KEPERAWATAN
KELOMPOK 1
KELAS A
Kelompok 1 - Kelas A:
Konsep dari ronde keperawatan ini adalah pembahasan kasus pasien, dengan tujuan untuk meningkatkan
skill dan pengetahuan perawat terkait penyakit dan proses perawatan, serta dapat mengetahui kebutuhan
atau permasalahan manajemen pelayanan di lapangan. Perawat melakukan penggalian informasi kepada
pasien, mengimplementasikan asuhan, mendiskusikan masalah keperawatan serta melakukan evaluasi
asuhan (Yasman, Sahar, Nurain, 2015).
Tujuan Ronde Keperawatan
Bagi perawat menurut Armola et al (2010): Bagi Pasien menurut Clement (2011):
1. Melihat kemampuan staf dalam management pasien 1. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke
belajar meningkatkan penilaian keterampilan klinis 6. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien
7. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan
5. Membangun kerjasama dan rasa hormat
kepada pasien
6. Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan
8. Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus
mempromosikan kebanggaan dan profesi
decubitus, foot drop, dll
keperawatan 9. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga
perawat memperoleh wawasan yang lebih baik
10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan
Tipe-Tipe Ronde Keperawatan
1. Matron Nurse 2. Nurse Management Rounds
Seorang perawat berkeliling keruangan-ruangan, menanyakan Ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan
kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Perawat pada ronde ini implementasi pada sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas
adalah memeriksa standar pelayanan, keberhasilan dan tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan pasien dan
kerapihan, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses
dalam memberikan pelayanan pada pasien.
pembelajaran antara perawat dan head nurse.
Kelemahan ronde keperawatan adalah klien dan keluarga merasa kurang nyaman
dan privasinya terganggu.
Masalah yang biasanya terdapat dalam ronde keperawatan, yaitu sebagai berikut
(Modul UPNVJ, 2022).
a. Berorientasi pada prosedur keperawatan
b. Persiapan sebelum praktik kurang memadai
c. Belum ada keseragaman tentang laporan hasil ronde keperawatan
Prosedur Pelaksanaan Ronde Keperawatan
a. Persiapan
1) Penetapan kasus minimal satu hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
2) Pemberian informed consent kepada klien/keluarga
b. Pelaksanaan
1) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer, dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah dan rencana tindakan yang
akan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu di diskusikan
2) Diskusikan antar-anggota tim tentang kasus tersebut
3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/kepala ruangan tentang masalah klien serta rencana tindakan
yang akan dilakukan
4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan
c. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
KASUS
RS Lekas Sembuh adalah rumah sakit umum swasta kelas C dengan kapasitas 86 tempat tidur yang sudah
melayani pasien dengan BPJS sejak tahun 2014. Ruang Melati merupakan salah satu ruang rawat inap
yang merawat semua spesifikasi penyakit (Interna, Bedah, Obgyn, Neurologi, Urologi, Orthopedic, THT,
Pediatri, Kulit, dan Jiwa) dengan kapasitas 14 tempat tidur. Jumlah perawat di ruang Melati yaitu 8 orang
termasuk kepala ruangan dan semua sudah berkualifikasi Ners. Komposisi tenaga non keperawatan di
ruang Melati tidak ada staf khusus, seperti admission, cleaning service, ahli gizi, namun strukturnya
menjadi satu dengan seluruh ruangan yang ada di RS Lekas Sembuh. Ruang Melati memiliki BOR 60%,
rata-rata kategori klien yang dirawat adalah 1 orang total care, 4 orang partial care dan 3 orang self care, &
hari kerja efektif adalah 6 hari per minggu (40 jam/minggu). Ruang Melati menerapkan metode penugasan
Tim, timbang terima dilakukan sebanyak 3 kali setiap pergantian shift, dan sudah dilakukan validasi ke
ruangan pasien setiap pelaksanaan timbang terima.
KASUS
Ruang Melati telah memiliki SOP yang cukup, namun SOP tersebut masih perlu
ditambahkan dan beberapa SOP masih dalam tahap revisi. SAK yang ada di ruangan juga
belum mencangkup 8 besar penyakit yang ada di ruangan, form-form dan media supervisi,
penerimaan pasien baru, dan discharge planning juga belum ada. Dokumentasi yang
dilakukan perawat dilakukan secara manual, masih banyak yang tidak lengkap, penulisan
askep juga banyak yang tidak tepat, dan SBAR belum terlaksana. Selain itu, tingkat
kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan masih sangat rendah dan tingkat kepuasan
pasien masih rendah karena perilaku caring perawat masih kurang. Sementara rumah sakit
swasta di sekitar RS Lekas sembuh cukup banyak dengan kualitas perawat yang sudah baik
dan memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap.
DATA TAMBAHAN
Di ruang Melati implementasi asuhan keperawatan masih belum maksimal karena SOP
yang digunakan masih dalam tahap revisi, Kepala ruang merencanakan pembaharuan
SOP dan SAK yang akan digunakan oleh perawat untuk melakukan intervensi pada
pasien, kepala ruang juga merencanakan terkait peningkatan mutu kerja perawat dengan
berbasis caring dan kesadaran perawat untuk cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan,
serta perencanaan untuk melengkapi form untuk pasien dan discharge planning, dan
menyiapkan media supervisi yang digunakan untuk mengedukasi pasien, selanjutnya
kepala ruang melakukan akan melakukan ronde keperawatan bersama para perawat
terkait masalah kesehatan yang ada di ruang Melati.
ASUHAN KEPERAWATAN
LANJUT DI MAKALAH
TERIMA KASIH :)