Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI

KELOMPOK 4
DI SUSUN OLEH:

1. Resa Septian Aryaditha R.18.01.061 7. Sugeng Purnama R.18.01.075


2. Ria Nursamsyah R.18.01.062 8. Sulastri R.18.01.076
3. Siti Nurjanah R.18.01.071 9. Susi Agustina R.18.01.077
4. Siti Qoriah R.18.01.072 10. Sri Dewi Anggraeni R.18.01.074
5. Sonya Wulandari R.18.01.073 11. Urifah R.18.01.078
6. Sri Dewi Anggraeni R.18.01.074 12. Revaldo R.18.01.088
A. Pembahasan
Gambaran Umum Memberikan asuhan pasien merupakan upaya yang
kompleks dan sangat tergantung pada komunikasi dari informasi. Tujuan
komunikasi efektif dengan masyarakat adalah memfasilitasi akses
masyarakat ke pelayanan di rumah sakit. Dalam memenuhi kebutuhan
pelayanan di rumah sakit maka rumah sakit juga harus mengembangkan
pendekatan untuk meningkatkan komunikasi efektif pada pasien dan
keluarga. Komunikasi efektif harus tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
dipahami oleh penerima. Strategi komunikasi dengan masyarakat, pasien,
dan keluarga didasarkan pada pengenalan populasi yang dilayani rumah
sakit.
Adapun menejemen komunikasi meliputi:
1. Komunikasi dengan komunitas masyarakat
2. Komunikasi dengan pasien dan keluarga
3. Komunikasi antar tenaga kesehatan pememberi asuhan di
dalam dan di luar Rs
1. Komunikasi dengan komunitas masyarakat
Rumah sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk memfasilitasi akses
masyarakat ke pelayanan di rumah sakit dan informasi tentang pelayanan yang
disediakan oleh rumah sakit. Rumah sakit menetapkan populasi yang dilayani
berdasar atas demografi yang diuraikan menurut usia, etnis, agama, tingkat
pendidikan, serta bahasa yang digunakan termasuk hambatan komunikasi.
Berdasar atas analisis data populasi yang dilayani, rumah sakit menetapkan
strategi komunikasi dengan masyarakat menggunakan pedoman komunikasi
efektif. Jenis informasi yang dikomunikasikan kepada masyarakat meliputi:
a. informasi tentang pelayanan, jam pelayanan, serta akses dan proses
mendapatkan pelayanan;
b. informasi tentang kualitas pelayanan yang diberikan kepada publik dan
kepada sumber rujukan.
2. Komunikasi dengan pasien dan keluarga

Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang jenis
asuhan dan pelayanan, serta akses untuk mendapatkan pelayanan. Pasien dan
keluarga membutuhkan informasi lengkap mengenai asuhan dan pelayanan
yang disediakan oleh rumah sakit, serta bagaimana untuk mengakses
pelayanan tersebut. Memberikan informasi ini penting untuk membangun
komunikasi yang terbuka dan terpercaya antara pasien, keluarga, dan rumah
sakit.
Komunikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan dalam format
serta bahasa yang mudah dimengerti. Pasien hanya dapat membuat keputusan
yang dikemukakan dan berpartisipasi dalam proses asuhan apabila mereka
TEXT
memahami informasi yang diberikan kepada mereka. Oleh karena itu,
perhatian khusus perlu diberikan terhadap format dan bahasa yang digunakan
dalam berkomunikasi serta pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga.
3. Komunikasi antar tenaga kesehatan pemeberi asuhan
di dalam dan di luar Rs
Terdapat komunikasi efektif untuk menyampaikan informasi yang akurat dan tepat
waktu di seluruh rumah sakit termasuk yang “urgent”. Ada kalanya di rumah sakit
memerlukan penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu, khususnya keadaan yang
urgent seperti code blue, code red , dan perintah evakuasi. Informasi asuhan pasien dan
hasil asuhan dikomunikasikan antarstaf klinis selama bekerja dalam sif atau antarsif.
Komunikasi dan pertukaran informasi di antara dan antar staf klinis selama bekerja dalam
sif atau antar sif penting untuk berjalan mulusnya proses asuhan. Informasi penting dapat
dikomunikasikan dengan cara lisan, tertulis, atau elektronik. Setiap rumah sakit
menentukan informasi yang akan dikomunikasikan dengan cara dan informasi tersebut
sering dikomunikasikan dari satu staf klinis kepada staf klinis lainnya, meliputi:
1. Status kesehatan pasien antara lain catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT);
2. Ringkasan asuhan yang diberikan (ringkasan pulang dan ringkasan rawat jalan);
3. Informasi klinis pasien saat ditransfer dan rujukan; serta
4. Serah terima
Menejemen Edukasi:
Edukasi termasuk pengetahuan yang diperlukan selama proses asuhan
maupun pengetahuan yang dibutuhkan setelah pasien dipulangkan (discharged)
ke pelayanan kesehatan lain atau ke rumah. Dengan demikian, edukasi dapat
mencakup informasi sumber-sumber di komunitas untuk tambahan pelayanan
dan tindak lanjut pelayanan apabila diperlukan, serta bagaimana akses ke
pelayanan emergensi bila dibutuhkan. Edukasi yang efektif dalam suatu rumah
sakit hendaknya menggunakan format visual dan elektronik, serta berbagai
edukasi jarak jauh dan teknik lainnya. Adapun menejemen komunikasi
meliputi:

1. Edukasi pasien dan keluarga


2. Persiapan edukasi asemen
3. Rencana manajemen komunikasi dan edukasi
4. Pelaksanaan kegiatan
1. Edukasi pasien dan keluarga
Edukasi direncanakan untuk menjamin bahwa setiap pasien diberikan edukasi sesuai
dengan kebutuhannya. Rumah sakit menetapkan pengorganisasian sumber daya edukasi
secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, rumah sakit perlu menetapkan organisasi
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS), menciptakan pelayanan edukasi, dan mengatur
penugasan seluruh staf yang memberikan edukasi secaraterkoordinasi. Edukasi berfokus
pada pengetahuan dan keterampilan spesifik yang dibutuhkan pasien dan keluarga dalam
pengambilan keputusan, serta berpartisipasi dalam asuhan dan asuhan berkelanjutan di
rumah.
Dengan demikian, untuk merencanakan edukasi dilakukan asesmen:
1. keyakinan serta nilai-nilai pasien dan keluarga;
2. kemampuan membaca, tingkat pendidikan, dan bahasa yang digunakan;
3. hambatan emosional dan motivasi;
4. keterbatasan fisik dan kognitif;
5. kesediaan pasien untuk menerima informasi. Untuk memahami kebutuhan edukasi
setiap pasien dan keluarganya,dibutuhkan proses asesmen untuk identifikasi jenis operasi,
prosedur invasif lainnya, rencana tindakan, kebutuhan perawatannya, dan kesinambungan
asuhan setelah keluar dari rumah sakit.
2. Persiapan edukasi asemen

Hal-hal yang harus di perhatikan dalam asessmen adalah sebagai berikut:


1. Keyakinan dan nilai¬nilai pasien dan keluarga (nilai-nilai budaya, suku, agama, dan
kepercayaan), jika nilai dan keyakinan pasien dan keluarga di luar dari yang disediakan,
petugas bisa menuliskan keadaan yang sesuai dengan kondisi pasien pada kotak yang sudah
disediakan.
2.Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan
3. Hambatan emosional dan motivasi (emosional : depresi, senang dan marah )
4. Keterbatasan fisik dan kognitif
5. Kesediaan pasien untuk menerima informasi
3. Langkah-langkah Menejemen Komunikasi, Edukasi
a. Melaksanakan MKE

1. RS memberikan penyuluhan yg mendukung partisipasi pasien & keluarganya dalam keputusan


perawatan dan proses perawatan.
2. Kebutuhan penyuluhan setiap pasien dieassemen dan dimasukkan ke dalam RM(Formulir pengkajian
pasien )
3. Penyuluhan dan pelatihan membantu memenuhi kebutuhan kesehatan pasien yang
berkesinambungan.
4. Penyuluhan pasien dan keluarga mencakup topik-topik yg berkaitan dengan penyakit pasien,
penggunaan obat-obat yang aman, penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara
obat-obatan dan makanan, panduan gizi, manajemen nyeri serta teknik-teknik rehabilitasi.
5. Metode penyuluhan dipilih dengan memepertimbangkan nilai yang dianut dan prefensi pasien dan
keluarganya, serta memungkinkan terjadinya interaksi yang memadai antara pasien, keluarga pasien dan
staf sehingga terjadi proses pembelajaran.
6. Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerjasama untuk menyediakan penyuluhan.

b. Melaksanakan monitoring dan evaluasi MKE


4. Rencana manajemen komunikasi dan edukasi

Setiap pasien dan keluarga yangberobat di Rumah Sakit Tk.II Udayana baik di
instalansi rawat jalan, instalansi rawat inap, UGD, HD,HCU harus mendapatkan
pendidikan yang materinya disesuaikan dengan penyakitnya dan layanan kesehatan
yang akan diberikan. Sebelum memberikan pendidikan, pasien dan keluarga pasien
dilakukan assesmen kebutuhan pendidikan apa yangakan diberikan sesuai dengan
penyakitnya, dan assesmen kemampuan dan kemauan belajarnya. Keyakianan dan
nilai-nilai, kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan,
hambatan emosional dan motivasi, keterbatasan fisik dan kognitif serta kesediaan
pasien untuk menerima informasi. Data ini digunakan dalam merencanakan teknik apa
yang digunakan dalam pendidikan pasien dan keluarga, agar tujuan pedidikan dapat
dicapai.
5. Pelaksanaan kegiatan
1. Umum
Rumah Sakit mempunyai kewajiban untuk memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga
agar mereka mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk berpartisipasi dalam proses perawatan
kesehatan dan keputusan perawatan. Edukasi direncanakan untuk memastikan bahwa setiap pasien
mendapatkan penyuluhan yang dibutuhkannya. Rumah sakit memilih cara untuk mengelola semberdaya
pendidikannya dengan efektif dan efisien, menunjukan koordinator, menyelenggarakan, bekerjasama
dengan semua staf untuk memberikan edukasi secara terkoordinir.

2. Metode pelaksanaan
Sebelum memberikan edukasi terlebih dahulu dilakukan assesmen terhadap kebutuhan edukasi pasien dan
keluarga.

3. Pelaksaan Kegiatan
a. persiapan tempat
b. metode
c. media
d. persiapan pasien dan keluarga
e. persiapan petugas educator
f. waktu pelaksanaan
THANKS

Anda mungkin juga menyukai