Anda di halaman 1dari 19

POTENSI BAHAN GALIAN DI PROVINSI JAMBI

Disusun Oleh:

Muhammad Iqbal Tawakkal


7100210059

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena Segala puji hanya layak untuk
Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah–Nya yang tiada terkira
besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas hasil Makalah Pengantar
Metalurgi tepat pada waktunya sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam tersusunnya makalah ini yang berjudul “Potensi Bahan Galian di
Provinsi Jambi”, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ir.Ag Isjudarto,M.T. selaku dosen pengampuh mata kuliah Geologi Fisik Jurusan
Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.

Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan
sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar tugas makalahini dapat lebih baik lagi
kedepannya.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga hasil makalah ini
bermanfaat dan memberikan ilmu bagi pembaca.

Yogyakarta, Desember 2021

Muhammad Iqbal Tawakkal

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

1. Pengertian Bahan Galian.....................................................................................................4

2. Klasifikasi Bahan Galian.................................................................................................... 4

3. Geologi Provinsi Jambi.......................................................................................................6

4. Potensi Mineral dan Batubara di Provinsi Jambi................................................................8

A. Kabupaten Muaro Bungo.............................................................................................8

B. Kabupaten Muaro Jambi..............................................................................................9

C. Kabupaten Kerinci..................................................................................................... 10

D. Kabupaten Merangin..................................................................................................10

E. Kabupaten Tebo......................................................................................................... 12

F. Kabupaten Sarolangun............................................................................................... 12

G. Kabupaten Batanghari................................................................................................13

H. Kab. Tanjung Jabung Barat........................................................................................14

I. Kab. Tanjung Jabung Timur...................................................................................... 16

J. Kota Jambi................................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................18

3
1. Pengertian Bahan Galian
Bahan galian juga dikenal sebagai bahan- bahan hasil dari pertambangan yang
diperoleh dengan cara pelepasan dari batuan induknya yang berada di dalam kerak Bumi.
Bahan- bahan galian ini biasanya terdiri dari berbagai jenis mineral. Mineral sendiri
merupakan bahan kandungan yang ada di dalam kerak Bumi yang bisa berupa benda padat,
cair maupun gas. Mineral ini terbentuk dari material- material yang homogen, yang terbentuk
di dalam kerak Bumi secara alami dari bahan- bahan yang anorganis namun memiliki
komposisi kimia tertentu dengan struktur atom dan sifat fisik yang sama. Nah, kurang lebih
seperti itulahpengertian dari bahan galian atau barang tambang. Perlu kita ketahui bersama
pula bahwa bahan galian ini diklasifikasikan menjadi beberapa golongan. Adapun klasifikasi
dari bahan galian akan dijelaskan di bawah ini.

2. Klasifikasi Bahan Galian

Bahan galian industri adalah keseluruhan satuan mineral dan batuan kecuali mineral
logam dan energi, yang digali dan di proses untuk penggunaan akhir industri dan konstruksi
termasuk juga mineral logam yang bukan dilebur seperti bauksit, kromit, limenit, bijih,
mangan, dan lainnya

Penggolongan/klasifikasi bahan galian dapat terbagi menjadi 3, yaitu :


1. Klasifikasi bahan galian berdasarkan pemanfaatannya.
2. bahan galian berdasarkan Undang-Undang (UU).
3. Klasifikasi bahan galian berdasarkan cara terbentuknya

2.1 Klasifikasi bahan galian berdasarkan pemanfaatannya, dapat dikelompokkan menjadi 3


golongan, yaitu :

1. Bahan galian logam/bijih. Merupakan bahan galian yang bila diolah dengan
teknologi tertentu akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya, seperti emas,
perak, besi, timah, tembaga, nikel, seng, dll.
2. Bahan galian energi. Merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi,
misalnya minyak bumi dan batubara.
3. Bahan galian industri. Merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri,
seperti aspal, asbes, bentonit, batu gamping, dolomit, dll.

4
2.2 Klasifikasi bahan galian berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 1967, yaitu tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan mengenai Penggolongan dan Pelaksanaan
Penguasaan Bahan Galian dibagi atas 3 golongan, yaitu :

1. Golongan bahan galian strategis (a), yaitu :

- Minyak bumi, bitumen cair, gas alam, dan lilin bumi.

- Bitumen padat, aspal.

- Antrasit, batubara, batubara muda.

- Uranium (U), radium (Ra), thorium(Th) dan bahan radioaktif lainnya.

- Nikel (Ni), Kobalt (Co)

- Timah (Sn)

2. Golongan bahan galian vital (b), yaitu :

- Besi (Fe), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), Khrom (Cr), Wolfram (Wf),
Vanadium(Vn), Titanium (Ti)

- Bauksit, tembaga, timbal, seng.

- Emas, platina, air raksa, perak, intan.

- arsen, antimon, bismut.

- Itrium, rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya.

- Berilium, korondum, zirkon, kristal kuarsa.

- Yodium, krom, klor, belerang.

3. Golongan bahan galian yang tidak termasuk (a) dan (b), yaitu :

- nitrat, posfat, halit.

- asbes, talk, mika, grafit, magnesit.

- yarosit, leusit, tawas, oker.

- batu permata, batu setengah permata.

- pasir kuarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit.

- batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatomae, tanah serap.

- batu kapur, dolomit, kalsit.

- granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak

5
mengandung unsur unsur mineral

2.3 Klasifikasi bahan galian berdasarkan cara terbentuknya, Menurut Tushadi dkk (1990),
mencakup :

1. Kelompok I : bahan galian yang berkaitan dengan batuan sedimen, kelompok


ini dapat dibagi menjadi :
- Sub kelompok A : bahan galian yang berkaitan dengan batu gamping,
dolomit, kalsit, marmer, oniks, posfat, rijang dan gipsum.
- Sub kelompok B : bahan galian yang berkaitan dengan batuan sedimen
lainnya, yaitu : bentonit, ballclay dan bondclay, fireclay, zeolit, diatomea,
yodium, mangan dan feldspar.
2. Kelompok II : bahan galian yang berkaitan dengan batuan gunung api, seperti
obsidian, perlit, pumice, tras, belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal,
kalsedon, andesit dan basalt, paris gunung api, dan breksi pumice.
3. Kelompok III : bahan galian yang berhubungan dengan intrusi plutonik batuan
asam dan ultra basa, seperti granit dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali
feldspar, bauksit, mika dan asbes.
4. Kelompok IV : bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan endapan
residu dan endapan letakan, seperti lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon,
korondum, kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu.
5. Kelompok V : bahan galian yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal,
seperti barit, gipsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker dan tawas.
6. Kelompok VI : bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan metamor,
seperti kalsit, marmer, batu sabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit

3. Geologi Provinsi Jambi

Susunan batuan di wilayah Jambi sangat bervariasi, terdiri dari


1) Endapan Permukaan
2) Batuan Sedimen
3) Batuan Malihan
4) Batuan Gunung Api
5) Batuan Terobosan

6
3.1 Endapan Permukaan

Dikelompokkan dalam satuan Endapan Alluvium, Endapan Rawa dan Endapan


Undak. Endapan ini terdiri dari komponen batuan lepas berupa bongkah, kerakal, kerikil,
pasir, lanau, lumpur dan lempung yang mengandung sisa tumbuhan, berumur Kuarter, Resen.

3.2 Batuan Sedimen, berumur Permo – Karbon hingga Pliosen.

Formasi batuan dari umur tua ke muda adalah sebagai berikut :


1) Formasi Mentulu (Permo-Karbon)
2) Formasi Mengkarang (Perem)
3) Formasi Peneta, Asai, Tabir, Rawas (Jura)
4) Formasi Talangakar (Oligo Miosen)
5) Formasi Seblat, Papanbetupang, Hulu Tumpang (Oligo Miosen)
6) Formasi Kumun, Lanau, Airbenakat, Gumai, Kasiro (Oligo Miosen)
7) Formasi Muaraenim, Lakitan (Mio-Pliosen)
8) Formasi Bintunan, Pengasih (Pliosen)

3.3 Formasi ini terdiri dari batupasir, batulempung, dengan sisipan batubara, batulanau, serpih,
tuf, tuf pasiran, batupasir tufan, batupasir gampingan, batugamping, konglomerat polemik
dan breksi. Batuan malihan, terbagi atas Formasi Pengabuhan, Mentulu, Anggota Condong,
Formasi Mentulu, dan Formasi Gangsal, berumur Permo-Karbon; terdiri tuf meta, sabak,
sabak berbintik, batutanduk, filit, sekis, dan batupasir meta.

3.4 Batuan Gunung Api, berumur Perem hingga Kuarter.


Satuan batuan ini terdiri dari tuf litik, lava bersusunan andesitik-basaltik, breksi
gunungapi, tuf, lava bersusunan riolit, dasit dan andesit, tuf andesit dan tuf kristal.

3.5 Batuan Terobosan


Berlangsung dalam empat periode, pada Jura, Paleo Miosen, Miosen dan Pliosen.
Batuan ini terdiri dari batuan granodiorit, andesit, basal, diorit, dasir, riolit, granit biotit,
granit horenblenda dan sienit.
Sejarah struktur daerah Provinsi Jambi meliputi kegiatan tektonik sejak Paleozoikum
Akhir sampai Resen. Unsur struktur utama dari batuan di daerah ini adalah pelipatan dan
pensesaran. Struktur regional yang terdapat di Jambi merupakan bagian dari Sesar Besar

7
Sumatera berarah barat laut-tenggara. Disamping itu juga terdapat sesar sekunder yang
memotong sesar utama tersebut. Struktur lipatan dan kekar pun banyak dijumpai.

4. Potensi Mineral dan Batubara di Provinsi Jambi


Provinsi Jambi miliki potensi bahan galian yang begitu banyak, mulai dari batuan,
mineral logam, mineral non logam sampai batubara serta Minyak Bumi dan Gas Bumi.
Berikut potensi bahan galian pada setiap kabupaten dan kota di Provinsi Jambi :

A. Kabupaten Muaro Bungo

1) Batubara
Bahan tambang batubara di Kabupaten Bungo memiliki kualitas cukup baik dengan
kandungan kalori antara 5000-7300 kalori, saat ini bahan tambang batubara sudah diusahakan
oleh beberapa perusahaan, selain itu masih ada perusahaan lainnya yang tengah dalam proses
perizinan. Adapun peluang investasi yang masih terbuka untuk pertambangan batubara
meliputi penggalian dan pemasaran batubara yang masih belum diusahakan dan
pembangunan industry yang menggunakan bahan baku batubara. Peluang investasi :
- Briket Batubara
- Pembangunan PLTU Mulut Tambang

2) Emas
Potensi emas di Kabupaten Bungo terdiri dari dua sumber yaitu Emas Primer dan
Emas Sekunder yang tersebar dibeberapa lokasi antara lain di Kecamatan Rantau Pandan
yang memiliki cadangan emas sebesar 14.400 kg, Pelepat 87.000 kg, Limbur Lubuk
Mengkuang 25.000 kg, Tanah Sepenggal 10.000 kilogram, Pelepat Ilir 13.000 kg serta
Kecamatan Jujuhan 11.000 kg

3) Minyak Bumi
Kabupaten Bungo memiliki indikasi adanya cadangan minyak bumi yang tersimpan di
kedalaman 500-800 m pada beberapa kecamatan antara lain Jujuhan 4 titik bor, Rantau
Pandan 4 titik bor, Limbur Lubuk Mengkuang 4 titik bor, Tanah Sepenggal 2 titik bor, Tanah
Tumbuh 3 titik bor dan Muaro Bungo 2 titik bor, ini merupakan potensi untuk dieksploitasi.

8
B. Kabupaten Muaro Jambi
Lokasi Penyebaran Bahan Galian/ Tambang Selain Minyak Dan Gas Bumi Dan
Tersedianya Di kabupaten Muaro Jambi 2008.
Tabel 1 Jenis Bahan Galian/ Tambang & Cadangan

Tabel 2 Potensi Sumber Daya Mineral

9
Daftar Perusahaan yang Bergerak di Sektor Migas, yaitu:
1) PETRO CHINA
2) CONOCO PHILIP
3) PERTAMINA EP
4) PETRA GAS

C. Kabupaten Kerinci
Kabupaten Kerinci hanya memiliki sumber daya mineral non logam yang terdiri dari
batu gamping, lempung, trass, andesit, obsidian/perlit, kaolin, dan pasir dan batu kerikil
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.22.Cadangan yang tersedia berada dalam kondisi
yang berbeda-beda. Untuk jenis mineral batu gamping telah terindikasi sebanyak 236 juta m3
dengan kadar CaO yang cukup tinggi yaitu 53,2 %. Lempung, granit, andesit, kaolin, dan
pasir dan batu kerikil jumlah cadangannya belum diketahui. Trass terindikasi sebanyak 2,2
juta m3 dan obsidian/perlit terindikasi sebanyak 420,5 juta m3.

- Batu Gamping : Sitinjau Laut, Terindikasi 98 juta m3


- Kadar CaO 53,2%. : Gunung Kerinci, Terindikasi 138 juta m3
- Lempung : Sitinjau Laut, Belum diketahui
- Trass : Keliling Danau, Terindikasi 2,2 juta m3
- Granit : Gunung Raya, Belum diketahui,

10
Gunung Kerinci, Belum diketahui.
- Andesit : Danau Kerinci, Belum diketahui,
- Obsidian/perlit : Kayo Aro, Terindikasi 404 juta m3,
Air Hangat, Terindikasi 16,5 juta m3,
- Kaolin : Sitinjau Laut, Belum diketahui,
- SIRTU : Batang Merangin, Belum diketahui,

D. Kabupaten Merangin
Di wilayah Kabupaten Merangin terdapat kandungan mineral yang sangat beragam,
baik berupa mineral logam yang terdiri dari emas, air raksa, biji besi dan tembaga maupun
mineral non logam yang terdiri dari batu gamping, marmer, bentonit, oker, lempung, felspar,
trass, batu mulia, granit, pasir kwarsa, dan pasir dan batu kerikil.

a. Mineral Logam
Jumlah yang pasti dari cadangan logam emas dan air raksa yang terdapat di
Kabupaten Merangin belum diketahui, sementara biji besi dan tembaga keberadaannya masih
berupa indikasi sebagaimana dapat dilihat sebagai berikut.
- Emas : Sungai Manau, Belum diketahui,- Tabir Ulu, Belum diketahui,
- Air Raksa : Sungai Manau,Belum diketahui, Bangko, Belum diketahui
- Biji Besi : Sungai Manau, Berupa indikasi
- Tembaga : Muara Siau, Berupa indikasi, -Bangko, Berupa indikasi,

b. Mineral Non Logam


Mineral non logam yang telah diketahui besar cadangannya adalah batu gamping,
marmer, bentonit, felspar, granit dan pasir kwarsa. Batu gamping dengan kadar CaO antara
50,85 – 54,65% cadangannya telah terindikasi sebesar 27 juta m3. Cadangan marmer telah
terindikasi sebesar 12 juta m3, bentonit dengan jenis Ca-bentonit cadangannya telah
terindikasi sebesar 54,8 juta m3 dan felspar telah terindikasi cadangan sebesar 40 ribu m3.
Sementara granit dan pasir kwarsa telah terindikasi cadangannya masing-masing sebesar 2,25
milyar m3 dan 132.154 ribu m3. Mineral non logam yang belum diketahui cadangannya
meliputi lempung, trass, batu mulia, dan pasir dan batu kerikil.
- Batu Gamping : Tabir Ulu, Terindikasi 16,5 juta m3,Kadar CaO 50,85%.
Sungai Manau, Terindikasi 10,5 juta m3, Kadar CaO 54,65%.
- Marmer : Tabir Ulu, Terindikasi 12 juta m3, -.

11
- Bentonit : Bangko, Terindikasi 8 juta m3, -. Pamenang Terindikasi 46,8
juta m3 Jenis Ca-bentonit
- Oker : Bangko, Terindikasi 10 ribu m3, -.
- Lempung : Tabir, Belum diketahui, -.
- Felspar : Bangko, Belum diketahui, -.Tabir, Terindikasi 40 ribu m3, -
Sungai Manau, Belum diketahui, -.
- Trass : Muara Siau, Belum diketahui -.
- Batu Mulia : Tabir, Belum diketahui -.
- Granit : Sungai Manau, Terindikasi 2,25 Milyar m3 - Bangko, Belum
diketahui
- Pasir Kwarsa : Tabir, Terindikasi 154 ribu m3 - Sungai Manau, Terindikasi
132 juta m3
- SIRTU : Tabir, Belum diketahui,-

E. Kabupaten Tebo
Di wilayah Kabupaten Tebo terdapat kandungan mineral logam berupa timah putih,
sementara mineral non logam berupa bentonit dan pasir kwarsa.

a. Mineral Logam
Logam timah putih cadangannya yang belum diketahui, sementara kadarnya
mencapai 0,5-24,3 gram/m3.

b. Mineral Non Logam


Mineral non logam yang telah diketahui besar cadangannya adalah pasir
kwarsa dan bentonit masing-masing telah terindikasi sebesar 132 juta m3 dan 9,5 juta
m3.
- Bentonit : Tebo Ilir, Terindikasi 9,5 juta m3
- Pasir Kwarsa : Tebo Tengah, Terindikasi 132 juta m3 - Tebo Ilir,
Belum diketahui

F. Kabupaten Sarolangun
Di wilayah Kabupaten Sarolangun terdapat kandungan mineral logam berupa emas,
biji besi, dan tembaga, sementara mineral non logam berupa batu gamping, lempung, pasir
kwarsa, dan pasir dan batu kerikil.

a. Mineral Logam

12
Logam emas yang terdapat di Kabupaten Sarolangun belum diketahui besar
cadangannya, sementara logam biji besi dan tembaga masih berupa indikasi.

- Emas : Muara Limun, Belum diketahui - Batang Asai, Belum diketahui


- Biji Besi : Batang Asai, Berupa indikasi . Muara Limun, Berupa indikasi
- Tembaga : Batang Asai, Berupa indikasi

b. Mineral Non Logam


Mineral non logam yang telah diketahui besar cadangannya adalah batu gamping yang
telah terindikasi sebesar 57,8 juta m3 dengan kadar CaO 58 %, sementara lempung, pasir
kwarsa, dan pasir dan batu kerikil cadangannya belum diketahui.

- Batu Gamping : Muara Limun, Terindikasi 57,8 juta m3, Kadar CaO 58%
- Lempung : Pelawan Singkut, Belum diketahui
- Pasir Kwarsa : Sarolangun, Belum diketahui - Pauh,Belum diketahui –
- SIRTU : Batang Asai, Belum diketahui –Muara Limun, Belum
diketahui –

G. Kabupaten Batanghari
Kandungan kekayaan perut bumi yang dimiliki Pemkab batanghari seperti minyak
bumi, batu bara dan gas juga terdapat di Kabupaten tertua di Provinsi Jambi Ini. potensi
minyak bumi dan gas yang besar ini menarik minat perusahaan minyak dan gas terbesar
ketiga di Negara RRC, Yakni China National Offshor Oil Corporation Atau Cnooc untuk
melakukan ekplorasi. Sejak Tahun 2007 Cnoop Batang hari Limited bekerja sama dengan PT.
Grogeri Perkasa sebagai pemenang tender telah melakukan pekerjaan ekplorasi. mulai dari
kegiatan geolagi dan geofisika, survey seismic 2D, serta pengeboran dua sumur eksplorasi di
Desa Hajran dan Koto Boyo Kecamatan Batin XXIV.
Saat ini Cnoop telah berhasil menemukan sumur gas yang potensial yakni sumur
kenanga I, dengan kedalaman 6 ribu 71 kaki atau sekitar seribu 840 meter, yang diperkirakan
memiliki potensi gas sekitar 7,6 juta MMCF. keberhasilan ini tentu akan merangsang
bergulirnya roda perekonomian masyarakat sekitarnya.
Selain Migas, Bumi Batanghari juga memiliki kandungan batubara, hingga saat ini
tercatat 45 perusahaan tambang batu bara yang melakukan kegiatan tambangnya diwilayah
Kabupaten Batanghari, 3 diantaranya yakni PT. Nan Riang di Desa Ampelu Kecamatan

13
Muara Tembesi, PT. Bangun Energi di Kecamatan Mersam dan PT. Bubuhan Multi Sejahtera
di Desa Sungai Buluh Kecamatan Muara Bulian, sampai Oktober 2011 telah mampu
menghasilkan 913.794,71 metrik ton.
Hingga tahun 2011 dari 113 desa dan kelurahan yang ada dalam Kabupaten Batanghari
yang belum dialiri listrik sebanyak 15 Desa. Tahun 2011 sedikitnya 7 Desa yang akan segera
dialiri listrik, selanjutnya secara bertahap diharapkan sampai tahun 2016 semua desa dalam
Kabupaten Batang Hari sudah dialiri listrik.

H. Kab. Tanjung Jabung Barat


ERA-I (1940 – 1960): Dutch
Survei dan pemetaan geologi secara luas dilakukan oleh Perusahaan Belanda sebelum
Perang Dunia II. Sampai 1960 Perusahaan BElanda mengebor 6 (enam) sumur eksplorasi
(Pematang Lantih, Toba Obi, Anak Mendahara, Berembang, Pailang dan Retih), sebagian
besar terletak di selatan Blok Jabung. Sumur – sumur ini dibor terutama berdasarkan struktur
geologi permukaannya.
ERA-II (1969 – 1976) Total Indonesia
Total Indonesia mengoperasikan blok ini berdasarkan Kontrak Produksi Bersama dan
memperoleh seismik sepanjang 1800 km. Jumlah total adalah 6 (enam) sumur eksplorasi pada
blok ini (Lemang-1, Tebing Tinggi-1, Betara-1, Napal-1, Geragai-1 dan Sogo-1) dan 5 (lima)
sumur yang berlokasi di luar blok (Rondaman-1,Betung-1, Lupak-1, Lupak-2 dan Lupak-3).
Hasil tes 2 (dua) sumur adalah non- commercial hidrokarbon. Hasil tes Sogo-1 adalah 3
BCPD + 9.0 MMCFGPD (sampai dengan 87% CO2; ABF sands) 87% CO2 dan hasil tes
Napal-1 adalah 2.2 MMCFGD (terutama C1) dengan 190 BWPD (ABF sands).
ERA-III (1979 – 1989) : Shell
Blok Jabung adalah bagian sebelah timur laut Blok Jambi yang dioperasikan Jambi
Shell. Pada tahun 1979, 400 km 24 lipatan seismik telah diperoleh melalui area Tungkal.
Tungkal-1 telah dibor berdasarkan data seismik yang sangat jarang dan Tiung-Geragai telah

14
memperoleh 1460 km dari 30 lipatan seismic dan 3 (tiga) sumur eksplorasi dibor (Tiung-1,
Tiung-2 dan Manismata-1). Hasil tes Tiung-1 dan Tiung-2 adalah dry gas dengan kadar CO2
sampai 70% (T. Akar. Ss dan Baturaja.Lst) Sumur Manismata-1 mengetes sedikit gas dari T.
Akar. Ss dan air dari GUF & ABF sands.
ERA-IV (1993 – 2002) Santa Fe (Devon)
Santa Fe menandatangani Kontrak PSC pada tanggal 27 Februari 1993 meliputi daerah
seluas *,214 Km2, dengan komitmen investasi sebesar US$8.8 MM. Total 1900 km dari
seismic 2D (30 lipatan) diambil selama tahun 1993-1996 dan setelah sukses mendelineasi
lapangan North East Betara dan Germah sebanyak 447 km2 dari seismic 3D ditembak untuk
pengembangan lapangan itu. Sejak mendapatkan blok ini, Devon telah sukses luar biasa
dengan menghasilkan sumur – sumur migas baru di Blok Jabung. Dari 90 sumur yang dibor
(eksplorasi, eksploitasi dan pengembangan) dihasilkan di 7 lapangan migas baru dengan
hanya 5 sumur kering. Rangkuman dari sumur-sumur eksplorasi yang ditemukan terinci di
bawah ini :

Tabel 3 Eksplorasi Penemuan Sumur

15
I. Kab. Tanjung Jabung Timur

16
Kondisi morfologis dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur menjadikan daerah ini
kaya akan bahan tambang. Bahan tambang yang dimiliki antara lain : minyak dan gas bumi,
bahan tambang dan galian seperti andesit, pasir pantai, pasi r sungai, pasir kuarsa, kaolin,
tanah liat, granit putih.

1. Minyak Bumi dan Gas


Kabupaten Tanjung Timur memiliki kandungan minyak bumi dan gas yang cukup besar.
Pada saat ini ada 2 perusahaan asing, yaitu PETRONAS dari Malaysia dan PETROCHINA
dari China, yang melakukan eksplorasi gas dan minyak bumi di wilayah ini. Petronas masih
dalam tahap eksplorasi di lepas pantai, sedangkan Petrochina sudah eksploitasi. Kab.Tanjab
Timur memiliki cadangan Minyak Bumi ±250 juta Barrel sedangkan Gas Alam Cair
potensinya 2 Milyard Feet Qubic Gas sebagai potensi sumberdaya non hayati. Tingkat
eksploitasi minyak dan gas bumi di Tanjung Jabung Timur relative masih kecil dengan lifting
3.703 barrel minyak mentah per hari dan 29.043.620 MMBTU per hari. Jumlah sumur minyak
yang sudah dieksploitasi sebanyak 143 unit dengan sumur yang masih berproduksi 74 unit,
sisanya 69 tidak berproduksi lagi. Untuk tetap meningkatkan produksi kegiatan eksplorasi
masih terus dilakukan.

2. Bahan Tambang dan Galian


Jumlah cadangan tereka andesit di kabupaten Tanjung Jabung Timur tersebar di 3 (tiga)
kecamatan yaitu di Kecamatan Mendahara (Desa Rano), Kecamatan Dendang(Bukit Ibul),
dan Kecamatan Muara Sabak (Desa Parit Culum) mencapai 320.460.000 m3. Bahan galian
andesit dapat dimanfaatkan dalam berbagai bentuk olahan, seperti batu ornamen, batu
dinding, batu ukiran maupun batu rataan.Pada saat ini bahan andesit sudah ditambang oleh
penduduk sebagai bahan bangunan atau kontruksi (pengerasan jalan). Bahan galian pasir
pantai terletak di bagian timur kab. Tanjung Jabung Timur yaitu sepanjang pantai barat di
desa Bakutuo, Kecamatan Sadu. Volume cadangan pasir sungai tereka hasil perhitungan
dengan peta topografi skala 1:50.000 adalah sekitar 51.750.000 m3. Jumlah volume cadangan
pasir sungai tereka yang tersebar di sepanjang tepi Sungai Berbak, Kecamatan Rantau Rasau
adalah sekitar 11.695.200 m3. Secara umum pasir sungai kurang prospek untuk ditambang
dengan model tambang skala besar, karena kendala geologi erosi sungai dan keterbatasan
cadangan yang dimiliki. Terdapat kaolin di kecamatan Mendahara Ulu (Simpang Kiri).
Penggunaan kaolin yang utama yaitu dalam industry-industri kertas, keramik, cat, sabun,
karet/ban, dan pestisida dan masih banyak lagi untuk bahan industry yang lain. Tanah liat
tersebar di Desa Simpang, Kecamatan Rantau Rasau, Kecamatan Dendang, dan Kecamatan

17
Mendahara. Bahan galian granit tersebat di sekitar Pulau Berhala dengan volume cadangan
sekitar 500.000.000 m3. Pasir kuarsa tersebat di sekitar Pulau Berhala, dengan deposit sekitar
1.350.000m3.

J. Kota Jambi
Di wilayah Kota Jambi hanya terdapat mineral non logam berupa pasir dan batu kerikil
dengan jumlah cadangan belum diketahui besarnya.
SIRTU : Telanaipura, Belum diketahui - Pelayangan, Belum diketahui–
Kondisi Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara
Pengusahaan pertambangan mineral dan batubara di Provinsi Jambi berkembang
dengan pesat, hal ini di tandai dengan banyaknya Izin Usaha Pertambangan (IUP) Mineral
dan Batubara yang telah di terbitkan oleh Pemerintah Kabupaten/kota. Sebagian besar
Pengusahaan pertambangan yang ada merupakan Pertambangan Batubara, sedangkan
sebagian lagi mengusahakan Bijih Besi, Emas dan Kuarsa.
Kondisi bulan Oktober Tahun 2015 Kegiatan Usaha Pertambangan di Provinsi Jambi
sebanyak 80 dalam tahap Ekplorasi dan 116 dalam tahap Operasi Produksi.
Selain Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Provinsi Jambi juga terdapat 3 Perjanjian
Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).Produksi Batubara di Provinsi Jambi
dihasilkan oleh Kabupaten Bungo, Tebo, Sarolangun,Tanjung Jabung Barat, Batanghari dan
Muaro Jambi. Sedangkan untuk Bijih Besi di Provinsi Jambi di Produksi oleh PT. Sitasa
Energi yang terletak di Desa Baru Nalo Kecamatan Nalo Tantan Kabupaten Merangin.
Produksi Bijih Besi tahun 2013 mencapai 148.657 ton, sedangkan pada tahun 2014 mencapai
30.003 ton. Jumlah produksi batubara dan bijih besi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4 Jumlah Produksi Batubara dan Bijih Besi

18
DAFTAR PUSTAKA
Ansyari,Isya,2014,Pengertian-Sampling-particel-size-divider, http://pengertian dan cara-kerja-
psd.co.id
Iswanto, 2010, Makalah Pengolahan Bahan Galian, http://laporanp.blogspot.bab-i-
pendahuluan.co.id
Sudaryanto, 2006, Petunjuk Praktikum Pengolahan Bahan Galian, Yogyakarta, Laboratorium
Pengolahan Bahan Galian Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan Nasional.
Unhas Tambang, 2009, Pengolahan Bahan Galian, https://pengolahan-bahan galian.co.id
Akbari, D., Sutrisno. Interpretasi Data Geophysical Well Logging Dan Analisis Hubungan
Density Log Dengan Kualitas Batubara. Jakarta: UIN
Amri, N.A. 2000. Rescheduling pemanfaatan energi batubara Indonesia. Thesis. Bandung:
ITB
BSN, 2011. Pedoman Pelaporan, Sumberdaya, dan Cadangan Batubara.
Erihartanti dkk., 2015. Estimasi Sumberdaya Batubara Berdasarkan Data Well Logging
Dengan Metode Cross Section Di Pt. Telen Orbit Prima Desa Buhut Kab. Kapuas
Kalimantan Tengah. Jurnal Fisika FLUX, Vol. 12 No.2, Agustus 2015
Faharseno, Adam. 2014. Analisa Rank Coal Dengan Uji Proximate Menggunakan Astm D388
dan Astm D3173, D3174, D3175 di Laboratorium Coalbed Methane PPPTMGB
"Lemigas". Indramayu: Akedemi MiGas Balongan
Gafoer, S., Amin, T. C. dan Pumomo, J. (2007) Peta geologi lembar Lahat, Sumatera Selatan,
skala 1:250.000. Bandung.
Huda, Miftahul dkk. 2015. Pengembangan Aplikasi Teknologi Underground Coal
Gasification (UCG) di Indonesia Tahap II. Bandung: Puslitbang tekMIRA.
Komariah, Wulan E. 2012. Peningkatan Kualitas Batubara Indonesia Peringkat Rendah
Melalui Penghilangan Moisture Dengan Pemanasan Gelombang Mikro. Depok:
Universitas Inonesia
Kusuma, Indra. 2012. Geologi dan Eksplorasi Batubara Daerah Asam-Asam, Kabupaten
Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Skripsi. Bandung: ITB.
Pratiwi, Ragil. 2013. Pengaruh Struktur dan Tektonik Dalam Prediksi Potensi Coalbed
Methane Seam Pangadang-A. di Lapangan "Dipa", Cekungan Sum-Sel, Kabupaten
Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Semarang: Universitas Diponegoro
Santoso, Binarko. 2015. Petrologi Batu Bara Sumatera dan Kalimanta: Jenis, Peringkat, dan
Aplikasi. Jakarta: LIPI Press

19

Anda mungkin juga menyukai