A. Pengertian
Pengertian higiene menurut Dr. Azrul Azwar adalah usaha kesehatan masyarakat
yang mempelajaripennngaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia,
upaya pencegahan timbulnya karena pengaruh lingkungan kesehatan, serta
membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa hingga terjamin pemeliharaan
lingkungan.
Menurut Ehlers dan Stell (1958), sanitasi adalah usaha-usaha pengawasan yang
ditujukan terhadap faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai penularan
penyakit.
Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan dan minuman yang
disajikan dan dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan, makanan dan minuman
yang dijual didalam lingkungan rumah sakit atau dibawa dari luar rumah sakit.
Angka kuman E.Coli pada makanan harus 0/ gr sampel makanan dan pada
minuman angka kuman E.Coli harus 0/100 ml sampel minuman.
Kebersihan peralatan ditentukan dengan angka total kuman sebanyak-banyaknya
2
100/cm permukaan dan tidak ada kuman E.Coli.
Makanan yang mudah membusuk disimpan dalam suhu panas lebih dari 65,5 atau
dalam suhu dingin kurang dari 4C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam
disimpan suhu 5C sampai -1C.
Jenis
Bahan
Digunakan untuk
Makanan
Ikan,
udang
dan
0 0
-5 C sampai 0 C
0
-10 C sampai -
0
Kurang dari -10
olahannya
0
5 C
C
Telur,
susu
dan
0 0
5 C sampai 7 C
0 0
-5 C sampai 0
0
Kurang dari -5 C
olahannya
Sayur,
buah
dan
0
10 C
0
10 C
0
10 C
minuman
Tepung dan biji
0
25 C
0
25 C
0
25 C
Cara penyimpanan bahan makanan tidak menempel pada lantai, dinding, atau langit-
langit dengan ketentuan sebagai berikut :
Bahan makanan kemasan (terolah) harus mempunyai label dan merek serta dalam
keadaan baik.
Tempat penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara dan dalam keadaan
bersih, terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan lain.
Bahan makanan tidak diletakkan di bawah saluran/pipa air (air bersih maupun air
limbah) untuk menghindari terkena bocoran.
Semua bahan makanan hendaknya disimpan pada rak-rak dengan ketinggian rak
terbawah 15 cm 25 cm.
0
Suhu gudang bahan makanan kering dan kaleng dijaga kurang dari 22 C.
Bahan seperti buah, sayur, dan minuman, disimpan pada suhu penyimpanan sejuk
0 0
(cooling) 10 C - 15 C.
Bahan makanan berprotein yang akan segera diolah kembali, disimpan pada suhu
0 0
penyimpanan dingin (chilling) 4 C - 10 C.
Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu sampai 24 jam
0 0
disimpan pada penyimpanan dingin sekali (freezing) dengan suhu 0 C - 4 C.
Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu kurang dari 24
0
jam disimpan pada penyimpanan beku (frozen) dengan suhu 0 C.
Pintu tidak boleh sering dibuka karena akan meningkatkan suhu.
Makanan yang berbau tajam (udang, ikan, dan lain-lain) harus tertutup.
Pengambilan dengan cara First In First Out (FIFO), yaitu yang disimpan lebih dahulu
digunakan dahulu, agar tidak ada makanan yang busuk.
Makanan Jadi
2) Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi atau dikemas dan tertutup serta
segera disajikan.
Pengolahan Makanan
Peralatan Masak
Peralatan masak adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam proses
pengolahan makanan.
Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam / basa atau garam-garam yang lazim
dijumpai dalam makanan.
Peralatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan kering dean disimpan
pada rak terlindung dari vektor.
Penjamah Makanan
Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil.
Pengankutan Makanan
Makanan yang telah siap santap perlu diperhatikan dalam cara pengangkutannya,
yaitu:
Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh, agar masih tersedia udara untuk
ruang gerak.
Perlu diperhatikan jalur khusus yang terpisah dengan jalur untuk mengangkut
bahan/barang kotor.
Penyajian Makanan
Cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran dan peralatan yang
dipakai harus bersih.
Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan berpakaian bersih.
Makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh disajikan kepada pasien.
a. Internal
Pengawasan dilakukan oleh petugas sanitasi atau petugas penanggung jawab
kesehatan lingkungan rumah sakit.
Pengawasan secara berkala dan pengambilan sampel dilakukan minimal 2 (dua) kali
dalam setahun.
Bila terjadi keracuan makanan dan minuman di rumah sakit maka petugas sanitasi
harus mengambil sampel makanan dan minuman untuk diperiksakan ke laboraturium.
Eksternal
Dengan melakukan uji petik yang dilakukan oleh Petugas Sanitasi Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kabupaten/Kota secara insidentil atau mendadak menilai kualitas.
No.
variabel
1.
Pemilihan
bahan
a. Bahan makanan dalam kualitas baik,
makanan
Sayuran :
Daun segar
Utuh
Jenis biji-bijian :
Bersih
Kering
Utuh
Berwarna mengkilap
Tidak berlubang
Jenis ikan :
Jenis daging :
Warna cerah
Bila dipegang tidak rekat pada tangan dan masih terasa
kebasahannya
Jenis telur :
Bersih fisik
Tidak kering
2.Penyimpanan
bahan makanan
1.
Semua
gudang
bahan
makanan
2.
Bahan
makanan
tidak
diletakkan
dibawah saluran atau pipa air untuk
3.
Tidak ada drainase disekitar gudang
makanan
4.
Semua
bahan
makanan
disimpan
terbawah 15 cm 25 cm
5.
Gudang terbuat dari anti tikus dan
serangga
6.
Penempatan bahan makanan rapi dan
membusuk :
1.
Bahan makanan seperti buah, sayuran
disimpan
pada
suhu penyimpanan
sejuk
2.
Bahan makanan berprotein yangakan
3.
Bahan
makanan
berprotein yang
mudah rusak untuk jangka waktu sampai 24 jam disimpan pada penyimpanan dingin
sekali
4.
Bahan
makanan
berprotein
yang
penyimpanan beku
5.
Pintu tidak sering dibuka
6.
Makanan yang berbau tajam (udang,
makanan
1.
Buah-buahan dan sayur-sayuran yang
air hangat
2.
Mencuci
bahan
makanan sebelum
3.
Mencuci bahan makanan dengan air
mengalir
4.
Wadah
yang
digunakan
untuk
Bahan makanan yang sudah dipotong langsung dipisahkan tempatnya sesuai dengan
jenisnya
Pembuatan bumbu :
1.
Bahan yang busuk dibuang
2.
Bumbu yang sudah jadi langsung
diletakkan di lemari es
3.
Alat
yang
digunakan
untuk
4.
Alat yang digunakan dalam kondisi
bersih
1.
Bahan
makanan
mencapai
tingkat
kematangan yang diinginkan
2.
Alat yang digunakan bersih fisik
3.
Mencicipi makanan dengan
alat
khusus
4.
Tempat
a. Lantai :
pengolahan
1.
Bersih fisik
makanan
2.
Kedap air
3.
Tidak licin dan rata
4.
Berwarna terang
5.
Tidak terdapat retak
6.
Konus
b. Dinding :
1.
Bersih fisik
2.
Kedap air dan rata
3.
Berwarna terang
1.
Terbuat dari bahan yang kuat dan
mudah dibersihkan
2.
Rapat dari serangga dan tikus
3.
Menutup dengan baik dan membuka
kearah luar
4.
Jumlah jendela mencukupi
5.
Jendela dilengkapi kassa
d. Ventilasi :
1.
Tersedia dan berfungsi dengan baik
2.
Cukup menjamin rasa aman\
e. Langit-langit
1.
Rata dan bersih secara fisik
2.
Tinggi minimal 2,5 m dari lantai
3.
Tidak terdapat lubang-lubang
4.
Berwarna terang
5.
Peralatan
a. Bahan peralatan :
pengoolahan
1.
Bahan kuat
makanan
2.
Permukaan alat halus
3.
Mudah dibersihkan
4.
Tidak mengandung bahan berbahaya
(timah,
arsen,tembaga,
seng,
5.
Tidak rusak atau utuh
b. Pencucian peralata :
1.
Pencucian menggunakan detergent
2.
Pembilasan dengan air mengalir
3.
Dibebashamakan dengan air panas
c. Penyimpana peralatan :
1.
Peralatan
pengolahan
disimpan
2.
Peralatan pengolahan disimpan dalam
keadaan kering
3.
Rak penyimpanan
peralatan
terbuat
4.
Ruang
penyimpanan
peralatan tidak
lembab
terlindung
dari
sumber
6.Tenaga
1.
Sehat atau bebas dari penyakit
pengolah/penjamah
2.
Tidak merokok pada saat mengolah
makanan
makanan
3.
Tidak mengobrol pada saat mengolah
makanan
4.
Tidakmenggaruk-garukanggota
mengolah makanan
5.
Tidak menggunakan perhiasan
6.
Menggunakanalat
bantu
saat
mencicipi makanan
7.
Tidak berkuku panjang
8.
Selalu
mencuci
tangan sebelum,
9.
Menggunakan penutup kepala
7.Fasilitas sanitasi
a. Penyediaan Air Bersih :
1.
Tidak berbau, tidak berasa, tidak
berwarna
2.
Jumlah mencukupi
3.
Angka kuman tidak melebihi nilai
ambang batas
Tempat pencucian peralatan
Terdapat sabun
e. Tempat sampah :
Memiliki penutup
Mudah dibersihkan
Dilapisi dengan kantong plastik
Pembuangan asap :
Saluran tertutup
Pengertian
Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana
penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap (steam boiler)
pengeringan, meja dan meja setrika.
Menurut Wikipedia Indonesia, linen merupakan bahan yang terbuat dari serat
tumbuhan rami (Linum usitatissium). Biasanya digunakan untuk membuat pakaian.
Menurut Arifin yang dikutip dari Lencir Kuning menyatakan bahwa Sanitasi adalah
suatu cara untuk mencegah berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan
memutuskan mata rantai dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan
masyarakat yang menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor
lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan. Kesehatan lingkungan adalah
upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju
keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin
meningkat. (Kuning, 2012)
Pengertian Laundry
Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana
penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap (steam boiler),
pengering, meja dan meja setrika. (KESEHATAN, 2004)
Pengertian Linen
Menurut Departemen Kesehatan RI dalam buku Pedoman Sanitasi Rumah Sakit Di
Indonesia, dikatakan bahwa :
Karakteristik Linen
Karakteristik Linen menurut Menurut Djasio Sanropie, dkk dalam buku Sanitasi
Rumah Sakit Untuk Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Solied Linen (Linen Non infeksius)
Yang dimaksud dengan solied linen adalah kain-kain yang sudah terpakai dan
tidak fresh lagi.
Ruang Administrasi
Apotik
Ruang Tunggu
Dapur
Laboratorium
Yang dimaksud dengan fauled dan infected linen ialah kain yang kumuh (sangat
kotor/dan juga kain yang terkontaminasi oleh kuman-kuman penyakit menular.
Sumber fouled dan infected linen berasal dari ruang operasi, isolasi, ruang
perawatan penyakit menular, poliklinik dan lain-lain). (Sanropie, Djasio, dkk,
1989, hal. 38-39)
d. Tahapan-Tahapan Sanitasi Pengelolaan Linen
Pengumpulan
Pemilahan antara linen infeksius dan non-infeksius dimulai dari sumber dan
memasukkan linen ke dalam kantong plastik sesuai jenisnya serta diberi label.
2. Menghitung dan mencatat linen di ruangan. (KESEHATAN, 2004)
Kain kotor dari masing-masing ruang perlu dicuci sesuai dengan karakteristik
kain kotor, maka dalam pengumpulannya perlu dibedakan antara linen
infeksius dan non infeksius. Kain kotor non infeksius perlu dikumpulkan dalam
kantong yang berbeda dengan kantong pengumpulan linen infeksius. Hal ini
untuk mempermudah penanganan selanjutnya. (Sanropie Djasio, dkk, 1989,
hal. 39)
Pengangkutan
Pengangkutan kain kotor harus segera dibawa dari tiap tiap ruang dan
langsung ketempat pencucian dengan menggunakan trolly. Trolly pengangkut
linen tidak dibawa masuk keruangan, cukup di depan pintu saja. (Sanropie,
Djasio, dkk, 1989, hal. 39)
Menggunakan kereta dorong yang berbeda dan tertutup antara linen bersih
dan linen kotor. Kereta dorong harus dicuci dengan disinfektan setelah
digunakan mengangkut linen kotor.
Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan.
p. 94)
Penerimaan
Mencatat linen yang diterima dan telah terpisah antara infeksius dan non-
infeksius.
Pencucian
Membersihkan linen kotor dan tinja, urin, darah, dan muntahan kemudian
merendamnya dengan menggunakan disinfektan.
Pembilasan Pertama
Penyabunan
Pembilasan akhir
Pengeringan
Penyetrikaan
Penyimpanan
Distribusi
Harus ada pemisahan antara penyortiran linen kotor dan linen bersih.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pekerja yang menangani linen bersih
hendaknya menggunkaka seragam yang bersih dan terlatih dalam teknik
kebersihan, mengenakan topi bagi yang berambut panjang dan selalu
mempraktekan perilaku mencuci yang benar.
Di tempat laundry tersedia kran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran
yang memadai, air panas untuk disinfeksi dan tersedia disinfektan.
Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang dilengkapi dengan
pengolahan awal (pre-treatment) sebelum dialirkan ke instalasi pengolahan air
limbah.
Laundry harus disediakan ruang-ruang terpisah sesuai kegunaannya yaitu ruang
linen kotor, ruang linen bersih, ruang untuk perlengkapan kebersihan, ruang
perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar mandi dan ruang peniris atau
pengering untuk alat-alat termasuk linen.
Menurut Djasio Sanropie, dkk dalam buku Komponen Sanitasi Rumah Sakit
Untuk Instutusi Pendidikan Tenaga Sanitasi bahan yang diperlukan dalam
sanitasi pengelolaan linen:
Cygnetbleach
Desinfektan
Hamix
Nobla
Cygnet
Sour
RUMAH SAKIT
No
Tahap Pengumpulan
Keterangan
Ya
Tidak
1
Pemilihan antara
linen
infeksius
2
Linen infeksius dan non infeksius
dipisahkan
dimasukkan
ke
kantong sesuai dengan jenisnya
3
Linen
kotor
tidak diletakkan
dilantai
4
Linen
kotor
yang
dikumpulkan,
5
Linen
infeksius
diperlakukan
khusus
dan
dimasukan
terlebih
dahulu
6
Pengambilan linen tidak dikibas-
kibas
Jumlah
Presentase (%)
Sumber:
Data primer terolah tahun 2013
HASIL PENGAMATAN TAHAP PENGANGKUTAN
RUMAH SAKIT
No
Tahap Pengangkutan
Keterangan
Ya
Tidak
1
Menggunakan
trolley
yang
berbeda
dan
tertutup
antara
2
Trolley
dalam
keadaan
bersih
(secara fisik)
3
Trolley
tidak
dibawa
masuk
keruangan/kamar
4
Bagian
dalam
trolley
dilapisi
dengan plastik
5
Waktu pengangkutan linen kotor
6
Trolley
langsung di bersihkan/
Presentase (%)
Sumber:
Data primer terolah tahun 2013
HASIL PENGAMATAN TAHAP PENERIMAAN
No
Tahap Penerimaan
Keterangan
Ya
Tidak
1
Mencatat linen yang diterima
2
Linen
yangditerima
telah
dipisahkan antara
infeksius
dan
non infeksius
3
Linen
dipisahkan
berdasarkan
dan warna tingkat kekotorannya
Jumlah
Presentase (%)
Sumber:
Data primer terolah tahun 2013
RUMAH SAKIT
No
Tahap Pencucian
Keterangan
Ya
Tidak
1
Menimbang
berat
linen
terlebih
dahulu
2
Pada saat penerimaan linen tidak
diletakkan dilantai
3
Linen
infeksius
langsung
didesinfeksi
4
Linen
yang bernoda
darah
5
Pencucian
linen infeksius dan
deterjen
8
Proses pencucian menggunakan
desinfektan
9
Proses pencucian menggunakan
pemutih
10
Proses pencucian menggunakan
pelembut
11
Proses pencucian menggunakan
mesin cuci
12
Proses
desinfeksi menggunakan
0
suhu air panas 70 C selama 25
0
atau 95 C selam 10 menit
13
Petugas
linen
kotor
kontak
dengan linen bersih
14
Semua
linen
yang
dicuci
langsung dikeringkan
15
Linen kotor yang ada di cuci
habis dalam waktu satu hari
Jumlah
Presentase (%)
Sumber:
Data primer terolah tahun 2013
HASIL PENGAMATAN TAHAP PENGERINGAN
RUMAH SAKIT
No
Tahap Pengeringan
Keterangan
Ya
Tidak
1
Setelah linen melalui
proses
pencucian,
linen
langsung
dikeringkan
2
Seluruh linen dikeringkan dengan
0
mesin pengering (maks. 70 C)
3
Tidak kontak dengan linen kotor
4
Linen
tidak
kontak langsung
dengan petugas
5
Linen
dikeringkan
habis
dalam
waktu 1 x 24 jam
6
Linen
yang
telah
dikeringkan
ditempatkan
pada
trolly
yang
Presentase (%)
Sumber:
Data primer terolah tahun 2013
HASIL PENGAMATAN TAHAP PENYETRIKAAN
RUMAH SAKIT
No
Tahap Penyetrikaan
Keterangan
1
Linen
yang
sudah
kering
langsung disetrika
2
Linen di setrika satu per satu
3
Linen langsung dipisahkan sesuai
dengan jenisnya
4
Menggunakan
mesin
plat
press
maupun
roll
pess
untuk
menyetrika dengan
suhu min
120C
5
Linen tidak ada yang berjatuhan
Jumlah
Presentase (%)
Sumber:
Data primer terolah tahun 2013
HASIL PENGAMATAN TAHAP PENYIMPANAN
RUMAH SAKIT
No
Tahap Penyimpanan
Keterangan
Ya
Tidak
1
Linen
disimpan
ditempat yang
tertutup (lemari)
2
Linen dipisahkan sesuai jenisnya
3
Linen dibungkus dengan plastik
4
Lipatan
linen harus menghadap
keluar
agar
memudahkan
penghitungan
maupun
pengambilan
5
Ruang
penyimpanan
bersih,
6
Pintu lemari penyimpanan selalu
tertutup
Jumlah
Presentase (%)
Sumber:
Data primer terolah tahun 2013
HASIL PENGAMATAN TAHAP PENDISTRIBUSIAN
TAHUN 2013
No
Tahap Pendistribusian
Keterangan
Ya
Tidak
1
Penyerahan linen bersih kepada
petugas
ruangan
sesuai
kartu
tanda terima
2
Pendistribusian
linen terbungkus
kotor
4
Menggunakan
trolley
yang
berbeda dengan trolley linen
kotor
5
Trolley untuk pengambilan
linen
bersih tertutup
6
Pendistribusian
dilakukan
oleh
petugas laundry
7
Pendistribusian
linen
bersih kepada
petugas ruangan
sesuai
dengan
linen
yang
diterima
9
Pengambilan linen harus dengan
Jumlah
Presentase (%)
Sumber: Data primer terolah tahun 2013
HASIL PENGAMATAN BAHAN - BAHAN YANG DIGUNAKAN
No
Bahan-Bahan yang Digunakan
Keterangan
Ya
Tidak
1
Tersedia Deterjen
2
Tersedia Desinfektan
3
Tersedia Pemutih
4
Tersedia Pelembut dan Pewangi
5
Bahan-bahan yang tersedia diberi
label/keterangan
6
Bahan-bahanyangtersedia
Jumlah
Presentase (%)
DI UNIT LAUNDRY RS
No
Sarana yang Tersedia
Keterangan
Ya
Tidak
1
Lokasi jauh dari pasien
2
Lantai di plester dan kuat
3
Lantai tidak licin dan kering
4
Lantai rata dengan kemiringan 2-
3%
5
Tersedian kran air bersih untuk
mencuci
6
Tersedian kran air panas untuk
mencuci
7
Terdapat
ruangan
khusus
untuk
pencucian
8
Saluran
pembuangan air
kotor
tertutup
9
Tersedia pre-treatment khusus
IPAL
10
Tersedia
ruangan
linen
bersih
11
Tersedia
gudang
penyimpanan
trolly
12
Tersedia
gudang
untuk
13
Tersedia
ruangan
untuk
14
Tersedia
kamar mandi dan WC
dan wastafel untuk petugas
Ventilasi udara cukup (10% dari luas
lantai)
Presentase (%)
DI UNIT LAUNDRY RS
No
Peralatan yang Digunakan
Keterangan
Ya
Tidak
1
Tersedia mesin cuci
2
Tersedia mesin pemeras
3
Tersedia
lemari
penyimpanan
linen bersih
4
Tersedia mesin pengering
5
Tersedia
trolly
yang berbeda
7
Trolly terbuat dari bahan anti
tertutup
8
Tersedia
kantong
pengumpul
9
Kantong
pengumpul
linen sekali
pakai
10
Tersedia alat seterika
11
Tersedia meja penerimaan linen
12
Tersedia timbangan duduk
13
Tersedia mesin jahit
Jumlah
Presentase (%)
REFERENSI :
Pedoman Sanitasi Rumah Sakit dirjen PPM dan PLP, Dirjen Pelayanan Medik dan
Departemen Kesehatan RI tahun 2002.
Karya Tulis Ilmiah Milik Anita Widyastuti Studi Deskriptif Tentang Sanitasi
Pengelolaan Linen Di Rsupn Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat Tahun 2013
TINGKAT 3-B
KELOMPOK PKL
BAGAS FALAH HAFIYYAN
M. BUDI SULISTYO
HANA NOVAYANTI
TAHUN 2013