya mempunyai daya pulih kembali.
Meski demikian hal ini tidak berarti bahwa sumber daya alam ini jumlahnya tidak
terbatas. Karena adanya sifat- sifat itulah maka dalam pelaksanaan pengelolaan dan
konservasi sumber daya alam hayati maka pemerintah Republik Indonesia menetapkan
tingkat pemanfaatan di sebagian atau keseluruhan dari Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia.

12
Selain itu, dalam hal perikanan yang menjadi sumber daya alam hidup di perairan,
Indonesia belum dapat sepenuhnya memanfaatkan seluruh jumlah tangkapan yang telah
diperbolehkan dan jumlah kemampuan tangkap Indonesia. Hal ini boleh dimanfaatkan
oleh negara lain dengan izin pemerintah Republik Indonesia berdasarkan persetujuan
internasional.

Fungsi  Zona Ekonomi Eksklusif

Fungsi atau manfaat Zona Ekonomi Eksklusif ini tentu saja untuk mempertegas
batas negara- negara di wilayah perairan sehingga kekayaan negara yang ada di dalam
wilayah tersebut tidak bisa dieksploitasi oleh pihak- pihak lain.

D. Laut Lepas

Berbicara mengenai Zona Ekonomi Eksklusif memang tidak akan terlepas dari
yang namanya samudera atau laut. Hal ini memang Zona Ekonomi Eksklusif ini
merupakan pengaturan wilayah laut dari suatu negara. Sudah menjadi hukum kebiasaan
bahwa laut dibagi- bagi menjadi beberapa zona. Zona yang letaknya paling jauh dari
pantai dinamakan laut lepas. Pada pasal 86 konvensi PBB mengenai hukum laut,
dinyatakan bahwa “laut lepas merupakan semua bagian dari laut yang tidak termasuk
dalam zona ekonomi eksklusif, dalam laut teritorial atau dalam perairan pedalaman
suatu negara, atau dalam perairan kepulauan suatu negara kepulauan”. Mengacu pada
definisi tersebut, laut lepas terletak di bagian luar zona ekonomi eksklusif dan tidak
masuk di dalam zona ekonomi eksklusif. Dan prinsip hukum yang mengatur rezim di
laut lepas adalah prinsip kebebasan. Meski demikian, prinsip kebebasan ini tetap harus
dilengkapi dengan tindakan- tindakan pengawasan agar tidak mengecaukan prinsip
kebebasan itu sendiri.

Prinsip kebebasan laut lepas ini diatur dalam pasal 87 konvensi PBB. Kebebasan di laut
lepas mempunyai arti bahwa laut lepas dapat digunakan oleh negara manapun. Menurut
pasal tersebut, kebebasan ini meliputi:

 Kebebasan berlayar
 Kebebasan untuk memasang kabel dan juga pipa bawah laut, dengan mematuhi
ketentuan- ketentuan bab VI konvensi
 Kebebasan melakukan penerbangan
 Kebebasan menangkap ikan dengan tunduk pada persyaratan yang telah
tercantum dalam sub bab II
 Kebebasan membangun pulau buatan dan juga instalasi- instalasi lainnya yang
diperbolehkan berdasarkan hukum internasional dengan tunduk pada bab VI
 Kebebasan melakukan riset ilmiah, dengan tunduk pada bab VI dan juga bab
XIII

13
Itulah beberapa macam kebebasan yang diberikan kepada negara- negara di dunia yang
berlaku di wilayah laut lepas. Kebebasan ini mempunyai arti bahwa tidak ada satupun
negara yang dapat menundukkan kegiatan apapun di laut lepas di bawah kedaulatannya,
dan juga laut lepas hanya dapat digunakan untuk tujuan- tujuan damai seperti yang telah
ditetapkan dalam pasal- pasal 88 dan juga 89 konvensi.

Pengawasan di Laut Lepas


Telah disebutkan bahwasannya meski di wilayah laut lepas telah diberikan hak berupa
prinsip kebebasan, namun tetap harus diawasi. Pengawasan di wilayah laut lepas ini
dirasa penting untuk dapat menjamin kebebasan penggunaan laut. Pengawasan di
wilayah laut lepas dilakukan oleh kapal- kapal perang. Adapun pengawasan di wilayah
laut lepas ini dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan umum dan juga pengawasan
khusus.

 Pengawasan umum

Pengawasan umum merupakan pengawasan yang seperti biasa dilakukan, inspeksi dan
juga tundakan kekerasan yang bertujuan menjamin keamanan umum lalu lintas laut.

 Pengawasa khusus

Berbeda dengan pengewasan umum, pengawasan khusus ini ada bermacam- macam,
diantaranya:

1. Pemberantasan perdagangan budak belian


2. Pemberantasan bajak laut
3. Pengawasan untuk melindungi kabel- kabel dan pipa bawah laut
4. Pengawasan penangkapan ikan
5. Pemberantasan pencemaran laut
6. Pengawasan untuk kepentingan pribadi negara- negara

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Indonesia adalah negara kepulauan yang besar dan penting. Sebagai


negarakepulauan, maka jelas Negara Indonesia memiliki wilayah daratan dan lautan
(perairan). Wilayah perairan Indonesia berada diantara dan sekitar pulau-pulaunya,
dengan luas kurang lebih 5.193.250 km2 terletak pada posisi silang antara dua benua,
Asia dan Australia, dan antara dua samudra Hindia dan Pasifik.

Menurut UNCLOS, laut teritorial adalah garis-garis dasar (garis pangkal /


baseline), yang lebarnya 12 mil laut diukur dari garis dasar laut teritorial didefinisikan
sebgai laut wilayah yang terletak disisi luar dari garis pangkal.

Batas laut atau zona laut Teritorial merupakan garis khayal yang berjarak 12 mil
laut dari garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih yang menguasai
suatu lautan, sedangkan lebar lautan tersebut kurang dari 24 mil laut, maka garis
teritorial dapat di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara itu. 

Laut yang terletak antara garis dasar dan garis batas teritorial di sebut zona laut
teritorial. Laut yang terletak di bagian dalam garis dasar disebut laut internal atau
perairan dalam (laut nusantara). Garis dasar merupakan garis khayal yang
menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau paling terluar di suatu negara.

Laut lepas merupakan semua bagian dari laut yang tidak termasuk dalam zona
ekonomi eksklusif, dalam laut teritorial atau dalam perairan pedalaman suatu negara,
atau dalam perairan kepulauan suatu negara kepulauan”. Mengacu pada definisi
tersebut, laut lepas terletak di bagian luar zona ekonomi eksklusif dan tidak masuk di
dalam zona ekonomi eksklusif. Dan prinsip hukum yang mengatur rezim di laut lepas
adalah prinsip kebebasan. Meski demikian, prinsip kebebasan ini tetap harus dilengkapi
dengan tindakan- tindakan pengawasan agar tidak mengecaukan prinsip kebebasan itu
sendiri.

B. SARAN

Makalah ini di buat untuk memberi motivasi pada pembaca agar pembaca dapat
lebih memahami tentang pembagian batas-batas wilayah laut indonesia. Semoga
makalah ini berguna, saran dan kritiknya saya harapkan dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://footballokers.blogspot.com/2014/09/makalah-perairan-indonesia.htm|?m=1

https://ibelboyz.wordpress.com/2011/06/04/makalah-hukum-laut-laut-teritorial/

https://www.boyyendratamin.com/2011/08/sekilas-wilayah-perairan-indonesia.html

https://ibelboyz.wordpress.com/2011/06/04/makalah-hukum-laut-laut-teritorial/

: Persebaran Sumber Daya Alam Wilayah Perairan di Indonesia | Materi SMA


Online http://www.materisma.com/2015/10/persebaran-sumber-daya-alam-
wilayah.html#ixzz5PjSyqwnJ

https://id.wikipedia.org/wiki/Laut_teritorial

https://www.sekolahpendidikan.com/2017/02/penjelasan-wilayah-laut-indonesia-
zona.html

http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-laut-teritorial-dan-laut-bebas/

https://mylawuskblog.wordpress.com/2013/03/18/hukum-laut-internasional-laut-
teritorial/

https://id.wikipedia.org/wiki/Zona_Ekonomi_Eksklusif

16

Anda mungkin juga menyukai