Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

LAPORAN

KEPERAWATAN JIWA

SEMESTER IV

Dosen Pembimbing :

Ns. Hj. Dwi Heppy. R, M. Kep., Sp. Kep J

Disusun Oleh :

M. Saiqul Ulum 30901800116

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG


YAYASAN BADAN WAKAF SULTAN AGUNG
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN

2020
A. Masalah utama
Defisit perawatan diri

B. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah kelemahan kemampuan untuk melakukan
atau melengkapi aktifitas mandi/kebersihan diri (NANDA 2012-2014).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri
secara mandiri, dan toileting {Buang Air Besar (BAB)/Buang Air
Kecil(BAK)} secara mandiri (WHO & FIK UI, 2006).

C. Tanda dan Gejala


1. Subyektif
a. Menyatakan tidak ada keinginan mandi secara teratur
b. Perawatan diri harus dimotivasi
c. Menyatakan Bab/bak di sembarang tempat
d. Menyatakan tidak mampu menggunakan alat bantu makan
2. Obyektif
a. Tidak mampu membersihkan badan
b. Penampilan tidak rapi, pakaian kotor, tidak mampu berpakaian secara
benar
c. Tidak mampu melaksanakan kebersihan yang sesuai, setelah
melakukan toileting
d. Makan hanya beberapa suap dari piring/porsi tidak habis

D. Etiologi
Menurut Depkes (2000), Penyebab defisit perawatan diri adalah :
1. Faktor predisposisi
a) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d) Sosialisasi
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/
lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perwatan diri.
Menurut Depkes (2000), Faktor-faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah :
1) Body Image
Gambaran individu terhdap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik social
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/ sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

E. Pohon Masalah

Gangguan Pemeliharaan Akibat


Kesehatan

Core Problem
Defisit Perawatan Diri

Isolasi Soasial Penyebab

F. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


a. Masalah keperawatan
1) Defisit Perawatan Diri
2) Isolasi Sosial
3) Gangguan Pemeliharaan Kesehatan
b. Data yang dikaji
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
1) Data subyektif : Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak
bias melakukan apa-apa,
2) Data obyektif: Klien terlihat lebih kurang memperhatikan
kebersihan, halitosis, badan bau, kulit kotor
2. Isolasi Sosial
1) Data subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan
malu terhadap diri sendiri.
2) Data obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup,
Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas
menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak berhubungan,
Kurang memperhatikan kebersihan
3. Defisit Perawatan Diri
1) Data subyektif
a) Pasien merasa lemah
b) Malas untuk beraktivitas
c) Merasa tidak berdaya.
2) Data obyektif
a) Rambut kotor, acak – acakan
b) Badan dan pakaian kotor dan bau
c) Mulut dan gigi bau.
d) Kulit kusam dan kotor
e) Kuku panjang dan tidak terawat

G. Diagnosa keperawatan
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
2. Isolasi Sosial
3. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
H. Rencana tindakan keperawatan
Diagnosa 1 : Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Tujuan Umum: Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk
memperhatikan kebersihan diri
Tujuan Khusus :
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Intervensi
a. Berikan salam setiap berinteraksi.
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat
berkenalan.
c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
f. Buat kontrak interaksi yang jelas.
g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
h. Penuhi kebutuhan dasar klien.

TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.


Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik.
b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan
klien terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan
memelihara kebersihan diri.
f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan
arti kebersihan diri.
g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2
kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan
dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku
jika panjang.

TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan


perawat.
Intervensi
a. Motivasi klien untuk mandi.
b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk
mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.
c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas
perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar
mandi.
f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas
kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti,
handuk dan sandal.

TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara


mandiri.
Intervensi
a. Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur,
ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju
dan pakai sandal.

TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.


Intervensi
a. Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.

TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan


kebersihan diri.
Intervensi
a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien
menjaga kebersihan diri.
b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan
klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang
telah dialami di RS.
c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap
kemajuan yang telah dialami di RS.
d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam
menjaga kebersihan diri klien.
e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga
kebersihan diri.
f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga
kebersihan diri.
g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan
misalnya: mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi,
keramas, dan lain-lain.

Diagnosa 2 : Isolasi sosial


Tujuan Umum :klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi
Tujuan Khusus :
TUK I :Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan
diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
buat kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu.
b. Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak
menjawab.
c. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-
buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

TUK II :Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri


Intervensi
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau mau bergaul
b. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-
tanda serta penyebab yang muncul
c. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya

TUK III :Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan


orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Intervensi
a. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan
berhubungan dengan orang lain
1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain
2) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan
dengan orang lain
3) Berireinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan
dengan orang lain
b. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
1) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
dengan orang lain
2) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
3) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
TUK IV :Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Intervensi
a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
b. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai
d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam
mengisi waktu
f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
g. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan
ruangan

TUK IV :Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah


berhubungan dengan orang lain
Intervensi
a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila
berhubungan dengan orang lain
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan
dengan orang lain
c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain

Diagnosa 3 : Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri,


berdandan, makan, BAB/BAK
Tujuan Umum :
 Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri
Tujuan Khusus :
 Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
 Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
 Pasien mampu melakukan makan dengan baik
 Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
Intervensi
1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2) Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
3) Melatih pasien makan secara mandiri
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

E. STRATEGI PELAKSANAAN
SP 1 Pasien :
1. Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan, makan/minum,
BAB/BAK
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
3. Jalaskan cara dan alat kebersihan diri
4. Latih cara menjaga kebersihan diri: mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, cuci
rambut, potong kuku
5. Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan mandi, sikat gigi (2 kali per hari),
cuci rambut (2 kali per minggu), potong kuku (satu kali per minggu)
ORIENTASI:

”Selamat pagi, kenalkan saya Mahasiswa keperawatan STIKES TELOGOREJO


SEMARANG yang akan merawat bapak Nama Saya Firda Vinanda, senang
dipanggil Firda. Nama bapak siapa?Bapak Senang dipanggil apa”

”Dari tadi saya lihat pak... menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”

”Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri?”

”Berapa lama kita bicara? 20 menit ya...? mau dimana..? disini aja ya,”

KERJA:

”Berapa kali bapak... mandi dalam sehari? Apakah pak... sudah mandi hari ini?
menurut pak... apa kegunaannya mandi? Apa alasan pak... sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut pak... apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan
diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti
apa ya..? badan gatal, mulut bau, apa lagi..? kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri masalah apa menurut pak... yang bisa muncul?” betul ada kudis,
kutu.. dsb.

”Apa yang pak... lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja pak...
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud tujuan sisiran dan
bedakan?”

(Contoh untuk pasien laki-laki)

”Berapa kali pak... cukuran dalam seminggu? Kapan pak... cukuran terakhir?
Apa gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya
cukuran 2x perminggu, dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya.

”Berapa kali pak... makan sehari?

”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” betul, kita harus sikat gigi setelah
makan.”
”Dimana biasanya pak... berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya...
kita kencing dan berak harus di WC, Nach.. itu Wc di ruang ini, lalu jangan lupa
membersihkannya pakai air dan sabun”.

”menurut pak... kalau mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi apa yang
perlu kita siapkan? Benar sekali.. pak.. perlu menyiapkan pakain ganti, handuk,
sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”.

”Bagaimana kalau sekarang kita kekamar mandi, suster akan membimbing pak...
melakukannya. Sekarang pak... siram seluruh tubuh pak... termasuk rambut lalu
ambil shampo gosokkan pada kepala pak... sampai berbusa lalu bilas sampai
bersih. Bagus sekali. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan diseluruh tubuh secara
merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..
giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi pak... mulai
dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir
siram lagi seluruh tubuh pak... sampai bersih lalu keringkan dengan handuk.
Pak... bagus sekali melakukannya. Selanjutnya pak... pakai baju dan sisir
rambutnya dengan baik”.

TERMINASI:

”Bagaimana perasaan pak... setelah mandi dan mengganti pakaian?”coba pak...


sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah pak... lakukan
tadi?”

”Bagaimana perasaan pak... setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya


kebersihan diri tadi? Sekarang coba pak... ulangi lagi tanda-tanda bersih dan
rapi”.

”Bagus sekali mau berapa kali pak... mandi dansikat gigi...? dua kali pagi dan
sore, mari... kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach.. lakukan ya
pak... dan beri tanda kalau sudah dilakukan seperti M (mandiri) kalau dilakukan
tanpa disuruh, B (bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan pak... (tidak)
melakukan? Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke?” pagi-pagi sehabis
makan.

SP 2 Pasien :
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian
2. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan
3. Latih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias muka untuk
perempuan; sisiran, cukuran untuk pria
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan

Orientasi:

“Selamat pagi bapak ? Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana


mandinya?” sudah dilakukan? Sudah ditandai di jadual hariannya?

”Hari ini kita akan latihan brdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau
diruang tamu? Lebih kurang setengah jam”.

Kerja:

“Apa yang pak... lakukan setelah selesai mandi?” apa pak... sudah ganti baju?

”untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian
yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. ya, bagus seperti itu”.

”Apakah pak... menyisir rambut? Bagaimana cara bersisir?” coba kita


praktekkan, lihat kecermin , bagus... sekali!

”Apakah pak... suka bercukur? Berapa hari sekali bercukur?” betul 2 kali
perminggu.

”Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari pak dirapikan! Ya,
bagus!”.

(catatan : jangan dirapikan bila pasien tidak memelihara janggut)

Terminasi:

”Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan?”.

”Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”.

”Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti
tadi ya!

Mari kita masukkan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore jam
berapa?

”Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan
pasien yang lain”.
SP 3 Pasien :
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian
2. Jelaskan cara dan alat makan dan minum
3. Latih cara makan dan minum yang baik
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan dan
makan & minum yang baik

Orientasi:
“Selamat siang bapak...”.
“Bagaimana pak sudah mandi dan berdandan dengan baik kan?” bagus pak
kalau sudah dilakukan..”
“Bagaimana perasaan bapak pagi ini?”
”wow... masih rapi deh bu...”.
”siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan
langsung di ruang makan ya...! Mau berapa lama pak? mari... itu sudah datang
makanan”.

Kerja:
”bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun stelah makan? Dimana bapak...
makan?”
”sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita
praktekkan!”. Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum
disantap kita berdoa dulu. Silahkan pak... yang pimpin!. Bagus...
”mari kita makan... saat makan kita harus menyuap maknan satu-satu dengan
pelan-pelan. Ya, ayo... sayurnya dimakan.” “setelah makan kita bereskan piring,
dan gelas yang kotor.
Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus!” itu suster A sedang
bagi obat, coba bapak... minta sendiri obatnya.”

Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak... setelah kita makan bersama-sama”.
”Apa saja yang harus kita lakukan pada sat makan,( cuci tangan, duduk yang
baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dengan gelas, lalu
cuci tangan).”
”nach... coba bapak... lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan
dalam jadual?. Besok kita ketemu lagilatian BAB/BAK yang baik, bagaimana
kalau jam 10.00 disini saja ya..?”

SP 5 Pasien :
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, makan & minum. Beri pujian
2. Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik
3. Latih BAB dan BAK yang baik
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan kebersihan diri, berdandan,
makan & minum dan BAB&BAK
ORIENTASI:
“Selamat pagi Ibu? Bagaimana perasaan ibu... hari ini?”
Baik..! sudah dijalankan jadwal kegiatannya mandi, berdandan dan makan
minum yang baik?”Bagus pak..
”Sekarang kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik.”
”kira-kira 20 menit ya bu... dan dimana kita duduk? Baik disana deh..!”

KERJA:
Untuk persiapan :
”dimana biasanya ibu... berak dan kencing?”“benar ibu... berak atau kencing
yang baik itu di WC, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada
saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing sembarangan
tempat ya...”
”Sekarang, coba pak... jelaskan kepada saya bagaimana cara pak... cebok?”
”Sudah bagus ya pak... yang perlu diingat saat pak... cebok adalah tono
memebersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak
ada tinja/ air kencing yang masih tersisa di tubuh pak...”
”Setelah pak... selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya
sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di WC.
Jika pak... membersihkan tinja/air kencing seperti ini, pak...ikut mencegah
menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/air kencing”.
”Setelah selesai membersihkan tinja/air kencing, pak... perlu merapikan
kembalipakaian sebelum keluar dari WC/kamar mandi. Pastikan resleting celana
telah tertutuprapi, lalu cuci tangan menggunakan sabun.

TERMINASI:
”bagaimana perasaan pak... setelah kita membicarakan tentang cara
berak/kencing yang baik?”
”coba pak... jelaskan ulang tentang cara BAB/BAK yang baik”. Bagus!.
”untuk lanjutnya pak... bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi”.
”nah... besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauh mana pak... bisa
melakukan jadual kegiatannya.”
“mau ketemu dimana?mau jam berapa?”

SP 5 Pasien:
1. Evaluasi kegiatan latihan perawatan diri: kebersihan diri, berdandan,
makan & minum, BAB & BAK. Beri pujian
2. Latih kegiatan harian
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri
4. Nilai apakah perawatan diri telah baik
SP 1 Keluarga:
1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya defisit
perawatan diri (gunakan booklet)
3. Jelaskan cara merawat defisit perawatan diri
4. Latih dua cara merawat : kebersihan diri dan berdandan
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian
SP 2 Keluarga:
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri.
Beri pujian
2. Latih dua (yang lain) cara merawat : Makan & minum, BAB & BAK
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian
SP 3 Keluarga :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri
dan berdandan. Beri pujian
2. Bimbing keluarga merawat kebersihan diri dan berdandan dan makan &
minum pasien
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan berikan pujian
SP 4 Keluarga:
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien kebersihan diri,
berdandan, makan & minum. Beri pujian
2. Bimbing keluarga merawat BAB dan BAK pasien
3. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh, rujukan
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian
SP 5 Keluarga:
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien dalam
perawatan diri: kebersihan diri, berdandan, makan & minum, BAB &
BAK. Beri pujian
2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ/PKM
DAFTAR PUSTAKA

Keliat. B.A. (2006). Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC

Keliat. B.A. (2009). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Perry, Potter. (2010) . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Rasmun S. Kep. M. (2008). Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon
Masalah Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto

Parendrawati, D., P., Keliat, B., A.,Haryati, T., H. (2009). Pengaruh Terapi Token
Ekonomi Pada Klien Defisit Perawatan Diri di Rumah Sakit Dr Marzuki
Mahdi Bogor. FIK UI : Depok

Sari, H., Keliat.,B.,A., & Mustikasari. (2009). Pengaruh Family Psychoeducation


Therapy terhadap Beban dan Kemampuan Keluarga dalam Merawat Klien
Pasung di Kabupaten Bireuen Nanggroe Aceh Darussalam. FIK UI : Depok

Anda mungkin juga menyukai