Anda di halaman 1dari 21

TUGAS 1

“Sistem GNSS ”

GD3105 Survei GNSS

Oleh:

Tantan Tasni Ramdani

15113008

TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2015
1.GPS

Global Positioning system (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan
satelit.Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit
yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit
aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS
bisa diterima di seluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit.
GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi. Nama
lengkap GPS adalah NAVSTAR GPS (Navigational satellite Timing and Ranging Global
Positioning System), namun lebih sering dikenal sebagai GPS. GPS mulai diaktifkan untuk
umum pada 17 Juli 1995.

Sedangkan, Assisted-Global Positioning System (A-GPS) merupakan penyempurnaan


dari GPS sebagai satelit penentu posisi di belahan bumi.Satelit GPS yang dimiliki bumi
mempunyai konstelasi 24 satelit dalam enam orbit yang mendekati lingkaran, setiap orbit
ditempati oleh 4 buah satelit dengan interval antara yang tidak sama. Orbit satelit GPS
berinklinasi 550° terhadap bidang equator dengan ketinggian rata-rata dari permukaan bumi
sekitar 20.200 km. Metode Advanced Positioning yang terdapat pada A-GPS merupakan
metode penentuan posisi yang paling tinggi akurasinya dibandingkan metode deteksi posisi
lainnya seperti misalnya Time Difference Of Arrival (TDOA), maupun Enhanced Observed
Time Difference (E-OTD) sehingga A-GPS jauh lebih efisien dan efektif dalam mengakses
informasi dari satelit karena tidak perlu mencari data satu persatu dari ke-24 satelit yang ada,
namun A-GPS telah mengetahui sasaran (satelit) mana yang dibutuhkan atau dituju.

a. Sejarah & status

Amerika Serikat merupakan negara pencetus dan pemrakarsa GPS. Pada dasarnya,
bentuk sistem teknologi GPS sama dengan sistem navigasi radio pangkalan pusat, seperti
LORAN dan Decca Navigator yang dikembangkan pada tahun 1940-an dan digunakan
selama Perang Dunia II. Inspirasi pembuatan sistem GPS sebenarnya datang dari Uni Soviet
yang pada saat itu, tahun 1957, meluncurkan satelit pertama mereka, Sputnik.

Sebuah tim ilmuwan AS yang dipimpin oleh Dr. Richard B. Kershner saat itu
memonitor transmisi radio Sputnik. Mereka menemukan bahwa Efek Doppler berpengaruh
pada transmisi radio, di mana sinyal frekuensi yang ditransmisi Sputnik sangat tinggi saat
baru diluncurkan dan semakin rendah seiring dengan satelit menjauhi bumi. Mereka
menyadari bahwa dengan mengetahui letak bujur lokasi mereka dengan tepat di peta dunia,
mereka mampu melacak posisi satelit tersebut mengorbit berdasarkan tolak ukur
penyimpangan Efek Doppler.

Transit, satelit sistem navigasi pertama yang digunakan oleh Angkatan Laut AS
sukses diujicobakan pertama kali pada tahun 1960. Sistem yang menggunakan kumpulan dari
lima satelit ini mampu menentukan posisi sekali tiap jamnya. Pada tahun 1967, AL AS
mengembangkan satelit Timation yang membuktikan kemampuannya dengan menetapkan
waktu yang akurat di angkasa, merupakan teknologi acuan sistem GPS. Tahun 1970-an,
Sistem Navigasi Omega pangkalan pusat, berdasarkan pembandingan fase sinyal, menjadi
sistem navigasi radio pertama yang meliputi seluruh dunia. Satelit percobaan pertama Block-I
GPS diluncurkan pada Februari 1978. Satelit-satelit GPS pertama kali dibuat oleh Rockwell
International (sekarang merupakan bagian dari Boeing) dan sekarang dibuat oleh Lockheed
Martin (IIR/IIR-M) dan Boeing (IIF).

Timeline :

-Pada tahun 1972, Holloman AFB AS melakukan perbandingan pengujian dua prototipe
penerima GPS di atas White Sand Missile Range, menggunakan satelit tiruan pangkalan
pusat.
-Tahun 1978, satelit percobaan pertama Block-I GPS diluncurkan.
-Tahun 1983, setelah pesawat interseptor Rusia menembak pesawat terbang sipil KAL 007 di
wilayah udara terlarang Rusia, yang membunuh 269 orang dalam peristiwa tersebut, presiden
AS Ronald Reagan mengumumkan bahwa sistem GPS akan dapat digunakan oleh rakyat sipil
begitu sistem itu selesai dibuat.

-Tahun 1985, sepuluh satelit percobaan Block-I GPS tambahan diluncurkan untuk
memvalidasi konsep tersebut.

-Pada 14 Februari 1989, satelit modern Block-II pertama diluncurkan.

-Tahun 1992, Space Wing kedua, yang pada dasarnya mengontrol sistem, di-nonaktifkan dan
diganti dengan Space Wing ke-50.

-Pada Desember 1993 sistem GPS mampu beroperasi untuk pertama kalinya.

- Pada 17 Januari 1994, konstelasi komplit 24 satelit telah mengorbit.

-Kemampuan untuk beroperasi penuh dideklarasikan oleh NAVSTAR pada April 1995.

-Tahun 1996, menyadari pentingnya GPS bagi rakyat sipil, presiden AS Bill Clinton
mengeluarkan kebijakan langsung yang menyatakan GPS sebagai dual-use system dan
mendirikan Interagency GPS Executive Board untuk mengatur penggunaannya sebagai aset
negara.

-Tahun 1998, Wakil Presiden AS Al Gore mengumumkan rencana untuk mengupgrade GPS
dengan dua sinyal sipil untuk mempertinggi keakuratan dan keandalan pengguna, terutama
dengan respek terhadap faktor keselamatan penerbangan.

-Pada 2 mei 2000, “Selective Availability” tidak dilanjutkan sebagai hasil dari Peraturan
Pemerintah tahun 1996, memungkinkan pengguna untuk menerima sinyal tidak bertingkat
secara global.

-Tahun 2004, pemerintah AS menandatangani sebuah perjanjian bersejarah dengan


Komunitas Eropa membangun kerjasama dalam bidang GPS dan rencana sistem Galileo
Eropa.
-Tahun 2004, presiden AS George W. Bush memperbaharui kebijakan nasional,
menggantikan lembaga eksekutif dengan National Space-Based Positioning, Navigation, and
Timing Executive Committee.

-November 2004, QUALCOMM mengumumkan keberhasilan menguji aplikasi bantuan


sistem GPS pada telepon genggam.

- 2005, satlelit GPS pertama yang dimodernisasi diluncurkan dan mulai mentransmisikan
sinyal sipil kedua (L2C) untuk meningkatkan manfaatnya bagi pengguna.

-Peluncuran terbaru pada 17 Oktober 2007. Satelit GPS tertua yang masih beroperasi
diluncurkan pada 4 Juli 1991 dan mulai dioperasikan pada 30 Agustus 1991

-14 September 2007, peraturan tentang Sistem Pengendalian Segmen Pusat yang telah usang
digantikan dengan Rencana Evolusi Arsitektur yang baru.

b.Segmen Satelit

Satelit GPS dapat dianalogikan sebagai stasiun radio angkasa, yangdiperlengkapi


dengan antena-antena untuk mengirim dan menirima sinyal-sinyalgelombang. Sinyal-sinyal
ini selanjutnya diterima oleh receiver .GPS di permukaan bumi atau dekat permukaan
bumi, dan digunakan untuk menentukan informasi posisi,kecepatan, maupun waktu. Satelit
GPS yang terdapat di orbit berjumlah 24 satelit,dibagi dalam 6 (enam) bidang orbit. Lintasan
orbit mendekati lingkaran dan berjarakdari bumi 20.200 km dengan periode orbit 12 jam.
Sistem Satelit GPS, 24 satelit membentuk segmen ruang angkasa GPS yang mengorbit pada
bumi sekitar 12.000 mil di atas kita. Mereka terus bergerak, membuat dua orbit lengkap
dalam waktu kurang dari 24 jam. Satelit-satelit tersebut bergerak dengan kecepatan sekitar
7.000 kilometer per jam.
Satelit GPS bisa dianalogikan sebagai stasiun radio di angkasa, yang
diperlengkapi dengan antena – antena untuk mengirim dan menerima sinyal – sinyal
gelembang. Sinyal – sinyal ini selanjutnya diterima oleh receiver GPS di / dekat
permukaan bumi, dan digunakan untuk menentukan informasi posisi, kecepatan,
maupun waktu. Selain itu satelit GPS juga diperlengkapi dengan peralatan untuk
mengontrol „tingkah – laku‟ (attitude) dari satelit, serta sensor – sensor untuk
mendeteksi peledakan nuklir dan lokasinya.

Pada dasarnya satelit – satelit GPS dapat dibagi ats beberapa generasi yaitu :

- BLOK I : Initial Concept Validation Satellites


- BLOK II : Initial Production Satellites
- BLOK IIA : Upgraded Production Satellites
- BLOK IIR : Replenishment Satellites
- BLOK IIF : Follow – On “Suistainment” Satellites
Pada saat ini, ada 7 satelit Blok II, 18 satelit Blok IIA, dan 2 satelit Blok II R, satelit –
satelit yang operasional adalah satelit – satelit Blok II dan IIA.

Satelit Blok I

Satelit GPS Blok I adalah generasi satelitt percobaan (Initial Concept Validation
Satellites), dan pertama kali diluncurkan pada tanggal 22 Februari 1978. Sejak saat itu sampai
tahun 1985, ada 11 satelit Blok I yang diluncurkan. Meskipun satelit Blok I hanya
dimaksudkan sebagai satelit percobaan, tetapi sejak awal satelit – satelit Blok I ini sudah
banyak digunakan oleh pihak militer maupun sipil dengan hasil yang baik. Kapasitas
penyimpanan data selama 3,5 hari. Saat ini satelit Blok I sudah tidak operasional lagi, dan
sudah digantikan dengan generasi operasional yang dinamakan Blok II dan IIA.

Satelit Blok II dan IIA

Satelit Blok II adalah satelit GPS operasional generasi pertama, dan mempunyai
nomor SVN (Space Vehicle Numbers) dari 13 sampai 21. Satelit Blok II ini dibangun oleh
Rockwell International dan diluncurkan mulai Februari 1989 sampai Oktober 1990.

Berbeda dengan satelit Blok I, satelit Blok II didesain sedemikian rupa untuk
meminimalkan interaksi dengan stasiun pemantau di Bumi, dan disamping itu sebagian besa
aktivitas pemeliharaan satelit dapat dilakukan tanpa mengganggu pengiriman sinyal.
Pengiriman data secara periodic dari segmen pengontrol ke satelit tersebut. Kapasitas
penyimpanan data selama 14 hari.

Satelit Blok IIA, yang juga dibangun oleh Rockwell International, mempunyai nomor
SVN dari 22 sampai 40. Satelit Blok IIA pada dasarnya identik dengan satelit Blok II, dengan
satu perkecualian yaitu seandainya stasiun pemantau satelit tidak dapat mengirimkan pesan
navigasi yang baru ke satelit, maka satelit akan mampu mengirimkan pesan navigasi yang
terakhir sampai selama 180 hari. Meskipun dari sisi pengguna informasi orbit yang
dikirimkan dalam hal ini ketelitiannya berkurang dengan waktu, namun setidaknya sisitem
satelit tetap beroperasi dan dapat digunakan. Sampai saat ini ada 27 satelit Blok II, IIA dan
IIR yang beroperasional.
Satelit Blok II / IIA didesain untuk memberikan pelayanan selama 7,3 tahun, dan
setiap satelit mempunyai 4 jam atom, dua Cesium (Cs) dan dua Rubidium (Rb) ; serta
mempunyai kemampuan Selective Availability (SA) dan Anti Spoofing (AS). Satelit Blok II /
IIA ini diluncurkan dari Cape Caneveral Air Force Station dengan menggunakan Delta II
MLV (Medium Launch Vehicle).
Satelit Blok IIR
Satelit Blok IIR adalah generasi satelit GPS setelah satelit Blok IIA yang dibangun
oleh General Electric, dan mempunyai nomor SVN dari 41 sampai 62. Satelit yang pertama
dari generasi Blok IIR ini telah diluncurkan pada tanggal 17 Januari 1997, tetapi hancur
karena kegagalan dalam proses peluncurannya. Sedangkan satelit Blok IIR yang kedua telah
diluncurkan pada tanggal 23 Juli 1997 dan dinyatakan operasional pada tanggal 31 Januari
1998. Satelit Blok IIR yang keempat diluncurkan pada tanggal 11 Mei 2000 dan dinyatakan
operasional pada tanggal 1 Juli 2000.
Karakteristik yang spesifik dari satelit Blok IIR ini adalah kemampuannya untuk
melakukan navigasi yang sifatnya mandiri (autonomous navigation ). Dalam hal ini, satelit
Blok IIR dapat menciptakan pesan navigasinya sendiri tanpa pengiriman dari stasiun
pengontrol di Bumi. Dengan kemampuan ini sistem dapat menjaga ketelitiannya secara baik
meskipun cukup lama tidak melakukan kontak dengan segmen pengontrol di Bumi.
Perbedaan lainnya antara satelit Blok IIR dengan satelit Blok IIA dapat diringkaskan
sebagai berikut :
Berkaitan dengan Navigation Payload :
Tambahan penguatan terhadap radiasi.
Kemapuan melakukan pengukuran jarak antar sesama satelit (cross link ranging).
Mikro – prosesor yang dapat di program ulang.
Dua jam atom operasional pada setiap saat (hot backup).
- Berkaitan dengan Electrical Power System (EPS) :
Penggunaan 3 baterai Ni CAD dan 2 baterai NiH.

- Berkaitan dengan Attitude And Velocity Control System (AVCS) :


Mekanisme akuisisi / pengarahan dari manual sampai otomatis.

- Berkaitan dengan System Design :


Kapasitas bahan bakar yang lebih besar.
Adanya sistem pengelolaan tambahan pada prosesor satelit.

Satelit Blok IIR didesain untuk memberikan pelayanan selama 7,8 tahun, dan setiap
satelit mempunyai 3 jam atom; satu Cesium (Cs) dan dua Rubidium (Rb); serta mempunyai
kemampuanSelective Availability (SA) dan Anti Spoofing (AS).

Satelit Blok IIF


Satelit Blok IIF adalah generasi satelit GPS yang direncanakan akan menggantikan
generasi satelit Blok IIR. Rencananya akan ada 33 buah satelit Blok IIF, pada tahun 2001
satelit Blok IIf akan diluncurkan.
Konfigurasi Orbit
Konstelasi standar dari satelit GPS terdiri dari 24 satelit yang menempati 6 (enam)
bidang orbit yang bentuknya sangat mendekati lingkaran, dengan eksentrisitas orbit
umumnya lebih kecil dari 0,02. Keenam bidang orbit satelit GPS mempunyai spasi sudut
yang sama antar sesamanya. Meskipun begitu setiap orbit ditempati oleh 4 satelit dengan
interval antaranya yang tidak sama.
Orbit satelit GPS berinklinasi 55 derajat terhadap bidang ekuator dengan ketinggian
rata – rata dari permukaan bumi sekitar 20.200 km. satelit GPS bergerak dala orbitnya dengan
kecepatan kira – kira 3,87 km / detik dan mempunyai periode 11 jam dan 58 menit (sekitar 12
jam). Dengan adanya 24 satelit yang mengangkasa tersebut, 4 sampai 10 satelit GPS akan
selalu dapat diamati pada setiap waktu dari manapun di permukaan bumi.
Setiap satelit GPS secara kontinyu memancarkan sinyal – sinyal gelombang pada 2
frekuensi L – band yang dinamakan L1 dan L2. Sinyal L1 berfrekuensi 1575,42 MHz dan
sinyal L2 berfrekuensi 1227,60 MHz. Sinyal L1 membawa 2 buah kode biner yang
dinamakan kode – P (P – Code, Precise or Private Code) dan kode – C / A (C / A – code,
Clear Access or Coarse Acquisation). Pada saat ini kode – P berubah menjadi kode – Y .

c. Segmen Sistem Kontrol

Sistem kontrol berfungsi mengontrol dan memantau operasional satelit danmemastikan


bahwa satelit berfungsi sebagaimana mestinya. Fungsi ini mencakup beberapa tugas dan
kewajiban yang terdiri dari stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit. Yaitu berfungsi
mengontrol dan memantau operasional satelit serta memastikan bahwa satelit berfungsi
sebagaimana mestinya;

a) Menjaga agar semua satelit berada pada posisi orbit yang seharusnya (station keeping).
b) Memantau status dan kondisi dari semua sub sistem (bagian) satelit.
c) Memantau panel matahari satelit, level daya baterai dan propellant level yang digunakan
untuk manauver satelit.
d) Menentukan dan menjaga waktu sistem GPS.
e) Melakukan manuver satelit agar tetap berada dalam orbitnya, atau melakukan relokasi
untuk menggantikan satelit yang tidak sehat, seandainya diperlukan.
Kelayakan satelit-satelit GPS tersebut dimonitor dan dikontrol oleh segmen kontrol
yang terdiri dari beberapa stasiun pemonitor dan pengontrol yang tersebar di seluruh dunia.
Selain memonitor dan mengontrol satelit, sistem kontrol ini juga berfungsi menentukan orbit
dari seluruh dari seluruh satelit GPS yang merupakan informasi vital untuk penentuan posisi
dengan satelit.

Secara spesifik, sistem kontrol terdiri dari Ground Antenna Station (GAS), Monitor
Station (MS), Prelaunch Compatibility Station (PCS), dan Master Control Station (MCS).
Gambar : Lokasi Stasiun Sistem Kontrol GPS

Gambar : Skema Kerja Sistem Kontrol GPS

d. Segment receiver
Sistem receiver merupakan bagian utama dari sistem pengguna yang terdiri dari
pengguna GPS, baik di darat, laut, maupun udara. Dalam hal ini alat penerima sinyal GPS
( GPSreceiver ) diperlukan untuk menerima dan memproses sinyal -sinyal dari satelit
GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan dan waktu. Komponen utama
dari suatu receiver GPS secara umum adalah antena dengan pre-amplifier, bagian RF
dengan pengidentifikasi sinyal dan pemroses sinyal, pemroses mikro untuk pengontrolan
receiver, data sampling dan pemroses data ( solusi navigasi ), osilator presisi , catu daya,
unit perintah dan tampilan, dan memori serta perekam data.

Gambar :Komponen Utama Receiver GPS

Pengklasifikasian receiver GPS dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu antara lain
berdasarkan fungsinya, data yang direkamnya, jumlah kanalnya, ataupun penggunanya.
Berdasarkan jenis data yang direkam atau diberikan, receiver GPS dapat diklasifikasikan
sebagai berikut, yaitu:

Receiver kode-C/A (contohnya receiver tipe navigasi dan tipe pemetaan) .


Receiver kode-C/A + fase-L1 (contohnya receiver tipe geodetik satu frekuensi).
Receiver kode-C/A + fase-L1 + fase-L2 (contohnya receiver tipe geodetik dua frekuensi yang
menggunakan teknik signal squaring) .
Receiver kode-C/A + kode-P + fase-L1, L2 (contohnya receiver tipe geodetik dua frekuensi
kode-P) .

Jika dilihat dari fungsinya, secara umum receiver GPS dapat diklasifikasikan secara
skematik seperti pada gambar 11 berikut:
Gambar : Klasifikasi Receiver GPS

Receiver GPS penentuan posisi tipe navigasi kadang disebut dissebut tipe genggam
(handheld receiver) umumnya digunakan untuk menentukan posisi absolut secara instan yang
tidak menuntut ketelitian tinggi. Receiver navigasi tipe sipil memiliki ketelitian sekitar 50-
100 m, dan untuk tipe militer dapat memberikan ketelitian sekitar 10-20 m. Harga dari
receiver tipe navigasi ini juga umumnya cukup murah. Receiver GPS tipe genggam juga
terdiri dari berbagai merek yang beredar di pasaran.

Gambar Contoh Receiver GPS Tipe Navigasi Tipe Sipil dan Tipe Militer

Receiver GPS penentuan posisi tipe pemetaan juga memberikan data pseudorange
(kode-C/A) seperti halnya receiver tipe navigasi. Hanya bedanya, pada receiver tipe
pemetaan, data tersebut direkam dan dipindahkan ke komputer untuk diproses lebih lanjut.
Oleh sebab itu, receiver tipe pemetaan ini dapat digunakan untuk penentuan posisi secara
diferensial, dan dalam hal ini ketelitian yang dapat diberikan sekitar 1-5 m. Contoh aplikasi
dari receiver GPS tipe pemetaan adalah untuk survei dan pemetaan geologi dan
pertambangan, peremajaan peta, serta pembangunan dan peremajaan basis data SIG.
Gambar Contoh Receiver Tipe Pemetaan

Receiver GPS penentuan posisi tipe geodetik merupakan tipe receiver yang paling
canggih, paling mahal, dan juga paling presisi pada tipe receiver GPS untuk penentuan posisi.
Oleh sebab itu, receiver tipe geodetik umumnya digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang
menuntut ketelitian yang relatif tinggi, seperti untuk pengadaan titik-titik kontrol geodesi,
pemantauan deformasi, dan studi geodinamika.

Gambar Contoh Receiver GPS Tipe Geodetik

Berbeda dengan receiver untuk penentuan posisi, receiver GPS untuk penentuan
waktu didesain hanya untuk memberikan informasi waktu ataupun frekuensi yang
teliti.Receiver ini umumnya dilengkapi dengan keluaran 1 pps (pulse per second). Beberapa
receiver GPS tipe ini juga dilengkapi dengan receiver Lorran-C, dalam rangka untuk
meningkatkan keandalannya. Beberapa yang lainjuga dilengkapi jam atom Rubidium atau
Cesium, dalam rangka untuk meningkatkan stabilitas jangka pendek dan jangka panjangnya.
Disamping untuk penentuan waktu dan frekuensi secara teliti, receiver GPS tipe ini juga
dapat disunakan unntuk aplikasi-aplikasi seperti transfer antar benua, sinkronisasi jaringan
telekomunikasi digital, maupun sinkronisasi jaringan pembangkit tenaga listrik.
Gambar Contoh Receiver GPS untuk Penentuan Waktu

2. GLONASS
a. Sejarah & Status
GLONASS adalah singkatan untuk Global Sistem Navigasi Satelit, sistem GNSS saat
ini dioperasikan oleh Departemen Pertahanan Rusia. Program ini pertama kali dimulai oleh
Uni Soviet, dan saat ini di bawah naungan Commonwealth of Independent States (CIS).
Uji-satelit diluncurkan ke orbit pada tanggal 12 Oktober 1982. Konstelasi GLONASS selesai
pada 1995 (FOC). Namun, setelah completition, sistem terdegradasi dengan runtuhnya
perekonomian Russia. Awal 2001, Rusia berkomitmen untuk mengembalikan sistem.
GLONASS Constellation 21 satelit (+3 cadangan aktif) pada ketinggian 19.100 km,
satelit mendistribusikan lebih dari 3 orbital pesawat (8 satelit per pesawat) yang letak
kemiringan terhadap ekuator adalah 64,8 °. satelit pada ketinggian 19.100 km, periode
revolusi dari satelit adalah 11h16. Pelengkap Sistem GLONASS memerlukan 24 satelit
fungsional. Pada tahun 2009, 17 satelit yang telah beroperasi dan 10 satelit tambahan yang
harus diluncurkan.
SIGNAL GLONASS Serupa dengan GPS, setiap satelit GLONASS mentransmisikan
dua kode (C / A dan P) pada dua frekuensi (L1 dan L2) yang memungkinkan untuk
menghilangkan kesalahan signal dari ionosfer. Namun, untuk GPS, setiap satelit
mentransmisikan kode yang sama, sedangkan untuk GLONASS. Satelit GLONASS emmit
masing-masing signal ditranmisikan pada frekuensi yang berbeda. Frekuensi rata-rata untuk
L1 adalah di sekitar 1602MHz (antara 1597 dan 1617MHz) dan untuk L2 adalah 1246 MHz
(antara 1240 dan 1260MHz). Frekuensi ini akan ber ubah2 dalam tahun-tahun berikutnya.
Modernisasi GLONASS Dalam rangka meningkatkan kinerja dari positioning
GLONASS, satelit dan signal baru akan dikirim dalam waktu beberapa tahun mendatang.
Secara khusus, satelit GLONASS-K akan memberikan frekuensi , G3, pada 1024,704 MHz
dengan setidaknya dua modulasi sinyal.Saat ini jumlah satelit GLONASS berjumlah 24
dengan status 16 di orbit, 5 di antaranya dimatikan. 12 lebih dijadwalkan berada di orbit
dalam dua tahun ke depan.
b. Segmen Satelit
Kontraktor utama dari program GLONASS adalah Reshetnev Information Satellite
Systems (sebelumnya disebut NPO-PM). Perusahaan yang terletak di Zheleznogorsk, adalah
desainer dari semua satelit GLONASS, bekerja sama dengan Institute for Space Device
Engineering (bahasa Rusia: РНИИ КП) dan Russian Institute of Radio Navigation and Time.
Produksi berkala satelit dilakukan oleh perusahaan Polyot PC di Omsk .
Selama tiga dekade pengembangan, desain satelit telah melalui banyak perbaikan, dan
dapat dibagi menjadi tiga generasi: GLONASS yang asli (sejak 1982), GLONASS-M (sejak
2003), dan GLONASS-K (sejak 2011). Setiap satelit GLONASS memiliki desain GRAU
11F654, dan masing-masing juga memiliki desain militer "Cosmos-NNNN".
Generasi Pertama
Generasi pertama satelit GLONASS (juga disebut Uragan) kesemuanya 3-sumbu
yang stabil, umumnya memiliki berat 1.250 kg dan dilengkapi dengan sistem propulsi
sederhana untuk memungkinkan relokasi dalam konstelasi. Seiring waktu, dilakukan
pengembangan menjadi Blok IIa, IIb, dan IIV, dengan pengembangan setiap blok
evolusioner.
Enam satelit Blok Iia diluncurkan di 1985-1986 dengan standar waktu dan frekuensi
yang lebih baik dari prototype, dan stabilitas frekuensi yang meningkat.Satelit-satelit ini juga
menunjukkan umur hidup rata-rata 16 bulan operasional.Satelit Blok Iib dengan desain 2
tahun masa hidup, muncul pada tahun 1987, dimana total 12 satelit diluncurkan, tapi setengah
dari jumlah itu hancur dalam kecelakaan kendaraan peluncuran. Enam satelit yang berhasil
mencapai orbit bekerja dengan baik, beroperasi selama rata-rata hampir 22 bulan.
Blok IIV adalah yang paling produktif dari generasi pertama.Digunakan secara eksklusif
1988-2000 dan terus dimasukkan dalam peluncuran sampai 2005, total 25 satelit
diluncurkan.Didesain untuk hidup selama tiga tahun, namun berbagai satelit melebihi tiga
tahun, dengan satu model yang hidup sampai 68 bulan.
Satelit Blok II yang biasanya diluncurkan tiga buah pada satu waktu dari Kosmodrom
Baikonur menggunakan Proton-K Blok-DM-2 atau Proton-K Briz-M boosters.Satu-satunya
pengecualian adalah ketika pada dua peluncuran, sebuah satelit reflektor geodetik Etalon
diganti oleh sebuah satelit GLONASS.

Generasi Kedua
Generasi kedua dari satelit, yang dikenal sebagai Glonass-M, dikembangkan awal tahun
1990 dan pertama kali diluncurkan pada tahun 2003.Satelit ini memiliki masa hidup tujuh
tahun dan berat sekitar 1.480 kg. Ukuran satelit adalah sekitar 2,4 m (7 ft 10 in) dengan
diameter 3,7 m (12 kaki) tinggi, dengan rentang panel surya 7,2 m (24 kaki) untuk
kemampuan pembangkit tenaga listrik sebesar 1600 watt pada saat peluncuran. Struktur
payload belakang menjadi tempat 12 antena utama untuk transmisi L-band.Reflektor laser
sudut kubus juga dilakukan untuk membantu dalam penentuan orbit yang tepat dan penelitian
geodesi. Satelit ini juga menggunakan jam atom Cesium.
Total sebanyak 14 satelit generasi kedua diluncurkan sampai akhir 2007.Seperti generasi
sebelumnya, satelit-satelit generasi kedua diluncurkan sejumlah tiga satelit sekali waktu
menggunakan Proton-K Blok-DM-2 atau Proton-K Briz-M boosters.

Gambar Bentuk Tipikal Satelit GLONASS-M


Generasi Ketiga
GLONASS-K adalah sebuah peningkatan dari generasi sebelumnya, yaitu pada segi
bobot.Bobot satelit GLONASS-K sekitar 750 kg, jauh lebih ringan dibandingkan bobot satelit
GLONASS-M yang sekitar 1450 kg.Satelit ini memiliki masa hidup operasional 10 tahun.
Satelit generasi ketiga mengirimkan sinyal navigasi yang lebih banyak untuk meningkatkan
akurasi sistem, termasuk sinyal CDMA baru pada band L3 dan band L5 yang akan
menggunakan modulasi mirip dengan GPS modern, Galileo ,dan Compass. Satelit
GLONASS generasi ini dipersenjatai peralatan yang canggih yang dibuat dari komponen-
komponen dari Rusia yang akan membuat akurasi GLONASS meningkat dua kali lipat.
Seperti halnya dengan satelit sebelumnya, GLONASS-K adalah 3-sumbu yang stabil dengan
panel surya ganda.Satelit GLONASS-K pertama berhasil diluncurkan pada 26 Februari 2011.
Karena pengurangan bobot satelit, GLONASS-K dapat diluncurkan berpasangan dari
lokasi peluncuran Kosmodrom Plesetsk dengan menggunakan biaya jauh lebih rendah Soyuz-
2.1b boostersatau enam satelit pada sekali waktu dari Kosmodrom Baikonur menggunakan
Proton-K Briz-M.

Gambar Bentuk Tipikal Satelit GLONASS-K


c. Segmen Sistem Kontrol
Segmen kontrol darat melakukan kontrol satelit GLONASS.Segmen sistem kontrol terdiri
dari System Control Center (SCC) yang terletak di wilayah Moskow, dan beberapa stasiun
Telemetry, Tracking, dan Control (TT & C) yang terdistribusikan ke seluruh wilayah Rusia.
Segmen Kontrol Darat melakukan tugas sebagai berikut:
Pemantauan orbit konstelasi ;
Menyesuaikan parameter orbit satelit secara berkelanjutan ;
Mengupload program waktu, perintah kontrol, dan informasi khusus .

Agar operasional sistem navigasi satelit menjadi normal, sangat penting untuk
menyinkronkan semua proses yang terjadi selama operasi sistem. Artinya, proses ini akan
berlangsung pada skala waktu yang tunggal. Untuk memenuhi persyaratan ini,
Synchronization System yang memuat Central Synchronizer yang merupakan sebuah
stasioner standar frekuensi hidrogen ultra-stabil, yang digunakan sebagai dasar untuk skala
waktu GLONASS.Semua skala waktu pada satelit disinkronisasi dengan skala waktu
sistem.Central Synchronizer disinkronisasikan dengan Waktu Negara dan Referensi
Frekuensi, yang terletak di C. Mendeleev (wilayah Moskow).
Penyebaran dan pemeliharaan orbital konstelasi dilakukan oleh dua roket sistem ruang
angkasa, satu berdasarkan peluncur "Proton" dan satu lainnya berdasarkan peluncur "Soyuz".
Setiap sistem roket ruang meliputi:
Sistem peluncur ;
Sistem booster ;
Sistem satelit .

Gambar Lokasi Stasiun Sistem Kontrol GLONASS

d. Segmen receiver
Dari jenis data yang dikirim atau direkam, satelit GLONASS mengirimkan dua jenis
sinyal, yaitu sinyal Standard Precission (SP) dan sinyal High Precission (HP).
Sinyal menggunakan pengkodean DSSS dan modulasi Binary Phase-Shift Keying (BPSK)
yang sama seperti pada sinyal GPS. Semua satelit GLONASS mengirimkan kode yang sama
seperti sinyal SP mereka, namun setiap pengiriman dilakukan pada frekuensi yang berbeda
menggunakan 15-kanal berteknik Frequency Division Multiple Access (FDMA) yang
mencakup kedua sisi baik dari 1602,0 MHz, yang dikenal sebagai band L1. Pusat frekuensi
adalah 1602 MHz + n × 0.5625 MHz, dimana n adalah nomor saluran frekuensi satelit (n = -
7, -6, -5, ... 0, ..., 6, sebelumnya n = 0, .. , 13). Sinyal yang ditransmisikan dalam kerucut 38 °,
dengan menggunakan polarisasi melingkar tangan kanan, pada EIRP antara 25 hingga 27
dBW (316-500 watt). Perhatikan bahwa konstelasi 24 satelit diakomodasi dengan hanya 15
saluran dengan menggunakan kanal frekuensi yang sama untuk mendukung pasangan satelit
antipodal (sisi berlawanan dari planet di orbit).
Sinyal HP (L2) disiarkan di fase quadrature dengan sinyal SP, berbagi gelombang
pembawa sama dengan sinyal SP, tetapi dengan bandwidth yang sepuluh kali lebih tinggi dari
sinyal SP.
Sinyal L2 menggunakan FDMA sama dengan sinyal band L1, tetapi mengirimkan
membelakangi 1246 MHz dengan frekuensi pusat ditentukan oleh persamaan 1246 MHz + n
× 0,4375 MHz, dimana n mencakup kisaran yang sama seperti untuk L1.
Pada efisiensi puncak, sinyal SP menawarkan akurasi posisi horisontal dalam 5-10 meter,
posisi vertikal dalam 15 meter, mengukur vektor kecepatan jarak 10 cm / detik, dan waktu
dalam 200 ns, semua didasarkan pada pengukuran dari empat generasi pertama satelit secara
bersamaan; satelit baru seperti GLONASS-M memperbaiki ini. Sinyal HP yang lebih akurat
yang tersedia untuk pengguna yang berwenang, seperti Militer Rusia. Saat ini, sinyal
referensi sipil tambahan disiarkan di band L2 dengan kode SP identik dengan sinyal band L1.
Ini tersedia dari semua satelit di konstelasi saat ini, kecuali satelit bernomor 795.
GLONASS menggunakan datum koordinat bernama "PZ-90", di mana lokasi yang tepat
dari Kutub Utara diberikan sebagai rata-rata posisinya 1900-1905.Hal ini berbeda dengan
datum koordinat GPS, WGS 84, yang menggunakan lokasi Kutub Utara pada tahun 1984.
Pada tanggal 17 September 2007, datum PZ-90 telah diperbarui agar berbeda dari WGS 84
kurang dari 40 cm (16 in) dalam arah tertentu.
Merk receiver GLONASS sangat beraneka ragam, seperti Septentrio, Topcon, JAVAD,
Magellan Navigation, Novatel, Leica Geosystems, Trimble Inc,DLL.

3. GALILEO
a. Sejarah & Status
Satelit Galileo merupakan sistem satelit navigasi global Eropa yang pertama dengan
tingkat akurasi yang tinggi dan dikontrol dan dikelola oleh pihak sipil Uni Eropa. Adapun
tujuan Uni Eropa untuk menciptakan satelit baru ini adalah untuk mengurangi ketergantungan
terhadap pemakaian GPS dan untuk dapat bersaing dalam dunia persatelitan dengan negara-
negara maju seperti Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan
kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu secara kontinyu di seluruh dunia
tanpa bergantung pada waktu dan cuaca kepada banyak orang secara simultan. Satelit ini
masih baru dan mulai diluncurkan pada tahun 2005, dan akan beroperasi secara penuh pada
tahun 2008. Pada prinsipnya penentuan posisi dengan satelit Galileo hampir sama dengan
penentuan posisi dengan GPS. Kedua satelit navigasi ini hanya berbeda pada spesifikasi dan
kemampuannya.
Galileo adalah sistem satelit navigasi global Eropa sendiri, memberikan sangat akurat,
dijamin layanan global positioning bawah kontrol sipil. Hal ini dioperasikan dengan GPS dan
Glonass, AS dan sistem navigasi satelit global Rusia.
Dengan menawarkan frekuensi ganda sebagai standar, Galileo diatur untuk
memberikan akurasi posisi real-time ke kisaran meteran. Ini akan menjamin ketersediaan
layanan di bawah semua tapi keadaan yang paling ekstrim dan akan menginformasikan
pengguna dalam hitungan detik dari kegagalan satelit apapun, sehingga cocok untuk aplikasi
keamanan-kritis seperti membimbing mobil, berjalan kereta dan mendarat pesawat.
Peluncuran pertama Pada 21 Oktober 2011 datang dua pertama dari empat satelit
operasional yang dirancang untuk memvalidasi konsep Galileo dalam ruang dan di bumi. Dua
diikuti pada tanggal 12 Oktober 2012.
Ini 'In-Orbit Validasi' (IOV) fase telah diikuti oleh tambahan 'Kemampuan untuk
beroperasi penuh' (FOC) meluncurkan satelit.
Dua pasang FOC satelit sejauh ini telah diluncurkan oleh Soyuz dari Guyana Prancis, pada 22
Agustus 2014 dan 27 Maret 2015. Peluncuran berikutnya direncanakan untuk bulan
September 2015, dengan yang lain karena pada akhir tahun.

b. Segmen Satelit
Secara umum ada tiga komponen penyusun sistem Galileo yaitu komponen angkasa
(space segment), komponen kontrol bumi (ground segment), dan komponen pengguna (user
segment). Segmen angkasa Galileo terdiri dari 30 satelit, dimana terdapat 27 satelit yang aktif
dan 3 satelit cadangan (spare) dalam Medium Earth Orbit (MEO) pada ketinggian 23600 km.
Satelit akan melakukan perjalanan sepanjang tiga orbit sirkular pada inklinasi 56°. Dengan
waktu orbit 14 jam, konfigurasi dari konstelasi akan menjamin sekurang-kurangnya 10 satelit
yang kelihatan akan memberikan informasi posisi dan waktu untuk semua lokasi, termasuk
daerah kutub.
Wahana Satelit Galileo diharapkan akan dapat bertahan selama 10 tahun. Segmen angkasa
akan diatur lewat dua stasiun kontrol yang dipilih di suatu tempat di Eropa, yang didukung
oleh 20 stasiun sensor Galileo (GSS). Pertukaran data antara stasiun kontrol dan satelit akan
dikerjakan melalui stasiun penghubung khusus. Sebanyak 15 stasiun penghubung akan
dipasang di sekitar permukaan bumi untuk memudahkan dalam hal transfer data. Sebagai
komponen kontrol bumi (ground segment), stasiun kontrol akan bertanggung jawab
memanajemen satelit, mengintegrasikan sinyal, dan sinkronisasi jam atom pada satelit.
Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit Galileo, baik di darat, laut, udara,
maupun di angkasa. Dalam hal ini alat penerima sinyal Galileo diperlukan untuk menerima
dan memproses sinyal -sinyal dari satelit Galileo untuk digunakan dalam penentuan posisi,
kecepatan dan waktu. -Komponen utama dari suatu receiver Galileo secara umum adalah
antena dengan pre-amplifier, bagian RF dengan pengidentifikasi sinyal dan pemroses sinyal,
pemroses mikro untuk pengontrolan receiver, data sampling dan pemroses data ( solusi
navigasi ), osilator presisi , catu daya, unit perintah dan tampilan, dan memori serta perekam
data.
c. Segmen Sistem Kontrol
Dua Pusat Pengendalian Galileo (GCCs) telah dilaksanakan di tanah Eropa untuk
menyediakan kontrol dari satelit dan untuk melakukan manajemen misi navigasi. Data yang
disediakan oleh jaringan global Galileo Stasiun Sensor (GSSS) dikirim ke Pusat Kontrol
Galileo melalui jaringan komunikasi berlebihan.The GCCs menggunakan data dari Stasiun
Sensor untuk menghitung informasi integritas dan sinkronisasi sinyal waktu dari semua
satelit dengan jam stasiun tanah. Pertukaran data antara Pusat Pengendalian dan satelit
dilakukan melalui stasiun up-link.
Sebagai fitur lanjut, Galileo menyediakan Pencarian dan Penyelamatan global yang
(SAR) fungsi, berdasarkan operasional sistem COSPAS-SARSAT. Oleh karena itu satelit
dilengkapi dengan transponder, yang mampu mentransfer sinyal marabahaya dari pemancar
pengguna ke pusat-pusat penyelamatan koordinasi regional, yang kemudian akan memulai
operasi penyelamatan.
Pada saat yang sama, sistem akan mengirimkan sinyal respon kepada pengguna,
memberitahukan bahwa situasinya telah terdeteksi dan bantuan yang ada di jalan. Fitur
terakhir ini baru dan dianggap upgrade besar dibandingkan dengan sistem yang ada, yang
tidak memberikan umpan balik pengguna.

d. Segmen receiver
Mengenai receiver Galileo, belum ada keputusan akhir tentang spesifikasi dan
kemampuan receiver Galileo melainkan sekarang sedang dikembangkan untuk dapat bersaing
dengan GPS. Analisis pasar memberikan klasifikasi pendahuluan tentang tipe receiver
Galileo yaitu: Tipe konsumen, Tipe profesional, dan Tipe Safety of Life. Tipe konsumen
sendiri terdiri dari dua jenis yaitu A1 dan A2. Jenis A1 berdiri sendiri yang merupakan
receiver navigasi utama Galileo, dan A2 digunakan untuk bantuan komunikasi (NAV/COM).
Tipe profesional terdiri dari empat jenis yaitu B1 (Single frequency ditambah Local Element
(LE)), B2 (Dual frequency ditambah LE), B3 (Triple frequency ditambah LE), dan B4
(Single frequency ditambah bantuan komunikasi). Sementara itu Tipe Safety of Life terdiri
dari dua jenis yaitu C1 dan C2. Jenis C1 merupakan receiver yang memiliki spesifikasi Dual
frequency plus LE (+EGNOS) with integrity. Jenis C2 memiliki spesifikasi Triple frequency
plus LE (+EGNOS) with integrity.

4.COMPASS
a. Sejarah & Status
Beidou China pertama direncanakan untuk digunakan tujuan militer, tetapi
pemerintah Cina telah mengumumkan akan bebas untuk warga sipil juga. Hal ini
bertentangan dengan Uni Eropa (Galileo) yang berencana untuk mendapatkan keuntungan
dari penjualan receiver dan langganan untuk mendapatkan keuntungan dari sinyal akurasi
tinggi. China mengembangkan GNSS independen, yang disebut COMPASS. Sistem baru ini
akan terdiri dari konstelasi 35 satelit, yang meliputi 5 satelit geostationary orbit (GEO) dan
30 satelit medium Earth orbit (MEO). Saat ini , satelit 4LEO dan OneMEO (disebut Beidou)
telah diluncurkan. COMPASS akan menyiarkan setidaknya 3 band frekuensi, yaitu 1207,14
Mhz (dekat dengan Galileo E5B), 1268,52 Mhz (dekat dengan Galileo E6), dan 1561,2 Mhz
(dekat dengan Galileo E1). Demikian pula seperti GNSS lainnya, akan ada dua level layanan
penentuan posisi: terbuka dan terbatas (militer). Penyelesaian satelite COMPASS mencakup
china dan sekitarnya selesai pada tahun 2008 . Jumlah satelit saat ini berjumlah 35 dengan
status 4 satelit masih berada di orbit.
Compass adalah Cina navigasi satelit sistem.sistem Ini terdiri dari dua rasi bintang
terpisah satelit - sistem uji terbatas yang telah beroperasi sejak tahun 2000, dan sistem
navigasi global skala penuh yang saat ini sedang dibangun.
Sistem Beidou pertama, secara resmi disebut Beidou Satelit Navigasi Experimental
System dan juga dikenal sebagai Beidou-1, terdiri dari tiga satelit dan menawarkan cakupan
dan aplikasi yang terbatas. Ini telah menawarkan layanan navigasi, terutama untuk pelanggan
di Cina dan daerah tetangga, sejak tahun 2000.
Generasi kedua dari sistem, secara resmi disebut Beidou Satelit Navigasi System
(BDS) dan juga dikenal sebagai COMPASS atau Beidou-2, akan menjadi sistem navigasi
satelit global yang terdiri dari 35 satelit, dan berada di bawah konstruksi dari Januari
2015 . Ini menjadi operasional di Cina pada bulan Desember 2011, dengan 10 satelit yang
digunakan, dan mulai menawarkan layanan kepada pelanggan di Asia-Pasifik wilayah pada
bulan Desember 2012. Hal ini direncanakan untuk mulai melayani pelanggan global setelah
selesai di 2020 .

Ide asli dari sistem navigasi satelit Cina dikandung oleh Chen Fangyun dan rekan-
rekannya pada 1980-an. Menurut China National Space Administration, pengembangan
sistem akan dilakukan dalam tiga langkah:

1. 2000-2003: navigasi Beidou eksperimental sistem yang terdiri dari 3 satelit


2. tahun 2012: navigasi Beidou sistem daerah yang meliputi Cina dan daerah tetangga
3. 2020: navigasi Beidou global yang sistem

Satelit pertama, Beidou-1A, diluncurkan pada tanggal 30 Oktober 2000, diikuti oleh Beidou-
1B pada tanggal 20 Desember 2000. satelit ketiga, Beidou-1C (satelit cadangan), dimasukkan
ke dalam orbit pada tanggal 25 Mei 2003. Peluncuran sukses dariBeidou-1C juga berarti
pembentukan sistem navigasi Beidou-1.

Pada tanggal 2 November 2006, China mengumumkan bahwa dari 2008 Beidou akan
menawarkan layanan terbuka dengan akurasi 10 meter, waktu 0,2 mikrodetik, dan kecepatan
0,2 meter / detik.
Pada bulan Februari 2007, satelit keempat dan terakhir dari Beidou-1 sistem, Beidou-
1D (kadang-kadang disebut Beidou-2A,melayani sebagai satelit cadangan), dikirim ke ruang
angkasa. Dilaporkan bahwa satelit itu telah menderita dari kerusakan sistem kontrol tapi
kemudian sepenuhnya pulih.

Pada bulan April 2007, satelit pertama dari Beidou-2, yaitu Kompas-M1 (untuk
memvalidasi frekuensi untuk Beidou-2 konstelasi) berhasil dimasukkan ke dalam orbit
kerjanya. Kedua Beidou-2 konstelasi satelit Compass-G2 diluncurkan pada 15 April 2009.
Pada tanggal 15 Januari 2010, situs resmi Beidou Navigation Satellite System pergi online,
dan satelit ketiga sistem (Kompas-G1) dilakukan dalam orbitnya oleh Long March 3C roket
pada 17 Januari 2010. Pada 2 Juni 2010, satelit keempat berhasil diluncurkan ke orbit. The
pengorbit kelima diluncurkan ke ruang angkasa dari Pusat Peluncuran Satelit
Xichang oleh LM-3I pembawa roket atas 1 Agustus 2010. Tiga bulan kemudian, pada
tanggal 1 November 2010, satelit keenam dikirim ke orbit oleh LM-3C. satelit lainnya,
Beidou-2 / Kompas IGSO-5 ( kelima cenderung geosynchonous orbit) satelit, diluncurkan
dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang oleh Long March-3A pada 1 Desember 2011 (UTC).

b. Segmen Satelit
Segmen angkasa sistem COMPASS direncanakan akan terdiri dari lima satelit GEO
dan 30 satelit non-GEO. Masing-masing satelit GEO ditempatkan pada 58.75°E, 80°E,
110.5°E, 140°E, dan 160°E. Satelit non-GEO terdiri dari 27 satelit MEO dan tiga satelit
IGSO. Satelit MEO beroperasi pada ketinggian orbit rata-rata 21.500 km dengan inklinasi
55° yang terdistribusi pada tiga bidang orbit. Satelit IGSO beroperasi pada ketinggian orbit
36.000 km dengan inklinasi 55° yang terdistribusi pada tiga bidang orbit. Segmen kontrol
sistem COMPASS saat ini menggunakan satu Master Control Station (MCS), dua Upload
Station (US), dan 30 jaringan Monitor Station (MS) yang tersebar secara global. Komponen-
komponen segmen kontrol ini mempunyai tugas yang berbeda-beda satu sama lain. Segmen
pengguna sistem COMPASS terdiri dari beragam jenis receiver yang kompatibel dengan
sistem satelit navigasi lainnya. Sistem COMPASS menggunakan Beidou Coordinate System
(BDC) sebagai sistem koordinatnya dan Beidou Time (BDT) untuk sistem waktunya. Sistem
COMPASS telah digunakan dalam berbagai bidang seperti transportasi, kelautan dan
perikanan, pencegahan kebakaran hutan, mitigasi bencana, keamanan nasional dan banyak
bidang lainnya. Perbedaan utama sistem COMPASS dengan sistem GNSS lainnya terletak
pada jumlah konstelasi satelit dan layanan yang ditawarkan.
c. Segmen Sistem Kontrol
Beidou-1 adalah sistem navigasi daerah eksperimental, yang terdiri dari empat satelit
(tiga satelit bekerja dan satu satelit cadangan).Satelit didasarkan diri pada Cina DFH-
3 komunikasi geostasioner satelit dan memiliki berat peluncuran 1.000 kilogram (2.200 pon)
masing-masing.
Berbeda dengan Amerika GPS, Rusia GLONASS, dan Eropa Galileo sistem, yang
menggunakan media orbit bumi satelit, Beidou-1 menggunakan satelit di orbit
geostasioner. Ini berarti bahwa sistem tidak memerlukan konstelasi besar satelit, tetapi juga
membatasi cakupan untuk daerah di Bumi di mana satelit yang terlihat. Daerah yang dapat
dilayani adalah dari bujur 70 ° E sampai 140 ° E dan dari lintang 5 ° N ke 55 ° N. Frekuensi
sistem adalah 2.491,75 MHz.

d. Segmen receiver
Compass juga dikenal sebagai Beidou-2 , adalah sistem navigasi satelit generasi
kedua Cina yang akan mampu memberikan posisi, navigasi, dan layanan waktu kepada
pengguna pada dasar di seluruh dunia terus menerus . Dengan upaya terus-menerus memakai
kompatibilitas dan interoperabilitas dari sistem, pengguna segmen Beidou dan aplikasi yang
sesuai diharapkan akan sangat mirip dengan semua lain GNSSs untuk layanan
terbuka. Beidou memiliki satu kekhasan atas semua GNSSs lainnya: kemampuan yang
memungkinkan pertukaran pesan singkat antara stasiun tanah dan pengguna.

Segmen receiver compass terdiri dari terminal pengguna Beidou , yang menerima
sinyal navigasi Beidou, menentukan pseudoranges (dan diamati lainnya) dan memecahkan
persamaan navigasi untuk mendapatkan koordinat mereka. Sebuah penerima Beidou adalah
perangkat yang mampu menentukan posisi pengguna, kecepatan dan waktu yang tepat (PVT)
dengan mengolah sinyal disiarkan oleh Beidou satelit. Setiap solusi navigasi yang disediakan
oleh GNSS Receiver didasarkan pada perhitungan jarak ke satu set satelit, dengan cara
ekstraksi waktu propagasi dari sinyal yang masuk bepergian melalui ruang dengan kecepatan
cahaya, menurut satelit dan penerima jam lokal . Perlu dicatat bahwa dalam versi pertama
dari sistem, Beidou-1, posisi pengguna dihitung dengan stasiun tanah dan disampaikan
kembali ke pengguna melalui satelit GEO. Konsep ini tidak diadopsi dalam Beidou evolusi
yang menggunakan cara yang biasa komputasi posisi pengguna pada sisi penerima.

Pada bulan Juni 2011, sistem telah menyelesaikan segmen tanah commissioning,
termasuk bagian uji pengembangan terminal pengguna . Namun terminal pertama kali muncul
pada tahun 2009 yang berbasis di ASIC dan terdiri sudah GPS integrasi .

Ada juga kerjasama internasional dalam hal Kompatibilitas dan Interoperabilitas antara
Beidou dan lainnya GNSSs . China Satellite Office Navigation telah menerbitkan update ICD
secara tahunan menjadi definisi Layanan Terbuka (OS) dalam status yang sangat canggih.
Aplikasi GNSS semua aplikasi yang menggunakan sinyal GNSS untuk mengumpulkan
posisi, kecepatan dan informasi waktu yang akan digunakan oleh aplikasi. Misalnya, posisi
dan kecepatan yang diberikan oleh terminal pengguna Beidou dapat digunakan untuk
berbagai jenis aplikasi (sipil, militer, ilmiah) seperti [4]:
 Keselamatan nelayan, keamanan kelautan dan ekonomi, perlindungan kedaulatan dan
sumber:: Perikanan 14000 pengguna nelayan dilaporkan dan lebih dari 500 kapal
penyelamat dan alarm kosta sistem telah dilengkapi dengan terminal Beidou;
 Pencegahan Bencana dan Mitigasi: peningkatan respon penyelamatan dan kemampuan
pengambilan keputusan karena peringatan bencana yang cepat dan tepat waktu, dukungan
untuk operasi penyelamatan mengenai perintah penjadwalan dan komunikasi yang
cepat. Terminal Beidou digunakan dalam operasi yang mengikuti gempa bumi di
Wenchuan (Provinsi Sichuan) dan Yushu (Provinsi Qinghai);
 Perangkat multi-mode sinkronisasi waktu Beidou / GPS, dengan akurasi sinkronisasi
dilaporkan lebih baik dari 100 ns;: Timing
 Aplikasi lain termasuk transportasi, pengelolaan air, meteorologi, pencegahan kebakaran
hutan, pemantauan tanah dan monitoring keselamatan tambang batubara.

Anda mungkin juga menyukai