Anda di halaman 1dari 4

Journal name : Eurasian journal of emergency medicine

Journal title : Breaking Bad News in the Emergency Department: How do the Patients Want
it?
Journal author : Ramazan Guven, Eylem Kuday Kaykisiz, Hatice Onturk, Muhammed Ikbal
Sasmaz, Asim Ari, Gokhan Eyupoglu, Ayse Gurol Parlak

Resume :
Berita buruk didefinisikan oleh Robert Buckman sebagai “berita apa pun yang merugikan
dan secara serius memengaruhi pandangan seseorang tentang masa kini dan masa depannya".
Dalam penyampaian berita buruk kita harus dapat berkomunikasi secara efektif dan harus
melakukan pendekatan yang berpusat kepada pasien-keluarga. Berita buruk mencakup penyakit
serius atau kondisi klinis dan kemungkinan kematian. Berita ini dapat menyebabkan perasaan
ditinggalkan, kesepian, dan kehilangan kendali pada pasien atau anggota keluarganya.
Tidak ada jawaban baku tentang bagaimana seharusnya kondisi keluarga pasien atau
keluarga saat mendapatkan berita buruk, hal ini bervariasi tergantung dari status pendidikan,
pekerjaan, serta budaya pasien/keluarga.
Dari hasil penelitian terhadap 760 pesien dengan mayoritas laki-laki 57,4% dan perempuan
42,8% dengan rata-rata usia 29 tahun dengan latar belakang pendidikan SD-SMA dengan buta
huruf 67,9% dan pendidikan lulusan universitas dan doktor sebanyak 32,1% adalah :
1. Pasien menginginkan nakes untuk berkomunikasi secara formal dan lembut
2. Pasien menginginkan nakes menjelaskan penyebab kematian dengan rincian medis ketika
menyampaikan kondisi negatif yang dialami pasien
3. Pasien menginginkan nakes mengedepankan nilai-nilai keimanan dalam menyampaikan
kabar buruk kepada kerabat
4. Pasien menginginkan nakes untuk menyampaikan berita kematian pasien terhadap salah
satu anggota keluarga
5. Pasien menginginkan ruangan terpisah yang tidak ada pasien lain dengan duduk
berhadap-hadapan dengan kerabat pasien dalam menyampaikan kabar buruk
6. Pasien menginginkan kerabat menunggu di kursi dekat ruangan tempat CPR dilakukan
saat proses resusitasi.
Model perawatan saat ini telah ditekankan kepada otonomi pasien, pemberdayaan, dan
pengungkapan penuh. kewajiban etis nakes dan hak hukum pasien, dan pasien memainkan peran
utama dalam membuat keputusan tentang kesehatan dan prosedur terapeutik mereka. Nakes
memiliki kewajiban hukum untuk menyampaikan kabar buruk kepada pasien dan keluarga.
Untuk meningkatkan keterampilan dalam penyampaian berita buruk agar sistematis dan
tidak mengakibatkan traumatis perlu dilakukan bimbingan. Terdapat beberapa teknik dalam
penyampaian berita buruk diantaranya SPIKES (set the stage, perception, inform, knowledge,
empathy, summary and strategi) yang menjelaskan enam langkah komunikasi. Selainitu juga
terdapat intervensi pendidikan GRIEV_ING (Kumpulkan, Sumber Daya, Identifikasi, Didik,
Verifikasi, Ruang, Tanya, Mur dan Baut, Berikan). Ada juga penyampaian dengan model
ABCDE (advanced preparation, build a therapeutic relationship and environment, communicate
well, deal with patient and family reactions, and encourage and validate emotions). Selain itu
juga terdapat metode BREAKS (Background, Rapport, Exploring, Announce, Kindling,
Summarize),
Memberikan perawatan menjelang ajal (EOLC) di unit gawat darurat (ED) sangat menantang
karena minimnya sumber daya, kurangnya edukasi tenaga kesehatan dan model perawatan
yang ketinggalan jaman. Lingkungan yang dinamis dan kacau seperti unit gawat darurat
membutuhkan prinsip dan tujuan yang sistematis, jelas dan ringkas untuk perawatan pasien.
Kasus kematian di unit gawat darurat tidak dapat dihindari, oleh karena itu tenaga kesehatan
harus dipersiapkan untuk memberikan perawatan yang optimal kepada pasien kelompok
rentan ini. EOLC (perawatan menjelang ajal) mengacu pada perawatan terminal dan pasien
yang sakit kritis di hari-hari terakhir dan jam hidup mereka.

Unit Gawat Darurat (ED) bersifat dinamis, lingkungan yang hectic dan serba cepat, yang
memberikan intervensi dan perawatan yang cepat kepada individu atau kelompok yang
mengalami trauma mendadak atau cedera/penyakit akut.

The Institute of Medicine (IOM) (1997) mendefinisikan kematian yang 'layak' atau baik
sebagai kematian yang bebas dari kesulitan dan penderitaan yang dapat dihindari oleh pasien,
keluarga, dan pengasuh; secara umum sesuai dengan keinginan pasien dan keluarga; Dan
cukup konsisten dengan klinis, budaya dan ode etik.Perlu diingat ketika kita memberikan
EOLC, kenyamanan diutamakan dan pasien harus pergi dengan kematian yang baik dengan
bermartabat.

Dari beberapa artikel dan jurnal yang telah dibaca secara menyeluruh ditemuka berbagai
penghalang atau hambatan dalam memberikan EOLC di Unit Gawat Darurat. Beberapa
kendala dan hambatan yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:

 Manajemen kerja UGD yang buruk.


(Kurangnya area/ruang yang dapat menjaga privasi antara keluarga pasien dan pasien)
 Komunikasi yang buruk (antara staf medis dan keluarga pasien)
 Kurangnya pendidikan (aspek hukum dan etika dari EOLC serta strategi komunikasi)
 Beban kerja yang tinggi/rasio perawat-pasien yang buruk (tidak seimbang sehingga
menghambat staf medis untuk memberikan perawatan dan hubungan terapeutik pada
pasien dan keluarga pasien)
 Jalur perawatan pasien/rencana EOLC yang masih dilakukan secara individual

Penelitian lebih lanjut tentang EOLC ini sangat dibutuhkan guna mengetahui dampak dan
mengembangkan inisiatif dalam mengembangkan model perawatan yang inovatif secara terus
menerus hingga optimal.
Saran:

 Diadakannya pelatihan dan pendidikan khusus tentang EOLC sebagai praktik holistik,
termasuk kode etiknya untuk staf UGD.
 Terdapatnya akses untuk staf medis guna melanjutkan pendidikan yang dapat
meningkatkan skil komunikasi mereka serta inisiatif yang mendorong harus
diperkenalkannya keefektifan komunikasi profesional di semua spesialisasi.
 Harus dikembangkannya model perawatan inovatif yang mendukung individual,
EOLC holistik untuk pasien dan keluarga mereka, di hari-hari dan jam terakhir
mereka.
 Dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang rasio perawat dan pasien saat
memberikan EOLC di UGD
 Dilakukannya penelitian dan pertimbangan efek manajemen UGD pada pasien yang
menerima EOLC
 Adanya penelitian lebih lanjut berbasis bukti tingkat tinggi tentang inisiatif
dilakukannya EOLC

Anda mungkin juga menyukai