TUGAS PRAKTIKUM
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
Wiayah Pertanian dan Perkebunan
Dosen pengampu: Ns. Latifa Aini S., M.Kep, Sp.Kom
Oleh:
Kelompok 1
Dian Diningrum T.P NIM 112310101004
Aldila Kurnia Putri NIM 112310101006
Haidar Dwi Pratiwi NIM 112310101012
Ria Rohmawati NIM 112310101015
Devintania K.N.H NIM 112310101017
Ajeng Dwi Retnani NIM 112310101020
Dicky Andriansyah NIM 112310101027
i
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keracunan
Pestisida”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Wiayah Pertanian dan Perkebunan pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Wiayah Pertanian dan Perkebunan Ns. Latifa
Aini S., M.Kep, Sp.Kom yang telah membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terima kasih pula kepada teman-teman
yang secara ikhlas mengerjakan tugas ini dengan semangat dan kerja sama yang
baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, maka kami menerima
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
PRAKATA.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................... 2
1.4 Manfaat.......................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian...................................................................................... 3
2.2 Keracunan Pestisida..................................................................... 4
2.3 Cara Masuk Pestisida Ke Tubuh................................................. 5
2.3.1 Kontaminasi Melalui Kulit (Dermal Contamination)......... 5
2.3.2 Terhisap Masuk Ke Dalam Saluran Pernapasan (Inhalation) 6
2.3.3 Masuk Ke Dalam Saluran Pencernaan Makanan Melalui
Mulut (Oral)......................................................................... 7
2.4 Gejala Keracunan Pestisida......................................................... 8
2.5 Mekanisme Kerja.......................................................................... 8
2.6 Pertolongan Pertama.................................................................... 9
2.7 Pencegahan Keracunan Pestisida................................................ 10
2.7.1 Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)............ 11
2.7.2 Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)........... 15
2.7.3 Pencegahan Tingkat Ketiga (Tersier Prevention)................ 16
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 17
iii
3.2 Saran.............................................................................................. 17
3.2.1 Kepada Masyarakat............................................................... 17
3.2.2 Kepada Mahasiswa Keperawatan......................................... 18
3.2.3 Kepada Perawat.................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan tinjauan konsep terkait keracunan pestisida;
2. Mendeskripsikan pertolongan pertama pada keracunan pestisida;
3. Mendemonstrasikan pertolongan pertama pada keracunan pestisida.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Menambah perbendaharaan karya tulis ilmiah Universitas Jember.
2. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca makalah.
3. Melatih penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah.
2
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Pestisida (Inggris: pesticide) berasal dari kata pest yang berarti hama dan
cide yang berarti mematikan/racun. Jadi pestisida adalah racun hama. Secara
umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk
mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara
langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang pengawasan atas
peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida, pestisida adalah semua zat
kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
a. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang
merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian
b. Memberantas rerumputan
c. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
d. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman tidak termasuk pupuk
e. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan
atau ternak
f. Memberantas atau mencegah hama-hama air
g. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan.
h. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan
penggunaan pada tanaman, tanah atau air.
3
Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act, pestisida
adalah sebagai berikut.
1. Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk
mengendalikan, mencegah, atau menangkis gangguan serangga, binatang
pengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap
hama, kecuali virus, bakteri atau jasad renik lainnya yang terdapat pada
manusia dan binatang.
2. Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur
pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman (Djojosumarto, 2004).
5
e. Luas kulit yang terpapar pestisida yaitu makin luas kulit yang terpapar
makin besar risikonya.
f. Kondisi fisik yang bersangkutan. Semakin lemah kondisi fisik seseorang,
maka semakin tinggi risiko keracunannya.
6
Pekerjaan-pekerjaan yang menyebabkan terjadinya kontaminasi lewat
saluran pernafasan adalah sebagai berikut.
a. Bekerja dengan pestisida (menimbang, mencampur dan sebagainya) di
ruangan tertutup atau yang ventilasinya buruk.
b. Aplikasi pestisida berbentuk gas atau yang akan membentuk gas (misalnya
fumigasi), aerosol serta fogging, terutama aplikasi di dalam ruangan;
aplikasi pestisida berbentuk tepung (misalnya tepung hembus) mempunyai
risiko tinggi.
c. Mencampur pestisida berbentuk tepung (debu terhisap pernafasan)
7
2.4 Gejala Keracunan Pestisida
Tabel 2.1 Gejala Klinis untuk Setiap Tingkatan Keracunan Dan Prognosisnya
Aktivitas
Tingkatan
Kolinesterase Gejala Klinis Prognosis
Keracunan
(%)
Lemah, sakit kepala, pening, mau
muntah, berliur banyak, mata Sadar dalam
50-75 Ringan
berair, miosis, detak jantung waktu 1-3 hari
cepat.
Lelah mendadak, penglihatan,
berliur banyak , berkeringat,
Sadar dalam
muntah diare, sukar bernafas,
25-50 Sedang waktu 1-2
hipertonia, tremor pada tangan
Minggu
dan kepala, miosis, nyeri dada,
sianosis pada membran mucosa
Tremor mendadak, kejang- Kematian
kejang, otot tidak dapat karena gagal
0-25 Berat
digerakkan, intensif sianosis, pernafasan dan
pembengkakan paru, koma. gagal jantung
8
Enzim dan hormon terdiri dari protein komplek yang dalam kerjanya perlu
adanya aktivator atau kofaktor yang biasanya berupa vitamin. Bahan racun
yang masuk kedalam tubuh dapat menonaktifkan aktivator sehingga enzim
atau hormon tidak dapat bekerja atau langsung non aktif. Pestisida masuk
dan berinteraksi dengan sel sehingga akan menghambat atau mempengaruhi
kerja sel, contohnya gas CO menghambat haemoglobin dalam mengikat atau
membawa oksigen
2. Merusak jaringan sehingga timbul histamin dan serotin. Hal tersebut akan
menimbulkan reaksi alergi, juga kadang-kadang akan terjadi senyawa baru
yang lebih beracun.
3. Fungsi detoksikasi hati (hepar).
Pestisida yang masuk ketubuh akan mengalami proses detoksikasi
(dinetralisasi) di dalam hati oleh fungsi hati (hepar). Senyawa racun ini akan
diubah menjadi senyawa lain yang sifatnya tidak lagi beracun terhadap
tubuh.
9
b. Tanggalkan pakaian yang terkontaminasi seluruhnya dengan cepat,
termasuk sepatu. Kumpulkan pakaian dalam tempat yang terpisah
untuk di cuci sebelum digunakan lagi.
c. Bersihkan pestisida dari kulit, rambut, dan mata dengan
menggunakan air yang banyak.
3. Tindakan dalam pertolongan pertama
a. Umum
Penderita perlu dirawat dengan tenang karena penderita dapat
kembali mengalami agitasi. Tempatkan penderita dalam posisi sebaik
mungkin yang akan membantu mencegah penderita dari bahaya
komplikasi.
b. Posisi
Tempatkan penderita dalam posisi miring kesamping dengan kepala
lebih rendah dari tubuh dan kepala menoleh kesamping. Bila pasien
tidak sadar jaga agar saluran nafas tetap terbuka dengan menarik
dagu ke depan dan kepala ke belakang.
c. Suhu tubuh
Perawatan harus lebih berhati-hati dengan mengontrol suhu pada
penderita yang tidak sadar. Bila suhu tubuh penderita tinggi sekali
dan keringat berlebihan, dinginkan dengan menggunakan spon air
dingin. Bila penderita merasa kedinginan, dapat ditutupi dengan
selimut untuk mempertahankan suhu normal.
d. Pestisida yang tertelan
1) Induksi muntah umumnya tidak dianjurkan sebagai pertolongan
pertama.
2) Baca label produk untuk indikasi apakah induksi muntah boleh
atau tidak dilakukan atau bila produk sangat toksik, seperti
tanda tengkorak dengan tulang bersilang atau tanda "tangan
merah".
3) Induksi muntah hanya dilakukan pada penderita yang sadar.
10
e. Pernafasan
Bila terjadi henti nafas (muka atau lidah pasien dapat diputar) dan
kemudian dagu ditarik ke depan untuk mencegah lidah terdorong
kebelakang yang akan menutup jalan nafas.
f. Kejang-kejang
Tempatkan pengganjal padat diantara gigi-gigi dan cegah agar
penderita jangan sampai terluka.
g. Hal yang perlu di perhatikan yaitu jangan biarkan penderita merokok
atau minum alkohol.
12
3. Belilah pestisida dalam wadah asli yang tertutup rapat dan tidak bocor juga
tidak rusak, dengan label asli yang berisi keterangan lengkap dan jelas,
jangan membeli dan menggunakan pestisida dengan label dalam bahasa
asing.
4. Bacalah semua petunjuk yang tercantum pada label pestisida sebelum
bekerja dengan pestisida itu.
5. Lakukanlah penakaran, pengenceran atau pencampuran pestisida di tempat
terbuka atau dalam ruangan dalam ventilasi baik.
6. Pakailah sarung tangan dan gunakanlah wadah, alat pengaduk dan alat
penakar khusus untuk pestisida.
7. Gunakanlah pestisida sesuai dengan takaran yang dianjurkan. Jangan
menggunakan pestisida dengan takaran yang berlebihan atau kurang
karena dapat mengurangi keefektifannya.
8. Periksalah alat penyemprot dan usahakanlah supaya dalam keadaan baik,
bersih dan tidak bocor.
9. Hindarkanlah pestisida terhirup melalui pernafasan atau terkena kulit,
mata, mulut dan pakaian.
10. Apabila ada luka pada kulit, tutuplah luka tersebut dengan baik sebelum
bekerja dengan perban. Pestisida lebih mudah terserap melalui kulit yang
terluka.
11. Pilihlah pestisida yang sesuai dengan hama atau penyakit tanaman serta
jasad sasaran lainnya yang akan dikendalikan, dengan cara lebih dahulu
membaca keterangan kegunaan pestisida dalam label pada wadah
pestisida.
12. Belilah pestisida dalam wadah asli yang tertutup rapat dan tidak bocor juga
tidak rusak, dengan label asli yang berisi keterangan lengkap dan jelas,
jangan membeli dan menggunakan pestisida dengan label dalam bahasa
asing.
13. Bacalah semua petunjuk yang tercantum pada label pestisida sebelum
bekerja dengan pestisida itu.
13
14. Lakukanlah penakaran, pengenceran atau pencampuran pestisida di tempat
terbuka atau dalam ruangan dalam ventilasi baik.
15. Pakailah sarung tangan dan gunakanlah wadah, alat pengaduk dan alat
penakar khusus untuk pestisida.
16. Gunakanlah pestisida sesuai dengan takaran yang dianjurkan. Jangan
menggunakan pestisida dengan takaran yang berlebihan atau kurang
karena dapat mengurangi keefektifannya.
17. Periksalah alat penyemprot dan usahakanlah supaya dalam keadaan baik,
bersih dan tidak bocor.
18. Hindarkanlah pestisida terhirup melalui pernafasan atau terkena kulit,
mata, mulut dan pakaian.
19. Apabila ada luka pada kulit, tutuplah luka tersebut dengan baik sebelum
bekerja dengan perban. Pestisida lebih mudah terserap melalui kulit yang
terluka.
20. Selama menyemprot pakailah alat pengaman, berupa masker penutup
hidung dan mulut, sarung tangan, sepatu boot, dan jaket atau baju
berlengan panjang.
21. Jangan menyemprot melawanan dengan arah angin.
22. Waktu yang baik untuk penyemprotan adalah pada waktu terjadi aliran
udara naik (thermik) yaitu antara pukul 08.00-11 WIB atau sore hari pukul
15-18.00 WIB. Penyemprotan terlalu pagi atau terlalu sore mengakibatkan
pestisida yang menempel pada bagian tanaman akan terlalu lama
mengering mengakibatkan tanaman yang disemprot keracunan.
23. Peyemprot segera mandi dengan bersih menggunakan sabun dan pakaian
yang digunakan segera dicuci.
24. Jangan makan dan minum atau merokok pada saat melakukan
penyemprotan.
25. Alat penyemprot segera dibersihkan setelah selesai digunakan. Air bekas
cucian sebaiknya dibuang ke lokasi yang jauh dari sumber air dan sungai.
14
d. Tempat menyimpan Pestisida
Tempat menyimpan pestisida biasa berupa almari atau peti khusus atau biasa
juga ruangan khusus yang tidak mudah dijangkau anak-anak atau hewan
piaraan. Bila perlu tempat penyimpanan ini dikunci kemudian letakkan tempat
penyimpanan ini jauh dari tempat bahan makanan, minuman, dan sumber api.
Peletakan pestisida tidak dianjurkan di gudang bahan makanan.
Usahakan tempat pestisida mempunyai ventilasi yang cukup, tidak terkena
matahari langsung, dan tidak terkena air hujan agar pestisida tidak rusak.
e. Mengelola wadah Pestisida
Pestisida harus tetap tersimpan dalam wadah atau bungkus aslinya yang
memuat label atau keterangan mengenai penggunaannya. Dengan demikian
bila ata keracunan akan digunakan lagi petujukya masih jelas. Wadah tidak
bocor dan tertutup rapat. Bila terkena uap air atau zat asam, pestisida bias rusak
dan tidak efektif lagi. Pindahkan isi bila wadah bocor ke tempat yang merek
dagangnya sama dengan petunjuk yang masih jelas. Bila tidak ada, pindahkan
ke tempat lain yang tertutup rapat dengan menuliskan keterangan mengenai
merek dagangnya, bahan aktifnya, kegunaannya, dan cara penggunaanya.
Wadah pestisida yang sudah tidak berguna dirusak agar tidak dimanfaatkan
untuk keperluan lain atau dengan cara mengubur wadah tersebut jauh dari
sumber air.
16
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pestisida merupakan suatu bahan kimia yang berfungsi untuk memusnahkan
hewan maupun tumbuhan liar (hama) yang dianggap mengganggu tanaman utama
yang dikembangbiakkan oleh petani. Konsumen yang utama dalam penggunaan
pestisida adalah petani untuk memelihara tanaman pertanian. Kandungan bahan
kimia yang terdapat di dalam pestisida bermacam-macam jumlahnya. Hampir
keseluruhan kandungan pestisida merupakan zat kimia berbahaya jika masuk ke
dalam tubuh manusia dalam jumlah yang banyak. Keracunan pestisida merupakan
masuknya zat kimia yang terkandung dalam pestisida melebihi ambang batas yang
dapat ditoleransi tubuh. Masuknya zat kimia di dalam pestisida ke dalam tubuh
dapat melalui beberapa cara yaitu melalui mulut (oral) bersama dengan makanan,
pernapasan (inhalasi) serta kontaminasi langsung melalui kulit. Jika zat kimia
yang masuk ke dalam tubuh berada pada jumlah yang banyak, hal tersebut dapat
mengakibatkan timbulnya gejala keracunan seperti mual, muntah, pusing, diare,
kejang bahkan hilang kesadaran hingga koma. Pertolongan pertama yang dapat
dilakukan pada pasien dengan keracunan pestisida yaitu dekontaminasi zat kimia
yang terpapar pada pasien. Untuk menghindari terjadinya keracunan pestisida,
diperlukan suatu tindakan pencegahan dalam penggunaan dan pengelolaan
pestisida baik berupa pencegahan primer, sekunder, maupun tersier.
3.2 Saran
3.2.1 Kepada Masyarakat
Masyarakat diharapkan untuk senantiasa melakukan prosedur yang benar
pada saat menyimpan dan memakai pestida dengan memperhatikan aspek-aspek
kesehatan dan keselamatan saat bekerja agar tidak terjadi keracunan pestisida.
17
Mahasiswa diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
tentang tata cara pemakaian dan penyimpanan pestisida yang benar, pencegahan
agar tidak terjadi keracunan, beserta pertolongan pertama kepada keracunan
pestisida.
18
Lampiran Soal
1. Pak Bruno memiliki lahan seluas 1 hektar, untuk meningkatkan hasil
bertaninya Pak Bruno menyemprotkan pestisida ke tanaman di ladangnya.
Berdasarkan kasus tersebut, apa tujuan dilakukan dilakukan penyemprotan
pestisida?
a. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit
yang merusak tanaman.
b. Merangsang pertumbuhan rumput liar
c. Meningkatkan serangan hama
d. Merangsang pertumbuhan tanaman gulma
e. Merangsang pertumbuhan ulat
4. Pak Patric ingin melakukan penyemprotan di ladang taninya. Hal apa yang
harus dilakukan Pak Patric sebelum melakukan penyampuran pestisida
sebelum melakukan penyemprotan, supaya aman saat penyampuran pestisida?
a. Bacalah semua petunjuk yang tercantum pada label pestisida sebelum
bekerja dengan pestisida itu.
b. Tak perlu membaca label pestisida
c. Langsung mencampur pestisida dengan air seperti biasanya
d. Tak perlu ragu saat melakukan penyampuran pestisida, meskipun tanpa
memakai pelindung
e. Semua jawaban salah
5. Pak Jatru mengalami masalah tubuh dengan tanda dan gejala lemah, sakit
kepala, pening, mau muntah, berliur banyak, mata berair, miosis, detak
jantung cepat, dengan kondisi yang demikian Pak Jatru kemudian pingsan dan
baru sadar setelah 1 hari. Berdasarkan kasus tersebut Pak Jatru diduga
mengalami keracunan pestida. Dari tanda gejala yang timbul, kira-kira Pak
Jatru mengalami keracunan pada grate...
a. Ringan
b. Sedang
c. Berat
d. Sangat berat
e. Semua jawaban benar
20
DAFTAR PUSTAKA
21