Anda di halaman 1dari 8

RESUME KASUS

(Melakukan Tindakan Suction)

A. Identitas Pasien
Nama : Ny. “N”
Umur : 80 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Alamat : Wilangsari, Wiro bayat, Klaten
No.Reg : 731690
Diagnosa Medik : Bronkopnemoni dan susp tetanus

B. Alasan Masuk
1. Keluhan Utama
Pasien terpasang ETT on mode SIMV, hipersaliva (+)
2. Riwayat Penyakit
 Sekarang
Pasien terpasang ETT Mode SIMV, hipersaliva (+), KU lemah, kesadaran
CM, suara nafas Wheezing (+), ronchi(+), RR : 33x/mnt.
 Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien dulunya hanya sakit batuk biasa saja dan
sembuh dengan sendirinya.
 Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada diantara anggota keluarga lain yang
menderita penyakit jantung, HT, dan TBC

C. Pengkajian Primer
1. Airway :
ada sumbatan jalan nafas, pasien terpasang ET + Ventilator SIMV
2. Breathing :
RR = 33 x/ menit, ada penggunaan otot tambahan diagfrahma, nafas regular,
suara nafas Whezing (+), ronchi (+)

1
3. Circulation :
TD = 134/80 mmHg, N = 111 x/ menit, nadi teraba kuat, nadi irregular, tidak ada
perdarahan
4. Dissability :
Kesadaran : cm
GCS= - (E = 3 V = ETx M = 4)
5. Environment :
Akral hangat, sianosis (-)

D. Masalah Utama Pasien (Dx Medis)


Bronkopnemoni dan susp tetanus
E. Penatalaksanaan Medis
Farmakologi
No Jenis Terapi
1 Ceftazidine 2 x 1 gr
2 Furosemid 3 x 20 mg
3 Akinamine 2x1A
4 Omeprazol 1x1A
5 Gentamicin 2x80mg
6 Ranitidin 2 x 50 mg
7 Penitoin 3x 1A
8 Sukralfat 3 x 1 sendok mkn

2
ANALISA DATA

NO DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI


1 DS : -
DO : Ketidakefektifan Produk mukus
 RR = 34 x/ menit bersihan jalan nafas berlebihan dan
 Pasien tampak gelisah kental
 Suara nafas wheezing (+),
ronchi (+)
Pasien terpasang ETT, jenis
ventilasi SIMV, PEEP 8,
Respirasi rate 9, PS 14, F:O2
50%,

Diagnosa Keperawatan :
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d Produk mukus berlebihan dan kental

3
RENCANA KEPERAWATAN

DIANGOSA
NO
KEPERAWATAN TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC) RASIONAL
DX
DAN KOLABORASI
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Airway Management
bersihan jalan nafas b.d keperawatan selama 3 x 24  Buka jalan nafas, guanakan teknik
Produk mukus chin lift atau jaw thrust bila perlu
jam, jalan nafas bersih dengan  Posisikan pasien untuk
berlebihan dan kental
kriteria hasil: memaksimalkan ventilasi
 Identifikasi pasien perlunya
 Respiratory status : pemasangan alat jalan nafas buatan
Ventilation  Keluarkan sekret dengan batuk atau
 Respiratory status : suction
Airway patency  Auskultasi suara nafas, catat adanya
 Aspiration Control suara tambahan
Kriteria Hasil :  Lakukan suction
 Berikan bronkodilator bila perlu
 Mendemonstrasikan
 Monitor respirasi dan status O2
batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan
sputum, mampu bernafas

4
dengan mudah, tidak ada
pursed lips)
 Menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara
nafas abnormal
 Mampu
mengidentifikasikan dan
mencegah factor yang
dapat menghambat jalan
nafas

5
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO EVALUASI
TGL/JAM IMPLEMENTASI PARAF
DX (TANGGAL/JAM)
1 10 April 2012 10 April 2012 jam 01.46 WIB
11.30 WIB  memposisikan pasien untuk S: -
memaksimalkan ventilasi
 mengeluarkan sekret dengan suction O:
 mengauskultasi suara nafas,  KU lemah
 Memonitor KU dan VS; TD, N, RR, S,  Kesadaran Apatis
SPO2
 TD = 148/90 mmHg RR = 23 x/ menit S = 39,1 0C
 Memonitor irama dan frekuensi
pernafasan N = 125 x/ menit SP02 = 98%
\  Irama pernafasan regular, perkusi paru; sonortidak
ada edema paru, suara wheezing (+). Ronchi (+)
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
 keluarkan sekret dengan suction
 auskultasi suara nafas,
monitor KU dan VS; TD, N, RR, S, SPO2

6
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Tindakan yang Dilakukan


1. Melakukan suction

2. Dasar Pemikiran (Secara Teori)


Suction adalah suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai
kateter penghisap melalui nasotrakeal tube (NTT), orotraceal tube (OTT), traceostomy
tube (TT) pada saluran pernafasa bagian atas. Bertujuan untuk membebaskan jalan nafas,
mengurangi retensi sputum, merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru.
Prosedur ini dikontraindikasikan pada klien yang mengalami kelainan yang dapat
menimbulkan spasme laring terutama sebagai akibat penghisapan melalui trakea
gangguan perdarahan, edema laring, varises esophagus, perdarahan gaster, infark miokard
(Elly, 2000).

3. Prinsip – Prinsip Tindakan


Penerapan prosedur suction diharapkan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan
dengan menjaga keseterilan dan kebersihan alat agar pasien terhindar dari infeksi
tambahan karena prosedur tindakan suction.

4. Analisa Tindakan Keperawatan


 Mahasiswa dapat melakukan tindakan suction
 Prosedur dan teknik tindakan Suction dilakukan sesuai dengan teori.

5. Bahaya yang Mungkin Muncul


a) Hipoksia/ hipoksemia
b) Kerusakan mukosa bronchial atua trakeal
c) Cardiac arrest, Arithmia, Atelektasis
d) Bronkokonstriksi/bronkospasme, Infeksi, Perdarahan dari paru
e) Peningkatan tekanan intra cranial
f) Hipotensi dan hipertensi

7
6. Hasil yang Didapat dan Maknanya
Setelah dilakukan suctioning didapatkan sputum berkurang sehingga bersihan jalan napas
efektif.

7. Daftar Pustaka
1. Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba
Medika.
2. Alim, Ahmad Muttaqin. 2009. ECG. Yogyakarta. Intan cendikia.

Anda mungkin juga menyukai