HARI/TANGGAL :
WAKTU :
PETUNJUK PENILAIAN:
Kategori Penilaian :
A : >80
B : 68 – 80
C : 56 – 67
D : 46 – 55
E : 0 - 45
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN
(SRI MUHARNI, Ners, M.Kep)
A. PENGERTIAN
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan organ / sistem
dalam bagian perut
B. TUJUAN
1. Mendapatkan kondisi dan fungsi alat – lat dalam abdomen
2. Mengetahui keluhan klien yang muncul dari system gastrointestinal
3. Mengkaji nya ada nyeri dan massa pada abdomen
4. Memonitor klien post operasi
C. TAHAPAN DALAM PEMERIKSAAN ABDOMEN
1. Inspeksi
Dilakukan pertama kali dengan tujuan untuk mengetahui bentuk dan gerakan –
gerakan abdomen
2. Auskultasi
Untuk mendapatkan kesan fungsi lambung/gaster, intestinum dan pembuluh darah
intraabdomen
3. Perkusi
Untuk mendapatkan kesan bentuk dan ukuran alat intra abdomen dengan mendeteksi
adanya gas, cairan/massa didalam abdomen
4. Palpasi
Untuk mengetahui bentuk, ukuran dan konsistensi organ – organ struktur didalam
abdomen
D. PERSIAPAN KLIEN SEBELUM DILAKUKAN PEMERIKSAAN ABDOMEN
1. Anjurkan klien untk mengosongkan kandung kemih untuk meminimalkan distensi
kandung kemih dan keakuratan pemeriksaan
2. Anjurkan klien untuk membuka area abdomen
3. Bantu klien untuk mengatur posisi supinasi
E. PEMBAGIAN DAERAH ABDOMEN
4 kuadran: 1. Kuadran kanan atas
2. Kuadran kiri atas
3. Kuadran kanan bawah
4. Kuadran kiri bawah
9 regio: - epigastrium
- hipochondrium kiri
- Hipocondrium kanan
- Umbilikal
- Lumbal kanan
- Lumbal kiri
- Hipogastrium
- Iliaka kanan
- Iliaka kiri
F. LANGKAH PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN
INSPEKSI
Perhatikan bentuk & keadaan abdomen secara umum (distensi, retraksi/ton
Jolan, ketidaksemetrisan)
Amati gerakan – gerakan kulit pada perut saat inspirasi & ekspirasi
Amati keadaan kulit secara teliti mengenai pertumbuhan rambut, pigmentasi,
vaskularisasi dan adanya luka/lesi. Observasi juga umbilicus dari warna
kulitnya dan lokasi
AUSKULTASI
Letakkkan diafragma stetoskop dengan tekanan ringan pada setiap area empat
kuadran abdomen secara sistematis dan dengarkan suara peristaltik usus
Frekuensi peristaltic usus/bowel sound normalnya 5-12x/mnt
Frekuensi suara tergantung pada status pencernaan atau ada dan tidaknya
makanan dalam saluran pencernaan. Dalam pelaporannya suara usus dapat
dinyatakan dengan : terdengar, tidak ada /hipoaktif, sangat lambat (misalnya
hanya terdengar sekali setiap satu menit), dan hiperaktif atau meningkat
(misalnya terdengar setiap 3 detik)
Bila suara usus terdengar jarang sekali / tidak ada maka sebelum dipastikan
dengarkan dahulu selama tiga sampai lima menit
PERKUSI
Lakukan perkusi secara sistematis
Perhatikan perkusi pada daerah hepar, tentukan batas tepi dari hepar
Lakukan perkusi untuk menentukan adanya cairan intra abdomen, untuk
mendeteksi adanya gas, atau massa dalam perut
Bunyi perkusi pada perut yang normal adalah timpani, tetapi bunyi ini dapat
berubah pada keadaan-keadaan tertentu misalnya apabila hepar dan limpa
membesar, maka bunyi perkusi akan menjadi redup.
PALPASI
Palpasi merupakan metode yang dilakukan paling akhir pada pengkajian
abdomen
Palpasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bentuk, ukuran, dan
konsistensi organ-organ dan struktur-struktur dalam abdomen (intra
abdominal)
Palpasi dalam dilakukan untuk mengetahui keadaan hepar, lien, ginjal, dan
kandung kemih.
LEMBAR EVALUASI PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN ABDOMEN
(NS. SRI MUHARNI, S.Kep, M.Kep)
Batam,……………………………………
penguji
…………………………………………………..
FORMAT PENILAIAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
STIKes AWAL BROS BATAM
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
HARI/TANGGAL :
WAKTU :
PETUNJUK PENILAIAN:
Kategori Penilaian :
A : >80
B : 68 – 80
C : 56 – 67
D : 46 – 55
E : 0 - 45
PEMERIKSAAN FISIK THORAK
(SRI MUHARNI, Ners, M.Kep)
A. Pengertian
Pemeriksaan thorak adalah untuk mendapatkan kesan dari bentuk & fungsi dari thorak
dan organ di dalamnya.
B. Tujuan
1. Mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi, keadaan kulit, dinding dada,
2. mengetahui frekuensi, sifat, irama, pernapasan
3. Mengetahui adanya nyeri tekan, massa, peradangan, taktil fremitus
4. Mengetahui keadaan paru
5. Mengetahui batas paru-paru dan organ lain disekitarnya
C. Tahapan dalam pemeriksaan abdomen
1. Inspeksi
pada saat inspeksi, perawat mendapatkan
data dari hasil observasi dari pernafasan
klien, yang harus diperhatikan adalah:
a. Perhatikan kesimetrisan thorak pasien
b. Keadaan umum dan pola nafas klien,
apakah nafas klien regular atau dalam
c. Penggunaan otot bantu pernafasan
tambahan, klien yang menggunakan
otot bantu pernafasan adalah klien yang mengalami kesulitan bernafas.
d. Ada tidaknya retraksi intercosta atau retraksi supraklavikuler
e. Warna kulit terutama area kuku dan bibir, warna cyanosis pada area tersebut
menunjukkan bahwa pasien hipoksia
f. Apakah ada kelainan bentuk dada atau tulang belakang seperti:
Pigeont chest / dada burung : sternum menonjol kedepan, diameter anterior
posterior > transversal
Barrel chest / dada tong : anterior posterior : transversal = 1:1
funnel chest : anterior posterior mengecil, sternum menonjol ke dalam
2. Palpasi
untuk mengetahui area nyeri tekan misalnya fraktur iga dan ekspansi dada, merasakan
perbandingan gerakan nafas kanan & kiri atau ekspansi paru dengan berdiri
dibelakang klien. Meletakkan telapak tangan pada punggung klien dikanan dan kiri
thorak. Tempatkan ibu jari anda pada t9 & t10. Anjurkan klien untuk menarik nafas
dalam dan observasi pergerakanibu jari anda. Membandingkan fremitus suara kanan 7
kiri dengan meletakkan kedua tangan pada punggung klien dikanan & kiri tulang
belakang (klien diminta mengucapkan 99 atau 77). Fremitus normalnya simetris di
kedua paru dan akan mudah untuk diidentifikasi pada area apex paru. Pada pasien
dengan gangguan paru bisa terjadi penurunan atau peningkatan fremitus.
3. Perkusi
Melakukan perkusi untuk mencari batas paru & hepar, dan member tanda
Perkusi normal paru adalah resonan, hiperresonan dapat terjadi pada
emphysema/pneumothorak
Suara dullness dapat terjadi karena ada cairan atau jaringan padat di paru atau
rongga pleura
Tympani: daerah yang berongga
4. Auskultasi
Suara aukultasi normal pada paru adalah adalah vesikuler
Mengkaji gerakan dan mendeteksi mukus atau jalan nafas yang terobstruksi.
LEMBAR EVALUASI PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN THORAK
(SRI MUHARNI, Ners, M.Kep)
Batam,……………………………………
penguji
…………………………………………………..
FORMAT PENILAIAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
STIKes AWAL BROS BATAM
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
HARI/TANGGAL :
WAKTU :
PETUNJUK PENILAIAN:
Kategori Penilaian :
A : >80
B : 68 – 80
C : 56 – 67
D : 46 – 55
E : 0 - 45
LEMBAR EVALUASI PRAKTIKUM
POSTNATAL CARE
(SRI MUHARNI, Ners, M.Kep)
Tujuan: Mengidentifikasi perubahan fisiologis yang normal dan tanda – tanda potensial
yang berbahaya setelah ibu melahirkan
a. Pemeriksaan umum
o Memeriksa keadaan umum klien, kesadaran dan
penampilannya
o Memeriksa tanda-tanda vital
o Memeriksa status generalis sesuai dengan keluhan yang
ada
2 b. Pemeriksaan payudara
o Payudara dan puting susu
o Melakukan stimulasi produksi asi
3 c. Pemeriksaan perut
o Melakukan inspeksi abdomen
o Memeriksa tinggi fundus uterus dan kontraksi serta
posisinya
o Melakukan stimulasi kontraksi uterus
o Memeriksa apakah kandung kemih kosong
o Memeriksa diastasis rectum abdominis
4 d. Pemeriksaan perineum
o Mengatur posisi klien
o Memeriksa jahitan episiotomi jika dan ada tidaknya
reeda
5 o Memeriksa kebersihan daerah perineum
o Memeriksa lokhia yang keluar
o Memeriksa adakah perdarahan dan adakah hemorrhoid
6 e. Pemeriksaan eksternitas bawah
o Memeriksa ada tidaknya edema
o Memeriksa tanda homan
o Memeriksa adanya varises
D. Tahap terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan 15
2 RTL
3 Membereskan alat-alat
4 Mencuci tangan
5 Medokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Total 100
Nilai
Batam,……………………………………
penguji
…………………………………………………..
FORMAT PENILAIAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
STIKes AWAL BROS BATAM
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
HARI/TANGGAL :
WAKTU :
PETUNJUK PENILAIAN:
Kategori Penilaian :
A : >80
B : 68 – 80
C : 56 – 67
D : 46 – 55
E : 0 - 45
Batasan Pemeriksaan tingkat kesadaran klien dengan menggunakan Glasgow Coma Scale
Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan gcs disajikan dalam simbol E…
V…M…
Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu
E1V1M1.
Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil :
GCS: 14 – 15 = CKR (cidera kepala ringan)
GCS :9 – 13 = CKS (cidera kepala sedang)
GCS : 3 – 8 = CKB(cidera kepala berat)
No Aspek yang dinilai Bobot Nilai
0 1 2
A. Tahap pra interaksi
1 Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2 Mencuci tangan
20
3 Menyiapkan alat tulis
4 Menempatkan alat di dekat pasien
B. Tahap orientasi
1 Memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga 15
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
3 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
4 Menjaga privasi klien
C. Tahap kerja 50
1 Kaji respon membuka mata:
Spontan : 4
Rangsang suara (suruh pasien membuka mata): 3
Rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri ) : 2
Tidak ada respon : 1
2 Kaji fungsi verbal:
Orientasi baik : 5
Bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-
ulang ) disorientasi tempat dan waktu :4
Kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih
jelas, namun tidak dalam satu kalimat: 3
Suara tanpa arti (mengerang):2
Tidak ada respon: 1
3 Kaji respon motorik:
Mengikuti perintah : 6
Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat
diberi rangsang nyeri) : 5
Withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh
menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri): 4
Flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas
dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri) : 3
Extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi
tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi
rangsang nyeri) : 2
tidak ada respon : 1
D. Tahap terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan 15
2 RTL
3 Membereskan alat-alat
4 Mencuci tangan
5 Medokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Total 100
Nilai
Batam,……………………………………
Penguji
…………………………………………………..
FORMAT PENILAIAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
STIKes AWAL BROS BATAM
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Hari/Tanggal :
Waktu :
PETUNJUK PENILAIAN:
Kategori Penilaian :
A : >80
B : 68 – 80
C : 56 – 67
D : 46 – 55
E : 0 - 45
PEMASANGAN NASO GASTRIK TUBE
(Ns. Sri Muharni, S.Kep, M.Kep)
A. Pengertian
Suatu prosedur invasif memasukkan selang melalui saluran pencernaan atas secara
langsung dan berakhir di lambung.
B. Tujuan
1. Memasukkan makanan, obat pasien yang tidak bisa makan melalui mulut
2. Mencegah atau mengurangi mual & muntah setelah pembedahan atau trauma
3. Irigasi lambung karena perdarahan atau keracunan lambung
4. Melakukan bilas lambung
5. Mengambil spesimen asam lambung untuk diperiksa di laboratorium
C. Indikasi Pemasangan
1. Untuk memasukkan nutrisi atau makanan bagi pasien yang sulit menelan.
2. Untuk mendiagnosis suatu penyakit
3. Bilas lambung pada keracunan atau pendarahan di lambung
D. Kontraindikasi Pemasangan
1. Pasien dengan trauma cervical
2. Pasien dengan fraktur facialis
3. Pasien dengan trauma dijalan masuknya NGT
4. Gagal nafas
5.adanya pendarahan di lambung
PROSEDUR PEMASANGAN
NAMA MAHASISWA :
NIM :
NILAI :
No. Elemen Kritis Bobot Nilai
0 1 2
1. Tahap Preinteraksi
Lihat catatan keperawatan 20
Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Persiapan alat :
1. Selang NGT (nomor sesuai kondisi pasien)
2. Stetoskop
3. Sarung tangan bersih
4. Underpad
5. Plester,kasa
6. Jelly, penlight
7. Urine bag bila perlu
8. Tongspatel bila perlu
9. Gunting, spidol,tisu
10. Spuite 10 atau 20 cc
11. Air minum dalam kom
12. Kidney basin
13. Oksigen utk standby
14. Suction set bila perlu
2. Tahap Orientasi 15
Identifikasi pasien dengan benar
Perkenalan diri
3. Tahap Kerja 50
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler)
3. Perawat melakukan reflek menelan, observasi saluran
hidung dengan senter
4. Memakai sarung tangan dan underpad
5. Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (dari
prosessus xipoideus ke hidung dan belok ke daun
telinga)
6. Mengolesi ujung NGT dengan jelly sepanjang 10 – 20
cm
7. Mengingatkan klien kalau selang akan segera
dimasukkan dengan posisi kepala ekstensi, dan
masukkan perlahan ujung NGT melalui hidung (bila
pasien sadar menganjurkan pasien untuk menelan ludah
berulang-ulang)
8. Tidak memaksakan selang masuk bila ada hambatan,
menghentikan mendorong selang dan segera menarik
selang, mengecek posisi selang menggunakan tongue
blade dan senter
9. Mengecek letak selang :
a. Memasang spuit pada ujung NGT, memasang
stetoskop pada perut bagian kiria atas pasien,
kemudian masukkan udara 10 - 20 cc sambil di
auskultasi di epigastrium. Jika terdengar bunyi plup,
berarti selang telah terpasang dengan benar. Tes ini
wajib dilakukan karena ditakutkan NGT masuk ke
dalam paru-paru yang dapat menyebabkan aspirasi.
b. Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc jika
cairan bercampur isi lambung berarti sudah masuk
kelambung,
c. Memasukan ujung bagian luar NGT kedalam kom
berisi air bila ada gelembung berarti NGT dalam
paru-paru
10. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem atau
disesuaikan dengan tujuan pemasangan
11. Melepas sarung tangan
12. Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi
13. Perawat mengatur posisi nyaman pada pasien
14. Merapikan alat
4. Tahap Terminasi 15
Evaluasi hasil kegiatan
Berikan umpan balik positive pada pasien
Kontrak pertemuan selanjutnya (kegiatan, waktu &
tempat)
Akhiri pertemuan dengan cara baik
Cuci tangan
Dokumentasi
Nilai
KETERANGAN :
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus = 81
Batam,…………………………………
Penguji
……………………………………………….
PELEPASAN SELANG NASO GASTRIK TUBE
(Sri Muharni, Ners, M.Kep)
Persiapan alat :
1. Handuk /alas
2. Kantong plastik
3. Spuit 10 cc
4. Sarung tangan bersih
2. Tahap Orientasi 20
Identifikasi pasien dengan benar
Perkenalan diri
KETERANGAN :
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai Batas Lulus = 81
Batam,……………………………………
Penguji
…………………………………………………
FORMAT PENILAIAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PRA PROFESI
STIKes AWAL BROS BATAM
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Hari/Tanggal :
Waktu :
PETUNJUK PENILAIAN:
0 = Tidakdilakukansamasekali
1 = Dilakukantetapitidaksempurna
2 = Dilakukandengansempurna
KategoriPenilaian :
A : >80
B : 68 – 80
C : 56 – 67
D : 46 – 55
E : 0 - 45
BATASAN
Pemberian obat/cairan dengan cara dimasukkan langsung ke dalam kulit (intra
cutan)sebagaisalahsatubentukkolaborasidengandokter.
TUJUAN
Mengetahuisensitivitastubuhterhadapobat yang akandiberikan (skin test), menentukan diagnose
terhadappenyakittertentu (misalnya tuberculin test).
PRINSIP
Steril
D. Tahap Terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan 15
2 RTL
3 Membereskan alat-alat
4 Mencuci tangan
5 Medokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
TOTAL 100
Nilai
Batam,……………………………………
Penguji
…………………………………………………..
Hari/Tanggal :
Waktu :
PETUNJUK PENILAIAN:
0 = Tidakdilakukansamasekali
1 = Dilakukantetapitidaksempurna
2 = Dilakukandengansempurna
KategoriPenilaian :
A : >80
B : 68 – 80
C : 56 – 67
D : 46 – 55
E : 0 - 45
TUJUAN
Memberikanterapipengobatanpadapasien yang mendapatkanobatdenganjalur IV.
PRINSIP
Steril
Batam,……………………………………
Penguji
…………………………………………………..
PETUNJUK PENILAIAN:
0 = Tidakdilakukansamasekali
1 = Dilakukantetapitidaksempurna
2 = Dilakukandengansempurna
KategoriPenilaian :
A : >80
B : 68 – 80
C : 56 – 67
D : 46 – 55
E : 0 - 45
TUJUAN
Memberikanterapipengobatanpadapasien yang mendapatkanobatdenganjalur IM.
PRINSIP
steril
4 Menjagaprivasiklien
C. Tahap kerja
1 Siapkanobat
2 Mengatur posisi pasien sesuai tempat tusukan
3 Memasang perlak dan alasnya
4 Membebaskan daerah yang akan di injeksi
50
5 Memakai hand schoon
6 Membersihkan kulit tempat suntikan dengan kapas alcohol
(melingkar dari arah dalam ke luar)
7 Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk meregangkan
kulit
8 Memasukkan spuit dengan sudut 90 derajat, jarum masuk 2/3
9 Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
10 Memasukkanobatpelan-pelan
11 Mencabut jarum dari tempat tusukan
Batam,……………………………………
Penguji
…………………………………………………..