Anda di halaman 1dari 18

SISTEMATIKA PENULISAN RESUME KASUS GADAR

Inisial Klien : Tn. A No. Register : 051972

Usia : 23 tahun Tanggal Masuk: 02-07-2020

Jenis Kelamin : Laki - laki Diagnosa Medik: CKS GCS 12 + VE+HEMATOM

Keluhan Utama :

Tn. A (23 thn) dilarikan ke IGD post KLL tunggal menabrak pembatas jalan. Tn. A ditemukan tidak

sadarkan diri, helm terlepas dan terlempar, terdapat luka terbuka pada pelipis ada perdarahan dari

hidung, bahu kanan dan hematoma pada kepala bagian frontalis muntah (-). Anamnesa yang

dilakukan di IGD pasien sudah sadarkan diri dengan gcs E3V3M6.

Riwayat Kesehatan:
Tidak ada

PENGKAJIAN DIAGNOSA JAM INTERVENSI DAN NAMA


KEPERAWATAN TINDAKAN PERAWAT
KEPERAWATAN DAN PARAF
Memasang neck collar

AIRWAYS (Jalan Melakukan Suction


nafas) Sumbatan:
() bersih 10.00 Memberikan oksigen
( ) benda asing Bersihan jalan nafas 3-4 liter/menit
( √) darah tidak efektif
Memasang guedle
( ) bronkospasme b/d perdarahan
( ) sputum
( ) lender

Pola nafas tidak


efektif b/d
perubahan
kedalaman Memberikan oksigen nasal
BREATHING pernapasan canul 3-4 liter/menit
(Pernafasan)
(√) spontan
( ) aktivitas
( ) tanpa aktivitas
( ) menggunakan
otot tambahan
Frekuensi : 12 x/m 10.00
Irama:
(√) teratur
( ) tidak teratur
Kedalaman :
( √) dalam
( ) dangkal
Batuk: tidak dapat
dikaji
( ) produktif
( ) non produktif
Sputum:
-
warna :
-

Konsistensi:
( √)tidak
( ) berdarah
( ) cair
( ) berlendir
Abdomen
( ) datar ( )
cembung
( ) cekung

( )lembek
( ) elastik
( ) ascites
( ) kembung
Turgor
( √) baik
( ) sedang
( ) buruk
Mukosa
( √)lembab
( ) kering
Kulit
( ) bintik merah
( ) jejas
( ) lecet-lecet
( √) luka
Suhu :
36,3 C

Pencernaan
Lidah kotor :
( ) ya (√) tidak
Nyeri
( ) ya
( ) uluhati
( ) Kuadran kanan
( ) menyebar
( ) tidak
Integument (kulit)
terdapat luka
( √) ya ( ) tidak
Dalam
( ) ya (√) tidak
Perdarahan
() ya (√) tidak
Jumlah:

DISABLITY
( ) ya (√) tidak memantau tanda-tanda
peningkatan tekanan inta
kranial
Resiko gangguan
Tingkat kesadaran perfusi jaringan memaasang monitor
cerebral b/d
peningkatan tekanan
( ) komposmentis intra kranial Memasang kateter
( √) apatis
( ) somnolen
( ) stupor
-
Bunyi nafas:
( ) ronchi
( ) wheezing
( ) creakles
( √) snoring
Pemasangan infus ringer laktat
CIRCULATION 30 tts/m
Memberikan injeksi asam
(Sirkulasi) traneksamat 500 gram
Memberikan injeksi citicoline
Sirkulasi perifer : 2x1 gram
Memberikan injeksi
Nadi: 88x/m omeprazole 2x1 gram
Memantau peningkatan
Irama : tekanan intra kranial
Resiko peningkatan
tekanan intra kranial
b/d suplai Oksigen
kurang dari kebutuhan
(√ ) teratur tubuh
( ) tidak teratur
Denyut :
( √lemah
( ) kuat
( ) tidak terabah
TD :
110/70
mmHg
Saturasi
:92%
Skala
nyeri :
6
Ektemitas
( ) hangat
( ) dingin
Warna kulit
( ) cyanosis
( ) pucat
( ) kemerahan
Pengisian kapiler :
…. Detik
Edema
( ) iya
( √) tidak
Jika ya :
( ) wajah
( ) tangan atas
( ) tungkai
( ) anasarka
Eliminasi dan cairan
BAK: …..x/hari
Jumlah:
( ) sedikit
( √) banyak
( ) sedang
Warna:
( √) kuning jernih
( ) kuning kental
( ) putih
Rasa sakit :
( ) ya (√)tidak
Keluhan sakit

Pinggang
( ) ya (√ ) tidak
BAB: x/hari
Diare

( )ya
( ) soporcoma
( ) koma
Pupil :
Diameter…2…. cm
( √) isokor
( ) anisokor
( ) mosis
( ) midriasis
Reaksi terhadap
cahaya :
GCS :12
EMV =
kelumpuhan/kelema
Han
( ) mulut mencong
( ) afasia
( ) disathria
Nilai kekuatan otot:
Reflex :
Babinsky
Patella:
Bisep/tripsep
Brudysky

HASIL
PEMERIKSAAN
LAINNYA

A. TERAPI YANG DIBERIKAN

NAMA TERAPI/OBAT DOSIS INDIKASI


Ivfd NacL 0,9 % 20 tpm Mengembalikan cairan tubuh
Meningkatkan aliran darah dan
Citicolin injeksi 2x1 gram konsumsi oksigen diotak
Mencukupi suplai oksigen dalam
Nasal oksigen 3 lpm darah
Mengurangi atau menghentikan
Asam traneksamat injeksi 500 gr pendarahaan
Omeprazole 2x1 gr Menurunkan asam lambung
Paracetamol flash 1 gram (k/p) Mengurangi rasa nyeri
Mecobalamin injeksi 3x1 mcg Vitamin untuk saraf
Ceftriaxone injeksi 2x 1 gr Mengendalikan infeksi
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
labor
Leukosit : 17,93*
MCV: 78,9*
Eosfil: 1*
Netrofil : 77*
Limfosit: 16 *
GDS: 141*
Hasil rongetn: tidak ada fraktur cervikal

C. EVALUASI
S:
Tn. A (23 thn) dilarikan ke IGD post KLL tunggal menabrak pembatas jalan. Tn. A
ditemukan tidak sadarkan diri, helm terlepas dan terlempar, terdapat luka terbuka pada
pelipis ada perdarahan dari hidung, bahu kanan dan hematoma pada kepala bagian frontalis
muntah (-). Anamnesa yang dilakukan di IGD pasien sudah sadarkan diri dengan gcs
E3V3M6.
O:

- Keadaan umum : sedang


- Kesadaran : apatis
- GCS : 12 E: 3 M: 6 V: 3
- Ttv : 110/70 mmHg
- Nadi :88 x/m
- Suhu: 36,3 c
- RR: 12x/m
A:
- Bersihan jalan nafas b/d perdarahan
- Resiko Peningkatan intra kranial b/d
- Perfusi jaringan cerebral b/d peningkatan tekanan intra kranial
P:
pasien di rujuk keruang ICU dengan alasan untuk melakukan pemerikasaan lanjutan (CT-Scan)
dan pemerikasaan ke dokter spesialis bedah saraf
- Memantau respirasi dan saturasi O2
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Lakukan suction apabila masih ada darah atau cairan
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN
Ruangan: IGD
Tanggal : 16-08-2020

1. Identitas klien
Nama : Tn.A
Umur : 23 tahun

2. Diagnosa Medis
Cedera Kepala Sedang GCS 12 + VE+ Hematom

3. Diagnosa Keperawatan sesuai dengan tindakan yang dianalisa


Bersihan jalan nafas b/d perdarahan
Resiko Peningkatan intra kranial b/d
Perfusi jaringan cerebral b/d peningkatan tekanan intra kranial

4. Tindakan Keperawatan dan Rasional


Suction :
- mempertahankan kepatenan jalan nafas
- membebaskan jalan nafas dari secret

Oksigenisasi :
- Mempertahankan dan meningkatkan oksigen
- Mencegah atau mengatasi hipoksia

Pemberian terapi Obat :


- Memberikan obat sesuai dengan prosedur agar mendapatkan efek penyembuhan terhadap
suatu penyakit ataupun keluhan yang dirasakan oleh pasien.
Pemasangan Infus
- Memberikan sejumlah cairan kedalam tubuh pasien sebagai pengganti cairan tubuh dan
elektrolit yang hilang akibat penyakit.

5. Data
Tn. A (23 thn) dilarikan ke IGD post KLL tunggal menabrak pembatas jalan. Tn. A
ditemukan tidak sadarkan diri, helm terlepas dan terlempar, terdapat luka terbuka pada
pelipis ada perdarahan dari hidung, bahu kanan dan hematoma pada kepala bagian
frontalis muntah (-). Anamnesa yang dilakukan di IGD pasien sudah sadarkan diri dengan
gcs E3V3M6. Ttv : 110/70 mmHg, Nadi :88 x/m, Suhu: 36,3 c, RR: 12x/m

6. Prosedur Tindakan Keperawatan sesuai teori


a. SOP SUCTION

PENGERTIAN Melakukan tindakan penghisapan lendir di jalan nafas


TUJUAN 1.      Mengeluarkan secret/ cairan pada jalan nafas
2.      Melancarkan jalan nafas
PERALATAN 1.      Bak instrument berisi: pinset anatomis 2, kassa secukupnya
2.      NaCl atau air matang
3.      Perlak dan pengalas
4.      Kanul sucton
5.      Mesin suction
6.      Kertas suction
PROSEDUR A.    Tahap pra interaksi
PELAKSANAA - Mengecek program terapi
N - Mencuci tangan
- Menyiapkan alat
B.     Tahap orientasi
- Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
- Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
- Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
C.     Tahap kerja
- Membeikan posisi yang nyaman pada pasien kepala
sedikit ekstensi
- Memberikan oksigen 2-5 menit
- Meletakan pengalas dibawah dagu pasien
- Memakai sarung tangan
- Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol
penampung
- Masukan kanul section dengan hati-hati (hidung: ±5cm,
mulut ±10 cm)
- Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul menarik
keluar secara perlahan sambil memutar (±5 detik bagi
anak-anak, ±10 detik bagi dewasa)
- Membilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien
bernafas
- Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kalli suctioning
- Mengobservsai keadaan umum pasien dan status
pernapasannya
- Mengobservasi secret tentang warna, bau, dan volumenya

D.    Tahap terminasi


- Mengevaluasi tindakan
- Merapikan pasien dan lingkungan
- Berpamitan dengan pasien
- Membereskan alat
- Mencuci tangan
- Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

b. SOP Pemberian oksigen


PENGERTIAN Terapi oksigen adalah salah satu tindakan untuk meningkatkan
tekanan parsial oksigen pada inspirasi
TUJUAN - Mempertahankan dan meningkatkan oksigen
- Mencegah atau mengatasi hipoksia

PERALATAN 1. Tabung oksigen dengan flowmeter dan humidifier yang


berisi aquades sampai batas pengisian
2. Nasal kanul
3. Plester (jika di butuhkan)
4. Gunting plester (jika di butuhkan)
5. kassa

PROSEDUR A.    Tahap pra interaksi


PELAKSANAA - Mengecek program terapi
N - Mencuci tangan
- Menyiapkan alat
Tahap orientasi
- Menyapa pasien (ucapkan salam)
- Jelaskan kan maksud dan tujuan tentang tindakan yang
akan dilakukan
- Pasien diatur dalam posisi aman dan nyaman (semi fowler)
- Menjaga privasi pasien
Tahap kerja
- Cuci tangan
- Siapkan nasal kanul 1 set tabung oksigen ( oksigen central
Hubungkan nasal kanul dengan flowmeter pada tabung
oksigen atau oksigen dinding
- Bila hidung pasien kotor, bersihkan lubang hidung pasien
dengan kassa
- Cek fungsi flowmeter dengan memutar pengatur konsetrasi
oksigen dan mengamati adanya gelembung udara dalam
humidifier
- Cek aliran oksigen dengan cara mengalirkan oksigen
melalui nasal kanul kepunggung tangan perawat
- Pasang nasal kanul kelubang hidung pasien dengan tepat
- Tanyakan pada pasien, apakah aliran oksigennya terasa
atau tidak
- Atur pengikat nasal kanul dengan benar, jangan terlalu
kencang dan jangan terlalu kendor
- Pastikkan nasal kanul terpasang dengan aman
- Atur aliran oksigen sesuai dengan program
- Alat-alat dikembalikan di tempat semula
- Perawat mencuci tangan setelah melakukan tindakan
- Mengakhiri tindakan dengan mengucapkan salam
Tahap terminasi
- Melakukan evaluasi tindakan
- Rencana tindak lanjut
- Membereskan alat-alat
- Mencuci tangan
- Dokumentasi kegiatan pada catatan keperawatan
Tt

c. SOP Pemberian obat melalui IV bolus


PENGERTIAN Pemberian obat dengan cara dimasukan langsung ke dalam
pembuluh darah vena yaitu melalui bolus
TUJUAN Memasukkan obat dengan suntikan melalui bolus ke dalam
tubuh
PERALATAN 1. Obat (ampul atau vlakon/vial)
2. Syeringe dan jarum kecil
3. Kapas alkohol
4. Bengkok
5. Bak instrumen
6. Sarung tangan
PROSEDUR A.    Tahap pra interaksi
PELAKSANAA - Mengecek program terapi
N - Mencuci tangan
- Menyiapkan alat
Tahap orientasi
- Memberikan salam
- Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
- Menanyakan kesiapan klien
- Jaga privacy klien
Tahap kerja
- Bolus di desinfektan menggunakan kapas alcohol
- Klem selang infus atau guyur disesuaikan kondisi
- Masukan jarum dalam bolus, tarik plunger untuk aspirasi
- Masukan obat secara perlahan, cabut spuit dan tutup
kembali jarum dengan pelindung jarum
- Buang spuit dalam bengkok

Tahap terminasi
- Melakukan evaluasi tindakan
- Membereskan alat-alat
- Mencuci tangan
- Dokumentasi kegiatan pada catatan keperawatan
Tt

7. Tujuan tindakan
Mengetahui gangguan pertukaran gas O2 dan CO2 dalam alveoli yang dapat
mengganggu perfusi jaringan

8. Analisa prosedur yang dilakukan dibandingkan dengan teori


Antisipasi yang harus dilakukan sebelum memasang nasal oksigen: pastikan selang canul
oksigen terpasang pada tabung humidifier dan kaji kelancaran aliran oksigen dengan
menggunankan punggung tangan apakah sudah ada aliran udara yang keluar dari nasal
kanul, kemudian atur aliran oksigen sesuai indikasi dan intruksi pasangkan nasal kanul ke
hidung klien dan atur pengikat agar klien lebih merasa nyaman

9. Evaluasi keberhasilan tindakan dan Efek yang Timbul dari Tindakan Keperawatan
- Setelah dilakukan suction didapatkan jalan nafas bersih
- Setelah dipasang oksigen 3 – 4 liter/menit saturasi meningkat
- Frekuensi nafas meningkat
- Observasi tanda-tanda pemamtauan tekanan intrakranial dilanjutkan
EVIDENCE-BASED CASE REPORT (ECBR) ASUHAN KEPERAWATAN PADA

CEDERA KEPALA SEDANG

A. Pendahuluan

Cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat congenital ataupun

degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat

mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan

kognitif dan fungsi fisik. Cedera kepala sedang adalah cedera kepala dengan skala koma

glassgow 9-13, lesi operatif dan abnormalitas dalam CT-scan dalam 48 jam rawat inap di

Rumah Sakit (Brain Injury Assosiation of America, 2016).

Trauma yang disebabkan oleh benda tumpul dan benda tajam atau kecelakaan dapat

menyebabkan cedera kepala. Cedera otak primer adalah cidera otak yang terjadi segera

setelah trauma. Cedera kepala primer dapat menyebabkan kontusio dan laserasi. Cedera

kepala ini dapat berlanjut menjadi cedera sekunder. Akibat trauma terjadi peningkatan

kerusakan sel otak sehingga menimbulkan gangguan autoregulasi. Penurunan aliran darah ke

otak menyebabkan penurunan suplai oksigen ke otak dan terjadi gangguan metabolisme dan

perfusi otak. Peningkatan rangsangan simpatis menyebabkan peningkatan tahanan vaskuler

sistematik dan peningkatan tekanan darah. Penurunan tekanan pembuluh darah di daerah

pulmonal mengakibatkan peningkatan tekanan hidrolistik sehingga terjadi kebocoran cairan

kapiler. Trauma kepala dapat menyebabkan odeme dan hematoma pada serebral sehingga

menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial. Sehingga pasien akan mengeluhkan pusing

serta nyeri hebat pada daerah kepala (Padila, 2012).


B. Kasus atau skenario klinis

Tn. A (23 thn) dilarikan ke IGD post KLL tunggal menabrak pembatas jalan. Tn. A

ditemukan tidak sadarkan diri, helm terlepas dan terlempar, terdapat luka terbuka pada

pelipis, bahu kanan, tampak memar pada panggul kanan dan hematoma pada kepala bagian

frontalis. Anamnesa yang dilakukan di IGD pasien sudah sadarkan diri dengan gcs E3V3M5.

C. Rumusan masalah

P : Tn. A (23 thn) dilarikan ke IGD post KLL tunggal menabrak pembatas jalan. Tn. A

ditemukan tidak sadarkan diri, helm terlepas dan terlempar, terdapat luka terbuka pada

pelipis, bahu kanan, tampak memar pada panggul kanan dan hematoma pada kepala bagian

frontalis. Anamnesa yang dilakukan di IGD pasien sudah sadarkan diri dengan gcs E3V3M5.

TD: 110/70 mmHg, nadi: 88x/m, suhu:36,3 C, RR: 12x/m.

I :
1. Lakukan suction
2. Monitor tanda vital
3. Berikan oksigenasi dengan Nasal kanul 3-4 lpm
4. Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang tenang©
5. Berikan posisi semi fowler
6. Hindari maneuver Valsava
7. Cegah terjadinya kejang
8. Pertahankan suhu tubuh normal
9. Kolaborasi pemberian diuretic osmosis, jika perlu
10. Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
C :

1. Penerapan teknik head up 30◦ terhadap peningkatan perfusi jaringan otak pada pasien
yang mengalami cedera kepala sedang
2. Analisi asuhan keperawatan dengan pemberian oksigen dan head up 30◦ terhadap
haemodamik pada pasien cedera kepala

O :
1. Membebaskan jalan nafas dari secret
2. Mempertahankan kepatenan jalan nafas
3. Tanda-tanda vital stabil
4. Kebutuhan oksigenasi terpenuhi

D. Metode /strategi penelusuran bukti

Penelusuran artikel penelitian terkait dilakukan dengan pencarian pada situs google

scholar dengan kata kuci “cedera kepala sedang”, dan “asuhan keperawatan”. Hasil

penelusuran didapatkan 5.910 artikel, lalu dilakukan penapisan tahun penelitian (2010-2020),

lokasi penelitian yaitu di IGD dan diagnosis keperawatan yaitu gangguan perfusi jaringan

cerebral dan didapatkan hasil 326 artikel. Kemudian dilakukan penapisan secara manual

untuk mendapatkan artikel dengan kasus yang mendekati scenario kasus pada laporan ini dan

di pilih 2 artekel yang paling sesuai.

E. Hasil penelusuran bukti/ telaah jurnal

No. Jurnal Validity Important Applicable


1. Penerapan Teknik Sampel Setelah Perlakukan head
Head Up 30° accidental dilakukan up 30o dilakukan
Terhadap sebanyak 2 reposisi head up untuk
Peningkatan orang dengan 30o pasien tidak meningkatkan
Perfusi Jaringan masalah ada keluhan oksigenasi otak
Otak Pada gangguan terkait dan yang dapat
Pasien Yang perfusi bersama dengan memperbaiki
Mengalami jaringan terapi perfusi otak,
Cedera Kepala cerebral, medikamentosa tindakan ini
Sedang pengambilan terdapat hanya dilakukan
data dengan perbaikan pada pasien yang
observasi dan perfusi jaringan tidak
wawancara cerebral yang kontraindikasi
ditandai seperti pada kasus
perbaikan fr basis cranii dan
tingkat fr cervical.
kesadaran
2. Analisis Asuhan Sampel Setelah Pemberian terapi
Keperawatandengan accidental dilakukan oksigen per NRM
Pemberian sebanyak 3 pengaturan dan posisi head
Oksigenasi orang dengan posisi head up up 30o dilakukan
dan Head Up 30o masalah 30o didapatkan 2 untuk
Terhadap gangguan pasien dengan memperbaiki
Perubahan perfusi perbaikan status oksigenasi otak
Haemodinamik jaringan hemodinamik untuk mencegah
pada cerebral, (stabilisasi tanda terjadi iskemia
Pasien Cedera pengambilan vital, saturasi yang dapat
Kepala data dengan oksigen, dan memperburuk
observasi dan perbaikan cedera cerebral,
wawancara tingkat pemberian
kesadaran) tindakan ini harus
memperhatikan
status tekanan
intracranial dan
MAP.

F. Diskusi

Hasil telaah jurnal yang dilakukan ditemukan kesesuaian antara kasus dan sampel penelitian

pada jurnal yang diteliti yaitu diagnosis medis cedera kepala sedang (gcs 9-13), diagnosis

keperawatan gangguan perfusi jaringan dan data demografi pasien yaitu usia dewasa muda

(prognosis cenderung baik pada usia dewasa muda).

Inovasi mandiri keperawatan yang dilakukan adalah dengan melakukan tindakan

oksigenasi dan head up 30o yaitu dengan meninggikan tempat tidur untuk memberikan

pasokan oksigen yang cukup untuk otak dan mencegah terjadinya peningkatan tekanan

intrakranial pada pasien dengan cedera kepala sedang. Tindakan tersebut berfungsi untuk
memberikan tambahan pasokan oksigen ke dalam sel dan jaringan otak untuk mencegah

terjadi kematian atau iskemik sel otak akibat hipoksia.

Head up 30o suatu tindakan yang sering dilakukan dengan menaikkan posisi kepala adalah

upaya untu menurunkan ICP (intracranial pressure) masih belum disetujui dan masih

menjadi bahan perdebatan. Perubahan posisi sering berfokus pada nilai ICP dan tidak

memperhatikan penurunan artery blood presure yang terjadi pada tingkat sirkulasi cerebral

pada pasien yan dilakukan head up 30o. Sehingga pengukuran langsung atau pengkajian tidak

langsung CPP (cerebral perfusion pressure) untuk menemukan posisi yang tepat untuk

optimal CPP pada pasien cedera kepala perlu diperhatikan untuk mendapatkan dan

mempertahankan suplai oksigen yang adekuat (Noor, 2014).

G. Kesimpulan

Tindakan head up 30o diperkirakan dapat memperbaiki perfusi jaringan cerebral dengan

memperbaiki asupan oksigen. Perbaikan perfusi jaringan cerebral mencakup perbaikan tanda

vital dan peningkatan status kesadaran. Namun masih terdapat perdebatan dalam perlakuan

head up 30o terkait hubungan nya dengan nilai tekanan arteri pada cerebral yang turut

mempengaruhi tekanan intracranial dan perfusi cerebral.

Tidak dijabarkan secara rinci syarat perlakuan head up 30o seperti hasil CT-Scan dan hasil

penilaian CPP, selain itu tidak dijabarkan pula berapa lama perlakuan diberikan apakah

bersifat kontinu atau intermitten. Dengan demikian perlu dilakukan telaah lebih lanjut terkait

tatalaksana head up 30o dan agar tetap mengkomunikasikan tindakan yang akan diberikan

dengan dokter penanggung jawab untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Daftar Pustaka

Brain Injury Association of America. (2009). Types of Brain Injury.

http://www.biausa.org/pages/typeofbraininjury.hmtl.

Dewi, T. S. K., Suwaryo, P. A. W., & Triyowati, M. A. (2019). Analisis Asuhan

Keperawatan dengan Pemberian Oksigenasi dan Head Up 30° terhadap Perubahan

Haemodinamik pada Pasien Cedera Kepala. Proceeding of The URECOL, 599-604.

Noor, K. (2014). Efektivitas Pemberian Oksigen Melalui Masker Biasa Dibandingkan

Dengan Nasal Kanul Dengan Mengukur Saturasi Oksigen (SpO2) Pada Pasien

Cedera Kepala Ringan Dan Sedang Di Ruang IGD RSUD Ulin Banjarmasin.

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Yogyakarta: Nuha Medika.

Wahidin, N. S. (2020). Penerapan Teknik Head Up 30° Terhadap Peningkatan Perfusi

Jaringan Otak Pada Pasien Yang Mengalami Cedera Kepala Sedang. Nursing

Science Journal (NSJ), 1(1), 7-13.

Anda mungkin juga menyukai