Anda di halaman 1dari 59

Managemen Kesehatan Jiwa

Pada Bencana
Berbagai
bencana
Model of Responses to Trauma & Bereavement, CMHS, 1994
secara psikologis, siapkah kita???

Tiap seorang yang


luka, ada 6 orang yang
mengalami trauma
psikologis

Bisa menjadi beban


berat bagi upaya
pertolongan medis
Dampak psikososial pada bencana

Respose emosi dan takut

Perubahan
perilaku

Gangguan
mental

Source: Butler AS, Panzer AM, Goldfrank LR, Institute of Medicine Committee on
Responding to the Psychological Consequences of Terrorism Board of on Neuroscience
and Behavioral Health. Preparing for the psychological consequences of terrorism:
A public health approach. Washington, D.C.: National Academies Press, 2003.
Kehilangan

Pengalaman
Fisik
trauma

Stres
Kandidat bermasalah mental

• Penyita luka/sakit
Langsung • Kehilangan keluarga/harta
• Saksi mata

• Kerabat
Tidak • Penampung/penolong lokal
langsung • Relawan
Tujuan Konseling Trauma
• Membantu klien:
• menghadapi situasi krisis (crisis intervention)
• mengatasi gejala-gejala distres pasca trauma
• menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan
pasca peristiwa traumatik
• menata kehidupan pasca trauma dan merencanakan
masa depan
Masalah Korban Trauma
• Gejala-gejala distres akut pasca trauma

• Kekecewaan dan ketidakberdayaan

• Kesulitan beradaptasi

• Ketidakpastian dan ketakutan akan masa depan


Masalah Korban Trauma
• Gejala-gejala distres akut pasca trauma

• Kekecewaan dan ketidakberdayaan

• Kesulitan beradaptasi

• Ketidakpastian dan ketakutan akan masa depan


Situasi Mental Korban
Fase Krisis: Fase Pemulihan:
• Bingung • Depresi
• Gelisah/Tegang • Anxietas
• Ketakutan/Panik • Problem Interpersonal
• Berduka • Gangguan mental lain
• Putus asa terkait trauma
• Marah
• Distress mental lain
akibat trauma
TUJUAN
Memahami berbagai dampak psikologi bencana

Memahami pendekatan dasar terhadap upaya


KESWA BENCANA

Memahami sistem keswa yang tanggap


terhadap kebutuhan keswa dan psikososial dari
kemungkinan bencana yang akan datang
Masalah psikiatrik
• 50% mengalami masalah psikologis berat
• 5-10% terdiagnosis dengan gangguan psikiatrik akibat
stress – banyak tak terdiagnosis / salah diagnosis
• Di Aceh:
– Hanya 0.13 dokter ahli psikiatri per 100,000 penduduk
– Hanya 0.72 perawat psikiatri per 100,000 penduduk

• Peningkatan kebutuhan akan perawatan psikiatrik yang


berkompetensi

DrIrmansyah-CBT-Media-30Sep2005
Gangguan Mental setelah Trauma

Trauma 2 minggu 1 bulan 2 bulan 6 bulan 1 tahun

Reaksi stres akut

Berkabung

Depresi

Gangguan anxietas

Gangguan stres pasca trauma/PTSD

Psikosis, Skizofrenia, Gangguan bipolar

Gangguan penyesuaian

Eksaserbasi gangguan mental sebelumnya

Penyalahgunaan zat, gangguan makan, gangguan tidur

DrIrmansyah-CBT-Media-30Sep2005(Modifikasi dari, Maramis A, 2005)


Faktor yang mempengaruhi
pengalaman traumatis:
• Besarnya bencana
• Kematangan kemampuan psikis
• Tersedianya dukungan dan fasilitas
• Kemampuan menerima dan mengerti apa
yang terjadi
• Pengalaman personal kejadian bencana
• Kematangan kepribadian
Kelompok risiko
• Mengalami luka dan kematian keluarga
dekat
• Usila dan anak-anak
• Memiliki pemgalaman traumatik
sebelumnya
• Memiliki gangguan mental sebelumnya
• Memiliki penyakit fisik
• Tidak memiliki dukungan sosial
VISI
Terwujudnya derajat kesehatan jiwa
yang optimal bagi masyarakat akibat
bencana dan konflik
MISI
Mendorong kemandirian masyarakat dalam upaya
penanggulangan masalah PS-KJ

Menggerakkan upaya penanggulangan yang


bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

Mengoptimalkan sistem Yankes dan Yankeswa


agar mudah dimanfaatkan oleh masyarakat

Meningkatkan kerjasama dan koordinasi upaya


penanggulangan masalah PS-KJ
TUJUAN

Menyelenggarakan • fase tanggap darurat


dukungan
psikososial • jangka panjang

• Mampu untuk memberikan


Memperkuat sistem pelayanan yang adekwat
kesehatan • Penanganan kasus baru
• Kasus yang muncul kembali
PRINSIP

Melindungi
Pemerataan
HAM

Terintegrasi Kemitraan
• Sabar… beri waktu untuk pemulihan
• Beri kesempatan diri sendiri untuk mengatasi
stress
Pemberdayaan pada tingkat
masyarakat
Mencegah timbulnya gangguan jiwa:
• Keluarga sehat jiwa
• Kebiasan hidup sehat jiwa

Menerima dan merawat pederita


• Seperti merawat anggota masyarakat yang sakit.

Membentuk desa sehat jiwa


• Deteksi penderita
• Membantu proses pengobatan
• Dukungan terhadap pemulihan penderita

Membentuk kelompok pendukung


• Keluarga penderita ganguan jiwa
• Perkumpulan penderita
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL

Dukungan psikososial: memerlukan keahlian


medik DAN kemampuan lain (psikologis,
ekonomi, budaya).

Intervensi harus berdasarkan bukti


efektivitas

Intervensi mempunyai dampak psikologis


dan sosial
INTERVENSI SOSIAL

• Pulihnya kembali kegiatan kultural &


religius

• Fasilitasi jaringan sosial untuk


dukungan bagi yatim piatu, janda atau
mereka yang kehilangan keluarga
intinya.

• Pengorganisasian aktivitas normal


bagi anak2, termasuk kegiatan
sekolah.
INTERVENSI SOSIAL

• Pemberdayaan masyarakat

• Penyampaian informasi
– menenteramkan dan empatik tentang
reaksi stres normal
– Perkenalkan cara-cara mengatasi stres
– Tehnik relaksasi
INTERVENSI PSIKOLOGIS

• MENGIKUTI PRINSIP ‘psychological first aid’:


– Pendengar yang baik
– Ikut berbela rasa
– Nilai kebutuhan
– Jamin bahwa kebutuhan fisik dasar terpenuhi
– Jangan paksa bicara
– Temani mereka, bila mungkin oleh keluarga
– Mendorong dukungan sosial, tetapi jangan paksakan
– Lindungi mereka dari bahaya lebih lanjut
Hindari mengatakan hal ini...
 Mari membicarakan hal lain
 kamu nharus bekerja untuk dapat mengatasi ini.
 Kamu cukup kuat untuk menghadapi ini.
 Saya mengerti perasaan anda
 Anda akan segera merasa lebih baik
 Kamu perlu santai
 bersyukurklah kamu masih hidup
DUKUNGAN BERLAPIS
PELAYANAN
SPESIALIS

DUKUNGAN NON
SPESIALIS

DUKUNGAN KELUARGA &


MASYARAKAT

PELAYANAN DASAR DAN KEAMANAN

IASC, 2007
KOMPONEN
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL DAN KESEHATAN JIWA

1. Penilaian dan monitoring


2. Koordinasi
3. Intervensi berdasarkan bukti
4. Penguatan kapasitas komunitas dan sistem
kesehatan
5. Mengembangkan Sistem Kesehatan Jiwa yang
komprehensif
KOMPONEN
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL DAN KESEHATAN JIWA

1. Penilaian dan • Nilai dan monitor


monitoring
2. Koordinasi kebutuhan
3. Intervensi psikososial dan
berdasarkan bukti
morbiditas keswa
4. Penguatan kapasitas
komunitas dan sistem untuk
kesehatan merencanakan
5. Mengembangkan
Sistem Kesehatan respons yang tepat
Jiwa yang
komprehensif
KOMPONEN
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL DAN KESEHATAN JIWA

1. Penilaian dan  Pemanfaatan sumber


monitoring daya efektif dan efisien
2. Koordinasi
 Mencegah fragmentasi
3. Intervensi
berdasarkan bukti dan duplikasi upaya
4. Penguatan kapasitas  Intervensi sesuai dgn
komunitas dan sistem kebutuhan populasi,
kesehatan sesuai dgn fakta dan
5. Mengembangkan tersebar secara
Sistem Kesehatan geografis sesuai
Jiwa yang kebutuhan
komprehensif
KOMPONEN
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL DAN KESEHATAN JIWA
1. Penilaian dan Menjamin agar semua
monitoring organisasi Lokal,
2. Koordinasi Nasional dan
3. Intervensi Internasional
berdasarkan bukti menggunakan
4. Penguatan kapasitas intervensi yang
komunitas dan sistem dibuktikan efektif
kesehatan
5. Mengembangkan
Sistem Kesehatan
Jiwa yang
komprehensif
KOMPONEN
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL DAN KESEHATAN JIWA
1. Penilaian dan  Penguatan
monitoring kapasitas ormas
2. Koordinasi (TOMA, TOGA,
3. Intervensi TOWA), KADER
berdasarkan bukti memberikan DPSKJ
4. Penguatan kapasitas
komunitas dan sistem
kesehatan  Penguatan
5. Mengembangkan kapasitas NAKES
Sistem Kesehatan untuk identifikasi &
Jiwa yang memberikan
komprehensif pelayanan di semua
tingkat pelayanan
KOMPONEN
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL DAN KESEHATAN JIWA
1. Penilaian dan
monitoring
2. Koordinasi
3. Intervensi
berdasarkan bukti
4. Penguatan kapasitas
komunitas dan sistem
kesehatan
5. Mengembangkan
Sistem Keswa
komprehensif
STRATEGI
I. PEMETAAN
 Penilaian yang luas terhadap konteks lokal ( tatanan
budaya, sikap dan persepsi masyarakat terhadap
masalah keswa, sumberdaya masyarakat lokal, dll)
II. KEMITRAAN
 Konsultasi dan kemitraan dengan lintas program, lintas
sektor, LSM , Relawan didaerah tersebut , dll
III. INTEGRASI PADA PELAYANAN PRIMER
 Intervensi dilaksanakan secara terintegrasi di pelayanan
primer, memaksimalkan peran keluarga dan mengguna
sumber Daya yang ada di masyarakat
 Pelatihan Nakes di yankes primer serta supervisi oleh
tenaga keswa
STRATEGI
IV. OPTIMALISASI AKSES DAN PEMERATAAN
PELAYANAN
 Program penjangkauan pada masyarakat terkena
bencana dan kel. masyarakat rentan
 Tidak dianjurkan membuat pelayanan khusus
misalnya Trauma center
v. PELATIHAN DAN SUPERVISI UNTUK
MENINGKATKAN KOMPETENSI
 Dilakukan oleh profesi keswa
 Fokus pelatihan pada keterampilan praktis
sehingga pendayagunaan tenaga secara maksimal
STRATEGI
VI. HAK DAN KEWAJIBAN PEMBERI DAN PENERIMA
PELAYANAN
 Hak untuk hidup dan berkembang secara normal
bagi semua orang
 Memperhatikan pandangan atau pendapat
penerima pelayanan
 Tidak membedakan golongan, suku dan agama
 Bersifat objektif dan jujur
STRATEGI
VII. PERSPEKTIF JANGKA PANJANG
 Pengembangan pelayanan jangka menengah dan
panjang yang berbasis masyarakat dan pelayanan keswa
di pelayanan kesehatan primer
VIII. INDIKATOR MONITORING
 Perlu menetapkan indikator yang menjadi keberhasilan
dan kegagalan dari program

IX. DESENTRALISASI
 Sesuai kebijakan desentralisasi maka pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/kota bertanggungjawab
terhadap kesinambungan program
KEGIATAN
KEGIATAN INTERVENSI MELIPUTI:
Promosi kesejahteraan psikologis dan sosial
Prevensi terhadap masalah Psikososial dan
Keswa
Deteksi tanda-tanda dini masalah Psikososial
dan Keswa
Penanganan dan rehabilitasi masalah
Psikososial dan Keswa
PERAN PUSAT PADA PRA BENCANA
1. Menyusun Program Kerja:
 Kebijakan dan pedoman meneganai pencegahan
penanggulangan masalah PS-KJ pada masyarakat
 Pedoman bagi dokter, masyarakat, kader, guru dll terkait dengan
masalah PS-KJ
2. Melakukan Sosialisasi, Advokasi dan Fasilitasi
 Fasilitasi pertemuan LS terkait dengan elemen masyarakat pada
tingkat Nasional
 Sosialisasi upaya penanggulangan maslah PS-KJ akibat bencana
 Mendorong tumbuh kembangnya jaringan kerja PS-KJ
 Petihan berjenjang tentang deteksi dini dan penanggulangan
masalah PS-KJ akibat bencana kepada petugas pelaksana provinsi
PERAN PUSAT PADA PRA BENCANA
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi:
 Mengemabngkan sistem jaringan informasi
 Menyelenggarakan pertemuan formal dan informal berkaitan
dengan pencegahan dan penanggulangan masalah PS_KJ
akibat bencana
 Mendorong institusi pendidikan memasukan masalah PS-KJ
bencana dalam kurikulum pendidikan utk tenaga kesehatan
 Mengupayakan dan mengkoordinasi mobilisasi sumberdaya
pemerintah dan swasta
 Mengembangkan instrumen penilaian masalah PS-KJ akibat
bencana
 Menyiapkan nakes terlatih utk penanggulangan maslah PS-KJ
PERAN PUSAT PADA SAAT BENCANA
1. Mengadakan penilaian cepat terhadap
kebutuhan PS-KJ akibat bencana
2. Pengawasan terhadap pelaksanaan
pelayanan PS-KJ yang terkoordinasi
3. Mempersiapkan tenaga untuk pendampingan
ke Prov. Kab/Kota
4. Melakukan koordinasi untuk bantuan keswa
khususnya BLN agar tidak terjadi tumpang
tindih antar kegiatan
PERAN PUSAT PADA PASCA BENCANA

1. Supervisi, monitoring dan evaluasi


kegiatan yang sudah dilakukan
2. Mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah yang terjadi
3. Merencanakan program berikutnya
PERAN PROVINSI PADA PRA BENCANA

1. Membuat juklak dan juknis tentang pencegahan


masalah PS-KJ akibat bencana
2. Membuat pemetaan daerah rawan bencana
dengan mengidentifikasi jenis, sifat dan lokasi
akan terjadi bencana serta keadaan sosio-
kultural setempat dan tempat pengungsian
3. Memberikan penjelasan atau penyuluhan
kepada masyarakat tentang situasi yang akan
mereka hadapi melalui media massa atau
pendekatan kelompok
PERAN PROVINSI PADA PRA BENCANA

4. Memberikan pelatihan kepada petugas


pelaksana di prov, kab/kota ( Masyarakat,
Puskesmas, RS)
5. Menumbuhkan jejaring kerja di tingkat
provinsi yang melibatkan LS dan masyarakat
6. Mengembangkan sistem jejaring informasi
tentang PS-KJ di prov dan kab/kota
7. Menyelenggarakan rakor berkala dengan
instansi terkait, PT, elemen masyarakat
PERAN PROVINSI PADA SAAT BENCANA

1. Mengadakan penilaian cepat terhadap


kebutuhan pelayanan PS_KJ
2. Mengadakan pengawasan terhadap
pelaksanaan pelayanan PS-KJ secara
terkoordinasi
3. Mempersiapkan tenaga pendamping
4. Melakukan koordinasi tentang bantuan
keswa, khususnya BLN agar tidak tumpang
tindih
PERAN PROVINSI PADA PASCA BENCANA

1. Supervisi, monitoring dan evaluasi kegiatan


yang sudah dilakukan
2. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
yang terjadi
3. Merencanakan program berikutnya
PERAN KAB/KOTA PADA PRA BENCANA

1. Membuat pemetaan daerah rawan bencana


dengan mengidentifikasi jenis, sifat dan lokasi
akan terjadi bencana serta keadaan sosio-
kultural setempat dan tempat pengungsian
2. Memberikan penjelasan atau penyuluhan
kepada masyarakat tentang situasi yang akan
mereka hadapi melalui media massa atau
pendekatan kelompok
PERAN KAB/KOTA PADA PRA BENCANA

3. Melaksanakan kegiatan berdasar juklak dan


juknis yang ada
4. Membentuk Tim keswa terpadu yang dapat
bergerak setiap saat bila diperlukan
5. Melatih masyarakat rawan bencana untuk
menghadapi dan mengatasi maslaah PS-Kj
akibat bencana yang mungkin akan terjadi
6. Menyelenggarakan rakor berkala dengan
instansi terkait
PERAN KAB/KOTA PADA SAAT BENCANA

1. Mengadakan penilaian cepat terhadap


kebutuhan pelayanan PS_KJ serta sumberdaya
yang tersedia di masyarakat untuk berpartisipasi
dalam upaya penanggulangan PS-KJ akibat
bencana
2. Mengidentifikasi kelompok rentan, risti (anak,
usila, cacat, bumil dll)
3. Memebrikan bantuan kebutuhan dasar
(makanan, air bersih , tempat tinggal, dll)
4. Mempersiapkan tenaga untuk memberikan PFA
(psychological first aid)
PERAN KAB/KOTA PADA PASCA BENCANA
1. Mempersiapkan tempat mengungsi rumah aman dan
rumah perlindungan serta memebrikan bantuan bagi
masyarakat yang terkena bencana
2. Melakukan psikoedukasi bagi masyarakat baik
langsung maupun media
3. Melaksanakan pendampingan serta bantuan pertama
psikologi (PFA) bagi korban selamat
4. Mempersiapkan pengunsi untuk kembali ketempat
asal atau tempat baru
5. Supervisi, Monitoring dan Evaluasi kegiatan
6. Merencanakan program berikut
Stres pada petugas/relawan
bencana
• Merasa beban berat dan sulit mengatasi
• Menurunnya kinerja
• Gejala semakin berat setelah satu bulan
atau lebih
• Mengalami gejala-gejala ‘stres’ hampir
setiap hari
• Perilaku nerugikan diri sendiri
• Secara fisik mulai sakit-sakitan
Apa yang harus dilakukan??

 Olah raga
 Makan yang baik, ‘hindari junk food’
 Cukup tidur dan istirahat
Meditasi
‘Isi batere’ dengan mandi, mendengar
musik, membaca dll
Lakukan hobi dan kesenangan
Jaga kontak dengan keluarga/teman
Apa yang harus dilakukan??
• Berceritalah dengan orang yang dipercaya
• Jika TV dan berita menimbulkan perasaan
tidak nyaman, hindari!
Belajarlah untuk mengenal stres
dan cara mengatasinya
 Kenali gejala sedini mungkin
 Terimalah bahwa anda memerlukan
pertolongan
 Bisa gunakan partner untuk saling
mengingatkan
Upaya mengurangi dampak stres
• Garis komando yang jelas
• Sediakan penyelia
• Kerja gilir tidak melebihi 12 jam
• ‘briefing’ teratur mengenai kejadian-kejadian
seputar bencana
• Tujuan dan target yang jelas
• Definisikan peran sesuai dengan fungsi
Perencanaan Managemen Stres
• Tanyakan kondisi relawan dengan teraturr
• Dorong untuk beristirahat
• Informasikan tentang gejala stres dan cara
mengatasinya
• Fasilitasi konseling (group maupun individu)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai