Anda di halaman 1dari 15

ASUHAM KEPERAWATAN TEORITIS PADA GBS

A. Pengkajian
Data focus yang perlu dikaji:
a. Keluhan utama (data subyektif)
1. Mengeluh pusing dan sakit kepala.
2. Panas dingin.
3. Ekstremitas lemas dan kesemutan.
4. Kaki baal seperti memakai kaos kaki.
5. Takut bila ingin berdiri.
6. Jongkok susah berdiri.
7. Merasa cemas , takut tak sembuh.
8. Agak sesak nafas.
9. Tidur susah dan gelisah.
10. Susah menelan dan tenggorokan sakit.
b. Pemeriksaan fisik (data obyektif)
1. Keadaan Umum.
2. Pemeriksaan persisten.
a) Sistem persepsi dan sensori : pemeiksaan panca indra.
b) Sistem persyarafan :empat ekstremitas lemas/paralysis, pasien pasif, flushing
karena gangguan vaso motor.
c) Sistem pernafasan : pernafasan tidak teratur, hipersekresi saliva dari bronchus.
d) Sistem kardiovaskular : takikardi, tekanan darah meningkat dan berfluktuasi.
e) Sistem gastrointestinal: adakah gangguan kebutuhan nutrisi?
f) Sistem integument: badan diraba terasa dingin, suhu badan 38°c, pucat.
g) Sistem reproduksi
h) Sistem perkemihan : adakah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan: adakah kebiasaan minum alcohol
dan penggunaan obat-obatan.
2. Pola aktifitas dan latihan : adakah keluhan pusing dan sakit kepala, lemas,
kelelahan dan kelemahan otot.
3. Pola nutrisi dan metabolisme: adakah keluhan sulit menelan , mual, muntah.
4. Pola eliminasi : BAK dan BAB.
5. Pola tidur dan istirahat : adakah gangguan /susah tidur.
6. Pola koqnitif dan perceptual : apakah pasien merasa takut /cemas.
7. Pola persepsi diri dan konsep diri : adakah perubahan konsep diri pasien.
8. Pola toleransi dan koping stress.
9. Pola seksual dan reproduksi.
10. Pola hubungan dan peran : adakah perubahan/gangguan hubungan dan peran
pasien di lingkungan keluarga / masyarakat.
11. Pola nilai dan keyakinan : bagaimana keyakinan pasien terhadap kesehatannya.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa utama pasien terdiri dari :
1. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan kelelahan otot pernafasan
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kelemahan progresif cepat dan
ancaman gagal pernafasan.
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan paralisis.
4. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan, akibat disfungsi saraf cranial.
5. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan disfungsi saraf cranial.
6. Ansietas berhubungan dengan paralisis dan kehilangan konrol.
7. Takut berhubungan dengan kehilangan control.
8. PK : Gagal pernafasan.
9. ( Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 volume III )
10. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik: paresthesia.
C. Rencana keperawatan

No Diagnose keperawatan/ Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


. masalah kolaborasi
1. Pola nafas tak efektif Setelah dilakukan tindakan  Manajemen airway
berhubungan dengan kelelahan keperawatan  Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust bila perlu
otot. selama ....x24jam klien  Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi
Pola nafas tak efektif berhubungan mencapai:  Identifikasi klien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
dengan kelelahan otot pernafasani 1. Status respirasi: Ventilasi  Pasang mayo bila perlu
dengan batasan karakteristik: Indikator:  Lakukan fisioterapi dada bila perlu
 Menggunakan otot pernafasan  Status respirasi:  Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
tanmbahan ventilasi pergerakan  Auskultasi suara nafas, catat adanya suara berlebihan
 Dyspnea udara ke dalam dan  Lakukan suction pada mayo
 Ortopnea keluar paru  Berikan bronchodilator bila perlu
 Perubahan pengembangan  Kedalaman inspirasi  Berikan pelembab udara
dada dan kemudahan  Atur intake cairan utuk mengoptimalkan keseimbangan
 Nafas pendek bernafas  Monitor respirasi dan status oksigen
 Tahan ekspansi berlangsung  Ekspansi dada
sangat lama simetris  Terapi Oksigen
 Pernafasan rata rata 16-  Suara nafas tambahan  Bersihkan jalan nafas dari sekret
24x/menit tidak ada  Pertahankan jalan nafas tetap efektif
 Kedalaman pernafasan: tidal  Nafas pendek tidak  Berikan oksigen sesuai instruksi
volume 500ml saat istirahat ada  Monitor aliran oksigen, canul oksigen, dan humidifier
2. Vital sign status  Observasi tanda tanda hipoventilasi
Indikator:  Monitor respon klien terhadap pemberian oksigen
 Status tanda vital
(RR, TD) dalam  Monitoring Vital Sign
rentang yang  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
diharapkan  Catat adanya fluktuasi TD
 RR: 16-24x/mnt  Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 TD: 120-140 mmHg  Monitor kualitas nadi
70-90  Monitor adanya pulsus paradoks
 Monitor adanya pulsus alteransmonitor jumlah dan irama jantung
 Monitor bunyi jantung
 Monitor frekuensi dan irama pernafasan
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya chusing triad (tekanan nadi yang melebar,
bradikardia, peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dan perubahan vital sign

 Monitor Respirasi
 Monitor rata rata, kedalaman, irama, dan usaha respirasi
 Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan, retraksi otot supraventrikuler dan intercostals
 Monitor suara nafas, seperti dengkur
 Monitor pola nafas: bradipnea, takipnea, kusmaul, hiperbentilasi,
cheyne stokes, biot
 Palpasi kesamaan ekspansi paru
 Perkusi thoraks anterior dan posterior dari apeks sampai basis
bilateral
 Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan paradoks)
 Auskultasi suara nafas, catat area penurunan atau tidak adanya
ventilasi dan suara tambahan
 Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan
ronchi pada jalan nafas utama
 Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya
 Monitor kekuatan inspirasi maksimal, volume ekspirasi, dan
kapasitas vital
 Monitor hasil ventilasi mekanik, catat peningkatan tekanan
inspirasi dan penurunan tidal volume (jika klien memakai
ventilator)
 Monitor peningkatan kelelahan, cemas, dan lapar udara
 Catat perubahan SaO2, SvO2 dan tidal Co2 (jika klien memakai
ventilator)
 Monitor kemampuan klien untuk batuk efektif
 Monitor sekret respirasi klien
 Catat onset, karakteristik, dan durasi batuk
 Monitor dyspnea dan kejadian yang meningkatkan atau
memperburuk respirasi
 Buka jalan nafas dengan chin lift atau jaw trust k/p
 Posisikan klien pada satu sisi untuk mencegah aspirasi
 Lakukan resusitasi k/p
 Lakukan tindakan terapi respiratori
2. Kerusakan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan  Ajarkan pasien untuk latihan rentang gerak aktif pada sisi ekstrimitas
berhubungan dengan paralisis. keperawatan selama ... x 24 yang sehat
Batasan karakteristik: jam diharapkan pasien  Ajarkan rentang gerak pasif pada sisi ekstrimitas yang parese/plegi
 Kelumpuhan anggota gerak  Tidak terjadi kontraktur dalam toleransi nyeri
(parese/plegi) sehingga otot dan footdrop  Topang ekstrimitas dengan bantal untuk mencegah atau mangurangi
menyebabkan :  Pasien berpartisipasi bengkak
• Ketidakmampuan mem dalam program latihan  Ajarkan ambulasi sesuai dengan tahapan dan kemampuan pasien
balikkan badan,  Pasien mencapai  Motivasi klien untuk melakukan latihan sendi seperti yang disarankan
bergerak dari supinasi keseimbang-an saat  Libatkan keluarga untuk membantu pasien latihan sendi
ke duduk/sebaliknya, duduk
berubah posisi pronasi  Pasien mampu
ke supinasi/sebaliknya, menggunakan sisi tubuh
bergerak dari supinasi yang tidak sakit untuk
ke duduk lama / kompensasi hilangnya
sebaliknya, berjalan fungsi pada sisi yang
kaki diseret, berjalan parese/plegi
goyang
3. Resiko ketidakseimbangan NOC label: Status Nutrisi 1. Monitoring gizi
nutrisi: kurang dari kebutuhan  Monitor masukan kalori dan bahan makanan
tubuh berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan  Amati rambut yang kering dan mudah rontok
tidak mampu dalam menelan keperawatan selama  Amati tingkat albumin, protein total, Hb, Hmt, GDS, cholesterol dan
akibat disfungsi saraf sekunder, ….x24jam status nutrisi trigliseride
dengan batasan karakteristik: klien meningkat/ membaik  Monitor muntah
 Dilaporkan adanya intake 1. Status Nutrisi (1004)  Amati jaringan mukosa yang pucat, kemerahan, dan kering
makanan kurang dari Indikator:  Amati konjunctiva yang pucat
kebutuhan yang dianjurkan  Intake makanan dan  Amati turgor kulit dan perubahan pigmentasi
 Konjunctiva dan membran minum adequat  Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papilla lidah dan cavitas
mukosa pucat  Tanda tanda oral
 Pembuluh kapiler rapuh malnutrisi tidak ada
 Klien tak mampu menelan  Konjunctiva dan 2. Manajemen Nutrisi
dan mengunyah makanan membran mukosa  Kaji apakah klien alergi makanan
 Kehilangan rambut yang tidak pucat  Kerjasama dengan ahli gizi dalam menentukan jumlah kalori, protein,
cukup banyak (rontok)  Turgor kulit baik dan lemak secara tepat sesuai dengan kebutuhan klien
2. Status nutrisi:  Masukkan kalori sesuai dengan kebutuhan
Biochemical Measures  Monitor catatan makanan yang masuk atas kandungan gizi dan jumlah
(1005) kalori
Indikator:  Kolaborasi penambahan inti protein, zat besi, dan vitamin C yang
 Protein total: 5,3-8,9 sesuai
gr/dl  Pastikan bahwa diit mengandung makanan yang berserat tinggi untuk
 Albumin: 3,8-4,4 mencegah sembelit
gr/dl Beri makanan protein tinggi, kalori tinggi, dan bergizi yang sesuai
 Globulin: 1,5-4,5
gr/dl 3. Terapi Gizi
 Hmt: 37-47 %  Monitor masukan cairan dan makanan, hitung kalori makanan dengan
tepat
 Hb: 10-16 gr/dl
 Kolaborasi ahli gizi
 GDS: £ 180 mg%
 Pastikan diit gizi serat dan buah buahan yang cukup
 Cholesterol: 140-250
 Pantau laboratorium biokimia jika perlu (protein, albumin, globulin,
mg
Hb, Hmt, GDS, chollesterol, trigliseride)
 Trigliseride: 45-160
 Evaluasi tanda tanda kerusakan gizi
mg%
 Berikan perawatan mulut
3. Nutrisi status: Food and
Fluid intake (1008)
Indikator:
 Intake makanan per
NGT adekuat
 Intake cairan per
NGT adekuat
 Intake Total Protein
Nutrition (TPN)
adekuat
 Intake cairan
parenteral adekuat
NB: skala adekuat 1-5
4. Kerusakan komunikasi verbal Setelah dilakukan tindakan  Libatkan keluarga untuk membantu memahami/ memahamkan informasi
berhubungan disfungsi saraf keperawatan selama ... x 24 dari/ ke pasien
kranial jam diharapkan pasien  Dengarkan setiap ucapan pasien dengan penuh perhatian
Batasan karakteristik:  Mampu untuk  Gunakan kata-kata sederhana dan pendek dalam komunikasi dengan
 Afasia ( Bicara tidak lancar, berkomunikasi secara pasien
kurangnya ucapan, kesulitan verbal  Dorong pasien untuk mengulang kata-kata
memahami ucapan,dll)  Mampu untuk  Berikan arahan/perintah yang sederhana setiap interaksi dengan pasien
 Disartria (bicara pelo atau berkomunikasi secara  Programkan speech-language teraphy
cadel) aktif (ekspresif)  Lakukan speech-language teraphy setiap interaksi dengan pasien
 mampu berkomunikasi
secara pasif (menerima)
5. Takut b.d kehilangan kontrol Setelah dilakukan tindak-an Coping enhancement (5230)
Batasan karakteristik : keperawatan selama … X 24  Kaji respon takut pasien : data objektif dan subyektif
 Panik jam rasa takut klien hilang /  Jelaskan klien / keluarga tentang proses penyakit
 Teror berkurang, de-ngan kriteria :  Terangkan klien / keluarga tentang semua pemeriksaan dan pengobatan
 Perilaku menghindar atau  Sampaikan sikap empati (diam, memberikan sentuhan, mengijinkan
menyerang Fear control (1404) : menangis, berbicara dll)
 Impulsif  Klien tidak menye-rang  Dorong orang tua untuk selalu menemani anak
 Nadi, respirasi, TD atau menghin-dari  Berikan pilihan yang realistik tentang aspek perawatan
sistolik meningkat sumber yang  Dorong klien untuk melakukan aktifitas sosial dan komunitas
 Anoreksia menakutkan  Dorong penggunaan sumber spi-ritual
 Mual, muntah  Klien menggunakan
 Pucat teknik relaksasi un-tuk Anxiety Reduction (5820)
 Stimulus sebagai an-caman mengurangi takut  Jelaskan semua prosedur termasuk perasaan yang mungkin dialami
 Lelah  Klien mampu me- Berikan objek yang dapat mem-berikan rasa aman
 Otot tegang ngontrol respon takut  Berbicara dengan pelan dan tenang
 Keringat meningkat  Klien tidak melarikan  Membina hubungan saling percaya
 Gempar diri.  Jaga peralatan pengobatan di luar penglihatan klien
 Ketegangan mening-kat  Durasi takut menurun  Dengarkan klien dengan penuh perhatian
 Menyatakan takut  Klien kooperatif saat  Ciptakan suasana saling percaya
 Menangis dilakukan perawatan  Dorong klien mengungkapkan perasaan, persepsi dan takut secara verbal
 Protes dan pengobatan (tera-  Berikan peralatan / aktivitas yang menghibur untuk mengurangi ke-
 Melarikan diri pi inhalasi) tegangan
 Anjurkan klien menggunakan tek-nik relaksasi
Anxiety control (1402):  Anjurkan orang tua untuk mem-bawakan mainan kesukaan dari rumah
 Tidur pasien adekuat  Libatkan orang tua dalam pe-rawatan dan pengobatan
 Tidak ada manifestasi selama menjalani prosedur
fisik  Berikan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung
 Tidak ada manifestasi
perilaku
 Klien mau berinter-aksi
sosial

6. Cemas b.d paralisis Setelah dilakukan tindak-an Coping enhancement (5230)


keperawatan selama …X  Kaji respon cemas klien
pertemuan kece-masan klien  Jelaskan klien tentang proses penyakitnya
berku-rang, dengan kriteria :  Jelaskan klien tentang diag-nosis, pengobatan dan prognosa
 Terangkan klien tentang pro-sedur pemeriksaan dan pengobatan
Anxiety control (1402)  Beritahu dan jelaskan setiap per-kembangan penyakitnya
 Tidur adekuat  Dorong penggunaan sumber spi-ritual
 Tidak ada manifestasi
fisik Anxiety Reduction (5820)
 Tidak ada manifestasi  Jelaskan semua prosedur termasuk perasaan yang mungkin dialami
perilaku selama menjalani prosedur
 Mencari informasi  Berikan objek yang dapat mem-berikan rasa aman
untuk mengurangi  Berbicara dengan pelan dan tenang
cemas  Membina hubungan saling percaya
 Menggunakan teknik  Dengarkan klien dengan penuh per-hatian
relaksasi untuk me-  Ciptakan suasana saling percaya
ngurangi cemas  Dorong klien mengungkapkan perasaan, persepsi dan cemas secara
 Berinteraksi social verbal
 Berikan peralatan / aktivitas yang menghibur untuk mengurangi ke-
Aggression Control (1401) tegangan
 Menghindari kata yang  Anjurkan untuk menggunakan teknik relaksasi
meledak-ledak  Berikan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung
 Menghindari perilaku
yang merusak
 Mampu mengontrol
verbal

Coping (1302)
 Mampu mengidentifikasi
pola koping yang efektif
dan tidak efektif
 Mampu mengontrol
verbal
 Melaporkan stress /
cemasnya berkurang
 Mengungkapkan
menerima keadaan
 Mencari informasi
berkaitan dengan
penyakit dan pengo-
batan
 Memanfaatkan du-
kungan social
 Melaporkan penurun-an
stes fisik
 Melaporkan pening-
katan kenyamanan
psikisnya
 Mengungkapkan
membutuhkan ban-tuan
 Melaporkan perasaan
negatifnya berkurang
 Menggunakan stra-tegi
koping efek-tif
7. Nyeri akut berhubungan dengan NOC label: 1. Programkan analgetik pada pasien (2210)
agen cedera fisik: paresthesia Kontrol nyeri (1605)  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas nyeri sebelum pemberian obat
Batasan karakteristik: Tujuan: pada pasien
 Melaporkan nyeri secara Setelah dilakukan tindakan  Cek jenis obat, dosis, dan frekuensi pemberian
verbal atau non verbal keperawatan selama … x 24  Cek adanya riwayat alergi pada pasien
 Gangguan tidur jam pasien dapat melakukan  Evaluasi kemampuan pasien untuk menggunakan rute analgesic (oral, IM,
 Posisi untuk mengurangi kontrol nyeri IV, suppositoria)
nyeri Indikator:  Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik jenis
 Respon otonom (nadi, tensi,  Pasien mengetahui narkotik
napas, dilatasi pupil) penyebab nyeri (160501)  Evaluasi efektifitas dan efek samping yang ditimbulkan akibat pemakaian
 Tingkah laku ekspresif  Pasien mengetahui waktu analgetik.
(merintih, memegang timbulnya nyeri (160502)  Kolaborasi dengan dokter jika ada perubahan advis dalam pemakaian
kepala, mengeluh)  Pasien mengenal gejala analgetik
timbulnya nyeri (160509) 2. Ajarkan teknik Distraksi (5900)
 Pasien menggunakan  Tentukan jenis distraksi yang sesuai dengan pasien (musik, televisi,
analgetik jika diperlukan membaca, dll)
(160505)  Ajarkan teknik buka-tutup mata dengan focus pada satu obyek, jika
memungkinkan
 Ajarkan teknik irama (ketukan jari, bernafas teratur) jika memungkinkan
 Evaluasi dan catat teknik yang efektif untuk menurunkan nyeri pasien
3. Berikan terapi oksigenasi sesuai kebutuhan
4. Atur posisi yang nyaman untuk pasien

Anda mungkin juga menyukai