Anda di halaman 1dari 25

SNARS EDISI 1.

1 :
MANAJEMEN M Nur Ikhsan
KOMUNIKASI DAN
EDUKASI
GAMBARAN UMUM
Edukasi menurut KBBI adalah perihal pendidikan. Edukasi adalah segala keadaan,
hal, peristiwa, kejadian, atau tentang suatu proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia. Edukasi dilakukan
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi adalah pengiriman
dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, communicatus,
artinya berbagi atau menjadi milik bersama - mengacu pada upaya yang bertujuan
untuk mencapai kebersamaan.
PERLUNYA MEMILIKI MANAJEMEN
KOMUNIKASI DAN EDUKASI PASIEN 
Dalam dunia medis, komunikasi memegang peran penting terutama untuk tujuan
menjaga manajemen kesehatan pasien di rumah sakit yang menyangkut nyawa.
Komunikasi ini sendiri termasuk ke dalam salah satu upaya yang perlu dilakukan
dalam memberikan pelayanan maksimal kepada pasien yang ditangani. Maka dari
itu, penting untuk memiliki sistem manajemen komunikasi dan edukasi rumah
sakit yang baik dan bersifat terbuka. Keselamatan pasien yang seharusnya menjadi
fokus utama seringkali berada dalam bahaya karena komunikasi yang kurang baik.
Dari sini, melakukan komunikasi serta edukasi kepada masyarakat dan pasien dapat
membantu mereka untuk memahami kondisi. Hal ini nantinya dapat membantu
untuk proses pengambilan keputusan dalam tindakan jika diperlukan.
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN
EDUKASI KEPADA MASYARAKAT
Dalam perihal manajemen komunikasi dan edukasi rumah sakit yang dilakukan
kepada masyarakat, biasanya seputar pelayanan yang tersedia. Pihak rumah sakit
dapat melakukan pengenalan terhadap komunitas masyarakat yang ada secara lebih
jauh dan mencari keygroup dari masyarakat. Keygroup ini nantinya dapat menjadi
kunci dari segala informasi yang ada untuk membantu proses pemberian edukasi
terhadap masyarakat sekitar. Komunikasi yang berjalan baik antara pihak rumah
sakit dengan pihak komunitas masyarakat dapat membuka akses terhadap pelayanan
kesehatan yang ada.
MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN
EDUKASI KEPADA PASIEN SERTA
KELUARGA PASIEN
Selain pemberian informasi melalui manajemen komunikasi dan edukasi rumah sakit kepada
masyarakat, perlu juga memberikannya terhadap pasien dan juga keluarga. Pemberian informasi
terkait biasanya berupa yang berhubungan dengan pelayanan yang dapat diberikan kepada
keluarga pasien dan pasien yang sedang ditangani. Hal ini biasanya dilakukan untuk
memberikan pengetahuan kepada keluarga dan pasien atas berbagai pelayanan yang diberikan
oleh pihak rumah sakit. Membangun komunikasi serta edukasi kepada keluarga dan juga pasien
dapat membantu untuk meningkatkan kepercayaan atas pelayanan yang perlu diberikan.
Memiliki hubungan komunikasi yang baik dan terbuka antara pasien, keluarga, serta pihak
rumah sakit penting untuk dilakukan dalam dunia medis. Pasien dan juga keluarga perlu untuk
mengetahui terkait dengan apa yang dapat mereka ekspektasikan dari pelayanan yang diberikan
rumah sakit. Hal ini dapat membuka berbagai macam perencanaan terhadap tindakan yang dapat
diberikan jika rumah sakit tidak memiliki pelayanan yang diperlukan. Komunikasi yang lancar
dapat meningkatkan penyembuhan dari pasien yang ditangani karena perencanaan tindakan
dapat dengan jelas dilakukan.
BEBERAPA STRATEGI KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF DI RUMAH SAKIT:
• Staf harus diberikan pelatihan soft skill untuk meningkatkan perawatan pasien. Staf yang kasar dan informasi serta
perhatian staf yang tidak memadai sering kali mengeluh kepada pasien di meja pendaftaran dan pemeriksaan selama
arus pasien puncak.

• Rumah sakit perlu merencanakan dan menyiapkan strategi komunikasi dalam situasi yang memerlukan komunikasi
yang lebih baik dan melatih staf untuk kematian mendadak pasien, kerabat pasien kekerasan, dan sebagainya.

Juga penting bahwa kerabat pasien secara teratur diperbarui tentang kondisi pasien.

• Staf klinis dan administrasi senior harus selalu mendorong saluran komunikasi terbuka dengan staf masa depan.
Ada sebuah kejadian di sebuah rumah sakit dimana perawatan seorang pasien terancam karena perawatnya takut
untuk menghubungi dokter. Budaya komunikasi yang baik dalam suatu organisasi meningkatkan transparansi,
akuntabilitas, dan kepuasan karyawan.

• Aliran informasi yang tepat di dalam dan antar departemen sangat penting untuk meningkatkan efisiensi layanan
rumah sakit. Tren indikator kualitas, hasil audit, dan hasil umpan balik pasien perlu dikomunikasikan kepada staf
terkait di masa mendatang. Tanpa ini, aktivitas tidak akan berguna.
STANDAR MKE 1.

Rumah sakit berkomunikasi dengan masyarakat untuk memfasilitasi akses masyarakat ke pelayanan
di rumah sakit dan informasi tentang pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit.
Maksud dan Tujuan MKE 1.
Rumah sakit mengenali komunitas dan populasi pasiennya, serta merencanakan komunikasi
berkelanjutan dengan kelompok kunci (keygroup) tersebut. Komunikasi dapat dilakukan kepada
individu secara langsung atau melalui media publik dan agen yang ada di komunitas atau pihak
ketiga melalui komunikasi efektif. Tujuan komunikasi efektif dengan masyarakat adalah
memfasilitasi akses masyarakat ke pelayanan di rumah sakit.
Elemen Penilaian MKE 1.
1. Terdapat regulasi tentang pedoman komunikasi efektif yang meliputi komunikasi dengan
masyarakat, dengan pasien dan keluarga, serta antarstaf klinis. (R).
2. Terdapat bukti pelaksanaan komunikasi efektif antara rumah sakit dan masyarakat. (D, W) (Lihat
juga 3.2).
STANDAR MKE 1-1.
Strategi komunikasi dengan masyarakat, pasien, dan keluarga didasarkan pada pengenalan
populasi yang dilayani rumah sakit.
Maksud dan Tujuan MKE 1-1.
Rumah sakit menetapkan populasi yang dilayani berdasar atas demografi yang diuraikan
menurut usia, etnis, agama, tingkat pendidikan, serta bahasa yang digunakan termasuk hambatan
komunikasi. Berdasar atas analisis data populasi yang dilayani, rumah sakit menetapkan strategi
komunikasi dengan masyarakat menggunakan pedoman komunikasi efektif.
Jenis informasi yang dikomunikasikan kepada masyarakat  meliputi:
•informasi  tentang   pelayanan,   jam    pelayanan,   serta   akses   dan   proses mendapatkan
pelayanan;
•informasi tentang kualitas pelayanan yang diberikan kepada publik dan kepada sumber
ELEMEN PENILAIAN MKE 1-
1.
1. Terdapat demografi populasi sebagai dasar strategi komunikasi dengan komunitas
dan populasi yang dilayani rumah sakit. (D,W).
2. Demografi sekurang-kurangnya dapat menggambarkan usia, etnis, agama, serta
tingkat pendidikan termasuk buta huruf dan bahasa yang dipergunakan antara lain
hambatan dalam berkomunikasi. (D,W).
3. Rumah sakit menyediakan informasi jenis pelayanan, waktu pelayanan, serta
akses dan proses untuk mendapatkan pelayanan. (D,W).
4. Rumah sakit menyediakan informasi kualitas pelayanan. (D,W)
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN DAN KELUARGA
(STANDAR MKE 2–3) STANDAR MKE 2

Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang jenis asuhan
dan pelayanan, serta  akses untuk mendapatkan pelayanan.
Maksud dan Tujuan MKE 2
Pasien dan keluarga membutuhkan informasi lengkap mengenai asuhan dan
pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit, serta bagaimana untuk mengakses
pelayanan tersebut. Memberikan informasi ini penting untuk membangun
komunikasi yang terbuka dan terpercaya antara pasien, keluarga, dan rumah sakit.
Informasi tersebut membantu mencocokkan harapan pasien dengan kemampuan
rumah sakit. Informasi sumber alternatif asuhan dan pelayanan diberikan jika rumah
sakit tidak dapat menyediakan asuhan serta pelayanan yang dibutuhkan pasien di
luar misi dan kemampuan rumah sakit.
ELEMEN PENILAIAN MKE 2

 
Tersedia informasi untuk pasien dan keluarga tentang asuhan dan pelayanan yang
disediakan oleh rumah sakit dalam bentuk website atau brosur. (D,O,W) (lihat juga
TKRS 12.1 EP 2).
Informasi untuk pasien dan keluarga juga menjelaskan akses terhadap pelayanan
yang disediakan oleh rumah sakit. (D,O,W)
Rumah sakit menyediakan informasi alternatif asuhan dan pelayanan di tempat lain
apabila rumah sakit tidak dapat menyediakan asuhan dan pelayanan yang dibutuhkan
pasien. (D,W)
STANDAR MKE 3

Komunikasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan dalam format serta
bahasa yang mudah dimengerti.
Maksud dan Tujuan MKE 3
Pasien hanya dapat membuat keputusan yang dikemukakan dan berpartisipasi dalam
proses asuhan apabila mereka memahami informasi yang diberikan kepada mereka.
Oleh karena itu, perhatian khusus perlu diberikan terhadap format dan bahasa yang
digunakan dalam berkomunikasi serta pemberian edukasi kepada pasien dan
keluarga.
ELEMEN PENILAIAN MKE 3
1. Sesuai dengan demografi komunitas dan populasi, komunikasi dan edukasi pasien
serta keluarga menggunakan format yang praktis dan mudah (D,W).
2. Materi komunikasi dan edukasi pasien serta keluarga diberikan dalam bahasa yang
dimengerti. (D,O).
3. Rumah sakit menyediakan penerjemah sesuai dengan kebutuhan dan bila di rumah
sakit tidak ada petugas penerjemah maka diperlukan kerja sama dengan pihak
terkait. (D,W).
KOMUNIKASI ANTARTENAGA
KESEHATAN PEMBERI ASUHAN DI DALAM
DAN LUAR RS (STANDAR MKE 4–5).
Standar MKE 4.
Terdapat komunikasi efektif untuk menyampaikan informasi yang akurat dan tepat waktu di seluruh
rumah sakit termasuk yang “urgent”.
Maksud dan Tujuan MKE 4.
Ada kalanya di rumah sakit memerlukan penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu, khususnya
keadaan yang urgent seperti code blue, code red, dan perintah evakuasi.
 
Elemen Penilaian MKE 4.
1. Rumah sakit menetapkan informasi yang harus disampaikan secara akurat dan tepat waktu ke seluruh
rumah sakit. (R).
2. Terdapat bukti proses penyampaian informasi yang akurat dan tepat waktu di seluruh rumah sakit
termasuk yang urgent antara lain code blue dan code red. (D,W,S) (lihat juga PAP 2).
STANDAR MKE 5.

Informasi asuhan pasien dan hasil asuhan dikomunikasikan antarstaf klinis selama bekerja dalam sif
atau antarsif.
Maksud dan Tujuan MKE 5.
Komunikasi dan pertukaran informasi di antara dan antar staf klinis selama bekerja dalam sif atau
antar sif penting untuk berjalan mulusnya proses asuhan. Informasi penting dapat dikomunikasikan
dengan cara lisan, tertulis, atau elektronik. Setiap rumah sakit menentukan informasi yang akan
dikomunikasikan dengan cara dan informasi tersebut sering dikomunikasikan dari satu staf klinis
kepada staf klinis lainnya, meliputi:
status kesehatan pasien antara lain catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT);
ringkasan asuhan yang diberikan (ringkasan pulang dan ringkasan rawat jalan);
informasi klinis pasien saat ditransfer dan rujukan; serta
serah terima.
ELEMEN PENILAIAN MKE 5
1. Terdapat regulasi tentang tata cara berkomunikasi. (R).
2. Informasi kondisi pasien antarstaf klinis termasuk PPA berdasar atas proses yang sedang
berjalan atau pada saat penting tertentu dalam proses asuhan ditulis dalam rekam medis.
(D,O).
3. Setiap pasien setelah rawat inap dibuat ringkasan pulang. (D,W) (lihat juga MIRM 15).
4. Setiap pasien rawat jalan dengan diagnosis kompleks dibuat profil ringkas medis rawat
jalan. (D,O,W) (lihat juga ARK 3).
5. Informasi yang dikomunikasikan termasuk ringkasan asuhan dan pelayanan yang telah
diberikan pada proses transfer dan rujukan. (D,O) (lihat juga PKPO 4.3 EP 2).
6. Terdapat bukti dokumentasi pada proses serah terima (hand over). (D,W) (lihat juga SKP
2).
EDUKASI PASIEN DAN
KELUARGA (STANDAR MKE 6–12).
Standar MKE 6.
Rumah sakit menyediakan edukasi untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga
dalam proses asuhan
Maksud dan Tujuan MKE 6.
Rumah sakit melaksanakan edukasi terhadap pasien dan keluarganya sehingga
mereka mendapat pengetahuan serta keterampilan untuk berpartisipasi dalam proses
dan pengambilan keputusan asuhan pasien. Rumah sakit
mengembangkan/memasukkan edukasi ke dalam proses asuhan sesuai dengan misi,
jenis pelayanan yang diberikan, dan populasi pasien. Edukasi direncanakan untuk
menjamin bahwa setiap pasien diberikan edukasi sesuai dengan kebutuhannya.
ELEMEN PENILAIAN MKE 6
1. Terdapat penetapan organisasi promosi kesehatan rumah sakit yang
mengoordinasikan pemberian edukasi kepada pasien sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. (R).
2. Terdapat bukti organisasi promosi kesehatan rumah sakit telah berfungsi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. (D,W).
3. Edukasi dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga di seluruh
rumah sakit. (D,O,W).
STANDAR MKE 7.
 Profesional pemberi asuhan (PPA) yang memberikan edukasi harus mampu memberikan edukasi secara efektif.
Maksud dan Tujuan MKE 7.
Profesional pemberi asuhan (PPA) yang dapat dibantu oleh staf klinis lainnya yang memberi asuhan memahami
kontribusinya masing-masing dalam  pemberian edukasi pasien. Informasi yang diterima pasien dan keluarga
adalah komprehensif, konsisten, dan efektif.
Agar profesional pemberi asuhan (PPA) mampu memberikan edukasi secara efektif dilakukan pelatihan
sehingga terampil melaksanakan komunikasi efektif. Pengetahuan tentang materi yang diberikan dan
kemampuan berkomunikasi  secara efektif adalah pertimbangan penting dalam edukasi yang  efektif.
 
Elemen Penilaian MKE 7.
1. Profesional pemberi asuhan sudah terampil melakukan komunikasi efektif. (D,W).
2. Profesional pemberi asuhan memiliki pengetahuan yang cukup tentang materi yang diberikan. (W).  
STANDAR MKE 8.
Agar edukasi pasien dan keluarga dapat efektif maka staf harus melakukan asesmen kemampuan, kemauan belajar,
dan kebutuhan edukasi yang dicatat di dalam rekam medis.
Maksud dan Tujuan MKE 8.
Edukasi berfokus pada pengetahuan dan keterampilan spesifik yang dibutuhkan pasien dan keluarga dalam
pengambilan keputusan, serta berpartisipasi dalam asuhan dan asuhan berkelanjutan di rumah. Hal tersebut di atas
berbeda dengan alur informasi pada umumnya antara staf dan pasien yang bersifat informatif, tetapi bukan bersifat
edukasi seperti lazimnya. Pengetahuan dan keterampilan yang menjadi kekuatan dan kekurangan diidentifikasi
serta digunakan untuk membuat rencana edukasi. Terdapat banyak variabel yang menentukan apakah pasien dan
keluarga mau dan mampu untuk belajar.
Elemen Penilaian  MKE 8.
1. Dilakukan asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien serta keluarga yang meliputi a) sampai dengan e)
maksud dan tujuan yang dicatat di rekam medis. (D,O).
2. Dilakukan asesmen kebutuhan edukasi untuk pasien dan dicatat di rekam medis. (D,O).
3. Hasil asesmen digunakan untuk membuat perencanaan kebutuhan edukasi. (D,O).
STANDAR MKE 9.

Pemberian edukasi merupakan bagian penting dalam proses asuhan kepada pasien.
Maksud dan Tujuan MKE 9.
Edukasi difokuskan pada pengetahuan dan keterampilan spesifik yang dibutuhkan pasien dalam rangka memberdayakan pasien
dalam proses asuhan dengan memahami diagnosis dan perkembangan kondisi kesehatannya, ikut terlibat dalam pembuatan
keputusan dan berpartisipasi dalam asuhannya, serta dapat melanjutkan asuhan di rumah.
Elemen Penilaian MKE 9.
1. Terdapat bukti terhadap pasien dijelaskan mengenai hasil asesmen, diagnosis, dan rencana asuhan yang akan diberikan. (D,W)
(lihat juga HPK 1).
2. Terdapat bukti terhadap pasien dijelaskan hasil asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan dan pengobatan yang tidak
(D,W) (lihat juga PAP 2.4 dan HPK 2.1).
3. Terdapat bukti edukasi asuhan lanjutan di rumah. (D,W).
4. Bila dilakukan tindakan medik yang memerlukan persetujuan tindakan kedokteran (informed consent), pasien dan keluarga
belajar tentang risiko dan komplikasi yang dapat terjadi untuk dapat memberikan persetujuan. (D,W).
5. Pasien dan keluarga diberikan edukasi mengenai hak dan tanggung jawab mereka untuk berpartisipasi pada proses asuhan.
(D,W) (lihat juga HPK 2).
STANDAR MKE 10.
Edukasi pasien dan keluarga termasuk topik berikut ini, terkait dengan pelayanan pasien: penggunaan obat yang aman,
penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat dan makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri, dan
teknik rehabilitasi.
Maksud dan Tujuan MKE 10.
Rumah sakit menggunakan materi dan proses edukasi pasien yang standar paling sedikit pada topik-topik tertera di bawah ini:
penggunaan obat-obatan yang didapat pasien secara efektif dan aman (bukan hanya obat yang diresepkan untuk dibawa
pulang), termasuk potensi efek samping obat;
penggunaan peralatan medis secara efektif dan aman;
potensi interaksi antara obat yang diresepkan dan obat lainnya termasuk obat yang tidak diresepkan serta
diet dan nutrisi;
manajemen nyeri;
teknik rehabilitasi;
cara cuci tangan yang benar.
ELEMEN PENILAIAN MKE 10.
1. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi
penggunaan obat-obatan secara efektif dan aman, potensi efek samping obat, potensi interaksi obat
antarobat konvensional, obat bebas, serta suplemen atau makanan. (D,W). 
2. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi
keamanan dan efektivitas penggunaan peralatan medis. (D,W). 
3. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi diet dan
nutrisi yang (D,W) (lihat juga PAP.4 EP 7). 
4. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi
manajemen nyeri. (D,W) (lihat juga HPK 2.5 dan PAP 6 ; AP 1.3).
5. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi teknik
rehabilitasi. (D,W).
6. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang diberikan meliputi cara
cuci tangan yang aman. (D,W,S) (lihat juga SKP 5 dan PPI 9 EP 6).
STANDAR MKE 11.

Metode edukasi mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan pasien dan keluarga, serta memperkenankan interaksi yang
memadai antara pasien-keluarga dan staf klinis agar edukasi efektif dilaksanakan.
Maksud dan Tujuan MKE 11.
Proses edukasi berlangsung dengan baik bila mengunakan metode yang tepat dalam proses pemberian edukasi. Dalam
proses edukasi pasien dan keluarga didorong untuk bertanya/ berdiskusi agar dapat berpartisipasi dalam proses asuhan.
Perlu kepastian bahwa materi edukasi yang diberikan dapat dipahami oleh pasien dan keluarga.
Elemen Penilaian MKE 11.
Profesional pemberi asuhan (PPA) harus menyediakan waktu yang adekuat dalam memberikan edukasi. (W).
1. Bila diperlukan, pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan secara kolaboratif oleh PPA terkait. (D,W).
2. Pada proses pemberian edukasi, staf harus mendorong pasien dan keluarga untuk bertanya dan memberi pendapat agar
dapat sebagai peserta (W,S). 
3. Terdapat bukti dilakukan verifikasi untuk memastikan pasien dan keluarga dapat memahami materi edukasi yang
diberikan. (D,W).
4. Informasi verbal diperkuat dengan materi tertulis. (D,W).
STANDAR MKE 12.

Dalam menunjang keberhasilan asuhan yang berkesinambungan, upaya promosi kesehatan harus dilakukan
berkelanjutan.
Maksud dan Tujuan MKE 12
Pasien sering membutuhkan pelayanan tindak lanjut guna memenuhi kebutuhan kesehatan
berkesinambungan atau untuk mencapai sasaran kesehatan mereka.
Elemen Penilaian MKE 12.
1. Rumah sakit mengidentifikasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk mendukung promosi
kesehatan berkelanjutan dan edukasi untuk menunjang asuhan pasien yang berkelanjutan. (D).
2. Pasien dan keluarga dirujuk agar mendapatkan edukasi dan pelatihan yang diperlukan untuk menunjang
asuhan pasien berkelanjutan, agar mencapai hasil asuhan yang optimal setelah meninggalkan rumah (D,W)
(lihat juga ARK 4.1).
3. Edukasi berkelanjutan tersebut diberikan kepada pasien yang rencana pemulangannya kompleks. (D,W)
(lihat juga ARK 3). 

Anda mungkin juga menyukai