Data objektif
- RR: 24 x/i
Td : 170/80 mmHG
N : 102 X/i
S : 36,5 °C
CRT<3 detik
35
- Odem pada tungkai (+)
- Frekwensi nadi 102 kli/I, regular,
kuat angkat
- Gambaran EKG = Sinus tachicardi
- CVP 3-6 cm H20
-
36
(-)
Data objektif
- Klien tampak lemas
- Kesadaran CM
- Diare > 10 kali
- Kaki kiri oedema
Na : 110 Mmol/l
Ka : 2,6 Mmol/l
ALBUMIN 3.3 G/DL
- Hasil pemeriksaan laboratorium
elektrolit belum membaik
4 Data Subjektif Factor psikologis Resiko defisit nutrisi
- Klien mengatakan nafsu makan
menurun
- Klien mengatakan selera makan
menurun
- Klien mengatakan badan lemas
- Klien mengatakan BB turun
Data objektif
- BB klien menurun dari 51 kg
sekarang 40 kg
- Porsi makan habis ¼ porsi rumah
sakit
- Klien tampak lemas
37
ASUHAN KEPERAWATAN
Ruangan/no. mr : paru /
Nama/umur : Tn. M /
Sianosis pasien
38
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
Anjurkan mengulangi tarik napas dalam
hingga 3 kali
Anjurkan batuk dengan kuat langsung
setelah tarik napas dalam yang ke-3
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
39
Posisikan semi-fowler atau fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsep McGill
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian brnkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
3.Pemantauan Respirasi
Observasi
Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
upaya nafas
Monitor pola napas (seperti bradipnea,
40
takipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-
stokes, biot, ataksik)
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produksi sputum
Monitor adanya sumbatan jalan napas
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2 Distres spiritual b.d kondisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan STATUS SPIRITUAL
penyakit kronis: kesepian selama 3x 24 jam diharapkan status Observasi
spiritual membaik dengan criteria hasil Identifikasi perasaan khawatir , kesepian
- Verbalisasi makna dan tujuan hidup dan ketidakberdayaan
meninkat Identifikasi pandangan tentang hubungan
41
- Verbalisasi kepuasan terhadap makna antara spiritual dan kesehatan
hidup meningkat Identifikasi harapan kekuatan pasien
- Verbalisasi perasaan tenang Terapeutik
meningkat Berikan kesempatan untuk
- Verbalisasi perasaan asing menurun mengekspresikan perasaan tentang penyakit
- Verbalisasi menyalahkan diri sendiri dan kematian
menurun Berikan kesempatan untuk
- Mimpi buruk menurun mengekspresikan dan meredakan marah
- Perasaan takut menurun secara tepat
Edukasi
Anjurkan berinteraksi dengan keluarga,
teman, dan orang lain
Anjurkan berpati sipasi dengan kelompok
mendukung
Ajarkan metode relaksasi, meditasi, dan
imajinasi terbimbing
Kolaborasi
Atur kunjungan dengan rohaniwan
42
elektrolit meningkat, dengan kriteria hasil Identifikasi kemungkinan penyebab
: ketidakseimbangan elektrolit
Serum natrium meningkat Monitor kadar elektrolit serum
Serum kalium meningkat Monitor mual, muntah dan diare
Serum klorida meningkat Monitor kehilangan cairan, bila perlu
Serum kalsium meningkat Monitor tanda dan gejala hipokalemia (mis.
Serum magnesium meningkat Kelemahan otot, interval QT memanjang,
Serum fosfor meningkat gelombang T datar atau terbalik, depresi
segmen ST, gelombang U, kelelahan,
parestesia, penurunan refleks, anoreksia,
konstipasi, motilitas usus menurun, pusing,
depresi pernapasan)
Monitor tanda dan gejala hiperkalemia (mis.
Peka rangsang, gelisah, mual, muntah,
takikardia mengarah ke bradikardia,
fibrilasi/takikardi ventrikel, gelombang T
tinggi, gelombang P datar, kompleks QRS
tumpul, blok jantung mengarah asistol)
Monitor tanda dan gejala hiponatremia (mis.
Disorientasi, otot berkedut, sakit kepala,
membran mukosa kering, hipotensi postural,
kejang, letargi, penurunan kesadaran)
43
Monitor tanda dan gejala hipernatremia
(mis. Haus, demam, mual, muntah, gelisah,
peka rangsang, membran mukosa kerimg,
takikardia, hipotensi, letargi, konfusi,
kejang)
Monitor tanda dan gejala hipokalsemia
(mis. Peka rangsang,btanda Chvostek
(spasme otot wajah), tanda trousseau
(spasme karpal), kram otot interval QT
memanjang)
Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia
(mis. Nyeri tulang, haus, anoreksia, letargi,
kelemahan otot, segmen QT memendek,
gelombang T lebar, komplek QRS lebar,
interval PR memanjang)
Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia
(mis. Depresi pernapasan, apatis, tanda
Chvostek, tanda trousseau, konfusi,
disritmia)
Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia
(mis. Kelemahan otot, hiporefleks,
bradikardia, depresi SSP, letargi, koma,
44
depresi)
Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur oemantauan
Informasikan hasil pemantauan, bila perlu
4 Resiko defisit nutrisi b/d faktor Setelah dilakukan Intervensi keperawatan 1. Manajemen Gangguan Makan
psikologis selama 3 x 24 jam, maka status nutrisi Observasi
membaik, dengan kriteria hasil : Monitor asupan dan keluarnya makanan dan
Porsi makan yang dihabiskan cairan serta kebutuhan kalori
meningkat Terapeutik
Kekuatan otot pengunyah meningkat Timbang berat badan secara rutin
Kekuatan otot menelan meningkat Diskusikan perilaku makan dan jumlah
Serum albumin meningkat aktivitas fisik (termasuk olahraga) yang
Verbalisasi keinginan untuk sesuai
meningkatkan nutri meningkat Lakukan kontrak perilaku (mis. Target berat
Pengetahuan tentang pilihan makanan badan, tanggung jawab perilaku)
yang sehat meningkat Dampingi ke kamar mandi untuk
Pengetahuan tentang pilihan minuman pengamatan perilaku memuntahkan kembali
45
yang sehat meningkat makanan
Pengetahuan tentang standar asupan Berikan penguatan positif terhadap
nutrisi yang tepat meningkat keberhasilan target dan perubahan perilaku
Penyiapan dan penyimpanan minuman Berikan konsekuensi jika tidak mencapai
yang aman meningkat target sesuai kontrak
Sikap terhadap makanan/minuman Rencanakan program pengobatan untuk
sesuai dengan tujuan kesehatan perawatan di rumah (mis. Medis, konseling)
meningkat Edukasi
Perasaan cepat kenyang menurun Anjurkan membuat catatan harian tentang
Nyeri abdomen menurun perasaan dan situasi pemicu pengeluaran
Sariawan menurun makanan (mis. Pengeluaran yang disengaja,
46
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi makanan yang disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrisi
Identifikasi perlunya penggunaan selang
nasogastrik
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang
47
nasogatrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
Anjurkan posisi, jika mampu
Anjrkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan, (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu
CATATAN PERKEMBANGAN
48
tanggal KEPERAWATAN
1 Jumat Bersihan jalan nafas Latihan baruk efektif S:
5 feb 2021 tidak efektif b.d sekresi Observasi pasien mengatakan
13.00 wib yang tertahan Mengidentifikasi kemampuan batuk nafas sesak
Terapeutik klien mengatakan
Mengatur posisi semi-fowler atau fowler sputum sulit keluar
Membuang sekret pada tempat sputum O:
Edukasi Pasien tampak sering
Menjelaskan tujuan dan prosedur batuk batuk
efektif Pasien tampak sesak
Menganjurkan tarik nafas dalam melalui TTV
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 TD : 140/80 mmHg
detik, kemudian keluarkan dari mulut RR : 24 x/i
dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama N : 90x/i
8 detik S : 36̊ C
Kolaborasi Pasien terpasang
Berkolaborasi pemberian mukolitik atau oksigen
ekspektoran, jika perlu Ventolin 4 x 1
Saturasi oksigen 96-
98 %
Pasien sulit untuk
diajarkan batuk
49
efektif
A: masalah belum
teratasi
P: intervensi dilanjutkan
50
Menganjurkan berinteraksi dengan N : 100 x/i
keluarga, teman, dan orang lain RR : 24x/i
Menganjurkan berpati sipasi dengan S : 36,5̊ C
kelompok mendukung A: masalah belum
Menganjurkan metode relaksasi, meditasi, teratasi
dan imajinasi terbimbing
Kolaborasi P: intervensi dilanjutkan
51
belum membaik
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
4 Resiko defisit nutrisi Manajemen nutrisi S:
b/d faktor psikologis Observasi Klien mengatakan tidak
Identifikasi status nutri nafsu makan
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan Klien mengatakan
Identifikasi makanan yang disukai selera makan menurun
Monitor asupan makanan Klien mengatakan
Terapeutik turun
52
protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi
Anjurkan posisi, jika mampu
Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu
1 Sabtu Bersihan jalan nafas Latihan baruk efektif S:
6 feb 2021 tidak efektif b.d sekresi Observasi pasien mengatakan
10.00 wib yang tertahan Mengidentifikasi kemampuan batuk nafas masih sesak
Terapeutik klien mengatakan
Mengatur posisi semi-fowler atau fowler sputum masih sulit
Membuang sekret pada tempat sputum keluar
Edukasi O:
Menjelaskan tujuan dan prosedur batuk Pasien tampak sering
efektif batuk
Menganjurkan tarik nafas dalam melalui Pasien tampak sesak
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 RR 24 x/i
detik, kemudian keluarkan dari mulut Pasien terpasang
dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama oksigen
53
8 detik Ventolin 4 x 1
Kolaborasi Saturasi oksigen 96-
Berkolaborasi pemberian mukolitik atau 98 %
ekspektoran, jika perlu Pasien sulit untuk
diajarkan batuk
efektif
A: masalah belum
teratasi
P: intervensi dilanjutkan
54
dan kematian Pasien tampak sering
Memberikan kesempatan untuk murung
mengekspresikan dan meredakan marah Pasien tampak senang
secara tepat ketika keluarga
Edukasi datang
Menganjurkan berinteraksi dengan Pasien tampak tidak
keluarga, teman, dan orang lain pernah beribadah
Menganjurkan berpati sipasi dengan A: masalah belum
kelompok mendukung teratasi
Menganjurkan metode relaksasi, meditasi,
dan imajinasi terbimbing P: intervensi dilanjutkan
Kolaborasi
Mengatur kunjungan dengan rohaniwan
55
Klien tampak lemah
Kaki kiri oedema
Hasil pemeriksaan
laboratorium elektrolit
belum membaik
TTV :
TD : 140/80 mmHg
N : 100 x/i
RR: 24x/i
S : 36̊ C
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
4 Resiko defisit nutrisi Manajemen nutrisi S:
b/d faktor psikologis Observasi Klien mengatakan
Identifikasi status nutri nafsu makan kurang
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan Klien mengatakan
Identifikasi makanan yang disukai selera makan masih
Monitor asupan makanan menurun
56
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika turun
perlu O:
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Porsi makan habis ¼
Piramida makanan) porsi rumah sakit
Sajikan makanan secara menarik dan suhu Klien tampak lemas
yang sesuai BB turun 11 kg
Berikan makanan tinggi serat untuk A : Masalah belum
mencegah konstipasi teratasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi P : Intervensi dilanjutkan
protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi
Anjurkan posisi, jika mampu
Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu
A: masalah belum
teratasi
P: intervensi dilanjutkan
58
2 Distres Spirutual b.d STATUS SPIRITUAL S:
kondisi penyakit Observasi Pasien mengatakan
kronis : kesepian Mengidentifikasi perasaan khawatir , sering merasa sendirian
kesepian dan ketidakberdayaan Pasien mengatakan
Mengidentifikasi pandangan tentang merasa senang ketika
hubungan antara spiritual dan kesehatan keluarga datang
Mengidentifikasi harapan kekuatan pasien Pasien mengatakan
Terapeutik sudah mau beribadah
Memberikan kesempatan untuk
mengekspresikan perasaan tentang penyakit O:
dan kematian Pasien tampak sering
Memberikan kesempatan untuk murung
mengekspresikan dan meredakan marah Pasien tampak senang
secara tepat ketika keluarga
Edukasi datang
Menganjurkan berinteraksi dengan Pasien tampak
keluarga, teman, dan orang lain beribadah
Menganjurkan berpati sipasi dengan A: masalah belum
kelompok mendukung teratasi
Menganjurkan metode relaksasi, meditasi,
59
dan imajinasi terbimbing P: intervensi dilanjutkan
Kolaborasi
Mengatur kunjungan dengan rohaniwan
60
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
4 Resiko defisit nutrisi Manajemen nutrisi S:
b/d faktor psikologis Observasi Klien mengatakan
Identifikasi status nutri nafsu makan mulai
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan membaik
Identifikasi makanan yang disukai Klien mengatakan
Monitor asupan makanan selera makan mulai
perlu turun
O:
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
Piramida makanan) Porsi makan habis 1/5
porsi rumah sakit
Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai Klien tampak lemas
61
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi
Anjurkan posisi, jika mampu
Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu
62