Keputusan Direktur
RSIA Mutiara Bunda Padang
No : 01.095/RSIAMB/VI/2018
Tentang Pedoman Komunikasi Efektif
di RSIA Mutiara Bunda Padang
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan proses bicara dalam bahasa inggris diakronimkan
sebagai TALK. TALK merupakan akronim dari T (talk to each other) yakni berbicara
satu orang dengan orang lainnya, A (act together to care for our residents, patients and
families) secara bersama memberikan pelayanan antar petugas, pasien dan
keluarganya L (listen to each other) yakni satu dengan lainnya saling dengarkan dan K
(know and understand each other) yakni tahu dan mengerti satu dengan lainnya.
Komunikasi melibatkan pembicara (orang yang memberi informasi), proses
penyampaian informasi, isi informasi dan pendengar (orang yang menerima informasi)
(Zumbrum, 2006) Sebagai seorang pembicara, harus memperhatikan beberapa faktor
untuk memberi kesempatan kepada pendengar untuk mendengar dan memahami isi
komunikasi.
Komunikasi di lingkungan rumah sakit merupakan modal dasar untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Komunikasi yang terjadi melibatkan konsumen
internal dan konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar
individu yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara horisontal ataupun
hubungan secara vertikal. Hubungan yang terjalin antar tim multidisplin termasuk unsur
medis, keperawatan, unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi sebagai provider
merupakan gambaran dari sisi konsumen internal. Sedangkan konsumen eksternal
mengarah pada sisi penerima jasa pelayanan, yaitu klien baik secara individual,
kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah sakit. Seringkali hubungan
buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah buruknya
sistem komunikasi antar individu yang terlibat dalam sistem tersebut.
Komunikasi menjadi sangat penting karena merupakan aktifitas media bagi
pimpinan menginformasikan sesuatu dengan cara tertentu kepada staf atau unit-unit
dibawahnya. Dengan komunikasi maka fungsi menejerial yang berawal dari fungsi
perencanaan,implementasi dan pengawasan dapat dicapai.Komunikasi dipengaruhi
oleh persepsi dan sebaliknya persepsi dipengaruhi oleh komunikasi. Persepsi meliputi
1
semua proses yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi mengenai
lingkungannya. Baik buruknya proses komunikasi sangat tergantung pada persepsi
masing-masing staf yang terlibat didalamnya.
Ketidaksamaan pengertian antara penerima dan pengirim informasi akan
menimbulkan kegagalan dalam berkomunikasi. Dalam rangka mencegah risiko cidera
pada pasien akibat kesalahan komunikasi dan meningkatkan keselamatan pasien,
diperlukan sebuah pedoman komunikasi efektif di RSIA Mutiara Bunda Padang.
B. PENGERTIAN
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang dilakukan tepat waktu, akurat, lengkap,
tidak bermakna ganda (ambiguous), dan diterima oleh penerima informasi yang
bertujuan mengurangi kesalah-kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien
2
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup komunikasi efektif di RSIA Mutiara Bunda Padang adalah sebagai
berikut:
1. Komunikasi dengan komunitas masyarakat
2. Komunikasi dengan pasien dan keluarga
a. Jenis asuhan dan pelayanan,
b. Akses untuk mendapatkan pelayanan
c. Edukasi
3. Komunikasi antar tenaga kesehatan (Profesional Pemberi Asuhan/PPA) di dalam
dan luar rumah sakit terdiri dari 3 jenis komunikasi:
a. Komunikasi efektif untuk menyampaikan informasi urgent yang terdiri dari:
1) Code blue
2) Code red
3) Code pink
4) Code black
b. Komunikasi efektif tentang informasi asuhan pasien selama bekerja dalam
shift atau antar shift terdiri dari:
1) Informasi status kesehatan pasien termasuk CPPT
2) Ringkasan pulang pasien rawat jalan dan ranap
3) Informasi klinis saat transfer dan dirujuk
4) Serah terima/operan
c. Komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telpon antar profesional
pemberi asuhan (PPA).
4. Komunikasi antar tingkat/unit
a. Pertemuan di setiap dan antar tingkat di rumah sakit
b. Komunikasi antar unit
3
Sasaran
Sasaran pedoman komunikasi efektif adalah mengatur komunikasi yang terjadi di
RSIA Mutiara Bunda Padang, antara lain dengan:
a. Masyarakat
b. Pasien, keluarga dan pengunjung
c. Dokter, tenaga kesehatan lain, Perawat, Bidan, tenaga non medis, tenaga non
keperawatan
d. Institusi pemerintah dan swasta
4
BAB III
KEBIJAKAN
5
9. Ada komunikasi efektif untuk menyampaikan informasi yang akurat dan tepat
waktu di seluruh rumah sakit termasuk yang “urgent”.
10. Informasi tentang asuhan pasien dan hasil asuhan dikomunikasikan antar staf
klinis selama bekerja dalam shift atau antar shift.
11. Rumah sakit menyediakan edukasi untuk menunjang partisipasi pasien dan
keluarga dalam proses asuhan
12. Unit di RSIA Mutiara Bunda Padang yang mengkoordinir promosi kesehatan
adalah Tim Promosi Kesehatan dan Humas
13. Edukasi dilaksanakan sesuai kebutuhan pasien dan keluarga di seluruh unit di
rumah sakit.
14. PPA (Profesional Pemberi Asuhan) yang memberikan edukasi harus mampu
memberikan edukasi secara efektif (trampil dan memiliki pengetahuan yang
cukup tentang materi yang diberikan)
15. Agar edukasi pasien dan keluarga bisa efektif, staf harus melakukan asesmen
kemampuan, kemauan belajar dan kebutuhan edukasi serta dicatat di dalam
rekam medis. Variabel asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien dan
keluarga meliputi :
a. Keyakinan dan nilai nilai pasien dan keluarga
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan
c. Hambatan emosional dan motivasi
d. Keterbatasan fisik dan kognitif
e. Kesediaan pasien untuk menerima informasi
f. Asesmen kemampuan, kemauan belajar dan kebutuhan edukasi pasien
dicatat di rekam medis dan hasil asesmen digunakan untuk membuat
perencanaan kebutuhan edukasi pasien.
6
BAB IV
TATA LAKSANA
7
d. Sign Box dan Neon Box
1) Pelayanan UGD 24 Jam
2) Jadwal Poli Spesialis
3) Neon Box Pelayanan Rumah Sakit
e. Brosur dan flayer
1) Brosur tentang pelayanan rumah sakit
2) Flayer Gizi
3) Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit
6. Hotline ke:
7. Kotak saran
8. Komunikasi langsung
a. Penyuluhan kesehatan di internal rumah sakit
b. Kegiatan Edukasi
c. Seminar kesehatan
8
informasi yang mesti dikomunikasikan dengan pasein dan keluarga adalah sebagai
berikut:
1. Jenis asuhan dan pelayanan
Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang jenis
asuhan dan pelayanan. Informasi untuk pasien dan keluarga tentang asuhan dan
pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit, dalam bentuk website atau brosur.
Adapun jenis asuhan dan pelayanan yang diinformasikan kepada pasien dan
keluarga adalah sebagai berikut:
9
Untuk pelayanan yang belum tersedia akan diatasi dengan memanfaatkan
mekanisme rujukan dan dengan membuat perjanjian kerja sama dengan rumah
sakit yang memiliki fasilitas terkait.
Dalam proses asuhan pasien, edukasi merupakan hal penting yang mesti
dilakukan oleh RS. Pasien hanya dapat membuat keputusan yang dikemukakan
yang diberikan kepada mereka. Oleh sebab itu Komunikasi dan edukasi kepada
pasien dan keluarga diberikan dalam format dan bahasa yang mudah dimengerti
10
b. Bila dilakukan tindakan medik yang memerlukan persetujuan tindakan
kedokteran (informed consent), pasien dan keluarga belajar tentang risiko dan
komplikasi yang dapat terjadi untuk dapat memberikan persetujuan.
c. Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang hak dan tanggung jawab
mereka untuk berpartisipasi pada proses asuhan.
d. Edukasi pasien dan keluarga termasuk topik berikut ini, terkait dengan
pelayanan pasien: penggunaan obat yang aman, penggunaan peralatan medis
yang aman, potensi interaksi antara obat dengan makanan, pedoman nutrisi,
manajemen nyeri dan teknik rehabilitasi
e. Metode edukasi mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan pasien dan keluarga,
dan memperkenankan interaksi yang memadai antar pasien-keluarga dan staf
klinis agar edukasi efektif dilaksanakan.
f. PPA harus menyediakan waktu yang adekuat dalam memberikan edukasi
g. Bila diperlukan, pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan
secara kolaboratif oleh PPA terkait
h. Pada proses pemberian edukasi, staf harus mendorong pasien dan keluarga
untuk bertanya dan memberi pendapat agar dapat sebagai peserta aktif
i. Dilakukan verifikasi untuk memastikan pasien dan keluarga dapat memahami
materi edukasi yang diberikan
j. Informasi verbal diperkuat dengan materi tertulis
k. Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang berkesinambungan, upaya
promosi kesehatan harus dilakukan berkelanjutan.
l. Rumah sakit mengidentifikasi sumber–sumber yang ada di komunitas untuk
mendukung promosi kesehatan berkelanjutan dan edukasi untuk menunjang
asuhan pasien yang berkelanjutan
m.Pasien dan keluarga dirujuk agar mendapatkan edukasi dan pelatihan yang
diperlukan untuk menunjang asuhan pasien berkelanjutan, agar mencapai hasil
asuhan yang optimal setelah meninggalkan rumah sakit.
n. Edukasi berkelanjutan tersebut diberikan kepada pasien yang rencana
pemulangannya kompleks.
11
Adapun edukasi antara PPA dengan Pasien dan Keluarga
1. Komunikasi efektif antara DPJP dengan Pasien dan Keluarga
a) DPJP harus memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang
kewajibannya terhadap rumah sakit antara lain :
1) Memberi informasi yang benar, jelas dan jujur
2) Mengetahui kewajibannya dan tanggung jawab pasien dan keluarga
3) Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti oleh pasien
4) Memahami konsekuensi pelayanan yang diterima pasien/keluarga
5) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
6) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
b) DPJP wajib membuat rencana pelayanan
1) Menuliskan rencana pelayanan
Dokter menuliskan rencana kerja atau permasalahan medis yang akan
ditangani pada CPPT.
Dokter menulis rencana tindakan yang akan dilaksanakan, dapat
berupa rencana pemeriksaan penunjang, konsul dan lain-lain.
Dokter menyusun rencana terapi atau intervensi guna menangani
masalah.
Dokter membubuhkan tanda tangan dan waktu penulisan.
2) Menginformasikan rencana pelayanan kepada pasien/keluarga
Dokter sudah menyampaikan pada pasien bahwa pasien diperiksa
dan dibuat diagnosis kerja.
Dokter menyampaikan pada pasien pemeriksaan/tindakan yang akan
dilaksanakan.
Dokter menyampaikan kemungkinan manfaat dan resikonya terhadap
tindakan
Dokter memastikan bahwa, pasien sudah paham.
Dokter mempersilahkan kepada pasien untuk menanyakan hal-hal
yang belum jelas.
12
Dokter menuliskan pada dokumen rekam medis bahwa telah
menginformasikan (lembar informasi medis) rencana pelayanan dan
membubuhkan paraf
2. Komunikasi efektif antara perawat dengan pasien dan keluarga
a) Memberi salam pada pasien dan keluarga.
b) Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang lingkungan ruang rawat
fasilitas yang dapat digunakan serta prosedur penggunaannya.
c) Menjelaskan tata tertib di Rumah Sakit
d) Menjelaskan hak dan kewajiban pasien
e) Memberikan penjelasan petugas yang merawat.
f) Informasi waktu konsultasi
g) Informasi catatan perkembangan kondisi pasien dan rencana asuhan
perawatan.
h) Informasi tentang persiapan pulang.
i) Setiap selesai melaksanakan orientasi harus dicatat dan ditanda tangani
oleh kedua belah pihak
3. Komunikasi efektif antara farmasi dengan pasien dan keluarga
a) Aspek yang harus disampaikan
1) Deskripsi dan kekuatan obat
2) Jadwal dan cara penggunaan
3) Mekanisme kerja obat
4) Dampak gaya hidup
5) Penyimpanan
6) Efek potensial yang tidak diinginkan
b) Cara pendekatan dalam meningkatkan kepatuhan
1) Berkomunikasi dengan pasien
2) Memberikan informasi yang tepat tanpa kalimat klise
3) Mempunyai strategi untuk mencegah ketidak patuhan
13
4. Komunikasi efektif antara ahli gizi dengan pasien dan keluarga
Komunikasi efektif antara ahli gizi dengan pasien dan keluarga melalui
konseling gizi. Pendekatan dalam konseling gizi di RSIA Mutiara Bunda
Padang mencakup 5 tahapan, yaitu:
a. Persiapan
Tahap persiapan, menjelaskan tentang pentingnya melakukan manajemen/
diet. Konselor dalam tahap ini menanyakan tentang kebiasaan makan
pasien dan penjelasan akan adanya upaya perbaikan jika ada kekurangan
dalam menjalankan diet sebelumnya. Sebelum memasuki tahap ini
konselor sebaiknya melihat riwayat penyakit pasien, melihat status gizi
pasien, melihat hasil pemeriksaan laboratorium, dll.
b. Pengkajian.
Pada tahap pengkajian konselor mengkaji diet yang sudah pernah atau
sedang dijalani oleh pasien.
c. Anjuran/Saran
Konselor memberikan saran-saran tentang diet yang sebaiknya dilakukan
berdasarkan risiko kesehatan pasien.
d. Kerjasama/negosiasi.
Konselor menegosiasikan dengan pasien tentang rencana diet,
menyampaikan kemungkinan kendala-kendala untuk melaksanakan diet.
e. Tindak lanjut.
Tahap terakhir ini adalah tahap pemantauan (monitoring). Proses ini jika
memungkinkan bisa dilakukan dengan telepon, jika tidak maka bisa saja
dilakukan saat pasien dirawat inap (opname) kembali
14
1. Komunikasi efektif untuk menyampaikan informasi urgent yang terdiri dari:
a. Code blue
Termasuk code blue adalah cardiacrespiratory arrest Henti jantung Dewasa&
Anak serta darurat medis lainnya. Darurat medis didefinisikan sebagai setiap
situasi klinis dimana pasien dengan kondisi medik kompromais yang rentan
terhadap infeksi maupun komplikasi serius dan memerlukan pertolongan medis
segera. Dalam situasi darurat medis/henti jantung :
a) Segera evaluasi situasi dengan :
1) Telaah bahaya yang dapat muncul segera.
2) Catat waktu.
3) Periksa tanda-tanda kehidupan :
Tidak ada respon.
Tidak bernafas normal.
Tidak teraba nadi.
4) Minta bantuan staf lainnya, teriak minta bantuan “Code Blue-Code Blue”
5) Tindak pasien dengan :
Check nadi dan pernafasan
Lakukan tindakan RJP.
6) Lakukan tindakan sampai bantuan datang
7) Setelah anggota tim code blue menerima aktivasi code blue, mereka
harus menghentikan tugas mereka saat ini, mengambil resusitasi kit dasar
(tas peralatan) mereka dan bergegas ke lokasi darurat medis dengan
berjalan kaki
8) Tim code blue harus cepat berespon bergerak ke arah lokasi dengan
menggunakan rute terpendek yang tersedia
9) Setiap tenaga medis maupun non medis yang sudah diberikan pelatihan
BLS, dilokasi kejadian harus memulai tindakan BLS sambil menunggu
kedatangan tim code blue
10) Tim code blue sampai dilokasi siap dengan peralatan resusitasi kit dasar,
apa bila korban masih dalam cardiac atau respiratory arrest, tim akan
15
mengambil alih tugas resusitasi (koordinator tim mengarahkan untuk
tindakan selanjut nya)
11) Apabila membutuhkan monitor jantung, defibrilator manual, peralatan ini
harus melekat kepada pasien untuk menentukan kebutuhan defibrilasi,
fase ini dilakukan oleh tim yang berpengalaman atau tim terlatih dalam
Advance Cardiac Life Support (ACLS)
12) Pengelolaan pasien selanjutnya diserahkan kepada koordinator tim code
blue.
b. Code red
a) Saat melihat api kebakaran, berteriak “code red” secara berulang dan
mengaktifkan alat komunikasi darurat/tombol alarm terdekat.
b) Apabila menerima pemberitahuan, segera menuju lokasi kebakaran dan
membawa APAR
c) Bila api tidak padam, minta bantuan dengan menyebutkan situasi yang
terjadi, lokasi kebakaran, nama dan bagian tempat dinas, dengan
menghubungi:
Satpammeminta bantuan dengan menyebutkan situasi yang terjadi,
lokasi kebakaran, nama penelpon dan bagian/ tempat dinas.
Direktur, sebagai komandan bencana
Satpam, meminta bantuan memadamkan aliran listrik yang dapat
membahayakan
PJ dinas untuk meminta bantuan menghubungi Dinas Pemadam
Kebakaran Kota Padang di no telpon 0751 28558
Kepala Bidang pelayanan sebagai ketua evakuasi HP 081316653400
d) Amankan tempat kejadian, selamatkan korban terutama pasien, karyawan
dan peralatan
e) Laporkan perkembangan situasi kepada komandan bencana (Direktur)
c. Code pink
Code pink adalah ancaman penculikan pada bayi/anak-anak. Oleh karena
beberapa jam pertama merupakan waktu kritis pada kasus hilangnya bayi/anak-
16
anak, hal terpenting adalah menyediakan informasi akurat berkaitan dengan
bayi/anak sesegera mungkin. Apabila Bayi/Anak-Anak diculik maka:
a) Petugas yang menemukan terjadinya penculikan bayi/anak, meneriakkan: “
Code Pink – Code Pink !!!!”
b) Selanjutnya Satpam menghubungi pihak yang terkait di Rumah Sakit antara
lain Sekuriti, Direksi, dan Staf Senior lainnya).
c) Satpam atas perintah Direktur, menelepon (Polresta Padang); 751-
22317/0751-840186 (Polsek Padang Utara) 0751 -7054333 dan sebutkan:
jenis kejadian, lokasi kejadian dengan tepat, nama anda dan tugas/profesi
Anda.
d) Petugas Kepolisian kemungkinan akan meminta gambar/foto bayi/anak yang
diculik (kalau ada), dan menanyakan beberapa pertanyaan antara lain:
kapan terjadinya, lokasi terakhir Anda masih melihat bayi/anak yang hilang,
dan memakai pakaian apa bayi/anak tersebut.
e) Setelah menerangkan kepada yang berwajib, berupayalah untuk tetap
tenang. Anda akan mampu mengingat detail bayi/anak yang diculik lebih
mudah bila Anda telah memperoleh kondisi rasional dan logis kembali.
d. Code black
Code black adalah adanya ancaman Bom yang terjadi/diketahui/diterima.
1) Tindakan bila melihat/mengetahui/menerima ancaman bom:
Ancaman melalui telepon. Catat dan/rekam data penelpon laporkan ke
bagian tim tanggap darurat K3RS dan bagian keamanan RSIA Mutiara
Bunda Padang
Menemukan benda yang dicurigai sebagai bom. Catat lokasi keberadaan
bom dan laporkan kepada tim keamanan RSIA Mutiara Bunda Padang,
dilarang menyentuh benda tersebut
Menerima ancaman bom melalui surat. Penerima surat menghubungi tim
keamanan RSIA Mutiara Bunda Padang
2) Bagian keamanan mengamankan area yang diduga terdapat bom, dengan
memasang garis pengaman untuk menghindari masyarakat rumah sakit
masuk ke area
17
3) Code purple aktif, evakuasi seluruh penghuni gedung sesuai SPO Code
purple.
4) Satpam menghubungi pihak terkait (Tim Gegana dari Kepolisian) sesuai
intruksi Tim Keamanan
5) Bom diamankan oleh tim gegana dan melaporkan proses yang dilakukan.
6) Pembuatan laporan lengkap hingga selesai.
7) Pada situasi dinyatakan aman, penghuni gedung dapat memasuki gedung
kembali.
2. Komunikasi efektif tentang informasi asuhan pasien selama bekerja dalam
shift atau antar shift terdiri dari:
a. Informasi status kesehatan pasien termasuk CPPT
Informasi tentang status kesehatan dan rencana asuhan terintegrasi dibuat dan
dicatat oleh Profesional Pemberi Asuhan (PPA). Integrasi dan koordinasi
kegiatan pelayanan dan asuhan pasien merupakan sasaran yang menghasilkan
efesiens, penggunaan SDM dan sumber lainnya, dan hasil asuhan pasien yang
lebih baik. Rencana asuhan pasien terintegrasi dibuat dengan sasaran
berdasarkan atas data assesmen awal dan kebutuhan pasien. Pelayanan
berfokus pada pasien diterapkan dalam bentuk asuhan pasien terintegrasi yang
bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada integrasi horizontal kontribusi
profesi masing masing PPA adalah sama pentingnya/sederajat. Pada integrasi
vertikal pelayanan berjenjang oleh/melalui berbagai unit pelayanan ke tingkat
pelayanan yang berbeda, disini peran Manajer Pelayanan Pasien (MPP)
penting untuk integrasi tersebut, dengan komunikasi yang memadai terhadap
PPA. Rencana asuhan dievaluasi secara berkala sesuai dengan kondisi pasien,
dimuthakhir, atau direvisi oleh tim PPA berdasarkan atas assesmen ulang.
Pendokumentasian di rekam medis pada CPPT merupakan alat untuk
memfasilitasi dan menggambarkan integritas serta koordinasi asuhan pada
pasien.
b. Ringkasan pulang pasien rawat jalan dan ranap
1) Ringkasan pasien pulang (discharge summary) dibuat untuk semua pasien
rawat inap
18
2) Ringkasan pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang
3) Salinan ringkasan pulang diberikan kepada:
a) Pasien
b) Tenaga kesehatan yang bertanggung jawab memberikan kelanjutan
asuhan
c) Rekam medis
d) Pihak penjamin pasien
e) Sebagai jawaban rujukan
4) Ringkasan pulang dijelaskan kepada pasien
5) Ringkasan pulang ditanda tangan oleh pasien dan keluarga
d. Serah terima/overan
Serah terima asuhan pasien (hand over) adalah perpindahan tanggung
jawab professional dan akuntabilitas untuk beberapa atau semua aspek
perawatan untuk pasien, atau sekelompok pasien, ke orang lain atau kelompok
professional lain secara sementara atau permanen .
Hand Over dari dokter ke dokter dituliskan pada format CPPT,sedangkan
Perawat dan Bidan menggunakan buku laporan pada setiap pertukaran sift
disemua unit terkait yang didokumentasikan saat Hand Over adalah ha-hal
kritikal tentang pasien dengan format SOAP. Hasil dari Hand Over di evaluasi
secara periodic untuk memperbaiki proses Hand Over.
19
3. Komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telpon antar profesional
pemberi asuhan (PPA).
a. Antar PPA
Komunikasi efektif melalui telepon yang dilakukan oleh perawat untuk
melaporkan segala bentuk keluhan keadaan dan permasalahan pasien kepada
dokter yang merawat secara tepat waktu, lengkap, akurat dan jelas dan dipahami
kedua belah pihak. Komunikasi perintah lisan via telepon harus memperhatikan
hal-hal sebagai sebagai berikut :
1) Komunikasi verbal/via telepon antar PPA dilakukan dengan teknik SBAR dan
dituliskan pada CPPT dengan teknik SOAP/ADIME (asuhan gizi)
2) Perintah lisan via telepon tersebut diverifikasi oleh dokter pemberi pesan
sebagai tanda persetujuan 1x24 jam kecuali hari libur.
3) Penulisan pesan/perintah lisan harus dilakukan secara lengkap dan dapat
terbaca dengan jelas agar sumber pesan/perintah pesan dapat dilacak bila
diperlukan verifikasi.
4) Setiap penulisan isi pesan/perintah lisan harus disertai dengan tanggal, jam
nama lengkap dan tanda tangan penerima perintah, pemberi perintah,
pelaksana perintah, serta keterangan (bila diperlukan saksi) .
5) Dalam penulisan pesan/ perintah lisan harus menghindari penggunaan
singkatan, akronim, simbol yang berpotensi menimbulkan kesalahan dalam
penulisan pesan/ perintah lisan dan dokumentasi medis (misalnya catatan
keperawatan anamnesis, pemeriksaan fisik, pengkajian awal keperawatan dan
sebagainya)
6) Prosedur komunikasi secara lisan atau melalui telepon adalah
a) Petugas kesehatan yang melaporkan kondisi pasien/hasil tes pemeriksaan
yang kritis kepada dokter Penanggungjawab Pelayanan (DPJP)
b) Ketika dokter memberi instruksi verbal maka petugas kesehatan
menerapkan tulis baca kembali konfirmasi (TbaK)
c) Petugas kesehatan yang menerima instruksi via telepon/lisan/hasil test
pemeriksaan yang kritis menuliskan pesan yang disampaikan pemberi
informasi di CPPT
20
d) Pelaporan hasil Pemeriksaan Kritis di status rekam medis pasien meliputi
1) Tanggal/jam pesan diterima
2) Isi perintah lisan
` Misalnya untuk dosis obat yang akan diberikan dan waktu pemberian
obat harus dicatat lengkap untuk menghindari kesalahan penafsiran
3) Khusus untuk order peresepan obat/pemberian obat, jika obat termasuk
obat LASA maka petugas harus mengeja satu persatu hurufnya
menggunakan ejaan terstandar
4) Setelah dituliskan, petugas yang menerima pesan/hasil pemeriksaan
kritis wajib mengkonfirmasi kebenaran pesan yang dituliskan termasuk
nama pasien, tanggal lahir, umur serta diagnosis
5) Petugas yang menerima pesan harus menulis nama dan
menandatangani CPPT
6) Petugas pemberi pesan melakukan konfirmasi dengan menandatangani
pesan yang ditulis penerima dalam waktu 1x24 jam kecuali hari libur
21
Dalam waktu 30 menit apabila DPJP tidak dapat dihubungi, petugas
menghubungi dokter tetap di RSIA Mutiara Bunda yaitu untuk kasus obgyn
kepada dr. Andry Syahril Abidin, SpOG (Hp : 0812.8197.2505) dan Untuk
kasus anak kepada dr. Gustina Lubis, SpA (Hp : 0812.7563.0381) apabila
dokter tetap tidak dapat dihubungi segera lapor kepada Ketua Komite Medik
yaitu dr. Andi Friadi, SpOG (K) (Hp: 0852.6307.6356)
23
Neonatus dan Anak
No Parameter Nilai Kritis Rendah Nilai Kritis Tinggi
1. Hemoglobin < 8,5 g/dl > 23 g/dl
2 Hematokrit < 40 % > 65 %
24
Petugas yang menerima laporan hasil kritis adalah dokter yang
mengirim pemeriksaan atau dokter/perawat pemberi pelayanan langsung
pada pasien tsb.
3. Pemeriksaan radiologi
1) RSIA Mutiara Bunda membuat Perjanjian Kerjasama pemeriksaan
Radiologi dengan RSUP Dr M Djamil dan RS Naili Padang
2) Pelayanan radiologi dan diagnostik imajing tersedia selama 24 jam
3) Permintaan pemeriksaan Radiologi harus disertai identitas pasien berupa
no rekam medis, nama lengkap dan tanggal lahir, diagnose klinis, indikasi
klinis, alas an pemeriksaan yang rasional sesuai dengan rekam medik,
alamat/ ruangan pasien di rawat serta identitas dokter pengirim dan nomor
telepon yang bisa dihubungi.
4) Hasil Ekspertise pemeriksaan (radiologi diagnostik, intervensional) oleh
dokter spesialis radiologi untuk hasil kritis dilaporkan ≤ 60 menit
5) Nilai hasil kritis radiologi adalah hasil pemeriksaan radiologi yang
abnormal dan mengindikasikan adanya gangguan pada fungsi fisiologi
tubuh yang harus dilakukan penanganan segera karena dapat
mengancam jiwa.
6) Waktu lapor hasil tes kritis radiologi adalah waktu yang diperlukan untuk
memberikan jawaban kepada dokter yang mengirim, mulai hasil
ekspertise dibaca oleh dokter spesialis radiologi sampai hasil tersebut
diterima oleh dokter/ruangan yang mengirim dalam waktu kurang dari 60
menit baik secara lisan maupun tulisan yang dapat di hubungi ke Petugas
yang melaporkan hasil kritis adalah dokter radiologi atau petugas radiologi
yang ditunjuk.
7) Petugas yang menerima hasil kritis langsung melaporkan kepada DPJP
pasien, dalam waktu 30 menit apabila DPJP tidak bisa dihubungi, petugas
harus melaporkan kepada dokter tetap di RSIA Mutiara Bunda yaitu untuk
kasus obgyn kepada dr. Andry Syahril Abidin, SpOG (Hp :
0812.8197.2505) dan Untuk kasus anak kepada dr. Gustina Lubis, SpA
(Hp : 0812.7563.0381) apabila dokter tetap tidak dapat dihubungi segera
25
lapor kepada Ketua Komite Medik yaitu dr. Andi Friadi, SpOG (K) (Hp:
0852.6307.6356)
4. Daftar Nilai kritis pemeriksaan radiologi:
Nilai Kritis Pemeriksaan USG
a. Pengukuran USG air Ketuban < 5 cm
b. Plasenta Letak Rendah / Menutupi jalan Lahir
c. BJA < 120x/ menit dan > 160x per menit
d. Antropometri usia kehamilan cukup bulan Berat badan < 2500 gram
Catatan penting:
Dokter hanya perlu menganggap kondisi tersebut kritis apabila terdapat
kepastian setelah melakukan pemeriksaan terhadap pasien bahwa
pasien memiliki salah satu kondisi tersebut, dan terdapat kemungkinan
yang lain tentang hasil pemeriksaan USG yang didapatkan
1) Pemeriksaan EKG
Kelainan Kecepatan
Jarak antara dua kompleks QRS yang berurutan di sebuah
rekaman EKG dikalibrasikan ke kecapatan jantung. Kecepatan denyut
jantung yang melebihi 100 denyut per menit dikenal sebagai
takikardia(cepat), sedangkan denyut yang lambat yang kurang dari 60
kali per menit disebut bradikardi(lambat).
Kelainan Irama
Irama mengacu pada keteraturan gelombang EKG. Setiap variasi
irama normal dan urutan eksitasi jangtung disebut aritmia.
Flutter Atrium ditandai oleh urutan deplolarisasi atrium yang reguler
tetapi cepat dengan kecepatan antara 200 sampai 300 denyut per
menit.
Fibrilasi Atrium ditandai oleh depolarisasi atrium yang cepat, ireguler,
dan tidak terkordinasi tanpa gelombang P yang jelas.
Fibrilasi Ventrikel
26
Miopati Jantung
Gelombang EKG abnormal juga penting dalam mengenali dan
menilai miopati jantung (kerusakan otot jantung)
5. Pemeriksaaan diagnostik yang dilakukan di tempat tidur pasien
a) Pasien Nifas
1) Jika TD <90/60 TD >130/90
2) Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin
3) Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, Penglihatan Kabur
4) Pembengkakan di Wajah atau Ekstrenitas.
5) Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih
6) Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit.
7) Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama
8) Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kaki
c) Hiperemesis gravidarum
1) <90/60 mmHg TD >130/90
2) Apabila ditemukan tanda-tanda dibawah ini:
3) Muntah tak terkendali (terus-menerus) dalam seharian dan
terkadang berhenti cukup lama, lalu kambuh lagi
4) Lidah kering dan tampak kotor
5) Bobot badan turun drastis
6) Mata tampak cekung
7) Dehidrasi
8) Urine mengandung bilirubin dan zat aseton
9) Oliguria (volume urin sedikit)
10) Nafas beraroma aseton
27
11) Wajah terlihat pucat
12) Konstipasi
13) Kenaikan suhu badan (demam)>37,00
Kulit tampak menguning (ikterus ringan)
28
24jam)
8. Kejang tidak ada ada (eklamsia)
9. Kreatinin serum Normal Menigkat
10. Trombositopenia tidak ada Ada
Peningkatan enzim
12. Minimal Nyata
hati
Pertumbuhan janin
13. tidak ada Jelas
terhambat
14. Edema paru Tidak ada Ada
2) Tanda Klinis :
Peningkatan tekanan darah yang berat (didefinisikan sebagai
TD³160/110)
Edema paru
Cedera serebrovaskular
29
Nadi Cepat dan halus
Tekanan Darah < 100/60 MmHg
f) Solutio Plasenta
Usia kehamilan > 37 Minggu
Bagian janin tidak teraba
Nyeri Perut/ Perut tegang (+)
Perdarahan Pervaginam berwarna Merah Kehitaman
BJA (-)
g) Tanda klinis neonatal:
1) Arterial PO2 < 37 mmhg
2) Nadi < 120x/m, > 130x/m
3) TD < 70/50 mmhg, >90/50 mmhg
4) RR < 30x/m, >40 x/m
5) Suhu > 37,5ᵒ C
6) Hypotermi <36ᵒ C
7) Hypertermi > 40ᵒ C
8) Apgaar Score 0-3
9) Saturasi O2 < 75%
30
f. Jika ada informasi yang urgen informasi melalui WA group resmi rumah sakit
yang disusulkan dengan surat
g. Direktur rumah sakit dapat menyusun tim gabungan ketika dibutuhkan
h. Penyusunan tim gabungan dengan mengundang unit terkait
i. Jika dalam pelaksanaan kegiatan sebuah unit akan mempengaruhi pelayanan
unit yang lain maka dikomunikasikan melalui surat
j. Jika pelaksanaan sebuah kegiatan yang perlu dikomunikasikan kepada
seluruh staf dan pengunjung RS maka dikomunikasikan melalui poster atau
spanduk
k. Direktur mengatur jadwal rapat berkala yang di keluarkan dalam bentuk surat
keputusan
l. Pertemuan meliputi :
1) Petemuan direktur dengan struktural
2) Pertemuan direktur dengan kepala unit
3) Pertemuan direktur dengan DPJP
4) Pertemuan antar tingkat unit
5) Pertemuan antar profesi
BAB V
DOKUMENTASI
32
DAFTAR OBAT HIGH ALERT
KELOMPOK ELEKTROLIT KONSENTRAT
33
DAFTAR OBAT HIGH ALERT
KELOMPOK LASA DI RSIA MUTIARA BUNDA
(Look Alike - Sound Alike)
N0 NAMA OBAT
1 Acyclovir 200 Acyclovir 400
2 Aditusin Antidia
3 Apyalis syr Apyalis drop
4 Benostan Nichostan
5 Citocetin syr Citoprim syr
6 Dextral Dextral forte
7 Folavit Laktafit
8 Gestamag tablet Gestamag syr
9 Histigo Mertigo
10 Hufagesic Hufanoxil
11 Hystolan Histigo
12 Ibuprofen 200 mg Ibuprofen 400
13 Omeprazole Lansoprazole
14 Ondansetron 4 mg Ondansetron 8 mg
15 Provera Provula
16 Sanmol syr Sanmol drop Sanmol tablet
17 Utrogestan 100 mg Utrogestan 200
18 Asam tranexamat * 250 mg inj Asam tranexamat * 500 mg inj
19 Dumin rect tube 125mg/2,5 ml Dumin rect tube 250mg/4 ml
20 Ondansetron 4 mg inj Ondansetron 8 mg inj
21 Pospargin Inj Induxin Inj
22 Tapros 1,88 mg Tapros 3,75
23 Tryclofem Cyclofem
Catatan:
- Daftar LASA disesuaikan dengan stok yang tersedia di RSIA Mutiara Bunda
- Diberikan label LASA dan high alert pada tempat penyimpanan, tidak
berdekatan antar obat LASA setipe
- Obat bercetak tebal tersimpan di rak/lemari tertentu
34
LEMBAR ALPHABET
A ALFA N NOVEMBER
B BRAVO O OSCAR
C CHARLIE P PAPA
D DELTA Q QUEBEC
E ECHO R ROMEO
F FOXTROT S SIERRA
G GOLF T TANGO
H HOTEL U UNIFORM
I INDIA V VICTOR
J JULIETT W WHISKEY
K KILO X X-RAY
L LIMA Y YELLOW
M MIKE Z ZULU
35
36
37
Nama :
Tanggal Lahir :
No. RM :
(Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
DOK UTAMA: RM 1.2
PERSETUJUAN UMUM (GENERAL CONSENT)
PASIEN DAN ATAU WALI DIMINTA MEMBACA, MEMAHAMI DAN MENGISI INFORMASI BERIKUT
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama :
Tanggal Lahir / Jenis Kelamin : / L P
Alamat :
No Telp :
Selaku (Pasien / Wali / Orang tua / Keluarga / ........................) dengan ini menyatakan persetujuan :
PERSETUJUAN UNTUK PERAWATAN DAN PENGOBATAN
Saya mengetahui bahwa saya memiliki kondisi yang membutuhkan perawatan medis, saya mengizinkan dokter dan profesional kesehatan lainnya untuk
melakukan prosedur diagnostik dan untuk memberikan pengobatan medis seperti yang diperlukan dalam penilaian profesional mereka. Prosedur diagnostik dan
perawatan medis termasuk terapi tidak terbatas pada electrocardiograms, x-ray, tes darah, terapi fisik, dan pemberian obat (Kecuali yang membutuhkan
persetujuan khusus / tertulis).
a. Saya sadar bahwa praktik kedokteran dan bedah bukanlah ilmu pasti dan saya mengakui bahwa tidak ada jaminan atas hasil apapun, terhadap perawatan
prosedur atau pemeriksaan apapun yang dilakukan kepada saya.
b. Saya mengerti dan memahami bahwa:
1) Saya memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan tentang pengobatan yang diusulkan (termasuk identitas setiap orang yang memberikan atau
mengamati pengobatan) setiap saat.
2) Saya mengerti dan memahami bahwa saya memiliki hak untuk menyetujui atau menolak persetujuan, untuk setiap prosedur terapi.
1. BARANG-BARANG MILIK PASIEN
Saya telah memahami bahwa rumah sakit tidak bertanggung jawab atas semua kehilangan barang-barang milik saya dan saya secara pribadi bertanggung
jawab atas barang-barang berharga yang saya miliki namun tidak terbatas pada uang, perhiasan, buku, cek, kartu kredit handphone atau barang lainnya. Dan
apabila saya membutuhkan maka saya dapat menitipkan barang-barang saya kepada rumah sakit.
2. KEINGINAN PRIVASI
Saya mengijinkan/ tidak mengijinkan (coret salah satu) Rumah Sakit Memberi akses bagi :Keluarga dan Handai Taulan serta orang yang akan menengok
/menemui saya:
1 ……………………………………………
2 …………………………………………..
Saya menginginkan /tidak menginginkan privasi khusus (coret salah satu) sebutkan bila ada privasi khusus :
1 ………………………………………….
2 …………………………………………
6. INFORMASI BIAYA
Sebagai peserta JKN/IKS saya bersedia mengurus jaminan rawat inap dalam waktu 3 x 24 jam hari kerja dan apabila saya tidak mengurus dalam waktu
tersebut diatas, saya bersedia terdaftar sebagai pasien Umum/Pribadi.Saya memahami tentang informasi biaya pengobatan atau biaya tindakan yang
diJelaskan oleh petugas Rumah Sakit
TANDA TANGAN
Dengan tanda tangan saya di bawah ini, saya menyatakan bahwa saya telah membaca dan memahami item pada Persetujuan Umum/ General Consent..
Padang, __________________________________
38
Nama :
Tanggal Lahir :
No.RM :
(Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
KEWAJIBAN PASIEN
BERDASARKAN PERMENKES
NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN
(_________________________) (_______________________)
39
Nama :
Tanggal Lahir :
No.RM :
(Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
DOK. UTAMA : RM 1.3
II. PASIEN
1. Pasien harus mematuhi dan mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku
2. Pasien tidak diperkenankan membawa eletronik, barang berharga lainnya, minuman keras dan senjata
tajam atau alat yang dapat dijadikan senjata.
3. Pasien Rawat Inap harus membawa perlengkapan pribadi pasien , pakaian , sabun mandi, sikat gigi, pasta
gigi.
4. Pasien tidak diperkenankan membawa bantal dan sprei ke dalam ruang rawat.
5. Pasien tidak diperkenankan minum obat-obatan tanpa sepengetahuan dokter/perawat ruangan.
6. Apabila pasien akan keluar ruang rawat pasien harus meminta izin kepada kepala Ruangan/ perawat
Ruangan dan melapor bila sudah kembali.
III. PENUNGGU
1. Penunggu harus memiliki kartu tunggu / Tanda Izin Menunggu yang diperbolehkan Pihak RSIA Mutiara
Bunda sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan digantungkan dileher.
2. Pasien dewasa diruang rawat wanita hanya boleh ditunggu didalam ruangan oleh wanita, dan diruang
rawat laki-laki oleh laki-laki pada malam hari.
3. Pasien anak-anak ( usia dibawah 18 tahun boleh ditunggu oleh orang tuanya atau orang yang ditunjuk
untuk mewakili orang tuanya dengan sepengetahuan dokter/perawat jaga.
4. Keluarga diperkenankan ke Ruang Rawat apabila diperlukan sesuai kebutuhan sesuai permintaan
Dokter/Perawat ruangan.
5. Atas izin dokter/perawat ruangan , keluarga yang menunggu pasien hanya diperkenankan satu
orang
NO PEMBIAYAAN
Nama dan Tanda Tangan
Kelas Rawatan Yang Dipakai Pasien /Keluarga
1.
a. Kelas I
b. Kelas II
c. Kelas III
d. VIP A
e. VIP B
f. Super VIP
2. Selisih biaya perawatan naik kelas
( )
( )
(
Nama : )
Tanggal Lahir
:
(Mohon diisi atau :tempelkan stiker jika ada)
41
DOKTER PELAKSANA/ PEMBERIAN INFORMASI :
1._________________________________________________________________________
2._________________________________________________________________________
3._________________________________________________________________________
( )
( )
( )
42
Nama :
Tanggal Lahir :
No.RM :
(Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
1. _________________________________________________________________________
2. _________________________________________________________________________
3. _________________________________________________________________________
Terhadap saya/ Suami/ Isteri/ Orantua/ Anak Kandung/ Saudara Kandung/ Wali/ Induk Semang
saya *) :
Nama :___________________________________________________________________
Tanggal lahir : __________________________________________________________________
Jenis Kelamin : [ ] Laki-laki [ ] Perempuan
Alamat : ____________________________________________________________
____________________________________________________________
Saya memahami perlunya dan manfaat tindakan/ prosedur/ operasi tersebut, sebagaimana telah
dijelaskan seperti diatas kepada saya, termasuk resiko dan komplikasi yang mungkin timbul.
Saya bertanggung jawab secara penuh atas segala akibat yang mungkin timbul sebagai akibat tidak
dilakukannya tindakan medis tersebut.
(_____________________________)
(__________________________)
(________________________________)
43
Nama :
Tanggal Lahir :
No.RM :
(Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
DOK. UTAMA : RM 6
44
Nama :
Tanggal Lahir :
No.RM :
(Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
45
Nama :
Tanggal Lahir :
No.RM :
(Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
PEMERIKSAAN FISIK
KULIT
RAMBUT
MATA
TELINGA
HIDUNG
TENGGOROKAN
RONGGA MULUT
DADA
-(Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan Auskultasi)
PARU
JANTUNG
ABDOMEN
EKSTREMITAS
46
No RM :
Nama :
Tgl Lahir :
ASESMEN AWAL MEDIS (DOKTER) (Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
DOK. UTAMA RM 5 (sambungan)
Data yang dicantumkan adalah data yang relevan dan bermakna klinis, merupakan hasil
pemeriksaan laboratorium rutin dan pemeriksaan penunjang lainnya (rontgen, EKG, dll)
DIAGNOSA
MASALAH MEDIS
Tanggal………………..Jam Tanggal………………..Jam……………..
Telah dijelaskan dan dipahami kepada
Pasien DPJP
Keluarga, hubungan………
(______________________________)
Nama dan tanda tangan pasien/keluarga (_______________________________)
47
48
49
50
DOKUMENTASI SERAH TERIMA PASIEN ANTAR SHIFT TERCATAT PADA BUKU LAPORAN SHIFT
DI RSIA MUTIARA BUNDA PADANG
51
HARI/ TANGGAL PASIEN LAMA PASIEN BARU PULANG JUMLAH
52
Nama Pasien
S
Tanggal Lahir
No. RM DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
A ASSESMEN
DIAGNOSA MASALAH
P
PERENCANAAN
Obat
53
( ) ( )
DOK
UMENTASI HAND OVER ANTAR PPA DEPO FARMASI
54
(MENGOVERKAN) (MENERIMA OVERAN)
Nama :
Tanggal Lahir :
No.RM :
(Mohon diisi atau tempelkan stiker jika ada)
DOK. UTAMA : RM 6
56
TTD TTD
57