Anda di halaman 1dari 28

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. Data Subjektif Sekresi yang tertahan Bersihan jalan nafas
- Kien mengatakan nafas sesak tidak efektif
- Klien mengatakan dahak sulit keluar
- Klien mengatakan badan lemah
Data objektif
- Klien tampak sering batuk,
penggunaan otot bantu nafas (+)
- Batuk tidak produktif
- Posisi baring semi fowler
- Klien terpasang oksigen (2 liter/i)
- Rongki pada paru sinistra bagian
basal, wezing pada kedua lapangan
paru
- RR: 24 x/i
Td : 170/80 mmHG
N : 102 X/i
S : 36,5 °C

2. Data subjective : Perubahan frekwensi Penurunan curah


- Pasien mengeluh cepat lelah dan jantung jantung
bertambah sesak jika beraktifitas

Data objektif
- RR: 24 x/i
Td : 170/80 mmHG
N : 102 X/i
S : 36,5 °C
CRT<3 detik

35
- Odem pada tungkai (+)
- Frekwensi nadi 102 kli/I, regular,
kuat angkat
- Gambaran EKG = Sinus tachicardi
- CVP 3-6 cm H20
-

2 Data Subjektif Kondisi penyakit Distress spiritual


- Klien mengatakan dirumah tinggal kronis : kesepian
sendiri
- Klien mengatakan merasa kesepian
- Klien mengatakan jarang beribadah
Data objektif
- Wajah klien tampak murung
- Tidak tampak pasien melaksanakan
ibadah diruang rawatannya.
- TTV
TD : 140/90 mmHg
N : 100 x/i
RR : 24x/i
S : 36,5̊ C
3 Data Subjektif Diare Resiko ketidak
- Klien mengatakan diare > 10 x seimbangan
- Klien mengatakan badan terasa elektrolit
lemas
- Klien mengatakan mual (+). Muntah

36
(-)
Data objektif
- Klien tampak lemas
- Kesadaran CM
- Diare > 10 kali
- Kaki kiri oedema
Na : 110 Mmol/l
Ka : 2,6 Mmol/l
ALBUMIN 3.3 G/DL
- Hasil pemeriksaan laboratorium
elektrolit belum membaik
4 Data Subjektif Factor psikologis Resiko defisit nutrisi
- Klien mengatakan nafsu makan
menurun
- Klien mengatakan selera makan
menurun
- Klien mengatakan badan lemas
- Klien mengatakan BB turun
Data objektif
- BB klien menurun dari 51 kg
sekarang 40 kg
- Porsi makan habis ¼ porsi rumah
sakit
- Klien tampak lemas

37
ASUHAN KEPERAWATAN

Ruangan/no. mr : paru /
Nama/umur : Tn. M /

N DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI


O (SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 Bersihan Jalan Nafas Tidak Setelah dilakukan Intervensi keperawatan 1. Latihan baruk efektif
Efektif b/d Spasme Jalan Nafas ; selama 3 x 24 jam, maka bersihan jalan Observasi
Sekret Yang Tertahan ditandai nafas meningkat, dengan kriteria hasil :  Identifikasi kemampuan batuk
dengan :  Batuk efektif membaik  Monitor adanya retensi sputum
Mayor :  Produksi sputum menurun  Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
 Batuk tidak efektif  Mengi menurun napas
 Mengi, wheezing dan atau  Wheezing menurun  Monitor input dan output cairan (mis.
ronchi kering  Mekonium (pada neonatus) menurun Jumlah dan karakteristik)
Minor :  Dispnea menurun Terapeutik
 Pola napas berubah  Ortopnea  Atur posisi semi-fowler atau fowler
 Frekuensi napas berubah  Sulit bicara  Pasang perlak dan bengkok di pangkuan

 Sianosis pasien

 Gelisah menurun  Buang sekret pada tempat sputum


Edukasi
 Frekuensi napas membaik
Pola napas membaik  Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
 Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung

38
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
 Anjurkan mengulangi tarik napas dalam
hingga 3 kali
 Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas dalam yang ke-3
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu

2. Manajemen Jalan Napas


Observasi
 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
usaha napas)
 Monitor bunyi napas tambahan (mis.
Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
 Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
 Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma servikal)

39
 Posisikan semi-fowler atau fowler
 Berikan minum hangat
 Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
 Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
 Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
 Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsep McGill
 Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
 Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian brnkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
3.Pemantauan Respirasi
Observasi
 Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
upaya nafas
 Monitor pola napas (seperti bradipnea,

40
takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-
stokes, biot, ataksik)
 Monitor kemampuan batuk efektif
 Monitor adanya produksi sputum
 Monitor adanya sumbatan jalan napas
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Auskultasi bunyi napas
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor nilai AGD
 Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2 Distres spiritual b.d kondisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan STATUS SPIRITUAL
penyakit kronis: kesepian selama 3x 24 jam diharapkan status Observasi
spiritual membaik dengan criteria hasil  Identifikasi perasaan khawatir , kesepian
- Verbalisasi makna dan tujuan hidup dan ketidakberdayaan
meninkat  Identifikasi pandangan tentang hubungan

41
- Verbalisasi kepuasan terhadap makna antara spiritual dan kesehatan
hidup meningkat  Identifikasi harapan kekuatan pasien
- Verbalisasi perasaan tenang Terapeutik
meningkat  Berikan kesempatan untuk
- Verbalisasi perasaan asing menurun mengekspresikan perasaan tentang penyakit
- Verbalisasi menyalahkan diri sendiri dan kematian
menurun  Berikan kesempatan untuk
- Mimpi buruk menurun mengekspresikan dan meredakan marah
- Perasaan takut menurun secara tepat
Edukasi
 Anjurkan berinteraksi dengan keluarga,
teman, dan orang lain
 Anjurkan berpati sipasi dengan kelompok
mendukung
 Ajarkan metode relaksasi, meditasi, dan
imajinasi terbimbing
Kolaborasi
 Atur kunjungan dengan rohaniwan

3 Resiko ketidakseim Setelah dilakukan Intervensi keperawatan Pemantauan elektrolit


bangan elektrolit b/d diare selama 3 x 24 jam, maka keseimbangan Observasi

42
elektrolit meningkat, dengan kriteria hasil  Identifikasi kemungkinan penyebab
: ketidakseimbangan elektrolit
 Serum natrium meningkat  Monitor kadar elektrolit serum
 Serum kalium meningkat  Monitor mual, muntah dan diare
 Serum klorida meningkat  Monitor kehilangan cairan, bila perlu
 Serum kalsium meningkat  Monitor tanda dan gejala hipokalemia (mis.
 Serum magnesium meningkat Kelemahan otot, interval QT memanjang,
Serum fosfor meningkat gelombang T datar atau terbalik, depresi
segmen ST, gelombang U, kelelahan,
parestesia, penurunan refleks, anoreksia,
konstipasi, motilitas usus menurun, pusing,
depresi pernapasan)
 Monitor tanda dan gejala hiperkalemia (mis.
Peka rangsang, gelisah, mual, muntah,
takikardia mengarah ke bradikardia,
fibrilasi/takikardi ventrikel, gelombang T
tinggi, gelombang P datar, kompleks QRS
tumpul, blok jantung mengarah asistol)
 Monitor tanda dan gejala hiponatremia (mis.
Disorientasi, otot berkedut, sakit kepala,
membran mukosa kering, hipotensi postural,
kejang, letargi, penurunan kesadaran)

43
 Monitor tanda dan gejala hipernatremia
(mis. Haus, demam, mual, muntah, gelisah,
peka rangsang, membran mukosa kerimg,
takikardia, hipotensi, letargi, konfusi,
kejang)
 Monitor tanda dan gejala hipokalsemia
(mis. Peka rangsang,btanda Chvostek
(spasme otot wajah), tanda trousseau
(spasme karpal), kram otot interval QT
memanjang)
 Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia
(mis. Nyeri tulang, haus, anoreksia, letargi,
kelemahan otot, segmen QT memendek,
gelombang T lebar, komplek QRS lebar,
interval PR memanjang)
 Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia
(mis. Depresi pernapasan, apatis, tanda
Chvostek, tanda trousseau, konfusi,
disritmia)
 Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia
(mis. Kelemahan otot, hiporefleks,
bradikardia, depresi SSP, letargi, koma,

44
depresi)
Terapeutik
 Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur oemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, bila perlu

4 Resiko defisit nutrisi b/d faktor Setelah dilakukan Intervensi keperawatan 1. Manajemen Gangguan Makan
psikologis selama 3 x 24 jam, maka status nutrisi Observasi
membaik, dengan kriteria hasil :  Monitor asupan dan keluarnya makanan dan
 Porsi makan yang dihabiskan cairan serta kebutuhan kalori
meningkat Terapeutik
 Kekuatan otot pengunyah meningkat  Timbang berat badan secara rutin
 Kekuatan otot menelan meningkat  Diskusikan perilaku makan dan jumlah
 Serum albumin meningkat aktivitas fisik (termasuk olahraga) yang
 Verbalisasi keinginan untuk sesuai
meningkatkan nutri meningkat  Lakukan kontrak perilaku (mis. Target berat
 Pengetahuan tentang pilihan makanan badan, tanggung jawab perilaku)
yang sehat meningkat  Dampingi ke kamar mandi untuk
 Pengetahuan tentang pilihan minuman pengamatan perilaku memuntahkan kembali

45
yang sehat meningkat makanan
 Pengetahuan tentang standar asupan  Berikan penguatan positif terhadap
nutrisi yang tepat meningkat keberhasilan target dan perubahan perilaku
 Penyiapan dan penyimpanan minuman  Berikan konsekuensi jika tidak mencapai
yang aman meningkat target sesuai kontrak
 Sikap terhadap makanan/minuman  Rencanakan program pengobatan untuk
sesuai dengan tujuan kesehatan perawatan di rumah (mis. Medis, konseling)
meningkat Edukasi
 Perasaan cepat kenyang menurun  Anjurkan membuat catatan harian tentang
 Nyeri abdomen menurun perasaan dan situasi pemicu pengeluaran
 Sariawan menurun makanan (mis. Pengeluaran yang disengaja,

 Rambut rontok menurun muntah, aktivitas berlebihan)

 Daire menurun  Ajarkan pengaturan diet yang tepat

 Berat badan membaik  Ajarkan keterampilan koping untuk

 Indeks massa tubuh (IMT) membaik penyelesaian masalah perilaku makan


Kolaborasi
 Frekuensi makan membaik
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target
 Nafsu makan membaik
berat badan, kebutuhan kalori dan pilihan
 Bising usus membaik
makanan
 Tebal lipatan kulit trisep membaik
2. Manajemen nutrisi
 Membran mukosa membaik
Observasi
 Identifikasi status nutri

46
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrisi
 Identifikasi perlunya penggunaan selang
nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makan melalui selang

47
nasogatrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
 Anjurkan posisi, jika mampu
 Anjrkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan, (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Hari/jam / DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF

48
tanggal KEPERAWATAN
1 Jumat Bersihan jalan nafas Latihan baruk efektif S:
5 feb 2021 tidak efektif b.d sekresi Observasi  pasien mengatakan
13.00 wib yang tertahan  Mengidentifikasi kemampuan batuk nafas sesak
Terapeutik  klien mengatakan
 Mengatur posisi semi-fowler atau fowler sputum sulit keluar
 Membuang sekret pada tempat sputum O:
Edukasi  Pasien tampak sering
 Menjelaskan tujuan dan prosedur batuk batuk
efektif  Pasien tampak sesak
 Menganjurkan tarik nafas dalam melalui  TTV
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 TD : 140/80 mmHg
detik, kemudian keluarkan dari mulut RR : 24 x/i
dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama N : 90x/i
8 detik S : 36̊ C
Kolaborasi  Pasien terpasang
 Berkolaborasi pemberian mukolitik atau oksigen
ekspektoran, jika perlu  Ventolin 4 x 1
 Saturasi oksigen 96-
98 %
 Pasien sulit untuk
diajarkan batuk

49
efektif

A: masalah belum
teratasi

P: intervensi dilanjutkan

2 Distres Spirutual b.d STATUS SPIRITUAL S:


kondisi penyakit Observasi  Pasien mengatakan
kronis : kesepian  Mengidentifikasi perasaan khawatir , sering merasa sendirian
kesepian dan ketidakberdayaan  Pasien mengatakan
 Mengidentifikasi pandangan tentang kesepian
hubungan antara spiritual dan kesehatan  Pasien mengatakan
 Mengidentifikasi harapan kekuatan pasien tidak mau beribadah
Terapeutik
 Memberikan kesempatan untuk O:
mengekspresikan perasaan tentang penyakit  Pasien tampak sering
dan kematian murung
 Memberikan kesempatan untuk  Pasien tampak tidak
mengekspresikan dan meredakan marah pernah beribadah
secara tepat  TTV
Edukasi TD : 140/90 mmHg

50
 Menganjurkan berinteraksi dengan N : 100 x/i
keluarga, teman, dan orang lain RR : 24x/i
 Menganjurkan berpati sipasi dengan S : 36,5̊ C
kelompok mendukung A: masalah belum
 Menganjurkan metode relaksasi, meditasi, teratasi
dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi P: intervensi dilanjutkan

Mengatur kunjungan dengan rohaniwan

3. Resiko ketidakseim Pemantauan elektrolit S:


bangan elektrolit b/d Observasi  Klien mengatakan diare
diare  Monitor mual, muntah dan diare > 10 kali
Terapeutik  Klien mengatakan
 Dokumentasikan hasil pemantauan badan lemas
Edukasi  Klien mengatakan mual
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan (+). Muntah (-)
O
 Klien tampak lemah
 Diare > 10 kali
 Kaki kiri oedema
 Hasil pemeriksaan
laboratorium elektrolit

51
belum membaik
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
4 Resiko defisit nutrisi Manajemen nutrisi S:
b/d faktor psikologis Observasi  Klien mengatakan tidak
 Identifikasi status nutri nafsu makan
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan  Klien mengatakan
 Identifikasi makanan yang disukai selera makan menurun
 Monitor asupan makanan  Klien mengatakan

 Monitor berat badan badan lemas

 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium  Klien mengatakan BB

Terapeutik turun

 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika O:

perlu  Porsi makan habis ¼

 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. porsi rumah sakit

Piramida makanan)  Klien tampak lemas

 Sajikan makanan secara menarik dan suhu  BB turun 11 kg

yang sesuai A : Masalah belum

 Berikan makanan tinggi serat untuk teratasi

mencegah konstipasi P : Intervensi dilanjutkan

 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi

52
protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan posisi, jika mampu
 Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu
1 Sabtu Bersihan jalan nafas Latihan baruk efektif S:
6 feb 2021 tidak efektif b.d sekresi Observasi  pasien mengatakan
10.00 wib yang tertahan  Mengidentifikasi kemampuan batuk nafas masih sesak
Terapeutik  klien mengatakan
 Mengatur posisi semi-fowler atau fowler sputum masih sulit
 Membuang sekret pada tempat sputum keluar
Edukasi O:
 Menjelaskan tujuan dan prosedur batuk  Pasien tampak sering
efektif batuk
 Menganjurkan tarik nafas dalam melalui  Pasien tampak sesak
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2  RR 24 x/i
detik, kemudian keluarkan dari mulut  Pasien terpasang
dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama oksigen

53
8 detik  Ventolin 4 x 1
Kolaborasi  Saturasi oksigen 96-
 Berkolaborasi pemberian mukolitik atau 98 %
ekspektoran, jika perlu  Pasien sulit untuk
diajarkan batuk
efektif

A: masalah belum
teratasi

P: intervensi dilanjutkan

2 Distres Spirutual b.d STATUS SPIRITUAL S:


kondisi penyakit Observasi  Pasien mengatakan
kronis : kesepian  Mengidentifikasi perasaan khawatir , sering merasa sendirian
kesepian dan ketidakberdayaan  Pasien mengatakan
 Mengidentifikasi pandangan tentang merasa senang ketika
hubungan antara spiritual dan kesehatan keluarga datang
 Mengidentifikasi harapan kekuatan pasien  Pasien mengatakan
Terapeutik tidak mau beribadah
 Memberikan kesempatan untuk
mengekspresikan perasaan tentang penyakit O:

54
dan kematian  Pasien tampak sering
 Memberikan kesempatan untuk murung
mengekspresikan dan meredakan marah  Pasien tampak senang
secara tepat ketika keluarga
Edukasi datang
 Menganjurkan berinteraksi dengan  Pasien tampak tidak
keluarga, teman, dan orang lain pernah beribadah
 Menganjurkan berpati sipasi dengan A: masalah belum
kelompok mendukung teratasi
 Menganjurkan metode relaksasi, meditasi,
dan imajinasi terbimbing P: intervensi dilanjutkan
Kolaborasi
Mengatur kunjungan dengan rohaniwan

3. Resiko ketidakseim Pemantauan elektrolit S:


bangan elektrolit b/d Observasi  Klien mengatakan diare
diare  Monitor mual, muntah dan diare (-)
Terapeutik  Klien mengatakan
 Dokumentasikan hasil pemantauan badan masih lemas
Edukasi  Klien mengatakan mual
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan (+). Muntah (-)
O

55
 Klien tampak lemah
 Kaki kiri oedema
 Hasil pemeriksaan
laboratorium elektrolit
belum membaik
 TTV :
TD : 140/80 mmHg
N : 100 x/i
RR: 24x/i
S : 36̊ C
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
4 Resiko defisit nutrisi Manajemen nutrisi S:
b/d faktor psikologis Observasi  Klien mengatakan
 Identifikasi status nutri nafsu makan kurang
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan  Klien mengatakan
 Identifikasi makanan yang disukai selera makan masih
 Monitor asupan makanan menurun

 Monitor berat badan  Klien mengatakan

 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium badan masih lemas

Terapeutik  Klien mengatakan BB

56
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika turun
perlu O:
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.  Porsi makan habis ¼
Piramida makanan) porsi rumah sakit
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu  Klien tampak lemas
yang sesuai  BB turun 11 kg
 Berikan makanan tinggi serat untuk A : Masalah belum
mencegah konstipasi teratasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi P : Intervensi dilanjutkan
protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan posisi, jika mampu
 Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu

1 Minggu Bersihan jalan nafas Latihan baruk efektif S:


07 feb tidak efektif b.d sekresi Observasi  pasien mengatakan
2021 yang tertahan  Mengidentifikasi kemampuan batuk nafas masih sesak
10.00 wib
57
Terapeutik  klien mengatakan
 Mengatur posisi semi-fowler atau fowler sputum masih sulit
 Membuang sekret pada tempat sputum keluar
Edukasi O:
 Menjelaskan tujuan dan prosedur batuk  Pasien tampak sering
efektif batuk
 Menganjurkan tarik nafas dalam melalui  Suara napas wheezing
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2  Pasien tampak sesak
detik, kemudian keluarkan dari mulut  RR 22 x/i
dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama  Pasien terpasang
8 detik oksigen
Kolaborasi  Ventolin 4 x 1
 Berkolaborasi pemberian mukolitik atau  Saturasi oksigen 96-
ekspektoran, jika perlu 98 %
 Pasien sulit untuk
diajarkan batuk
efektif

A: masalah belum
teratasi

P: intervensi dilanjutkan

58
2 Distres Spirutual b.d STATUS SPIRITUAL S:
kondisi penyakit Observasi  Pasien mengatakan
kronis : kesepian  Mengidentifikasi perasaan khawatir , sering merasa sendirian
kesepian dan ketidakberdayaan  Pasien mengatakan
 Mengidentifikasi pandangan tentang merasa senang ketika
hubungan antara spiritual dan kesehatan keluarga datang
 Mengidentifikasi harapan kekuatan pasien  Pasien mengatakan
Terapeutik sudah mau beribadah
 Memberikan kesempatan untuk
mengekspresikan perasaan tentang penyakit O:
dan kematian  Pasien tampak sering
 Memberikan kesempatan untuk murung
mengekspresikan dan meredakan marah  Pasien tampak senang
secara tepat ketika keluarga
Edukasi datang
 Menganjurkan berinteraksi dengan  Pasien tampak
keluarga, teman, dan orang lain beribadah
 Menganjurkan berpati sipasi dengan A: masalah belum
kelompok mendukung teratasi
 Menganjurkan metode relaksasi, meditasi,

59
dan imajinasi terbimbing P: intervensi dilanjutkan
Kolaborasi
Mengatur kunjungan dengan rohaniwan

3. Resiko ketidakseim Pemantauan elektrolit S:


bangan elektrolit b/d Observasi  Klien mengatakan diare
diare  Monitor mual, muntah dan diare (-)
Terapeutik  Klien mengatakan
 Dokumentasikan hasil pemantauan badan masih lemas
Edukasi  Klien mengatakan mual
 Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan (+). Muntah (-)
O
 Klien tampak lemah
 Kaki kiri oedema
 Hasil pemeriksaan
laboratorium elektrolit
belum membaik
 TTV :
TD : 180/90 mmHg
N : 100 x/i
RR: 22x/i
S : 36̊ C

60
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
4 Resiko defisit nutrisi Manajemen nutrisi S:
b/d faktor psikologis Observasi  Klien mengatakan
 Identifikasi status nutri nafsu makan mulai
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan membaik
 Identifikasi makanan yang disukai  Klien mengatakan
 Monitor asupan makanan selera makan mulai

 Monitor berat badan membaik

 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium  Klien mengatakan

Terapeutik badan masih lemas

 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika  Klien mengatakan BB

perlu turun
O:
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
Piramida makanan)  Porsi makan habis 1/5
porsi rumah sakit
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai  Klien tampak lemas

 Berikan makanan tinggi serat untuk  BB turun 11 kg

mencegah konstipasi A : Masalah belum

 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi teratasi

protein P : Intervensi dilanjutkan

61
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan posisi, jika mampu
 Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu

62

Anda mungkin juga menyukai