PEMBAHASAN
2. 1 Masalah Utama
Defisit perawatan diri
2.2 Proses Terjadinya Masalah
2.2.1 Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan
diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya
(Tarwoto dan Wartonah 2000).
2.2.2 JenisJenis Perawatan Diri
1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
2.
mandi/kebersihan diri.
Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian
3.
4.
makan.
Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79).
2.2.3
Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :
1.
2.
Kelelahan fisik
Penurunan kesadaran
2.
Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
1.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan
2.
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
Praktik Sosial
Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
3.
4.
Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan
kakinya.
5.
6.
Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
Kebiasaan Seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
7.
1.
2.
gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
interaksi sosial.
Menurut Depkes (2000: 20), Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah :
Fisik
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor disertai,
2.
3.
Sosial
Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku sesuai norma, cara makan tidak
teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.
2.2.5
Pohon Masalah
Isolasi sosial
Masalah Keperawatan
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Defisit perawatan diri : mandi, berdandan
Isolasi sosial
2.2.7
Diagnosa Keperawatan
1) Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
2) Defisit perawatan diri
2) Strategi Keperawatan
1. Fase Orientasi
Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya ? Ayo siapa nama saya ? Bagus... Bagaimana keadaan
hari ini ? Nyenyak tidurnya tadi malam ?
2. Fase Kerja
Ibu sudah mandi, bagus... sudah ganti baju ? Tapi mandinya pakai sabun gak ? Sikat gigi gak ?
Menurut bapak kalau mandi itu harus bagaimana ? Apa untungnya mandi ? Kenapa kukunya
panjang ? Terus bajunya kenapa belum diganti ? Ibu mau jika saya ajak mengganti baju dan
memotong kuku ? Sekalian nanti saya ajarkan ibu cara mandi yang benar ya ? Kan ibu sudah
rajin mandi, nanti kalau udah masuk dalam jadwal ya... mari kita ganti baju dan potong kuku.
3. Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang tadi ?
Evaluasi Objektif
Coba ibu lakukan apa yang sudah kita pelajari tadi !
Rencana Tindak Lanjut
Jadi nanti kalau saya tidak ada diruangan, ibu bisa melakukan apa yang sudah kita pelajari tadi,
dan jangan lupa memasukkannya dalam kegiatan harian ibu.
4. Kontrak yang akan datang
Topik
Bagaimana kalau besok siang kita bertemu lagi untuk melatih kemampuan berdua yang ibu
2.2.9
1.
2.
miliki ?
Waktu
Jam berapa kita akan bertemu ? Bagaimana kalau jam 11.00 wib ?
Tempat
Bagaimana kalau diruangan ini saja bu ? Sampai bertemu besok ya bu...
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa 1
: Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan
kebersihan diri.
Tujuan Khusus :
TUK I
: Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Intervensi
:
Berikan salam setiap berinteraksi.
Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Intervensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
TUK III
: Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Intervensi
:
Motivasi klien untuk mandi.
Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara
3.
4.
5.
6.
1.
TUK IV
: Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.
Intervensi
:
Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci rambut,
menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.
TUK V
Intervensi
1.
1.
2.
TUK VI
: Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.
Intervensi
:
Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri.
Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien selama di RS dalam
3.
4.
di RS.
Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga kebersihan diri
5.
6.
7.
klien.
Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.
Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri.
Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya: mengingatkan pada waktu
mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.
1.
2.
3.
4.
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
Diagnosa 2
: Defisit Perawatan Diri (kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK).
Tujuan Umum : Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri.
Tujuan Khusus :
Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
Pasien mampu melakukan makan dengan baik
Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
Intervensi
:
Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri
Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki laki, latihannya meliputi :
Berpakaian
Menyisir rambut
Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
a.
b.
c.
3.
a.
b.
c.
Berpakaian
Menyisir rambut
Berhias
Melatih pasien makan secara mandiri
Menjelaskan cara mempersiapkan makan
Menjelaskan cara makan yang tertib
Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d.
4.
a.
b.
c.
: Isolasi Sosial
1.
TUK I
Intervensi
Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi,
ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan
2.
3.
waktu.
Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.
Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru, tunjukkan bahwa
perawat mengikuti pembicaraan klien.
1.
2.
TUK II
: Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
Intervensi
:
Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau
3.
bergaul.
Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang
4.
muncul.
Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.
TUK III
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
TUK IV
Intervensi
1.
2.
3.
lain.
Intervensi
:
Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain.
Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain.
Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan oranglain.
2.2.9
Kasus
Klien Ny. R berumur 59 tahun datang ke Rumah Sakit Jiwa Bogor diantar oleh keluarganya.
Keluarga klien mengatakan klien malas untuk mandi dan berdandan, merasa lebih nyaman
dengan kondisi seperti ini (tidak mau mandi). Klien mengatakan bila mandi rasanya dingin dan
badan kaku semua. Klien tampak rambut acak-acakan dan banyak kutu, kuku panjang dan hitam.
Kulit kotor, tampak malas untuk menyisir rambut dan ganti pakaian harus disuruh petugas.
A. Pengkajian
a) Identitas Klien
1) Nama klien
: Ny. R
2) Umur
: 59 tahun
3) Jenis kelamin
: Perempuan
4) Agama
: Islam
5) Alamat
b) Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga klien mengatakan klien malas untuk mandi dan berdandan, merasa lebih nyaman
dengan kondisi seperti ini (tidak mau mandi). Klien mengatakan bila mandi rasanya dingin dan
badan kaku semua. Klien tampak rambut acak-acakan dan banyak kutu, kuku panjang dan hitam.
Kulit kotor, tampak malas untuk menyisir rambut dan tidak pernah mau ganti pakaian.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga klien mengatakan klien tidak mau mandi dan mengurus diri sejak
3 bulan yang lalu, semenjak terjadi peristiwa perselingkuhan antara
suaminya dan rekan kerja suaminya.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan jiwa seperti ini.
B. Analisa Data
Data
Problem
DS:
Defisit perawatan diri : mandi,
Pasien mengatakan malas untuk
berdandan dan berpakaian
mandi dan berdandan, merasa lebih
nyaman dengan kondisi seperti ini
( tidak mau mandi).
Pasien mengatakan bila mandi
rasanya dingin dan badan kaku semua.
Pasien mengatakan malas mandi dan
berdandan sebab pasangan saya
selingkuh dengan orang lain, buat apa
saya mandi dan cantik.
Etiologi
Penurunan Motivasi
DO:
Bila diminta mandi klien marah
marah.
Keadaan pasien tampak bau,
kebutuhan mandi pasien selalu
dimandikan oleh petugas dengan
dimotivasi bahkan sambil dipaksa.
Pasien tampak rambut acak-acakan
dan banyak kutu, kuku panjang dan
hitam.
Kulit kotor, tampak malas untuk
menyisir rambut dang anti pakaian
harus disuruh petugas.
C. Pohon Masalah
Isolasi sosial
2.
Diagnosa Kep
Implementasi
Defisit perawatan diri SP 1
Jumat, 15/3/2013
1. Menjelaskan
Pukul 13.00 wib
pentingnya kebersihan
diri.
2. Membantu pasien
mempraktekkan cara
menjaga kebersihan.
3. Menjelaskan cara
menjaga kebersihan.
4. Menganjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
Evaluasi / SOAP
S : keluarga mengatakan
sebelum dan sesudah makan
klien tidak mau cuci tangan
O : - tampak klien makan
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien.
2. Membantu klien
mempraktekkan cara
makan yang baik.
3. Menganjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
3.
Sabtu, 16/3/2013
Pukul 10.15 wib
SP III
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian pasien
2. Menjelaskan cara
eliminasi yang baik
3. Membantu klien
mempraktekkan cara
eliminasi yang baik
4.
berserakan
- klien tidak mencuci tangan
setelah makan
A : - SP I belum sepenuhnya
- klien belum mampu
melakukan SP II
P:
PK : praktekkan cara makan
yang baik
PP : membantu klien
mempraktekkan evaluasi
S : saat ditanya seputar
BAB/BAK, klien
mengatakan melakukan pada
tempatnya
O : - klien sudah sedikit tampak
rapi
- gigi klien masih kuning
- BAB/BAK tertib, bersih
A : SP I, II, III, sudah mulai
mampu dilakukan
P : menganjurkan klien untuk
tetap melakukan SP I tanpa
mengabaikan SP II dan SP III
S : klien mengatakan tidak mau
mandi dan sikat gigi
O : - klien tampak lusuh
- rambut terlihat acak
acakan
A : klien sudah mulai mampu
melakukan SP I, II, III, IV
tetapi belum sepenuhnya
P : - menganjurkan klien untuk
memasukkan dalam jadwal
harian
- berikan reinforment atas
usaha yang klien lakukan
http://dwiekeke.blogspot.com/2013/07/askep-defisit-perawatan-diri.html