Nama Mahasiswa :
Nama Pasien : Tn.L
Diagnosa medis : Suspect cidera kepala berat, suspect fraktur tibia
distal dextra
Tanggal pengkajian : 08 Juli 2021
b.Pengkajian sekunder: (meliputi pengkajian riwayat keperawatan dan
head to toe)
Identitas : TN . L
Usia : 35 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
suku bangsa : indonesia
Agama : islam
dx :
alamat : jl.radar auri
Warna triage : Merah
Pengkajian
Airway : tersumbat dari mulut adanya darah
suara napas : gurgling
breathing : Takipnea
Suara Napas : Gurgling
Circulation : Pendarahan
Nadi : Teraba
Frekuensi : 27x/menit
Disability : GCS : 4 (E1 V1 M2)
Anisokor
Exposure
Trauma :
Jejas : Terdapat Jejas di dahi,pelipis,Bahu sebelah kiri
Secondary Survey
a.Wawancara
Keluhan utama : Penurunan kesadaran Post KLL
Riwayat penyakit sekarang : klien tidak sadarkan diri Menurut
Informasi Yang diterima klien mengalami KLL , terdapat pendarahan
dimulut dan hidung tampak luka memar pada dahi & pelipis, nafas
terdengar gargling, mata terpejam tak ada respon saat dirangsang nyeri,
fleksi abnormal & terdengar melenguh. Terdapat memar biru di bahu
sebelah kiri, ada luka terbuka di ost. Tibia dextra dengan perdarahan,
ada perubahan bentuk, bengkak Hasil observasi: TD: 117/75, HR:
101x/mnt, RR:27 x/mnt, Hasil AGD= PH: 7,54, PO2: 90 mm Hg, PCO2: 25
mm Hg, O2 Saturasi: 96%, HCO3: 23.3 mcq/L
Riwayat penyakit Dahulu :-
Riwayat keluarga :-
Riwayat Alergi :-
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Penurunan kesadaran
Tanda Vital : TD: 117/75, HR: 101x/mnt, RR:27 x/mnt
Kepala : Simetris
Mata : Tidak sadarkan diri
Respon Pupil : Anisokor
Telinga :
Hidung : Terdapat Perdarahan
Leher :-
Dada :-
Abdomen :-
Genetelia : Simetris
Ekstremitas : Perdarahan dibag.Tibia dextra , Bengkak
&jejas
Kulit : Ada luka lokasi : Tibia Dextra
c. Pemeriksaan penunjang: (meliputi pemeriksaan laboratorium,
rotgen, CT scan)
Pemeriksaan Laboraturium : Darah lengkap , urine , kimia darah ,Analisa
gas darah
CT-Scan (Dengan atau tanpa kontras mengidentifikasi luasnya lesi
pendarahan ,determinan ventikuler,dan perubahan jaringan otak
MRI
Cerebral Angiography : menunjukan anomali sirkulasi cerebral , seperti
perubahan jaringan otak sekunder menjadi udeme , pendarahan dan
trauma
X-Ray mendektesi perubahan struktur tulang (fraktur ), perubahan
struktur garis (pendarahan,edema )fragmen tulang ,rongsen tengkorak
maupun thorak
2. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Ds : -
Do :
Terdapat sumbatan pada jalan
nafas oleh darah Bersihan Jalan NafasTidak benda asing dalam jalan
Efektif napas (darah)
Nafas terdengar gargling
Irama pernafasan cepat
RR: 27x/mnt
Ds : Resiko Syok Perdarahan
Polisi mengatakan pasien tidak
sadar
Do :
pasien tidak sadar
tampak perdarahan dari
mulut dan hidung
tampak luka memar pada
dahi dan pelipis.
tampak terpejam tak ada
respon saat dirangsang
nyeri
tampak ada luka terbuka di
ost. Tibia dextra dengan
perdarahan.
adanya perubahan bentuk
bengkak.
Obs TTV :
TD : 117/75mmhg
HR : 101 x/mnt
RR : 27 x/mnt
3. Diagnose keperawatan: (Sesuai SDKI)
1. bersihan jalan nafas tidak efektif b.d benda asing dalam jalan napas
(darah)
2. resiko syok b.d perdarahan
1. Bersihan jalan Bersihan Jalan Nafas Manajemen Jalan Nafas Untuk memantau
nafas tidak frekuensi,
efektif b.d Setelah dilakukan O: kedalaman dan
benda asing intervensi selama 1 Monitor pola nafas usahan nafas
dalam jalan jam maka bersihan Untuk memantau
napas (darah) jalan nafas meningkat Monitor bunyi nafas bunyi nafas
dengan Kriteria Hasil : tambahan tambahan seperti
Dispnea menurun gurgling, mengi
(5) Monitor adanya Untuk memantau
Ortopnea menurun sumbatan jalan nafas adanya sumbatan
(5) pada jalan nafas
Gargling menurun T:
(5) Pertahankan kepatenan Untuk
Frekuensi nafas jalan nafas dengan jaw membuka jalan
membaik (5) trust nafas klien
Pola nafas
membaik (5) Posisikan semi fowler Untuk
atau fowler membuka jalan
nafas klien
Berikan oksigen, jika Untuk
perlu meningkatkan kadar
oksigen dalam
E: darah
Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak Untuk memenuhi
kontraindikasi asupan cairan dalam
tubuh klien
K:
Kolaborasi pemberian Untuk meredakan gejala
bronkodilator (obat), jika seperti mengi atau sesak
perlu napas
2. . resiko syok b.d Setelah di lakukan 1. Memastikan
perdarahan tindakan O: tanda-tanda vital
keperawatan klien masih
monitor status
selama 2x24 jam dalam batas
maka Resiko syok kardiopulmoner normal
menurun, dengan
kriteria hasil : (frekuensi dan 2.
1. Kekuatan nadi Mempertahanka
meningkat (5) kekuatan n atau
2. Tingkat mengganti
nadi,frekuensi
kesadaran cairan tubuh
meningkat (5) nafas,TD,MAP. yang
3. Saturasi oksigen mengandung air,
meningkat (5) monitor status elektrolit,
4. Tekanan nadi protein,
membaik (5) oksigenasi (Oksimetri karbohidrat, dan
5. Frekuensi nafas lemak.
membaik(5) nadi,AGD)
3. Memperbaiki
monitor status cairan
keseimbangan
(masukan dan asam basa dan
memperbaiki
haluaran,turgor komponen
darah.
kulit,CRT)
4. Tujuan umum
monitor tingkat untuk mencegah
kesadaran dan dan
memperbaiki
respon pupil hipoksia
jaringan.
periksa seluruh Sedangkan
tujuan khusunya
permukaan tubuh untuk
mendapatkan
terhadap adanya
PaO2 lebih dari
DOTS 90mmHg atau
SaO2 lebih dari
(deformitiy/deformit 90%
as,open wound/luka
terbuka,swelling/ben
gkak)
T:
pertahankan jalan
nafas paten
berikan oksigen untuk
mempertahankan
Saturasi oksigen
>94%
persiapkan intubasi
dan ventilasi
(modified
trendelenberg)
pasang jalur IV
untuk menilai
produksi urine.
pasang selang
nasogastrik untuk
dekompresi
lambung
K:
kolaborasi pemberian
infus cairan
dewasa
kolaborasi pemberian
perlu
5.Tindakan keperawatan yang dilakukan: (dilakukan untuk mengatasi
kondisi yang didapat dari pengkajian primer)
6. Evaluasi hasil tindakan: (didapat setelah tindakan untuk mengatasi
masalah primer dilakukan)
No. Diagnosa Evaluasi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d benda S : klien sudah sadar dan mengatakan jika ia
asing dalam jalan napas (darah) sudah tidak sesak lagi
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
2. resiko syok b.d perdarahan S : pasien mengatakan perdarahan sudah
berhenti.
P : intervensi dihentikan