Anda di halaman 1dari 41

KEDARURATAN MUSKULOSKELETAL

STIKES PERTAMEDIKA
Gangguan Muskuluskeletal

A. Fraktur

Patah tulang atau fraktur didefinisikan sebagai hilangnya atau adanya


gangguan integritas dari tulang, termasuk cedera pada sumsum
tulang, periosteum, dan jaringan yang ada disekitarnya. (Moran,)

Fraktur ekstrimitas adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang


membentuk lokasi ekstrimitas atas (radius, ulna, carpal) dan
ekstrimitas bawah (pelvis, femur, tibia, fibula, metatarsal, dan lain -
lain).
Secara garis besar fraktur dapat dibagi kedalam 3 jenis yaitu sebagai berikut:

a) Fraktur Tertutup / Close fraktur

Fraktur tertutup adalah jenis fraktur yang tidak disertai dengan luka pada bagian
luar permukaan kulit tidak lah rusak/masih utuh, sehingga bagian tulang yang patah
tidak berhubungang dengan bagian luar.

b) Fraktur Terbuka / Open Fraktur

Fraktur terbuka adalah suatu kondisi patah tulang yang disertai dengan luka pada
daerah tulang yang patah, atau adanya kerusakan pada permukaan kulit sekitar,
sehingga bagian tulang yang patah berhubungan dengan udara luar, biasanya juga
ikut terjadinya pendarahan yang banyak, tulang yang patah juga ikut terlihat
menonjol keluar dari permukaan kulit, namun tidak semua fraktur terbuka membuat
tulang terihat menonjol keluar.Pada fraktur jenis ini memerlukan pertolongan lebih
cepat karena adanya resiko terjadinya infeksi dan faktor penyulit lainnya.

c) Fraktur Kompleksitas

Fraktur jenis ini terjadi dua keadaan contohnya pada bagian exstermitas terjadi
patah tulang dan pada sendinya juga terjadi dislokasi.
B. Dislokasi

Pergeseran sendi dapat berupa subluksasi atau dislokasi.

Subluksasi sendi adalah kondisi di mana masih terdapat kontak antara


permukaan tulang - tulang penyusun sendi.

Ketika kontak tersebut sudah tidak ada, sendi tersebut dikatakan mengalami
dislokasi.
Sama seperti patah tulang, subluksasi dan dislokasi sendi juga terjadi karena
ketidakseimbangan antara gaya yang didapat oleh sendi dengan gaya yang
dapat ditahan oleh sendi.
c. Sprain dan Strain

Sprain adalah robekan atau peregangan dari suatu otot, ligamen dan sendi,
strain adalah suatu kondisi nyeri pada otot yang disebabkan karena adanya
tarikan yang berlebihan dari otot tersebut.
Klasifikasi sprain (Marilynn,):
Sprain derajat I (kerusakan minimal)
Nyeri tanpa pembengkakan, tidak ada memar, kisaran pembengkakan aktif dan
pasif, menimbulkan nyeri, prognosis baik tanpa adanya kemungkinan instabilitas
atau gangguan fungsi.

Sprain derajat II (kerusakan sedang)


Pembengkakan sedang dan memar, sangat nyeri, dengan nyeri tekan yang lebih
menyebar dibandingkan derajat I. Kisaran pergerakan sangat nyeri dan tertahan,
sendi mungkin tidak stabil, dan mungkin menimbulkan gangguan fungsi.

Sprain derajat III (kerusakan kompit pada ligamen)


Pembengkakan hebat dan memar, instabilitas stuktural dengan peningkatan kirasan
gerak yang abnormal (akibat putusnya ligamen), nyeri pada kisaran pergerakan
pasif mungkin kurang dibandingkan derajat yang lebihh rendah (serabut saraf sudah
benar-benar rusak). Hilangnya fungsi yang signifikan mungkin membutuhkan
pembedahan untuk mengembalikan fungsinya.
RICE, yaitu:
1) REST, yaitu mengistirahatkan anggota tubuh yang terkena cedera agar tidak
menambah luas cedera tersebut.

2) ICE, yaitu memberi kompres dingin pada bagian tubuh yang terkena
cedera dengan tujuan untuk mengurangi rasa sakit dan dingin akan membantu
menghentikan pendarahan.

3) COMPRESSION, yaitu memberikan balutan tekan pada anggota tubuh


yang cedera dengan tujuan untuk mengurangi pembengkakan.

4) ELEVATION, yaitu meninggikan anggota tubuh yang cedera untuk


mengurangi pembengkakan.

Ketika mengalami cedera baru dihindari HARM, yaitu

1) H : HEAT, pemberian panas pada bagian cedera justru akan meningkatkan


pendarahan.
2) A : ALCOHOL, akan meningkatkan pembengkakan.
3) R : RUNNING, terlalu dini akan memperburuk cedera.
4) M : MASSAGE, tidak boleh diberikan pada masa akut karena akan merusak
jaringan.
Learning Objectives

▪ Mengidentifikasi tanda-tanda fraktur


▪ Melakukan penatalaksanaan pada klien fraktur
Trauma Muskuloskeletal

▪ Sering terjadi, jarang


mengancam jiwa
▪ Bisa merupakan
bagian dari multi
trauma
▪ Ingat ABC
Mekanisme Cedera

▪ Penting ditanyakan
▪ Petunjuk akan cedera yang mungkin diderita
pasien
▪ Kesesuaian cerita dengan berat ringannya cedera
 Child abuse
▪ Terdapat gaya yang cukup untuk menyebabkan
kerusakan tulang atau jaringan lunak / fraktur atau
dislokasi
 Orang tua/osteoporosis } Gaya yang diperlukan
lebih kecil
 Ca metastase
Mekanisme Cedera

▪ Jatuh
▪ KLL
▪ Trauma olahraga
▪ Perkelahian
▪ Luka tusuk
▪ Luka tembak
▪ dll
Mekanisme cedera
Mekanisme cedera
Mekanisme cedera
Perdarahan pada trauma
muskuloskeletal
Mekanisme fisiologis tubuh :
▪ Mengaktifkan sistim pembekuan darah untuk
mengurangi perdarahan
▪ Memperbaiki integritas membran sell dan
kapiler untuk meningkatkan reabsorbsi cairan
▪ Meningkatkan aliran darah kolateral untuk
merangsang penyembuhan
Cedera jaringan lunak

▪ Terganggunya integritas kulit → tempat


masuknya mikro organisme
▪ Macam kerusakan jaringan lunak :
 Abrasi
 Avulsi
 Kontusi
 Laserasi
 Puncture
Cedera Pada Sendi

Occult joint
instability

Subluksasi Dislokasi
Fraktur Femur

▪ Trauma mayor
▪ Pada orang tua : fraktur collum femur
▪ Fraktur femur tertutup : 1 – 1,5 liter
▪ Gambaran klinis :
 Nyeri, tidak dapat menahan BB
 Deformitas : pemendekan tungkai, exo/endorotasi
 Oedema
 Syok
INJURY ASSESSMENT
▪ Initial Assessment - ABC’s
▪ History – SAMPLE
 Chief Complaint
 Mechanism of injury
 Onset of symptoms
▪ Focused Physical Assessment
 Observation
 Inspection
 Palpation
 5 P’s

Illinois EMSC 19
INTERVENTIONS
▪ R - Rest/immobilize
▪ I - Ice
▪ C - Compression
▪ E - Elevation
▪ S - Support

Illinois EMSC 20
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan bidai, yaitu:

a. Bidai harus cukup panjang. Pada kasus patah tulang: Melewati sendi yang
ada di pangkal dan ujung tulang yang patah. Pada kasus cedera
sendi: Mencapai dua tulang yang mengapit sendi yang cedera.

b. Bidai harus cukup kuat untuk menghindari gerakan pada bagian


yang patah tulang atau sendi yang cedera, namun tidak mengganggu
sirkulasi.

c. Bila tidak ada alat yang kaku untuk dijadikan bidai, bagian tubuh yang
cedera bisa diikatkan dengan bagian tubuh yang sehat, misalnya
dengan membalut lengan ke tubuh, atau membalut kaki ke kaki yang
sehat.

d. Jangan meluruskan (reposisi) tangan atau kaki yang mengalami


deformitas, pasang bidai apa adanya.
SPLINTING INDICATIONS
▪ Prevention of further ▪ Stabilize fracture or
injury dislocation

▪ Decrease pain ▪ Relieve impaired


neurological function or
muscle spasms
▪ Decrease swelling

▪ Reduce blood and fluid


loss into tissues

22
IMMOBILIZATION/SPLINTING
KEY POINTS
▪ Immobilize joint above ▪ Minimize movement of
and below injury extremity during splinting
▪ Assess neurovascular ▪ Secure splint to provide
status distal to injury prior support and compression
to splint application and
again right after splint ▪ Reassess/monitor
application neurovascular status
▪ If angulation at fracture
every 5-10 minutes
site without neurovascular
compromise, immobilize
as presented

23
HIP DISLOCATION

- ORTHOPEDIC EMERGENCY!
- USUALLY CAUSED BY AUTO ACCIDENT
- POSTERIOR DISLOCATION MOST COMMON
-HIP FLEXED AND LEG ROTATED INTERNALLY
- SEVERE PAIN ON ATTEMPT TO STRAIGHTEN
HIP DISLOCTION MANAGEMENT

- SPLINT IN MOST COMFORTABLE POSITION


- DOCUMENT SENSATION AND PULSE
- PROMPT TRANSPORT
- BE ALERT FOR ASSOCIATED KNEE INJURIES
OR FRACTURES
Amputasi
▪ Dapat parsial atau total
▪ ‘Life over limb’
▪ Luka tajam lebih baik
prognosanya untuk
disambung kembali
dibandingkan trauma avulsi
▪ Pikirkan kemungkinan
replantasi
Amputasi
Gambaran klinis :
▪ Hilangnya bagian tubuh
▪ Nyeri
▪ Perdarahan
▪ Syok
Crush Injuries
▪ Kerusakan jaringan lunak yang
hebat

▪ Kerusakan seluler, vaskuler dan


saraf

▪ Hancurnya tulang dan otot


▪ Syok hipovolemia
Crush Injuries

Gambaran klinis :
▪ Pembengkakan pada pelvis atau extremitas
yang terkena
▪ Nyeri
▪ Tanda-2 syok
▪ Gejala-gejala sindroma kompartemen
▪ Ganggguan neurovaskuler distal dari daerah
cedera
Sindroma Kompartemen

▪ Akibat peningkatan tekanan dalam kompartemen


▪ Mengakibatkan gangguan aliran darah kapiler dan
iskemia seluler
▪ Sering pada tungkai bawah dan lengan bawah
▪ Penyebab : internal (dari dalam) atau external
▪ Penekanan pada saraf, otot, pemb.darah
Sindroma Kompartemen

Kompartemen pada Kompartemen pada


cruris antebrachi
Sindroma Kompartemen
Gambaran klinis :
▪ Nyeri pada peregangan pasif
▪ Gangguan sensoris (paresthesi, tebal)
▪ Kelemahan otot progresif
▪ Oedema
▪ Peningkatan tekanan dalam kompartemen
▪ Hilangnya denyut nadi
SUMMARY

▪ NOTE MECHANISM OF INJURY


▪ REMEMBER PRIORITIES
▪ ABCs FIRST
▪ TREAT FOR HEMORRHAGIC SHOCK
▪ VISUALIZE INJURIES AREA
▪ CHEK AND RECORD PULSE AND SENSATION
SUMMARY

▪ CRITICAL PATIENTS
▪ DON’T WASTE TIME ON MINOR SPLINTING
▪ IMMOBILZE SPINE
▪ IMMOBILIZE JOINT ABOVE AND BELOW
▪ IF DOUBT, SPLINT POTENTIAL FRACTURE
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. ( 1999 ). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawat Pasien. Jakarta; EGC.
Marilynn. J & Lee. J. 2011. Seri Panduan Praktis Keperawatan Klinis. Hal 124. Jakarta : Erlangga
Sudijandoko, Adun. 2000. Perawatan dan Pencegahan Cidera. Yogyakarta: FIK UNY
Junaidi, Iskandar. 2011. Pedoman pertolongan pertama yang harus dilakukan saat
gawat dan darurat medis. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Hardianto, Wibowo. 1995. Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera Olahraga.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Moran DS, Israeli E, Evans RK, Yanovich R, Constantini N, Shabshin N, et al.Prediction model for stress
fracture in young female recruits during basic training.
Med Sci Sports Exerc. Nov 2008;40(11 Suppl):S63-

Norvell J G, Kulkarni R. Tibial and Fibular Fracture. Diakses


dihttp://emedicine.medscape.com/article/82630 - overview. tanggal akses 11 Feb
Ruari 2012. Update Terakhir 16 Maret 2011

Patel M dkk. Open Tibial Fracture. Diakses di http://emedicine.medscape.com/article/1249761-overview.


Tanggal akses 11 Februari 2012. Update Terakhir 23 Mei 2011

Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics and Fractures, Ninth


Edition. London: Hodder-Arnold; 2010. Figure 23.54. Joint injuries. p. 731.
Emergency Informations System, Inc. Fractures. 2011 [updated 2011, cited April 2014]. [Figure]
Fracture of the upper arm. Available from: http://911emg.com/first-aid-upper-arm.html
Emergency Informations System, Inc. Fractures. 2011 [updated 2011, cited April 2014]. [Figure]
Fracture of the forearm. Available from: http://911emg.com/firstaid-forearm.html

Anda mungkin juga menyukai