Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PPI

PENGENDALIAN LINGKUNGAN

PUSKESMAS HALMAHERA

I. Pendahuluan

Pengendalian lingkungan fasilitas kesehatan merupakan salah satu aspek


dalam upaya pencegahan pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas
kesehatan lainnya. Lingkungan puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya jarang
menimbulkan transmisi penyakit infeksi nosokomial namun pada pasien-pasien yang
immunocompromise harus lebih diwaspadai dan diperhatikan karena dapat
meninggalkan beberapa penyakit infeksi lainnya seperti infeksi lainnya seperti infeksi
saluran pernapasan Aspergillus, Legionella, Mycobacterium TB, Varicella Zoster,
Virus Hepatitis B, HIV.
Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat diminimalkan
dengan melakukan pembersihan lingkungan, disinfeksi permukaan lingkungan yang
terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pasien, melakukan pemeliharaan
peralatan medik dengan tepat, mempertahankan mutu air bersih, mempertahankan
ventilasi udara yang baik.
Panduan pengendalian lingkungan dibuat agar pelaksanaannya di lapangan
dapat terstandar dan berjalan dengan baik secara berkesinambungan baik
implementasi dan monitoring evaluasinya. Kerjasama antar setiap unsur di
lingkungan Puskesmas Halmahera sangat diperlukan untuk mendukung berjalannya
kegiatan ini.
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Belum dipastikan berapa lama virus penyebab COVID-19 bertahan di atas
permukaan, tetapi perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis coronavirus lainnya.
Lamanya coronavirus bertahan mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi yang berbeda
(seperti jenis permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan). Prinsip Pencegahan
dan Pengendalian Faktor Risiko COVID-19 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk
meminimalkan risiko terjadinya pajanan virus SARS-CoV-2 kepada petugas
kesehatan dan non kesehatan, pasien dan pengunjung di fasilitas pelayanan
kesehatan, perlu diperhatikan prinsip pencegahan dan pengendalian risiko penularan
yaitu menerapkan kewaspadaan isolasi untuk semua pasien menerapkan
pengendalian administrasi dan melakukan pendidikan dan pelatihan.

II. Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak lanjut


Kegiatan Bongkaran pad Ruang Perawat di IGD 29 Juli 2020

I. Kesimpulan Saran

II. Penutup
SISTEMATIKA PEMBUATAN LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PPI

1. Pendahuluan

2. Pelaksanaan Kegiatan

3. Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak lanjut

4. Kesimpulan Saran

5. Penutup

Contoh :

Judul : LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PPI RS KASIH TAHUN 2015

I. Pendahuluan

A. Umum
Menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan judul, dapat menampilkan angka infeksi
secara general, dan angka infeksi rumah sakit sendiri,
B. Tujuan
Laporan pelaksanaan program PPI dibuat sebagai gambaran pelaksanaan focus
program PPI di RSPAD Jakarta pada tahun2015
C. Dasar
1. SK Menkes tentang PPI
2. Pedoman PPI
3. Program Kerja PPI tahun 2015
II. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan PPI merupakan seluruh kegiatan PPI yang dilakukan selama 1
tahun dan hasil pencapaiannya, yang mengacu pada strategi dari focus program sesuai
dengan permasalahan yang ditemukan

No Uraian Action Target Goal Time PJ

1 Kewaspadaan `
Standar
a. Kebersihan a. Membuat kebijakan kebersihan a. Staf dan 80% 1 IPCN
tangan tangan petugas RS tahun
b. Implementasi handrub dan b. Semua
sabun antiseptik mahasiswa
c. Edukasi kebersihan tangan c. Pekerja out
d. Reguler audit dan feedback sourcing (CS,
e. Poster dan leaflet di seluruh Vendor)
ruang kerja dan area public d. Pasien,
f. Perubahan budaya pengunjung,
g. Melakukan tabulasi dan analisa keluarga dan
data angka kepatuhan petugas kantin
kebersihan tangan
h. Membuat laporan trend
kebersihan tangan di setiap
departemen

b. Penggunaan a. Membuat kebijakan penerapan a. Petugas rawat 90% 1 IPCN,


APD kewaspadaan standar inap/jalan tahun IPCLN,
b. Implementasi penyediaan APD b. Petugas Pengad
c. Edukasi penggunaan APD Laundry, kamar aan
d. Audit dan feedback jenazah
e. Poster dan leaflet penggunaan c. Petugas kamar
APD yang benar jenazah
d. Gizi, ICU, HD,
IGD
a. Membuat kebijakan dan SPO
b. Implementasi (tempat sampah,
c. Pengelolaan kantong plastic, safety box, label Semua petugas 80% 1 IPCN,
limbah sampah) RS, Mahasiswa, tahun IPCLN
infeksius dan c. Edukasi pembuangan limbah CS, pasien,
benda tajam d. Audit dan feedback (tiap 3 bulan) pengunjung,

a. Membuat kebijakan dan SPO


kebersihan lingkungan
b. Implementasi kebijakan dan
d. Pengendalian SPO kebersihan lingkungan Semua petugas, 80% 1 Komite
lingkungan d. Pelatihan CS, rapat koordinasi mahasiswa, staf, tahun PPI dan
dengan kesling, vendor dan CS, dan bagian
bagian terkait pengunjung terkait
d. Reguler audit dan feedback
e. Edukasi petugas dan
pengunjung
f. Pelaksanaan pemeliharaan dan
pemantauan jamur dan bakteri
pada AC, koloni kuman di ruang
high risk

a. Membuat kebijakan dan SPO


b. Implementasi linen infeksius dan
non infeksius, alur transportasi,
e. Proses penyerahan dan pengambilan Petugas laundry 80% 1 Komite
penanganan linen, Petugas rawat tahun PPI dan
linen dan c. Edukasi pemilahan linen inap/jalan PJ
laundry infeksius dan non infeksius laundry
penanganan linen diruangan, di
laundry dan transportasi linen
d. Terlaksananya Monitoring
penanganan linen sesuai
kebijakan dan SPO

a. Jumlah tenaga yang cukup


b. Implementasi proses
dekontaminasi dilakukan di
CSSD
f. Penanganan c. Cairan dekontaminasi yang Petugas CSSD 80% 1 IPCN
Sterilisasi (CSSD) dipakai di CSSD tahun dan
d. Terlaksananya Proses sterilisasi CSSD
di CSSD
e. Pengujian terhadap hasil
sterilisasi
f. Terlaksananya Kalibrasi alat
g. Edukasi petugas
h. Pemantauan satelit di ruangan
(pengawasan CSSD)
i. Audit dan monitoring
pelaksanaan sterilisasi

a. Terlaksananya surveilans aktif


dan sistemik
b. Tercapainya validasi laporan
Surveilans HAIS
2 c. Kepatuhan terhadap bundle Edukasi dan 80% 1 IPCN
HAIs sosialisasi dokter, tahun
d. Adanya investigasi kejadian perawat dan
infeksi dan data dianalisis petugas kes lain
e. Terlaksananya Rapat koordinasi
penentuan HAIs dan persamaan
persepsi (IPCN, IPCD dan IPCLN)

a. Adanya kebijakan edukasi PPI


b. Terlaksananya edukasi dan
sosialisasi PPI kepada seluruh
petugas, mahasiswa, CS, Vendor,
Diklat pasien, pengunjung, keluarga dan Petugas, Mhs, CS,
3 petugas kantin Vendor , pasien, 90% 1 IPCN,
c. Terlaksananya Audit kepatuhan pengunjung, tahun IPCD,
keluarga dan Komite
a. Adanya kebijakan pengendalian petugas kantin PPI
infeksi dengan penerapan bundle
HAIs
b. Terlaksananya kepatuhan
petugas terhadap bundle
Dokter, Perawat
Pengendalian
4. Infeksi a. Adanya kebijakan dan SPO 60% 1 IPCN,
penggunaan AB Rasional Tahun IPCD,
B. Terbentuknya Tim PPRA Komite
c. Terlaksananya Audit kepatuhan PPI
penggunaan AB Rasional
d. Adanya Laporan Pola Kuman Dokter, Dr.
Penggunaan Spesialis,
5 Antibiotik Apoteker, 1 Komite
Rasional 60% tahun PPI
III. Hasil Kegiatan dan Rencana Tindak Lanjut

1. Surveilans

A. Hasil Kegiatan

Dilakukan surveilans aktif pada seluruh ruangan rawat inap, sehingga didapatkan
angka infeksi rumah sakit.

Data insiden rate infeksi rumah sakit tahun 2015, antara lain : Infeksi Daerah Operasi
3%, Infeksi Aliran Darah Primer 5.3 per 1000 hari pemakaian kateter vena sentral,
Infeksi Saluran Kemih, 3 per 1000 hari pemakaian kateter urine menetap, Ventilator
Associated Pneumonia 30 per 1000 hari pemakaian ventilator, Hospital Associated
Pneumonia 4.8 per 1000 hari rawat, Plebitis 7.4 per 1000 hari pemakaian kateter
perifer, Dekubitus 5 per 1000 hari tirah baring.

Angka Kejadian Infeksi Berdasarkan Jenis


Infeksi di RS.KASIH Tahun 2015

5‰ 5.3‰
3‰
7.4‰
IADP
ISK
4.8‰ VAP
HAP
Plebitis
Decubitus

30‰
Dari Grafik diatas angka kejadian infeksi rumah sakit yang paling tinggi adalah Ventilator
Associated Pneumonia 30 per 1000 hari pemakaian ventilator, diikuti dengan Plebitis 7.4 per
1000 hari pemakaian kateter vena perifer, IADP 5.3 per 1000 hari pemakaian vena sentral,
Decubitus 5 per 1000 hari tirah baring, HAP 4.8 per 1000 hari rawat, ISK 3 per 1000 hari
pemakaian kateter urine menetap.

Angka infeksi tersebut di akibatkan oleh kurang patuhnya petugas dalam pelaksanaan
Bundle HAIs

B. Rencana Tindak Lanjut

Meningkatkan kepatuhan bundle

2. Kewaspadaan Isolasi

a. Audit Hand Hygiene

Tabel Angka Kepatuhan Hand Hygiene di RS. Kasih, Tahun 2015

Profesi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des Rerata
Dokter 60 66 60 70 68 78 75 78 70 80 82 83 72.5
Perawat 70 70 75 75 78 80 80 83 83 85 88 88 79.5
Kes lain 62 65 68 65 60 68 68 70 75 76 78 80 69.5
Staf 60 65 64 70 74 75 76 78 76 78 80 80 73
Pengunjung 60 65 67 68 70 60 70 65 65 70 70 70 66.7

Dari tabel diatas angka kepatuhan kebersihan tangan tertinggi adalah perawat,79.5
kemudian dokter 72.5, staf 73, kes lain 69.5 dan pengunjung 66.7

b. Audit Kepatuhan Penggunaan APD

c. Audit Pembuangan limbah

d. Audit Kebersihan lingkungan

3. Diklat& Sosialisasi

No Uraian Goal PJ
1 Dokter 100 IPCN
2 Perawat 100 IPCN
3 Kes Lain 100 IPCN
4 Staff 100 IPCN
5 Mahasiswa 80 IPCN
6 CS 100 IPCN
7 Pasien & Pengunjung 100 IPCN
8 Petugas kantin 80 IPCN

IV. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Dibuat kesimpulan dari semua program yang sudah dibuat
B. Saran
Saran terhadap apa yang belum tercapai di program

V. Penutup

Demikian laporan pelaksanaan program PPI RS Kasih Tahun 2015, sebagai bahan
pertimbangan dimasa yang akan datang untuk kebijakan masa yg akan datang

Jakarta, Desember 2015.

Anda mungkin juga menyukai